Satriani (R021201057)
Aurelia Arita (R021201007)
Faiqah Nurfadilah (R021201006)
Muh. Hisyam (R021201026)
PENGERTIAN STROKE
(Labcito, 2015)
Satriani (R021201057)
(Labcito, 2015)
Satriani (R021201057)
PEMERIKSAAN ADIPONEKTIN
(Labcito, 2015)
Satriani (R021201057)
PEMERIKSAAN APO A1
(Labcito, 2015)
Aurelia Arita (R021201007)
Kadar kolesterol total pada penderita stroke iskemik lebih tinggi daripada penderita stroke hemoragik dengan nilai
signifikansi p= 0,005 (p<0,05). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Chaudhury (2014), Mahmood
(2010), dan Khan (2014) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan kadar kolesterol total yang signifikan antara penderita stroke
iskemik dan stroke hemoragik, dimana penderita stroke iskemik memiliki kadar kolesterol total yang lebih tinggi dibandingkan
penderita stroke hemoragik.
Kadar kolesterol total yang tinggi merupakan salah satu faktor risiko yang dapat dimodifikasi, yang dapat menyebabkan
terjadinya stroke iskemik (Wang et al, 2013). Kadar kolesterol total yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya atherosklerosis, yang
merupakan patologi dasar dalam terjadinya stroke iskemik (Mahmood et al, 2010).
Kadar kolesterol total yang tinggi dapat ditemukan pada 19% total penderita stroke iskemik, dan telah terbukti sebagai
prediktor independen untuk penderita stroke iskemik. Kadar kolesterol total yang rendah dikaitkan dengan kejadian mikroaneurisma
yang dapat menyebabkan terjadinya perdarahan intraserebral (ICH).
Menurut Masterjohn (2009), terdapat hubungan terbalik antara kadar kolesterol total dengan kejadian stroke hemoragik,
terutama jika penderita tersebut memiliki tekanan diastolik >90 mmHg. Hal ini dikaitkan dengan fungsi kolesterol dalam
memperkuat dan menstabilkan dinding pembuluh darah, terutama ketika dinding pembuluh darah membutuhkan kekuatan lebih besar
untuk menahan tekanan darah yang tinggi.
Terdapat perbedaan kadar kolesterol total yang signifikan antara penderita stroke iskemik dan stroke hemoragik (p=0,005).
Kadar kolesterol total pada penderita stroke iskemik (202,23±33,9 mg/dL) lebih tinggi dibandingkan penderita stroke hemoragik
(167,87±53,6 mg/dL).
Aurelia Arita (R021201007)
Metode Optik
Sampel Plasma (Citras 3,2 %1 : 9 Darah)
Volume Minimal 5 ml
Persiapan Pasien Tidak terdapat persiapan khusus sebelumnya
8 jam 20°C ± 5°C atau 15-25°C, 2 minggu -20°C, 6 bulan -70°C, tidak
Stabilitas Sampel
disimpan di suhu 2-8°C
Penanganan Sampel/
Tanpa ice pack ( ambient :25 – 30 ° C )
Transportasi
Hemolisis ( mutlak ), ada bekuan ( mutlak ), perbandingan darah &
Kriteria Penolakan
antikoagulan tidak sesuai
Nilai Rujukan 200 – 400 mg/dL
Plasma citrat dicentrifuge 1500 rpm selama 15 menit , atau 2500 rpm selama
Catatan
10 menit ( mengikuti NCCLS )
Aurelia Arita (R021201007)
Metode Hexokinase
Sampel Serum
Volume Minimal 1 ml
Persiapan Pasien Puasa 8 -10 jam
Diabetes melitus dijumpai pada 15-20% populasi usia dewasa. Diabetes merupakan salah satu factor resiko
stroke iskemik yang utama. Diabetes meningkatkan resiko stroke dua kali lipat. Peningkatan kadar gula darah
berhubungan lurus dengan resiko stroke dimana semakin tinggi kadar gula darah, semakin mudah terkena
stroke.
Aurelia Arita (R021201007)
Penanganan Sampel/
ice pack (suhu: 2 – 8° C )
Transportasi
Penderita stroke iskemik akut dengan rasio kadar TG-kolesterol HDL serum tinggi mempunyai risiko 7,424
kali lebih tinggi mengalami keparahan klinis sedang-berat dibandingkan dengan penderita stroke iskemik
akut dengan rasio kadar TG-kolesterol HDL serum normal (P<0,05; IK 95% 2,486-22,174).
Aurelia Arita (R021201007)
Metode Chemiluminescent
Sampel Serum
Volume Minimal 1 ml
Persiapan Pasien Puasa 8 – 10 jam
Stabilitas Sampel 5-7 hari pd 2-8°C, 3 bln pd (-)15-(-)25°C.
Kriteria Penolakan Mutlak: hemolisis, beku ulang, ikterik, Tidak mutlak: lipemik
Hari Kerja Senin s/d Jumat
Selesai Hasil 3 hari
Nilai Rujukan 4,4 4 – 13,56 umol/L
Aurelia Arita (R021201007)
hs-CRP adalah protein fase akut yang akan meningkat pada saat inflamasi. hs-CRP ini diproduksi oleh
hepar dan umum digunakan sebagai penanda stroke akut. Peningkatan kadar hs-CRP berhubungan dengan
stroke iskemik dan beberapa penelitian juga menunjukkan hubungan yang sama pada stroke hemoragik.
• Manfaat Pemeriksaan : memprediksi penyakit pembuluh darah ( vascular) , serangan jantung dan stroke
• Metode : Immunoturbidimetri
• Sampel : Serum, Volume Minimal 1 ml
• Persiapan Pasien : Tidak ada persiapan khusus
• Stabilitas Sampel : 2 – 8°C : 3 hari; – 20°C : 2 bulan
• Penanganan Sampel/ Transportasi : ice pack (suhu: 2 – 8° C )
• Kriteria Penolakan : Hemolisis (kerusakan membran sel darah merah)
• Nilai Rujukan : Resiko rendah < 1 mg/dL, Resiko Sedang 1 – 3 mg/dL, Resiko Tinggi > 3 mg/dL
Faiqah Nurfadilah (R021201006)
INSULIN
Diabetes melitus (DM) merupakan sindrom gangguan metabolisme dengan hiperglikemia yang tidak
semestinya akibat defisiensi sekresi insulin atau berkurangnya efektifitas biologis dari insulin. Antonious &
Silliman dalam jurnalnya Northeast Florida Medicine (2005) mengungkapkan bahwa diabetes melitus
terbukti sebagai faktor risiko stroke dengan peningkatan OR pada stroke iskemik 1.6 sampai 8 kali.
• Manfaat Pemeriksaan : Diagnosa Insulinoma , Deteksi Penyebab Hipoglikemia, Identifikasi Insulin resisten,
deteksi kebutuhan insulin DM Tipe 2
• Metode : Chemiluminescent
• Sampel : Serum, Volume Minimal 1 ml
• Persiapan Pasien : Puasa 8 – 10 jam
• Stabilitas Sampel : 2-8 ° C : 7 hari; -20 ° C : 3 bulan
• Penanganan Sampel/ Transportasi : ice pack (suhu: 2 – 8° C )
• Kriteria Penolakan : Hemolisis : mutlak, beku ulang : mutlak, ikterik (penyakit kuning) : Bilirubin s/d 20 mg/dL.
• Nilai Rujukan : Puasa : 2,6 – 24,9 mu/mL
Faiqah Nurfadilah (R021201006)
Manfaat Pemeriksaan : Mengetahui Faktor Risiko Penyakit Jantung, Mendeteksi metabolisme lemak dalam tubuh dan
pemantauan terapi penurunan lemak. Peningkatan LDL kolesterol menunjukkan peningkatan fator risiko terhadap
Penyakit Jantung Koroner
• Metode : Homogenous Enzimatik kolorimetri
• Sampel : Serum, Volume Minimal 0.5 ml
• Persiapan Pasien : Puasa 8 – 10 jam
• Stabilitas Sampel : 2-8°C : 1 minggu , – 20° C : > 1 minggu
• Penanganan Sampel/ Transportasi: ice pack (suhu: 2 – 8° C )
• Kriteria Penolakan : Hemolisis
• Nilai Rujukan :
• Optimal : < 100 mg/dL
• Mendekati Optimal : 100 – 129 mg/dL
• Batas tinggi : 130 – 159 mg/dL
• Tinggi : 160 – 189 mg/dL
• Sangat tinggi : ≥ 190 mg/d
Faiqah Nurfadilah (R021201006)
Lipoprotein A (Lp A)
Lp (A) adalah lipoprotein plasma yang terdiri dari partikel low-density lipoprotein (LDL) yang kaya
kolesterol dengan molekul apolipoprotein B100 dan protein tambahan, apolipoprotein (A), yang
dihubungkan oleh ikatan disulfida. Chakraborty et al. menemukan bahwa peningkatan kadar serum Lp
(A) dikaitkan dengan keparahan yang lebih besar dan prognosis jangka panjang yang buruk untuk stroke.
• Manfaat Pemeriksaan : Penunjang diagnosa penyakit jantung koroner dan stroke
• Metode : Immunoturbidimetri
• Sampel : Serum, Volume Minimal 1 ml
• Persiapan Pasien : Puasa 8 – 10 jam
• Stabilitas Sampel : suhu 2- 8° C : 4 hari
• Penanganan Sampel/ Transportasi : ice pack (suhu: 2 – 8° C )
• Kriteria Penolakan : Hemolisis
• Nilai Rujukan : 0 – 30 mg/dL
Muhammad Hisyam Adani Anas (R021201026)
– Small dense LDL merupakan partikel LDL yang berukuran kecil yaitu < 25,5 nm dan padat
sehingga bersifat lebih aterogenik, karena lebih mudah masuk ke lapisan dalam pembuluh darah
dan akan bertahan lama di dalam sirkulasi darah sebab sukar dikenali oleh reseptor LDL. Small
dense LDL yang terperangkap tersebut mudah teroksidasi oleh radikal bebas dan akan membentuk
LDL teroksidasi yang merupakan cikal bakal terjadinya aterosklerosis. Keberadaan small dense
LDL ini berkaitan dengan peningkatan konsentrasi trigliserida dan Apo B, serta penurunan
konsentrasi HDL; dapat diketahui dengan pengukuran rasio kolesterol LDL direk / Apo B < 1,2.
– Manfaat Pemeriksaan: Memprediksi faktor risiko penyakit jantung koroner dan stroke.
Muhammad Hisyam Adani Anas (R021201026)
• Merupakan Salah satu biomarker dalam menentukan kondisi kesehatan seseorang dengan melihat
aktivitas antioksidan dan oksidan atau stress oksidatif sehingga dapat membantu menentukan
terapi yang dibutuhkan
• Manfaat Pemeriksaan: Pemeriksaan untuk mengukur kapasitas dan aktivitas total antioksidan yang
terdapat dalam tubuh
Muhammad Hisyam Adani Anas (R021201026)
– Thematic Apperception Test atau TAT adalah jenis tes proyeksi dengan menjelaskan gambar
ambigu. Metode ini populer dikenal sebagai teknik interpretasi gambar. Hingga kini, TAT
merupakan salah satu uji kepribadian yang paling banyak digunakan secara klinis
– Manfaat: TAT berguna dalam mempelajari secara keseluruhan kepribadian seseorang, sehingga
dapat menginterpretasi tingkah laku abnormal, penyakit psikosomatis, neurose dan dapat
digunakan untuk anak minimun usia 4 tahun kalau dimungkinkan Ada perangkat pelengkap TAT
Khusus untuk anak-anak yaitu cat
Muhammad Hisyam Adani Anas (R021201026)
TRIGLISERIDA
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
PADA PENYAKIT STROKE
Faiqah Nurfadilah (R021201006)
2. PNF
PNF adalah suatu latihan yang menggunakan pola aktivitas fungsional (kegiatan sehari-hari) dengan memfasilitasi neuromuskuler untuk
membangkitkan serta meningkatkan kontrol neuromuskular dan fungsi. Pasien akan diberikan rangsangan sesuai dengan reaksi yang
diinginkan hingga akhirnya pasien mampu melakukan gerakan yang terkoordinasi.
a. Rhythmical Initiation
Terapis menggerakkan bagian tubuh pasien secara pasif, kemudian terapis menginstruksikan pasien untuk menggerakkan
secara aktif. Pada gerakan selanjutnya, terapis memberikan tahanan.
b. Timing for Emphasis
Terapis menahan bagian yang kuat dan membebaskan bagian yang lemah
c. Contract relax
Instruksikan pasien untuk mengkontraksikan secara isotonic otot-otot antagonis yang mengalami pemendekan. Tambah ROM
setelah tiga kali gerakan. Pola yang digunakan yaitu fleksi-abduksi-eksorotasi, ekstensi-adduksi-endorotasi.
d. Slow Reversal
Gerakan dimulai dari yang mempunyai gerak yang kuat. Gerakan berganti ke arah gerak yang lemah tanpa pengendoran otot.
Sewaktu berganti ke arah gerakan yang kuat tahanan atau luas gerak sendi ditambah. Teknik ini berhenti pada gerak yang lebih
lemah.
Faiqah Nurfadilah (R021201006)
3. Latihan berjalan
Dalam berjalan dikenal fase menapak dan fase mengayun. Fase menapak dimulai dari heel strike atau heel on, foot flat, mid stance, heel off
dan diakhiri dengan toe off atau ball off. Sedangkan fase mengayun dimulai dari toe off, swing dan diakhiri dengan heel strike. Pada pasien
stroke, umumnya telah kehilangan salah satu fase dalam pola berjalan sehingga polanya tidak lagi sempurna. Oleh karena itu, fisioterapis
perlu menganalisa fase mana yang hilang dan melatih kembali pasien agar pola berjalannya dapat kembali normal.
4. Edukasi
• Memberitahukan kepada keluarga pasien untuk selalu memotivasi pasien
• Memberitahukan kepada pasien dan keluarganya apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama fase latihan
DAFTAR PUSTAKA
Iradian, N. (2015). PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST STROKE HEMIPARESE DEXTRA. Welcome to UMS ETD-db - UMS ETD-
db. https://eprints.ums.ac.id/39687/15/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
Aini, A. Q., Pujarini, L. A., & Nirlawati, D. D. (2017). Perbedaan Kadar Kolesterol Total Antara Pendeita Stroke Iskemik Dan Stroke Hemoragik. Biomedika, 8(2).
Andaryani, N. W., Nuartha, A. A., & Adnyana, I. M. (2017). Rasio kadar trigliserida-kolesterol HDL serum tinggi meningkatkan keparahan klinis penderita stroke iskemik akut. Medicina, 48(3),
211-5.
Dr. Rizaldy Pinzon, M., & Dr. Laksmi Asanti, S. (n.d.). AWAS STROKE! Pengertian, Gejala, Tindakan, Perawatan Dan Pencegahan. Penerbit Andi.
http://eprints.undip.ac.id/29401/5/Bab_4.pdf
MARPAUNG, E. (2003). HUBUNGAN KADAR FIBRINOGEN DENGAN FAKTOR RISIKO PADA STROKE ISKEMIK (Doctoral dissertation, Program Pascasarjana Universitas
Diponegoro).
Yudawijaya, A., Kustiowati, E., & Pemayun, T. G. D. (2011). Homosistein plasma dan perubahan skor fungsi kognitif pada pasien pasca stroke iskemik. Media Medika Indonesiana, 45(1), 8-15.
Hastuty, D., Kustiowati, E., & Pudjonarko, D. (2015). HUBUNGAN ANTARA KADAR LIPOPROTEIN(A) SERUM DENGAN KELUARAN PASIEN STROKE ISKEMIK AKUT. Neurona,
32(4).
Nastiti, I. (2015). NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST STROKE HEMIPARESE DEXTRA DI RST. DR. SOEDJONO MAGELANG.
Pratiwi N. (2017). SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PROFIL LIPID DENGAN KEJADIAN STROKE TAHUN 2016 DI RSUD WATES KULON PROGO.
Putra, S. E., Tyas, F. N., Hafizhan, M., Prabaningtyas, R. A., & Mirawati, D. K. (2020). Hubungan Profil lipid Dan Kadar high-sensitivity C-reactive protein dengan outcome Pasien stroke
Iskemik Akut. Smart Medical Journal, 3(2), 48. https://doi.org/10.13057/smj.v3i2.43779
Ramadany, A. F., Pujarini, L. A., & Candrasari, A. (2013). HUBUNGAN DIABETES MELITUS DENGAN KEJADIAN STROKE ISKEMIK DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA
TAHUN 2010. Biomedika, 5(2).