Anda di halaman 1dari 3

Komplikasi Sirosis

Terdapat beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada penderita sirosis hati, yang diakibatkan
oleh (1) gagal hati progresif, (2) komplikasi yang terkait dengan hipertensi porta, (3) timbulnya
karsinoma hepatoselular. Hal ini juga merupakan mekanisme akhir penyebab kematian pada
sebagian pasien dengan sirosis hati.
1) Ensefalopati hepatikum
Ensefalopati hepatikum merupakan suatu kelainan neuropsikiatri yang bersifat reversibel
dan umumnya didapat pada pasien dengan sirosis hati setelah mengeklusi kelainan
neurologis dan metabolik, hal ini dapat dijelaskan sebagai suatu bentuk intoksikasi otak yang
disebabkan oleh isi udud yang tidak mengalami metabolism dalam hati. Mekanisme dasar
tampaknya adalah karena intoksikasi otak oleh karena pemecahan metabolism protein oleh
kerja bakteri dalam usus. Yang dapat dipercepat oleh perdarahan saluran cerna, asupan
protein yang berlebihan, obat diuretic, parasentesis, hipokalemia dsbg.
2) Varises Esophagus
Varises Esophagus merupakan komplikasi yang diakibatkan oleh hipertensi porta yang
biasanya akan ditemukan pada kira-kira 50% pasien saat diagnosis sirosis dibuat. Varises ini
memiliki kemungkinan pecah dalam 1 tahun pertama sebesar 5-15% dengan angka
kematian dalam 6 minggu sebesar 15-20% untuk setiap episodenya.
3) Peritonitis Bakterial Spontan (PBS)
Merupakan komplikasi yang sering dijumpai yaitu infeksi cairan asites oleh satu jenis bakteri
tanpa adanya infeksi sekunder intra abdominal. Hal ini disebabkan oleh karena adanya
translokasi bakteri menembus dinding usus dan juga oleh karena penyebaran bakteri secara
hematogen.
4) Sindrom hepatorenal
Sindrom hepatorenal mempresentasikan disfungsi yang dapat diamati pada pasien yang
mengalami sirosis dengan komplikasi ascites sindrom ini diakibatkan oleh vasokonstriksi
dari arteri ginjal besar dan kecil sehingga menyebabkan menurunnya perfusi ginjal yang
selanjutnya akan menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus.
Komplikasi perdarahan Varises esophagus pada penderita dengan sirosis hepatis
Varises esophagus sendiri merupakan komplikasi hipertensi portal akibat sirosis. Apabila terjadi
ruptur dapat menimbulkan perdarahan massif ke lumen, serta merembesnya darah kedalam
dinding esophagus. Varises tidak menimbulkan gejala sampai mengalami rupture. Pada pasien
dengan sirosis hati tahap lanjut, separuh kematian disebabkan oleh rupture varises, baik sebagai
konsekuensi langsung perdarahan atau koma hepatikum yang dipicu perdarahan.
1) Ensefalopati hepatikum
Perdarahan saluran cerna merupakan salah satu factor penting yang mempercepat
terjadinya sensefalopati haptikum. Ensefalopati terjadi bila ammonia dan zat-zat toksik lain
masuk dalam sirkulasi sistemik. Sumber ammonia adalah pemecahan protein oleh bakteri
pada saluran cerna. Ensefalopati hepatic akan terjadi bila darah dikeluarkan melalui aspirasi
lambung, pemberian pencahar dan enema, dan bila pemecahan protein darah oleh bakteri
tidak dicegah dengan pemberian neomisib atau antibiotic sejenis.
2) Syok hipovolemik
Dapat terjadi bergantung pada jumlah dan kecepatan kehilangan darah. Perdarahan yang
masif akibat rupture varises esophagus ini akan menyebabkan gangguan pada hemodinamik
tubuh sehingga terjadi kegagalan sirkulasi untuk perfusi organ vital tubuh. Terganggunya
sirkulasi akibat volume darah dalam pembuluh darah yang berkurang akan menyebabkan
syok.
3) Anemia
Perdarahan merupakan penyebab tersering anemia. Jika kehilangan darah maka tubuh
dengan segera menarik cairan dari jaringan diluar pembuluh darah sebagai usaha untuk
menjaga agar pembuluh darah tetap terisi. Akibatnya darah menjadi lebih encer dan
presentase sel darah merah berkurang.
4) Gagal ginjal
5) Infeksi sitemik

Prognosis
Penilaian resiko kematian pada pasien dengan perdarahan saluran cerna sangat dianjurkan
dalam pengelolaan pasien. Rockall et al berhasil mengidentifikasi beberapa faktor resiko yang
dapat digunakan untuk memprediksi tingkat mortalitas. Tingkat skor kurang dari tiga merupakan
indikasi prognosis yang baik, sedangkan skor lebih dari delapan mencerminkan risiko kematian
yang tinggi.
Tabel 1. Sistem skoring Rockall terhadap risiko perdarahan ulang dan kematian pada
perdarahan GI akut.
Skor
Variabel
1 2 3 4
Usia (tahun) <60 tidak ada 60-79 Takikardia >60 hipotensi
syok (tekanan darah (tekanan darah (tekanan darah
sistolik >100mmHg) sitolik >100 mmHg, sitolik <100
nadi>100) mmHg, nadi >100)

Komorbiditas Tidak ada yang Gagal jantung, Gagal ginjal. Gagal


mayor penyakit iskemik, hati, keganasan
komorbit mayor yang telah
lain bermetastasis

Diagnosis Mallory Weiss, tidak Diagnosis lain Keganasan saluran


ada stigmata cerna
perdarahan

Stigmata Tidak ada atau Darah pada


perdarahan mayor terdapat dark spot saluran cerna atas,
adherent dot,
visible/spurting
vessel

Beberapa indicator prognosis pada perdarahan saluran cerna bagian atas telah diidentifikasi.
Indicator yang paling penting adalah penyebab perdarahan. Perdarahan yang berasal dari
varises esophagus tingkat mortalitas dan risiko perdarahan ulang paling tinggi. Tingkat
mortalitas perdarahan akibat varises saat perawatan awal setidaknya mencapai 30% dan risiko
perdarahan ulang mencapai 50-70%. Indicator prognosis yang dapat digunakan pada
perdarahan saluran cerna bagian atas adalah warna aspirat nasogastrik dan warna feses.
Tabel 2. Hubungan warna aspirat nasogastrik dan warna feses dengan tingkat mortalitas
Warna aspirat nasogastrik Warna feses Tingkat mortalitas (%)
Jernih Coklat atau merah 6
Coffe ground Coklat atau hitam 8,2
Merah 19,1
Merah darah Hitam 12,3
Coklat 19,4
Merah 28,7

Pada skenario kasus, pasien didignosis sementara dengan Hematemesis et causa Varises
Esofagus. Dengan prognosis buruk.

Sumber :
- Price SA, Wilson LM. Patofisiologi : Sirosis Hati. Ed. 6th. Jakarta: Buku Kedokteran EGC;
2013.
- Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Buku Ajar Patologi : Hati dan Saluran Empedu. Ed. 7 th. .
Jakarta: Buku Kedokteran EGC;2013.

Anda mungkin juga menyukai