Anda di halaman 1dari 16

ENERGY SOURCE FOR

CONTRACTION, THE SLIDING


FILAMENT, AND MUSCLE
CONTRACTION TYPE
KELOMPOK 13
RISWANA_ R021201036
KEZIA FEBRYANTI MUSTAMU_ R021201055
NURLIYA DWI ICHSANTI
PRAWITO_ R021201041
AURELIA ARITA_ R021201007
Karakteristik otot adalah sebagai berikut :
• Exibilitas yaitu kemampuan dari jaringan otot untuk
mengadakan jawaban jika dirangsang atau dipacu.
• Conductivitas yaitu sifat jaringan otot untuk
menghantarkan suatu rangsang.
• Elastisitas yaitu sifat jaringan otot untuk Kembali ke
bentuk semula jika kekuatan yang ada padanya berhenti.
• Viscositas yaitu sifat dari jaringan otot mempunyai
tekanan/tahanan.
• Contraktilitas yaitu sifat jaringan otot untuk memendek
atau berubah tegangannya jika mendapat suatu rangsang.
Berdasarkan fungsinya, otot pembangun tubuh dibedakan atas :
• Otot yang bekerja dibawah kesadaran kita (voluntasi).
• Otot yang bekerja diluar kesadaran kita (involuntasi).
Energy source for contraction
• Proses Glikolisis Phosphocreatine + ADP Creatine + ATP
Struktur pecahnya ATP dapat digambarkan sbb :

ATP ADP + Energi

Fox and Mathews, 1981:13

Fox, 1984:12
Energy source for contraction
• Glikolisis Anaerobik

Menurut Nossek, J (1982:71) persediaan glikogen


dapat diubah dengan 2 cara yaitu :
• Proses Glikolisis menghasilkan asam laktat.
• Proses Oksidasi menghasilkan karbondioksida
dan air.
Energy source for contraction
• Proses Oksidasi
Secara sistematis proses pembakaran lemak sbb :
Lemak + Oksigen + ADP Karbondioksida + ATP + Air
Grafik proses biokimia di dalam otot tentang fase penggunaan energi
tergantung pada lamanya aktivitas/kerja system energi pada aktivitas otot.

Nossek, J., 1982:72


The Sliding Filament
Kekuatan setiap kontraksi otot bervariasi dari waktu ke waktu tergantung beberapa factor :
• Intensitas stimulus.
• Lemah kuatnya stimulus .
• Besarnya beban yang diterima otot
• Panjangnya serabut pada awal kontraksi
• Panjangnya serabut pada awal relaksasi
• Kondisi metabolic yang menyertainya
The Sliding Filament
• Aerob Anaerob

➢ Aerob menghasilkan 34 ATP


+ Air + Karbondioksida.
➢ Anaerob menghasilkan 2
laktat + 2 ATP + 2H2O + 2H+
dari 1 molekul glukosa.
The Sliding Filament
• Mechanism of muscle contraction
• Isometric Contraction
• Isotonic Contraction

Types of isotonic contraction:


1. Concentric (tension in muscle is great enough
to overcome opposing resistance and muscle
shortens.
2. Eccentric (tension in muscle stays constant
but opposing resistance is great enough to
cause muscle to increase in length.

1. Pada kontraksi isotonik, ketegangan konstan sedangkan panjang otot bervariasi. Dalam kontraksi isometrik, panjang otot tetap konstan
sementara ketegangan bervariasi.
2. kedutan isotonik memiliki waktu yang lebih singkat, periode kontraksi pendek, dan jangka waktu relaksasi lebih lama. Sebaliknya, kedutan
isotonik memiliki periode yang lebih lama, periode kontraksi juga, dan periode relaksasi pendek.
3. Kenaikan suhu menurunkan ketegangan isometrik sedangkan meningkatkan kedutan isotonik saat memendek.
4. Kurang melepaskan panas kontraksi isometrik dan, oleh karena itu, kontraksi isometrik lebih hemat energi, sedangkan kontraksi isotonik lebih
dan, karena itu, kurang hemat energy.
5. Selama kontraksi isometrik, tidak ada pemendekan terjadi dan, oleh karena itu, tidak ada pekerjaan eksternal yang dilakukan, namun
selama kontraksi isotonik, pemendekan terjadi dan kerja eksternal dilakukan.
6. Kontraksi isotonik terjadi di tengah-tengah kontraksi sementara kontraksi isometrik terjadi pada awal dan akhir dari semua kontraksi.
7. Selama kontraksi otot, fase isometrik meningkat ketika beban meningkat sedangkan fase isotonik menurun ketika beban meningkat.
Teknik Latihan Kekuatan Otot Quadriceps secara Isometrik
1) Posisi pasien tidur terlentang di atas bed kasur dan fisioterapis berada di samping pasien.
2) Pasien diberikan contoh dan diminta untuk menirukan gerakan dari fisioterapis
3) Pasien bisa menggerakkan secara bergantian ataupun secara bersamaan
4) Pasien menggerakkan tungkai ke atas dan fisioterapis menahan bagian tungkai bawah pasien sehingga
tidak terjadi gerakan dan otot quadriceps femoris akan menegang
5) Lamanya perlakuan kira-kira 10 detik, pengulangan 5 kali, dan istirahat 20 – 30 detik. Pada
permulaan latihan, frekuensi latihan kekuatan isometrik adalah 3 hari/minggu. Sedangkan lamanya
latihan paling sedikit 4 – 6 minggu
6) Beban yang digunakan bertingkat dari beban rendah ke tinggi. Sehingga beban yang digunakan
dapat meningkat setiap minggunya sebagai meningkatnya kekuatan otot
Manfaat Latihan Kekuatan Otot secara Isotonik dan Isometrik





Do You Have Any Question?
Thanks For Ur Attention!!

Anda mungkin juga menyukai