Anda di halaman 1dari 2

Faktor Risiko Anemia Defisiensi Besi

1. Usia
a. Bayi. Persediaan besi kurang karena berat badan lahir rendah, prematur atau lahir
kembar, susu formula rendah besi, tidak mendapat makanan tambahan,
pertumbuhan cepat dan ibu mengalami anemia selama kehamilan.
b. Usia 1-2 tahun. Asupan besi kurang karena tidak mendapat makanan tambahan,
kebutuhan meningkat karena infeksi berulang atau malabsorbsi.
c. Usia 2-5 tahun. Asupan besi kurang karena jenis makanan kurang mengandung
besi heme, kebutuhan meningkat karena infeksi berulang, atau kehilangan
berlebihan karena pendarahan.
d. Usia 5 tahun sampai remaja. Pada wanita antara lain karena menstruasi.
2. Sosial ekonomi rendah
Upaya perbaikan status gizi masyarakat teruama masyarakat yang kurang
mampu menjadi satu prioritas pembangunan kesehatan. Kemampuan keluarga
membeli bahan makanan antara lain tergantung pada besar kecilmya pendapatan
keluarga dan harga bahan makanan itu sendiri. Keluarga dengan pendapatan terbatas
kemungkinan besar kurang dapat memenuhi kebutuhan makanannta, terutama gizi
dalam tubuhnya.
3. Riwayat kehamilan
Untuk kesehatan ibu telah dibuktikan bahwa makin kecil atau pemdek jarak
waktu antara kelahiran anak, makin banyak dan tinggi komplikasi kesakitan dan
kematian yang timbul bagi ibu dan anak. Jarak kelahiran anak yang terlalu dekat dan
jumlah anak yang terlalu banyak akan mempengaruhi asupan zat gizi dalam keluarga.
Selain itu, semakin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan
makin banyak kehilangan zat besi dan bisa saja menjadi anemia. Banyak wanita yang
tidak dapat memulihkan tenaganya antara jarak kehamilan. Hal ini membuat wanita
lebih sering mengalami tingkat kesehatan yang buruk, komplikasi kehamilan dan
persalinan.
4. Kegemukan
Anak dengan kegemukan cenderung terjadi penurunan aktivitas sehingga
emecahan mioglobin berkurang yang akan mengakibatkan penurunan pelepasan besi,
juga cenderung terjadi pembatasan diet yang kaya akan kandungan besi misalnya
daging. Pada anak perempuan yang gemuk akan terjadi pertumbuhan yang lebih cepat
dan maturitas pada usia yang lebh dini menyebabkan kebutuhan zat besi semakin
meningkat.
5. Infestasi parasit
Kehilangan zat besi dapat diakibatkan oleh adanya infestasi parasit seperti
malaria, cacingan, dan skistosoma. Kasus-kasus tersebut biasanya terjadi di negara-
negara tropis, lembab dan keadaan sanitasi yang buruk. Darang yang hilang akibat
infestasi parasit berupa cacing tambang bervariasi antara 2-100 cc/hari, bergantung
pada jenis dan beratnya infestasi parasit.
6. Vegetarian.
Vegetarian akan menghindari mengkonsumsi zat makanan dari sumber hewani
misalnya daging, ikan, unggas yang kaya akan zat besi. Sebaliknya mereka
mengkonsumsi zat makanan yang berasal dari tumbuhan yang kaya selulosa dan
merupakan penghambat penyerapan beso non heme.
7. Pendidikan
Anemia lebih sering terjadi pada penduduk yang berpendidikan rendah.
Kelompok ini umumnya tidak dapat memilih bahan makanan yang mengandung zat
besi tinggi dan kurang mempunyai akses mengenai informasi anemia dan
penanggulangannya.
8. Pekerjaan
Jenis pekerjaan yang dilakukan ibu hamil akan berpengaruh terhadap
kehamilan dan persalinannya. Beban kerja yang berlebihan menyebabkan ibu hamil
kurang beristirahat, yang berakibat produksi sel darah merah tidak terbentuk secara
maksimal dan dapat mengakibatkan ibu terkena anemia.

Agustian, L. (2008). Penilaian Status Gizi Setelah Terapi Besi pada Anak Sekolah Dasar
yang Menderita Anemia Defisiensi Besi. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai