Anda di halaman 1dari 27

 Displasia bronkopulmoner (bronchopulmonary dysplasia,

BPD) merupakan diagnosis klinis yang ditentukan


berdasarkan ketergantungan oksigen dalam periode waktu
tertentu setelah lahir, dan disertai gambaran radiologis
tertentu sesuai dengan kelainan anatomi.
 Bronkopulmonar displasia pertama kali dilaporkan oleh
Northway dkk pada tahun 1967 berdasarkan perubahan
radiologis pada bayi prematur yang menderita Respiratory
Distresss Syndrome (RDS) setelah lahir, mendapatkan
terapi ventilator dan ketergantungan oksigen.

Janet, M.R. and Roberton, N.R.C. 2010. Textbook of Neonatology 3rd Edition. England: Churcill Livingstone,
halaman 608-622.
Landia, S. dan Retno, A.S. 2008. Buku Ajar Respirologi Anak. Jakarta: IDAI, halaman 483-490.
 Faktor resiko terjadinya BPD adalah
multifaktorial (derajat penyakit paru yang
mendasarinya (sebagian besar sindrom
distres pernapasan), lama pemakaian
ventilator, dan lama pemberian oksigen).
 Displasia bronkopulmoner terjadi pada
27% bayi hampir aterm yang menderita
penyakit paru yang berat (misalnya
sindrom distres pernapasan, aspirasi
mekonium, pneumonia, sepsis) dan 50%
pada bayi yang menderita hipoplasia
Tricia, LG,pulmoner.
dkk. 2009. Neonatology. USA: Lange, halaman 416-421.
Nelson, WE, dkk. 2007. Textbook of Pediatrics 18 Edition. USA: Saunders, chapter 415.
th

 Sekitar 50% bayi prematur


 Sekitar 50% bayi prematur ketergantungan
oksigen pada 28 hari setelah lahir dan tetap
tergantung pada oksigen setelah 36 minggu
pasca konsepsi dan lebih sedikit lagi bayi
prematur ketergantungan oksigen setelah 42
hari pasca konsepsi.
Janet, M.R. and Roberton, N.R.C. 2010. Textbook of Neonatology 3rd Edition. England: Churcill Livingstone,
halaman 608-622.
Landia, S. dan Retno, A.S. 2008. Buku Ajar Respirologi Anak. Jakarta: IDAI, halaman 483-490.
Tricia, LG, dkk. 2009. Neonatology. USA: Lange, halaman 416-421.
 Gejala klinis BPD meliputi takipnea, retraksi,
mengi, dan ronki.
 Risiko terjadinya infeksi juga meningkat.
 Eksaserbasi terjadi berhubungan dengan edema
paru, infeksi, atau gagal jantung kanan.
 Bronkopulmonar displasia sering disertai dengan
bronkospasme, episode sianosis, dan hipoksemia
kronik.
 Abnormalitas fungsi paru pada bayi BPD meliputi
penurunan komplians paru, ketidakseimbangan
ventilasi-perfusi, serta peningkatan volume paru,
tahanan saluran respirasik, dan air trapping.

Leonard, ES. 2004. 5th Edition Imaging of The Newborn, Infant, and Young Child. USA:
Lippincott Williams.
Rudolph, AM, dkk. 2003. Pediatrics 21st Edition. USA:McGraw-Hill, chapter 23.9.
Pemeriksaan
Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan
kardiovaskul
Umum paru er Abdomen

Status respirasi
Hati dapat
yang buruk  Retraksi dan Ventrikel membesar
disebabkan keabnormalan kanan
peningkatan setelahnya ke
paru yang terangkat,
dari pernafasan sisi kanan di
difus biasa S2 tunggal,
yang buruk, daerah gagal
ditemukan. atau P2
peningkatan jantung akibat
Wheezing prominen
tekanan hiperinflasi
oksigen, atau
atau mungkin dari paru.
peningkatan pemanjangan diikuti
dari apneu- ekspirasi juga dengan cor
bradikardi, atau harus pulmonal.
kombinasi dari diwaspadai.
hal tersebut.
Nelson, WE, dkk. 2007. Textbook of Pediatrics 18th Edition. USA: Saunders, chapter 415.
Retensi CO2. Walaupun demikian jika masalah respirasi
Analisis
telah kronik dan stabil pH biasanya sub normal (pH >
Gas Darah 7,25).
Abnormalitas dari elektrolit akan dihasilkan dari
retensi kronik karbondioksida (peningkatan serum
bikarbonat), terapi diuretik (hiponatremia,
Elektrolit hipokalemia, atau hipokloremia), restriksi cairan
(peningkatan nitrogen urea dan kreatinin), atau ketiga
tiganya.
Pemeriksaan mikroskopik akan menunjukkan adanya
sel darah merah, mengindikasikan adanya
Urinalisis
kemungkinan nefrokalsinosis sebagai hasil dari
pemakaian diuretik jangka lama
dapat mendeteksi cor pulmonal dan atau hipertensi
EKG dan pulmonal, dimanifestasikan oleh hipertrofi ventrikel
Ekokardiogra kanan dan elevasi dari tekanan arteri pulmonal dengan
fi deviasi aksis ke kanan, peningkatan waktu interval
sistolik kanan, penebalan daripada dinding ventrikel
kanan, dan abnormal dari geometri ventrikel kanan.
 Penurunan komplians paru
 Ketidakseimbangan ventilasi paru,
 Peningkatan volume paru
 Tahanan saluran respiratorik
 Air trapping

Nelson, WE, dkk. 2007. Textbook of Pediatrics 18th Edition. USA: Saunders, chapter
 Abnormalitas uji fungsi paru menetap pada anak usia
sekolah dengan riwayat BPD.
 Abnormalitasnya mencakup penurunan kapasitas vital
paru, volume ekspirasi paksa, aliran ekspirasi paksa,
dan peningkatan volume residu.
 Uji fungsi paru membaik pada usia 7-11 tahun.
 Sekitar 50% anak-anak dengan riwayat BPD
mempunyai hiperreaktifitas bronkus meskipun tidak
terdapat riwayat mengi.
 BBLSR yang menderita BPD memilikii kelemahan
motorik dan berisiko lebih tinggi terhadap retardasi
mental.

Tricia, LG, dkk. 2009. Neonatology. USA: Lange, halaman 416-


421.
 Sindrom distresss pernapasan
 Diffusely hazy
 Diffusely bubbly, pola interstisial
 Hiperaerasi, hiperlusen fokal
 Tahap 1 ( < 3 hari)
 Karakteristik (mirip
dengan RDS dan juga
menyerupai
komplikasi RDS
seperti pneumotoraks
dan emfisema paru
interstisial).
 Tampak air
bronchogram
 Tampak ground glass
appearance
 Belum terjadi
Leonard, ES. 2004. 5th hiperinflasi
Edition Imaging of The Newborn, Infant, and Young Child. USA: Lippincott Williams.
Rudolph, AM, dkk. 2003. Pediatrics 21st Edition. USA:McGraw-Hill, chapter 23.9.
BPD Tahap 2 (4-10
Hari)/Pemeriksaan Foto
Thoraks
Ada penemuan radiografi 
yang menetap dan harus
diwaspadai untuk
perkembangan BPD lebih
lanjut.
 Gambaran interstitial yang
halus atau kasar yang difus
(homogenous opacity) sering
dijumpai pada tahap ini
 Sulit untuk melihat batasan
jantung. Tidak ada
kecenderungan pada satu
lobus tertentu. Pada kasus
berat akan tampak gambaran
yang lebih kasar.
 Mulai terbentuk vacuole
lusen tapi belum terlalu
jelas.

Leonard, ES. 2004. 5th Edition Imaging of The Newborn, Infant, and Young Child. USA: Lippincott Williams.
Rudolph, AM, dkk. 2003. Pediatrics 21st Edition. USA:McGraw-Hill, chapter 23.9.
 Vacuole meluas dan akan
dikenali menjadi kistik
yang berisi daerah
udara.
 Dikenal dengan pola
interstisial.

Learning Radiology.com. Bronchopulmonary Dysplasia (BPD). Diunduh dari:


http://www.learningradiology.com/archives2007/COW%20284-BPD/bpdcorrect.html . Diakses pada tanggal 24 April
2016.
 Tampak hiperekspansi
paru-paru
 Perluasan cyst
 Pada tahap ini, udara
lebih sering terjebak di
lobus bawah daripada
lobus atas.
 Hiperinflasi paru akan
terlihat pada kasus yang
parah.
Learning Radiology.com. Bronchopulmonary Dysplasia (BPD). Diunduh dari:
http://www.learningradiology.com/archives2007/COW%20284-BPD/bpdcorrect.html. Diakses pada
tanggal 24 April 2016.
Anak 4 tahun yang berulang kali dirawat di rumah sakit
insufisiensi pernafasan.Pada Elektron-beam CT scan
paru-paru ditemukan hypoattenuated besar di seluruh
kedua lobus atas. Hypoattenuated lainya yang lebih kecil
terlihat pada lobus kanan bawah.
Aukland, Stein Magnus, dkk. High-Resolution CT of the Chest in Children and Young Adults Who Were Born Prematurely: Findings
in a Population-Based Study. 1999. Diunduh dari: http://www.ajronline.org/content/187/4/1012.figures-only. Diakses pada
Gadis 9 tahun dengan dispnea dan sianosis.CT Scan
menunjukkan semua tiga kelainan: hypoattenuated daerah
diparu-paru kanan, yang berisi opacity linear, dan
penebalan subpleural di paru-paru kiri.

Catherine, O, dkk.. Bronchopulmonary Dysplasia : Value of CT in Identifying pulmonary squelae. 2004. Diunduh dari:
http://www.ajronline.org/content/163/1/169.full.pdf+html?sid=6d7a30c5-36f9-4148 b79a-2644a62af844 . Diakses pada
tanggal 24 April 2016.
Pembeda
Air
Nama Retikulogranu Infiltra Hiperinfla
Bronchogra Lusen Kistik
lar t si
m
Bronkopulmon +/- (stage 1) + (stage 1-2) - + (vakuol + (tahap 3) + (tahap 4)

ar Displasia lusen
tahap 2)
(BPD)
Emfisema Paru - + - + (lebih - +

Interstisial jelas)

(PIE)

Aspirasi - - + - - -

mekonium (kasar)

Aspirasi - - + - - -

pneumoni (opak)
 Menurunkan keluhan respirasi
 Memperbaiki fungsi respirasi
 Meminimalkan jejas paru dan inflamasi
 Memberi oksigenasi adekuat
 Memfasilitasi perkembangan paru
 Studi yang dilakukan oleh Cole pada tahun
2010 menyatakan bahwa pemberian
inhalasi beklometason tidak mencegah
terjadinya BPD, tetapi berhubungan dengan
penurunan penggunaan kortikosteroid
sistemik dan ventilator.
 Deksametason diberikan dengan dosis awal
0,2-0,5 mg/kgBB po/iv dan dilanjutkan
dengan dosis rumatan 0,1 mg/KgBB/
po/iv selama 6-8 jam.
 Nutrisi
 Inositol
 Asam lemak
 Karnitin
 Nutrisi
 Inositol
 Asam lemak
 Karnitin
 Sistein
 Vitamin A,C,E
 Protein,lemak,karbohidrat,vitamin, dan mineral dalam
24-48 jam setelah lahir
 ASI
 Sebagian bayi dapat berthan hidup, tetapi terdapat
peningkatan resiko infeksi, hiperreaktifitas saluran
respiratorik, disfungsi jantung, dan kelainan
neurologis.
 24% dari bayi dgn BPD akan mempunyai keluhan
respiratorik hingga dewasa,
 50% kembali masuk rumah sakit pd usia 12-24
bulan pertama setelah lahir.
 50% mempunyai riwayat menghi atau asma pada
masa anak-anak.
 20% mengancam jiwa
 3% kematian mendadak
 Janet, M.R. and Roberton, N.R.C. 2010. Textbook of Neonatology 3rd Edition. England: Churcill
Livingstone, halaman 608-622.
 Landia, S. dan Retno, A.S. 2008. Buku Ajar Respirologi Anak. Jakarta: IDAI, halaman 483-490.
 Tricia, LG, dkk. 2009. Neonatology. USA: Lange, halaman 416-421.
 Nelson, WE, dkk. 2007. Textbook of Pediatrics 18th Edition. USA: Saunders, chapter 415.
 Leonard, ES. 2004. 5th Edition Imaging of The Newborn, Infant, and Young Child. USA: Lippincott
Williams.
 Rudolph, AM, dkk. 2003. Pediatrics 21st Edition. USA:McGraw-Hill, chapter 23.9.
 Prabhakar Rajiah. Imaging in Bronchopulmonary Dysplasia. 2011. Diunduh dari:
http://emedicine.medscape.com/article/406564-overview. Diakses pada tanggal 24 April 2016.
 Learning Radiology.com. Bronchopulmonary Dysplasia (BPD). Diunduh dari:
http://www.learningradiology.com/archives2007/COW%20284-BPD/bpdcorrect.html . Diakses
pada tanggal 24 April 2016.
 Aukland, Stein Magnus, dkk. High-Resolution CT of the Chest in Children and Young Adults
Who Were Born Prematurely: Findings in a Population-Based Study. 1999. Diunduh dari:
http://www.ajronline.org/content/187/4/1012.figures-only. Diakses pada tanggal 24 April 2016.
 Catherine, O, dkk.. Bronchopulmonary Dysplasia : Value of CT in Identifying pulmonary squelae.
2004. Diunduh dari: http://www.ajronline.org/content/163/1/169.full.pdf+html?sid=6d7a30c5-
36f9-4148-b79a-2644a62af844 . Diakses pada tanggal 24 April 2016.
 Kirks, Donald R. and Laurin, Sven. Respiratory Radiology. 2011. Diunduh dari:
http://www.medcyclopaedia.com/library/radiology/chapter15/15_3.aspx . Diakses pada
tanggal 24 April 2016.
 Wood, Beverly P. Imaging in Pulmonary Emphisema Interstisial. 2011. Diunduh
dari:http://emedicine.medscape.com/article/412482-overview . Diakses pada tanggal 24 April
2016.

Anda mungkin juga menyukai