Anda di halaman 1dari 37

Ika nur utami

1410211124
 Sinonim Trauma Kapitis
 Cedera kepala = Head Injury
 Trauma Kraniserebral = Traumatic Brain Injury
 TKadalah trauma mekanik terhadap kepala
baik secara langsung ataupun tidak langsung
yang menyebabkan gangguan fungsi
neurologis yaitu gangguan fisik, kognitif,
fungsi psikosoial baik temporer maupun
permanen.
 Trauma Kapitis (TK)
 Penyebab kecacadan dan kematian cukup
tinggi
 Masalah kesehatan krn sebagaian penderita
orang muda,sehat dan aktif
 Dibanding trauma lain, peresntase TK
Berdampak emosi,psikososial,dan ekonomi yg
besar.
 Sebagian besar pasien TK (75-80%)  TK ringan
 Sisanya TK sedang dan berat

Insiden pertahun di Indonesia meningkat seiring


banyaknya kendaran bermotor.
80% penderita trauma selalu disertai dengan
cedera kepala.
Angka setiap tahunnya (Amerika Serikat) ±
500.000 kasus dan 10% meninggal sebelum
tiba di rumah sakit.
Angka tersebut, 80% dikelompokkan sebagai
cedera kepala ringan, 10% cedera kepala
sedang, 10% cedera kepala berat.
Di Indonesia, perkembangan ekonomi dan
industri  frekuensi cedera kepala >>
Distribusi cedera kepala pada usia produktif
(14-45 tahun). Laki > perempuan.
Kecelakaan lalu lintas (terbanyak)
Jatuh (terutama pada anak-anak dan pada
lanjut usia)
Keselamatan dan kecelakaan kerja (K3)
Korban kekerasan
Dulu peperangan merupakan penyebab
terbanyak untuk trauma kepala penetrans
Dibagi berdasarkan

1. Patologi Anatomi
1. Komosio serebri
2.Kontusio serebri
3.Laserasio serebri
2. Lokasi Lesi
1. Lesi diffus
2. Lesi kerusakan vaskuler otak
3. lesi fokal
1. Kontusio dan laerasi serebri
2. Hematoma intrakranial
1. Hematoma ekstradural
( hematoma epidural )
2. Hematoma subdural
3. Hematoma intraparenkimal
1. Hematoma subarakhnoid
2. Hematoma intraserebral
3. Hematoma intraserebellar
Berdasarkan GCS

KATAGORI GCS GAMBARAN KLINIK CT SCAN OTAK

Minimal 15 Pingsasn -, defisit neurologi - Normal

Ringan 13 - 15 Pingsan < 10 mnt, defisit Normal


neurologi -
Sedang 9 - 12 Pingsan > 10 mnt, defisit Abnormal
neurologi +
Berat 3-8 Pingsan > 6 jam, defisit Abnormal
neurologi +
1. Minimal ( Simple Head Injury )
GCS 15, Tdk ada penurunan kesadaran, tdk
ada Amnesia
Pasca Trauma (APT), tdk ada defisit
neurologi.

2. Trauma Kapitis Ringan ( Mild Head Injury )


GCS 13-15, CT scan normal, pingsan < 30
mnt, tdk ada lesi noperatif, rawat RS < 48
jam, APT < 1 jam
3. Trauma kapitis sedang ( Moderate Head Injury )
GCS 9-13 dan dirawat > 48 jam, GCS > 12 tapi ada
lesi operatif intrakranial atau CT Scan abnormal,
pingsan > 30 mnt sd 24 jam, APT 1-24 jam.

4. Trauma kapitis berat ( Severe Head Injury )


GCS < 9 yg menetap dlm 48 jam sesudah trauma,
pingsan > 24 jam, APT > 7 hari
Diagnosis ditegakan berdasarkan
1. Anamnesis
- TK dg / tanpa gangguan kesadaran atau Interval
Lucid
- Perdarahan/otorrhea/rhinorrhea
- Amnesia traumatik ( retrograde / anterograd )
2. Hasil pemeriksaan klinis neurologis
3. Foto kepala posisi AP, lateral, tangensial
4. Foto lain dilakukan atas indikasi termasuk foto
servikal  lihat fraktur
5. CT scan kepala dan otak perdarahan
 Penilaian kesadaran berdasarkan Glasgow
Coma scale (GCS)
 Penilaian tanda vital TD, N, Respirasi, suhu
 Otorrhea, Rhinorrhea
 Ecchymosis periorbital/ hematoma kaca
mata/ Racon eyes
 Ecchymosis mastoid bilateral / Battle’s Sign
 Gangguan fokal neurologi
 Fungsi motorik : lateralisasi, kekuatan otot
 Refleks tendon, refleks patologis
 Pemeriksaann fungsi batang botak
 Pemeriksaan pupil : bentuk, ukuran, reaksi
cahaya
 Refleks kornea
 Doll’eye phenomen
 Pola pernafasan
 Gangguan fungsi otonom : miksi, defekasi,
keringat
 Perdarahan yg terjadi diantara tabula interna
dg durameter
 Akibat pecahnya arteri meningea media atau
sinus venosus
 Perdarahan besifat massif
 Gambar lapisan otak
 Tanda diagnostik klinik
 1. Lucid Interval +
 2. Kesadaran makin menurun
 3. Late hemiparese kontralateral lesi
 4. Pupil anisokor
 5. Refleks patologis Babinsky kontralateral
lesi +
 6. Fraktur di daerah frontal
 Penunjang diagnostik
 CT Scan kepala:
 Gambaran hiperdens (pedarahan 0 di tulang
tengkorak dab durameter, umumnya di daerah
temporal , bentuknya Bikonveks
 Perdarahan terjadi diruang antara durameter
dan arakhnoid
 Akibat robeknya Bridging Vein ( vena
jembatan )
 Terbagi atas :
 Akut, interval lucid 0-5 hari
 Subakut, interval lucid 5 hari – bbrp minggu
 Kronik , lucid interval > 3 bln
 Gejala dan tanda klinis
 - sakit kepala
 - kesadaran menurun
 - hemiparese kontralateral lesi

Pemerikasaan diagnostik
CT scan kepala :
 Gambaran hiperdens (perdarahan) diantara
durameter dan arakhnoid, tampak seperti bulan
sabit.
 Perdarahan di ruang sub arakhnoid
 Gejala dan tanda klinis
 Nyeri kepala hebat
 kaku kuduk
 bisa terjadi penurunan kesadaran
 Penunjang diagnostik
CT scan kepala:
Gambaran hiperdens (perdarahan) diruang
subarakhnoid di daerah yg kena, bisa lokal
atau difus.
 Perdarahan pada parenkim otak
 Pecahnya arteri intraserebral baik mono atau
multiple
 Retak atau patahnya tulang dasar tengkorak
 Bagian depan : rhinorrhea, Raccon eye,
anosmia
 Bagian tengah : otorrhea, gangguan n.VII dan
VIII
 Bagian belakang : Battle”s Sign
Pakai urutan
 1. Survei Primer  stabilkan kondisi pasien
 ABCD
 Aiway  bebaskan jalan nafas
 Breathing  pola respirasi, saturasi Oksigen
>92%
 Circulation  atasi/hindari syok, TD sistol >
90 mmhg
 Disability  cari defisit neurologi
2. Survei Sekunder
Pemeriksaan dan tindak lanjutan setelah
kondisi pasien stabil

E = Pemeriksaan penunjang
Laboratorium : DR, analisa gas darah,
ureum,
kreatinin, Gula darah, elektrolit, urine (
perdarahan)
Radiologi : Ro kepala, CT Scan , Ro Servikal
F = Manajemen Terapi
- Masuk rawat inap utk konservatif
- Siapkan utk operasi
- Penanganan luka
- Terapi sesuai kebutuhan
- Boleh pulang
 Pemeriksaan status numum dan neurologi baik
 Perawatan luka luka bila ada
 Pasien dipulangkan dg pengawasan ketat oleh
keluarga selama 48 jam
 Pasien segera kembali ke RS bila di rumah :
 Cenderung mengantuk
 Sakit kepala makin hebat
 Muntah proyektil
 Pasien dirawat bila :
 Ada gangguan orientasi
 Sakit kepala dan muntah
 Tdk ada yg mengawasi di rmh
 Rumah jauh atau sulit utk kembali ke RS
 Pasien GCS 3-4 di ruang ICU
 Pasien GCS 5-12
 Lanjutkan ABC
 Posisi kepala 30 ‘mengeluarkan vena
 Cegah :
 Hipotensi < 90 mmhg,
 Suhu > 38‘C,
 RR > 20x/mnt
 Peninghkatan TIK
 Atasi nyeri dg analgetik
 Atasi komplikasi : gastritis, kejang, demam, DIC
 Pemberian cairan dan nutrisi yg adekuat
 Pemberian neuroproktektor dan vitamin neurotropik
 Asam traknesamat (3x500 mg)
 Seftriakson (1x2 gram)
 Paracetamol (injeksi)
 Manitol 1 gr

Anda mungkin juga menyukai