Anda di halaman 1dari 12

Trauma Pelvis

Ika nur utami


1410211124
TRAUMA PELVIS
• Fraktur pelvis berhubungan dengan injuri arteri
mayor, saluran kemih bagian bawah, uterus,
testis, anorektal dinding abdomen, dan tulang
belakang.
• Dapat menyebabkan hemoragi (pelvis dapat
menahan sebanyak + 4 liter darah) dan umumnya
timbul manifestasi klinis seperti hipotensi, nyeri
dengan penekanan pada pelvis, perdarahan
peritoneum atau saluran kemih.
Etiologi

• Trauma langsung
• Trauma tidak langsung
• Proses penyakit
• Compresion force: klien yang melompat dari
tempat ketinggian dapat mengakibatkan
fraktur kompresi tulang belakang.
• Muscle (otot): akibat regangan otot yang kuat
Klasifikasi
Manifestasi Klinis
• Klien datang dalam keadaan
anemia dan syok karena
perdarahan yang hebat.
• Terdapat gangguan fungsi
anggota gerak.
• Diikuti tanda gejala fraktur
secara umum, seperti :
fungsi berubah, bengkak,
kripitasi, sepsis pada fraktur
terbuka, deformitas.
Komplikasi
• Shock Hipovolemik/traumatik
• Fraktur (ekstrimitas, vertebra, pelvis, femur) →
perdarahan, kehilangan cairan ekstrasel ke jaringan
yang rusak → shock hipovolemi.
• Emboli lemak
• Tromboemboli vena
• Berhubungan dengan penurunan aktivitas/kontraksi
otot/bedrest.
• Infeksi
• Fraktur terbuka: kontaminasi infeksi sehingga perlu
monitor tanda infeksi dan terapi antibiotik.
Komplikasi
• Robekan kandung kemih, robekan dapat terjadi
apabila ada gangguan simfisis pubis atau tusukan
dari tulang panggul yang tajam.
• Robekan uretra, robekan ini terjadi karena ada
gangguan simfisis pubis pada daerah uretra pars
membranosa.
• Trauma rektum dan vagina.
• Trauma pembuluh darah besar akan menyebabkan
perdarahan masif sampi syok.
• Trauma pada syaraf
Pemeriksaan Diagnostik

• Pemeriksaan rontgen: menentukan


lokasi/luasnya fraktur/trauma
• Kreatinin
• Hitung darah lengkap
• CT scan
Penatalaksanaan
1. Rekognisi: menyangkut diagnosa fraktur pada
tempat kejadian kecelakaan dan kemudian di
rumah sakit.
a. Riwayat kecelakaan
b. Parah tidaknya luka
c. Diskripsi kejadian oleh pasien
d. Menentukan kemungkinan tulang yang patah
e. Krepitus
2. Reduksi: reposisi fragmen fraktur sedekat
mungkin dengan letak normalnya. Reduksi
terbagi menjadi dua yaitu:
• Reduksi tertutup: untuk mensejajarkan tulang
secara manual dengan traksi atau gips.
• Reduksi terbuka: dengan metode insisi dibuat dan
diluruskan melalui pembedahan, biasanya
melalui internal fiksasi dengan alat misalnya; pin,
plat yang langsung kedalam medula tulang.
3. Retensi: menyatakan metode-metode yang
dilaksanakan untuk mempertahankan fragmen-
fragmen tersebut selama penyembuhan
(gips/traksi).

4. Rehabilitasi: langsung dimulai segera dan sudah


dilaksanakan bersamaan dengan pengobatan
fraktur karena sering kali pengaruh cedera dan
program pengobatan hasilnya kurang sempurna
(latihan gerak dengan kruck).
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai