Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN

TRAUMA SALURAN
PERKEMIHAN
1. Dwi Ummi K. S. ( 091.0023 )
2. Ike Mega Irawati. ( 091.0039 )
3. Indah Nurhayati. ( 091.0041 )
4. Novita Sari. ( 091.0069 )
5. Ria Widia Sinta. ( 091.0083 )
6. Tiya Merlyana ( 091.0095 )
Trauma Saluran Perkemihan

Pengertian:
Adalah suatu keadaan fraktur, ruptur
pada daerah saluran kemih. Saluran kemih
(termasuk ginjal, ureter, kandung kemih dan
uretra) dapat mengalami trauma karena luka
tembus (tusuk), trauma tumpul, terapi
penyinaran maupun pembedahan.
Macam – macam
trauma saluran perkemihan

Beberapa trauma yang mungkin terjadi


pada saluran kemih antara lain :
1.trauma ureter
2.trauma uretra
3.ruptur uretra traumatika
4.trauma pada ginjal
1. Trauma Ureter
adalah trauma yang disebabkan oleh intervensi
yang dilakukan oleh dokter, antara lain pada
operasi endourologi trans-ureter (ekstraksi batu
dengan dormia, atau litotripsi batu ureter) dan
operasi di daerah pelvis (operasi ginekologi,
bedah digestif, atau bedah vaskular).

Sebagian besar trauma ureter (saluran dari ginjal


yang menuju ke kandung kemih) terjadi selama
pembedahan organ panggul atau perut, seperti
histerektomi, reseksi kolon atau uteroskopi.
2. Trauma Uretra
Adalah trauma yang terjadi sepanjang uretra dan
biasanya berhubungan dengan intervensi pembedahan.

Penyebab dari terjadinya trauma uretra antara lain :


1. Terjadi akibat cedera yang berasal dari luar dan cedera
iatrogenic akibat instrumentasi pada uretra
2. Trauma tumpul yang menimbulkan fraktur tulang pelvis
menyebabkan ruptur uretra pars membranesa, sedangkan
trauma tumpul pada selangkang dapat menyebabkan
ruptur uretra para bulbosa
3. Pemasangan kateter pada uretra yang kurang hati-hati
dapat menimbulkan robekan uretra karena salah jalan
4. Intervensi operasi trans-uretra dapat menimbulkan cedera
uretra iotrogen
3. Ruptur Uretra
Adalah kerusakan kontinuitas dari uretra
yang disebabkan oleh ruda paksa yang datangnya
dari luar (patah tulang panggul [straddle injuri])
atau dari dalam (kateterisasi atau intervensi
melalui uretra). Terbagi menjadi 2 bagian: ruptur
uteri anterior dan ruptur uteri posterior

Ruptur uretra merupakan suatu


kegawatdaruratan bedah, dimana sering terjadi
dengan fraktur pelvis dan biasanya disebabkan
oleh kecelakaan lalu lintas atau jatuh dari
ketinggian.
Penyebab terjadinya ruptur uteri:
1. Fraktur tulang pelvis terjadi robekan pars
membranasea karena prostat dengan uretra prostatika
tertarik ke kranial bersama fragmen fraktur, sedangkan
uretra membranasea terikat diafragma urogenital.
2. Cedera menyebabkan memar dinding dengan atau
tanpa robekan mukosa baik parsial maupun total.
3. Jatuh terduduk atau terkangkang sehingga uretra
terjepit antara obyek yang keras dengan tulang
simfisis.
4. Instrumentasi urologik seperti pemasangan kateter,
brusinasi dan bedah endoskopi.
a. Ruptur Uretra Anterior
Ruptur uretra anterior terjadi akibat ruda
paksa atau trauma langsung. Ruptur biasanya
terjadi di daerah yang melekuk.

b. Ruptur Uretra Posterior


Uretra posterior terdiri atas pars membranosa
dan pars prostatika. Antara os pubis dengan
prostat terdapat pubo prostatikum.
4. Trauma Ginjal
Dapat disebabkan oleh trauma langsung
baik tajam atau tumpul akibat jatuh, olahraga,
dan kecelakaan lalu lintas di daerah perut bagian
depan, samping maupun daerah lumbal yang
menyebabkan ginjal malposisi, dan kontak
dengan iga (tulang belakang).

Dapat pula di akibatkan trauma tidak


langsung seperti jatuh terduduk, jatuh berdiri dan
kontraksi otot perut yang berlebihan pada
hidronefrosis.
Penyebab terjadinya trauma pada ginjal antara
lain :
• Cedera dari luar
• Rudapaksa tumpul
• Fraktur /patah tulang panggul
• Penetrasi benda tajam (luka tembak atau
tikam) menyebabkan trauma pada ginjal
sehingga terjadi syok akibat trauma
multisistem.
ASUHAN KEPERAWATAN
TRAUMA SALURAN PERKEMIHAN
Pengkajian Keperawatan

1. Kaji adanya kebocoran urine


2. Amati pembalut sekitar luka operasi
3. Kaji hasil laboratorium : kadar ureum pipa drainase dan urine
4. Kaji hasil pemeriksaan IVP
5. Kaji tanda vital dan adanya syok
6. Kaji secara mendalam riwayat trauma jika memungkinkan
7. Amait saluran kemih untuk mengetahui perdarahan
8. Lakukan pemeriksaanfisik gejala ruptur, perkusi tumpul, dan pengerasan
9. Kaji riwayat trauma dan riwayat penyakit ginjal
10.Amati abrasi, laserasi, luka masik atau keluar pada bagian ats abdomen
11.Monitor tekanan darah, nadi untuk mengetahui adanya perdarahan dan
syok
Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
1. Resti infeksi b.d intervensi pembedahan ditandai
dengan :
DS : adanya demam dan menggigil
DO : adanya peningkatan suhu tubuh, menggigil,
kemerahan disekitar luka operasi, pembalut luka
operasi basah dan kotor, drainase drain purulen
serta bau.
Tujuan : meminimalkan infeksi
• Ganti balutan jika kotor atau sesuai protokol
• Kerja dengan teknik steril
• Observasi tanda infeksi
• Berikan antibiotik profilaksis sesuai dengan resep
• Rawat drain dan amati drainase luka operasi serta drain
• Lakukan pemantauan hasil laboratorium
2. Kerusakan integritas kulit b. d pembedahan
ditandai dengan :
DS : laporan telah mengalami pembedahan
DO : terdapat luka pembedahan (ditutup atau
dibalut dengan kassa), dan terpasangnya drain.

Tujuan : mencegah kerusakan kulit


• Rawat luka operasi
• Berikan terapi sesuai program
• Lakukan perawatan kulit pasien (mandikan)
• Tingkatkan asupan protein dan vitamin
• Cegah infeksi
• Gunakan prinsip universal precaution.
3. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan
dengan trauma dan akibat perdarahan ditandai
dengan :
DS : Laporan bahwa urin berwarna merah
DO : Perdarahan di ekstravesika, syok, dan
hemoragic, pucat dan peningkatan denyut nadi,
dan retensi urin total.

Tujuan : Stabilisasi sirkulasi


• Monitor tanda vital dan tekanan vena
• Lakukan pemasangan IV, ganti darahdan cairan
sesuai anjuran
4. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan
disrubsi saluran kemih bagian bawah ditandai
dengan:
DS : kesulitan berkemih
DO : berkemih tidak lancar, menetes, dan nyeri
suprapubik

Tujuan : Fasilitasi eliminasi urin


• Amati meatus uretraakan adanya darah.
• Ambil contoh urin, jika mungkin kaji derajat hematuri.
• Siapkan pasien untuk pembedahan.
• Lakukan perawatan pasca operasi.
• Amati insisi suprapubikdan drain dari daerah
perivesikal
5. Nyeri berhubungan dengan cidera akibat
trauma ditandai dengan :
DS : Laporan adanya nyeri
DO : Ekspresi wajah meringis, menahan sakit,
terdapat tanda trauma,

Tujuan : Kontrol Nyeri


• Berikan analgesik sesuai anjuran
• Kaji respon pasien terhadap nyeri
• Atur posisi yang menyenangkan bagi pasien
Kesimpulan

Saluran kemih (termasuk ginjal, ureter,


kandung kemih dan uretra) dapat mengalami trauma
karena luka tembus (tusuk), trauma tumpul, terapi
penyinaran maupun pembedahan.
Gejala yang paling banyak ditemukan
adalah terdapatnya darah di urin (hematuria),
berkurangnya proses berkemih dan nyeri. Beberapa
trauma dapat menyebabkan nyeri tumpul,
pembengkakan, memar, dan jika cukup berat, dapat
menurunkan tekanan darah (syok).

Anda mungkin juga menyukai