Anda di halaman 1dari 8

NAMA : 1.

SHINTA DEVI (2010142P)

2. SITI MASITO (2010158P)

MAKUL : METODOLOGI PENELITIAN

KELAS : KONVERSI/SEMESTER 7

Desain Penelitian Analitik

Desain penelitian analitik merupakan suatu penelitian untuk mengetahui bagaimana


dan mengapa suatu fenomena terjadi melalui sebuah analisis statistik seperti korelasi
antara sebab dan akibat atau faktor risiko dengan efek serta kemudian dapat
dilanjutkan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi dari sebab atau faktor risiko
tersebut terhadap akibat atau efek. Secara garis besar penelitian analitik dapat
dibedakan dalam tiga macam yaitu:

1. Rancangan atau desain Cross Sectional


Desain penelitian cross sectional merupakan suatu penelitian yang mempelajari
korelasi antara paparan atau faktor risiko (independen) dengan akibat atau efek
(dependen), dengan pengumpulan data dilakukan bersamaan secara serentak
dalam satu waktu antara faktor risiko dengan efeknya (point time approach), artinya
semua variabel baik variabel independen maupun variabel dependen diobservasi
pada waktu yang sama
Cross sectional adalah sebagai suatu penelitian untuk mempelajari suatu
dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dan dengan suatu
pendekatan, observasi ataupun dengan teknik pengumpulan data pada suatu waktu
tertentu (point time approach). Menurut Notoatmodjo (2002).

Menurut Imas Masturah dan Nauri Anggita, 2018.

Kelebihan Desain Cross Sectional:

a. Desain ini relatif mudah, murah dan hasilnya cepat dapat diperoleh
b. Dapat digunakan untuk meneliti sekaligus banyak variabel
c. Jarang terancam drop out
d. Dapat dijadikan dasar untuk penelitian selanjutnya seperti kohort atau
eksperimen
Kelemahan Desain Cross Sectional

a. Memerlukan jumlah sampel yang banyak, terutama apabila variabel yang


diteliti banyak.
b. Tidak dapat menggambarkan perkembangan penyakit secara akurat.
c. Kurang tepat untuk memprediksi suatu kecenderungan
d. Kesimpulan korelasi faktor risiko dengan efek paling lemah bila
dibandingkan dengan dua rancangan analitik lainnya.

Sesangkan menurut Prof. DR. Dr. Sudigdo Sastroasmoro, Sp.A (K) dan Prof. Dr.
Sofyan lsmael, Sp.A (K). 2011 kelebihan dan kekurangan studi Cross Sectional
dalah :

Kelebihan :
a. desain ini relatif mudah, murah, dan hasilnya cepat dapat diperoleh.
b. Memungkinkan penggunaan populasi dari masyarakat umum, tidak hanya pasien
yang mencari pengobatan dengan demikian maka generalisasinya cukup
memadai.
c. Dapat dipakai untuk meneliti banyak variabel sekaligus.
d. Jarang terancam loss to folloza-up (drop out).
e. Dapat dimasukkan ke dalam tahapan pertama suatu penelitian kohort atau
eksperimen, tanpa atau dengan sedikit menambah biaya.
f. Dapat dipakai sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya yang bersifat lebih
konklusif. Misalnya suatu laporan cross-sectional tentang hubungan antara kadar
HDL kolesterol dan konsumsi alkohol dapat merupakan dasar studi kohort (atau
uji klinis) untuk dapat memastikan adanya hubungan sebab akibat

Kekurangan :

b. Sulit untuk menentukan sebab dan akibat karena pengambilan data risiko dan
efek dilakukan pada satu saat yang bersamaan (temporal relationship tidak
jelas). Akibatnya seringkali tidak mungkin ditentukan mana penyebab dan mana
akibat (dilema telur dan ayam, horse and cart). Misalnya hubungan kausal
antara diare dan malnutrisi tidak dapat ditentukan pada studi prevalens, karena
diare kronik dapat menyebabkan terjadinya malnutrisi, sebaliknya malnutrisi juga
dapat menyebabkan sindrom malabsorbsi dengan gejala diare kronik.
c. Studi prevalens lebih banyak menjaring subyek dengan masa sakit yang panjang
daripada yang mempunyai masa sakit pendek, karena individu yang cepat
sembuh atau cepat meninggal mempunyai kesempatan yang lebih kecil untuk
terjaring. Bila karakteristik pasien yang cepat sembuh atau meninggal berbeda
dengan yang mempunyai masa sakit panjang, dapat terjadi bias, yakni salah
interpretasi hasil penelitian.
d. Dibutuhkan jumlah subyek yang cukup banyak, terutama bila variabel yang
dipelajari banyak.
e. Tidak menggambarkan perjalanan penyakif insidens, maupun prognosis.
f. Tidak praktis untuk meneliti kasus yang sangatjarang, misalnya kanker lambung,
karena pada populasi usia 45-59 tahun diperlukan paling tidak 10.000 subyek
untuk mendapatkan satu kasus. Kekurangan ini sebagian dapat diatasi dengan
cara memilih populasi dari daerah yang endemikikelompok risiko tinggi daripada
memilih populasi umum.
g. Mungkin terjadi bias prevalens atau bias insidens karena efek suatu faktor risiko
selama periode tertentu dapat disalahtafsirkan sebagai efek penyakit. Misalny
apada rancangan penelitian crosssectional didapatkan frekuensi HLA-A2 yang
tinggi pada pasien leukemia limfositik akut (LLA), memberi kesan bahwa pasien
dengan HLA-A2 mempunyai risiko yang lebih besar untuk menderita LLA.
Namun dalam penelitian lain yang dilakukan kemudian terbukti bahwa HLA-A2
justru memiliki prognosis yang baik, yakni umur pasien lebih panjang; akibatnya,
pasien LLA dengan HLA-A2 dijumpai lebih banyak daripada pasien LLA dengan
HLA lain.

2. Rancangan atau desain Case Control


Desain penelitian cross case control merupakan suatu penelitian analitik
yang mempelajari sebab – sebab kejadian atau peristiwa secara retrospektif.
Dalam bidang kesehatan suatu kejadian penyakit diidentifikasi saat ini kemudian
paparan atau penyebabnya diidentifikasi pada waktu yang lalu

Menurut Imas Masturah dan Nauri Anggita, 2018.

Kelebihan Desain Case Control


a. Desain ini merupakan salah satu cara dan atau kadang bahkan satu –
satunya cara untuk meneliti kasus yang jarang atau langka
b. Hasil dapat diperoleh dengan cepat
c. Biaya yang diperlukan relatif murah
d. Dapat menggunakan sampel penelitian yang lebih sedikit
e. Dapat digunakan untuk mengidentifikasi berbagai faktor risiko sekaligus
dalam satu penelitian

Kelemahan Desain Case Control

a. Pengambilan data faktor risiko secara retrospektif lebih mengandalkan


daya ingat sehingga ada kemungkinan responden lupa atau tidak ingat
terhadap apa yang pernah dialaminya apalagi yang ditanyakan sudah
lama sekali. Hal ini dapat menimbulkan recall bias. Pengambilan data
sekunder juga dapat dilakukan misalnya dengan melihat catatan pada
dokumen rekam medis, namun dalam hal ini rekam medis seringkali
kurang dapat memberikan informasi yang akurat karena isinya kurang
lengkap.
b. Kadang – kadang sulit memilih sampel kontrol yang benar – benar
sebanding dengan kelompok kasus karena banyaknya faktor risiko yang
harus dikendalikan.
c. Tidak dapat digunakan untuk menentukan lebih dari satu variabel
dependen, jadi hanya dihubungkan dengan satu kasus atau efek.

Menurut Irmawartini dan Nurhaedah, 2017.

Kelebihan desain case control:

a. Dapat untuk meneliti kasus yang masa latennya panjang


b. Hasilnya cepat sehingga biayanya relatif sedikit
c. Tidak membutuhkan subyek penelitian yang banyak
d. Memungkinkan untuk mengidentifikasi berbagai faktor resiko sekaligus dalam
satu penelitian

Kekurangan desain case control:


a. Dapat menyebabkan recall bias, karena data faktor resiko diperoleh dengan
hanya mengandalkan catatan medik atau ingatan subyek
b. Validasi informasi sukar diperoleh
c. Tidak dapat memberikan insidens rate
d. Tidak dapat menentukan lebih dari satu variabel dependen, hanya berkaitan
dg satu efek / penyakit.

Menurut Prof. DR. Dr. Sudigdo Sastroasmoro, Sp.A (K) dan Prof. Dr. Sofyan
lsmael, Sp.A (K). 2011 kelebihan dan kekurangan studi kasus kontrol adalah :

Kelebihan :
f. Studi kasus-kontrol dapat, atau kadang bahkan merupakan satusatunya cara
unfuk meneliti kasus yang jarang atau yang masa latennya panjang
g. Hasil dapat diperoleh dengan cepat
h. Biaya yang diperlukan relatif murah
i. Memerlukan subyek penelitian yang lebih sedikit
j. Dapat digunakan untuk mengidentifikasikan pelbagai faktor risiko sekaligus
dalam satu penelitian.
Kekurangan:

a. Data mengenai pajanan terhadap faktor risiko diperoleh dengan


mengandalkan daya ingat atau rekam medis. Daya ingat responden ini
menyebabkan terjadinya recall bias, katena responden yang mengalami efek
cenderung lebih mengingat pajanan terhadap faktor risiko dari pada
responden yang tidak mengalami efek. Data sekunder, dalam hal ini rekam
medis yang seringkali dipakai sebagai sumber data juga tidak begitu akurat.
b. Validasi mengenai informasi kadang-kadang sukar diperoleh.
c. Oleh karena kasus maupun kontrol dipilih oleh peneliti maka sukar untuk
meyakinkan bahwa kedira kolompok tersebut benar sebanding dalam
pelbagai faktor eksternal dan sumber bias lainnya.
d. Tidak dapat memberikan incidence rates.
e. Tidak dapat dipakai untuk menentukan lebih dari L variabel dependery hanya
berkaitan dengan satu penyakit atau efek negatif

3. Rancangan atau desain Cohort


Desain penelitian cohort merupakan suatu penelitian yang mempelajari
hubungan antara faktor risiko dengan efek, yang dilakukan secara propektif atau
kedepan sebelum terjadinya efek. (Imas Masturah dan Nauri Anggita, 2018)
Cohort adalah sebuah desain penelitian di mana satu atau lebih sampel
(disebut kohort) diikuti secara prospektif dan evaluasi status selanjutnya
sehubungan dengan suatu penyakit atau hasil dilakukan untuk menentukan
karakteristik paparan peserta awal (faktor risiko) yang terkait dengannya. Saat
studi dilakukan, hasil dari partisipan di setiap kelompok diukur dan dikaji
hubungannya dengan karakteristik tertentu yang sudah ditentukan (Himmelfarb
Health Sciences Library)

Menurut Imas Masturah dan Nauri Anggita, 2018

Kelebihan Desain Cohort:

a. Desain ini merupakan desain yang paling baik untuk menerangkan


hubungan antara faktor risiko dengan efek, menentukan insiden dan
perjalanan penyakit.
b. Sangat baik dilakukan terhadap kasus yang bersifat fatal dan progresif.
c. Dapat digunakan untuk meneliti beberapa efek sekaligus dari suatu faktor
risiko tertentu.
d. Memiliki kekuatan yang paling baik untuk meneliti berbagai masalah
kesehatan, karena penelitian dilakukan secara longitudinal.
Kelemahan Desain Cohort:

a. Biasanya memerlukan waktu yang lama.


b. Lebih rumit dan memerlukan sarana dan biaya yang mahal.
c. Kemungkinan ada subyek yang drop out dan dapat mengganggu analisis
data.
d. Penelitian pada kasus yang jarang terjadi kurang efisien.
e. Kurang etis karena mengamati faktor risiko pada subyek sampai terjadinya
efek.

Menurut Irmawartini dan Nurhaedah, 2017.

Kelebihan desain penelitian kohort:

a. Desain terbaik dalam menentukan insidens dan perjalanan penyakit


b. Dapat menentukan kasus yang fatal / progresif
c. Dapat meneliti beberapa efek sekaligus dari suatu faktor risiko tertentu
d. Dapat meneliti berbagai masalah kesehatan yang makin meningkat

Kekurangan desain penelitian kohort:

a. Memerlukan waktu yang lama dan biaya mahal


b. Seringkali rumit
c. Kurang efisien untuk meneliti kasus yang jarang terjadi
d. Terancam terjadinya drop out atau terjadinya perubahan intensitas pajanan
e. Dapat menimbulkan maslh etika, karena membiarkan subjek terpajan faktor
yang dicurigai sebagai faktor risiko

Menurut Prof. DR. Dr. Sudigdo Sastroasmoro, Sp.A (K) dan Prof. Dr. Sofyan
lsmael, Sp.A (K). 2011 kelebihan dan kekurangan studi kohort dalah :
Kelebihan :
d. Studi kohort merupakan desain terbaik dalam menentukan insidens dan
perjalanan penyakit atau efek yang diteliti.
e. Studi kohort merupakan desain terbaik dalam menerangkan dinamika
hubungan temporal antara faktor risiko dengan efek
f. Studi kohort merupakan piiihan terbaik untuk kasus yang bersifat fatal dan
progresif.
g. Studi kohort dapat dipakai untuk meneliti beberapa efek sekaligus dari suatu
faktor risiko tertentu.
h. Karena pengamatan dilakukan kontinu dan longitudinal, studi kohort
dianggap andal untuk meneliti berbagai masalah kesehatan.

Kekurangan :
a. Studi kohort biasanya memerlukan waktu yang lama.
b. Sarana dan biaya biasanya mahal
c. Studi kohort seringkali rumit.
d. Kurang efisien dari segi waktu dan biaya untuk meneliti kasus jarang.
e. Terancam drop out atau terjadinya perubahan intensitas pajanan atau faktor
risiko dapat mengganggu analisis hasil.
f. Pada keadaan tertentu dapat menimbulkan masalah etika karena peneliti
membiarkan subyek terkena pajanan yang dicurigai atau dianggap dapat
merugikan subyek.

REFERENSI

Irmawartini, S.Pd., MKM dan Nurhaedah, SKM., M.Kes.2017. Bahan Ajar Kesehatan Lingkungan
Metodologi Penelitian.Cetakan pertama.

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/Daftar-isi-Metodologi-
Penelitian_k1_restu.pdf

Masturah, Imas & Nauri Anggita. Bahan Ajar Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK) Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Edisi Tahun 2018

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Metodologi-Penelitian-
Kesehatan_SC.pdf

Prof. DR. Dr. Sudigdo Sastroasmoro, Sp.A (K) dan Prof. Dr. Sofyan lsmael, Sp.A (K). 2011. Dasar-dasar
Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta. Cv. Sagung Seto.Edisi ke 4.

https://doku.pub/download/dasar-dasar-metodologi-penelitian-klinis-edisi-ke-4pdf-
oq1nznv38702

ttps://penelitianilmiah.com

Anda mungkin juga menyukai