KELAS : KONVERSI/SEMESTER 7
a. Desain ini relatif mudah, murah dan hasilnya cepat dapat diperoleh
b. Dapat digunakan untuk meneliti sekaligus banyak variabel
c. Jarang terancam drop out
d. Dapat dijadikan dasar untuk penelitian selanjutnya seperti kohort atau
eksperimen
Kelemahan Desain Cross Sectional
Sesangkan menurut Prof. DR. Dr. Sudigdo Sastroasmoro, Sp.A (K) dan Prof. Dr.
Sofyan lsmael, Sp.A (K). 2011 kelebihan dan kekurangan studi Cross Sectional
dalah :
Kelebihan :
a. desain ini relatif mudah, murah, dan hasilnya cepat dapat diperoleh.
b. Memungkinkan penggunaan populasi dari masyarakat umum, tidak hanya pasien
yang mencari pengobatan dengan demikian maka generalisasinya cukup
memadai.
c. Dapat dipakai untuk meneliti banyak variabel sekaligus.
d. Jarang terancam loss to folloza-up (drop out).
e. Dapat dimasukkan ke dalam tahapan pertama suatu penelitian kohort atau
eksperimen, tanpa atau dengan sedikit menambah biaya.
f. Dapat dipakai sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya yang bersifat lebih
konklusif. Misalnya suatu laporan cross-sectional tentang hubungan antara kadar
HDL kolesterol dan konsumsi alkohol dapat merupakan dasar studi kohort (atau
uji klinis) untuk dapat memastikan adanya hubungan sebab akibat
Kekurangan :
b. Sulit untuk menentukan sebab dan akibat karena pengambilan data risiko dan
efek dilakukan pada satu saat yang bersamaan (temporal relationship tidak
jelas). Akibatnya seringkali tidak mungkin ditentukan mana penyebab dan mana
akibat (dilema telur dan ayam, horse and cart). Misalnya hubungan kausal
antara diare dan malnutrisi tidak dapat ditentukan pada studi prevalens, karena
diare kronik dapat menyebabkan terjadinya malnutrisi, sebaliknya malnutrisi juga
dapat menyebabkan sindrom malabsorbsi dengan gejala diare kronik.
c. Studi prevalens lebih banyak menjaring subyek dengan masa sakit yang panjang
daripada yang mempunyai masa sakit pendek, karena individu yang cepat
sembuh atau cepat meninggal mempunyai kesempatan yang lebih kecil untuk
terjaring. Bila karakteristik pasien yang cepat sembuh atau meninggal berbeda
dengan yang mempunyai masa sakit panjang, dapat terjadi bias, yakni salah
interpretasi hasil penelitian.
d. Dibutuhkan jumlah subyek yang cukup banyak, terutama bila variabel yang
dipelajari banyak.
e. Tidak menggambarkan perjalanan penyakif insidens, maupun prognosis.
f. Tidak praktis untuk meneliti kasus yang sangatjarang, misalnya kanker lambung,
karena pada populasi usia 45-59 tahun diperlukan paling tidak 10.000 subyek
untuk mendapatkan satu kasus. Kekurangan ini sebagian dapat diatasi dengan
cara memilih populasi dari daerah yang endemikikelompok risiko tinggi daripada
memilih populasi umum.
g. Mungkin terjadi bias prevalens atau bias insidens karena efek suatu faktor risiko
selama periode tertentu dapat disalahtafsirkan sebagai efek penyakit. Misalny
apada rancangan penelitian crosssectional didapatkan frekuensi HLA-A2 yang
tinggi pada pasien leukemia limfositik akut (LLA), memberi kesan bahwa pasien
dengan HLA-A2 mempunyai risiko yang lebih besar untuk menderita LLA.
Namun dalam penelitian lain yang dilakukan kemudian terbukti bahwa HLA-A2
justru memiliki prognosis yang baik, yakni umur pasien lebih panjang; akibatnya,
pasien LLA dengan HLA-A2 dijumpai lebih banyak daripada pasien LLA dengan
HLA lain.
Menurut Prof. DR. Dr. Sudigdo Sastroasmoro, Sp.A (K) dan Prof. Dr. Sofyan
lsmael, Sp.A (K). 2011 kelebihan dan kekurangan studi kasus kontrol adalah :
Kelebihan :
f. Studi kasus-kontrol dapat, atau kadang bahkan merupakan satusatunya cara
unfuk meneliti kasus yang jarang atau yang masa latennya panjang
g. Hasil dapat diperoleh dengan cepat
h. Biaya yang diperlukan relatif murah
i. Memerlukan subyek penelitian yang lebih sedikit
j. Dapat digunakan untuk mengidentifikasikan pelbagai faktor risiko sekaligus
dalam satu penelitian.
Kekurangan:
Menurut Prof. DR. Dr. Sudigdo Sastroasmoro, Sp.A (K) dan Prof. Dr. Sofyan
lsmael, Sp.A (K). 2011 kelebihan dan kekurangan studi kohort dalah :
Kelebihan :
d. Studi kohort merupakan desain terbaik dalam menentukan insidens dan
perjalanan penyakit atau efek yang diteliti.
e. Studi kohort merupakan desain terbaik dalam menerangkan dinamika
hubungan temporal antara faktor risiko dengan efek
f. Studi kohort merupakan piiihan terbaik untuk kasus yang bersifat fatal dan
progresif.
g. Studi kohort dapat dipakai untuk meneliti beberapa efek sekaligus dari suatu
faktor risiko tertentu.
h. Karena pengamatan dilakukan kontinu dan longitudinal, studi kohort
dianggap andal untuk meneliti berbagai masalah kesehatan.
Kekurangan :
a. Studi kohort biasanya memerlukan waktu yang lama.
b. Sarana dan biaya biasanya mahal
c. Studi kohort seringkali rumit.
d. Kurang efisien dari segi waktu dan biaya untuk meneliti kasus jarang.
e. Terancam drop out atau terjadinya perubahan intensitas pajanan atau faktor
risiko dapat mengganggu analisis hasil.
f. Pada keadaan tertentu dapat menimbulkan masalah etika karena peneliti
membiarkan subyek terkena pajanan yang dicurigai atau dianggap dapat
merugikan subyek.
REFERENSI
Irmawartini, S.Pd., MKM dan Nurhaedah, SKM., M.Kes.2017. Bahan Ajar Kesehatan Lingkungan
Metodologi Penelitian.Cetakan pertama.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/Daftar-isi-Metodologi-
Penelitian_k1_restu.pdf
Masturah, Imas & Nauri Anggita. Bahan Ajar Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK) Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Edisi Tahun 2018
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Metodologi-Penelitian-
Kesehatan_SC.pdf
Prof. DR. Dr. Sudigdo Sastroasmoro, Sp.A (K) dan Prof. Dr. Sofyan lsmael, Sp.A (K). 2011. Dasar-dasar
Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta. Cv. Sagung Seto.Edisi ke 4.
https://doku.pub/download/dasar-dasar-metodologi-penelitian-klinis-edisi-ke-4pdf-
oq1nznv38702
ttps://penelitianilmiah.com