CROSS SECTIONAL
DISUSUN OLEH :
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS DIPONEGORO MAGISTER
EPIDEMIOLOGI
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga
makalah tentang Desain Studi penelitian Cross Sectional ini dapat tersusun hingga
selesai .
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun,
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Ciri khasnya adalah jumlah total sampel (n) bersifat fixed dipilih secara
random dari suatu populasi dan kemudian tiap subjek diklarifikasikan menurut
status paparan dan penyakit. Dari hasil penelitian disajikan dalam tabel berikut :
Penyakit Total
Ya Tidak
Terpapar Ya a b n1
Terpapar Tidak c d n2
Total m1 m2 n
Karena hanya total ukuran sampel n yang ditentukan terlebih dahulu sebelum
adanya penelitian, maka frekuensi a, b, c, dan d mengikuti distribusi multinominal
dengan ukuran sampel n dan probabilitas pa, pb, pc, dan pd dengan pa + pb + pc +
pd = 1.
Kekuatan penelitian cross sectional yang dikutip dari Sayogo (2009) adalah
sebagai berikut:
a. Studi cross sectional memungkinkan penggunaan populasi dari masyarakat
umum, tidak hanya para pasien yang mencari pengobatan, hingga
generalisasinya cukup memadai
b. Relatif murah dan hasilnya cepat dapat diperoleh
c. Mudah untuk dilakukan
d. Tidak memaksa subjek untuk mengalami faktor yang diperkirakan bersifat
merugikan kesehtan (faktor resiko) dan tidak ada subjek yang kehilangan
terapi yang diperkirakan bermanfaat.
e. Dapat dipakai untuk meneliti banyak variabel sekaligus
f. Jarang terancam loss to follow-up (drop out)
g. Dapat dimasukkan ke dalam tahapan pertama suatu penelitian kohort atau
eksperimen, tanpa atau dengan sedikit sekali menambah biaya
h. Dapat dipakai sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya yang bersifat
lebih konklusif
i. Membangun hipotesis dari hasil analisis
Kekurangan
Kelemahan penelitian cross sectional yang dikutip dari Sayogo (2009)
adalah sebagai berikut:
a. Sulit untuk menentukan sebab akibat karena pengambilan data risiko dan
efek dilakukan pada saat yang bersamaan (temporal relationship tidak
jelas)
b. Studi prevalens lebih banyak menjaring subyek yang mempunyai masa
sakit yang panjang daripada yang mempunyai masa sakit yang pendek,
karena inidividu yang cepat sembuh atau cepat meninggal mempunyai
kesempatan yang lebih kecil untuk terjaring dalam studi
c. Dibutuhkan jumlah subjek yang cukup banyak, terutama bila variabel yang
dipelajari banyak
d. Memiliki validitas inferensi yang lemah dan kurang mewakili sejumlah
populasi yang akurat, oleh karena itu penelitian ini tidak tepat bila
digunakan untuk menganalisis hubungan kausal paparan dan penyakit
e. Sulit untu menentukan sebab dan akibat karena pengambilan data risiko
dan efek dilakukan pada saat yang bersamaan..
f. Tidak menggambarkan perjalanan penyakit, insidensi maupun prognosis
g. Tidak praktis untuk meneliti kasus yang jarang
h. Tidak menggambarkan perjalanan penyakit
C. Contoh Penelitian Cross Sectional
HIV dan pekerja seks laki-laki (Shinde et al., 2009) Para penulis
mempresentasikan analisis cross-sectional untuk menilai prevalensi HIV dan
perilaku berisiko pada pekerja seks laki-laki. Mereka juga mengevaluasi
hubungan antara HIV dan faktor sosiodemografi. Data dikumpulkan oleh
kuesioner yang dikelola pewawancara (untuk data sosiodemografi dan perilaku),
evaluasi klinis untuk infeksi menular seksual (IMS), dan evaluasi serologis untuk
IMS (termasuk HIV).
Penulis melaporkan bahwa prevalensi HIV pada pekerja seks pria adalah 33%.
Mereka juga menemukan bahwa pria transgender berjenis kelamin laki-laki secara
bermakna lebih mungkin terinfeksi HIV dibandingkan dengan laki-laki (rasio
odds [OR]: 3,5, 95% interval kepercayaan: 1,0, 11,7). Demikian pula, mereka juga
menemukan bahwa prevalensi HIV lebih tinggi di antara mereka yang bekerja
seks adalah pekerjaan utama dibandingkan dengan mereka yang pekerjaan
seksnya bukan pekerjaan utama (40% vs 7%, P = 0,02).
D.
DAFTAR PUSTAKA