Anda di halaman 1dari 7

Rombel 2 Kesmas

Kelompok 5 :

1. Amira Isnaini M (060)


2. Aliefta Rochma P (061)
3. Shahrani Deviana A (063)
4. Siti Fatimah (066)
5. Anisa Trianingrum (068)

Studi Kohort
Studi kohort merupakan penelitian epidemiologic analitik non-eksperimental yang mengkaji
hubungan antara factor risiko merupakan suatu penelitian survei ( non ksperimen ) yang
paling baik dalam menghubungkan antara faktor resiko dengan efek ( Penyakit ). Penelitian
cohort digunakan untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor resiko dengan efek
melalui pendekatanlongitudinal ke depan atau prospektif. Artinya faktor resiko yang akan
dipelajari diidentifikasi dulu kemudian diikuti ke depan secara prospektif timbulnya efek,
yaitu : penyakit atau salah satu indikator status kesehatan.

Penelitian Cohort membandingkan proporsi subjek yang menjadi sakit ( efek positif ) antara
kelompok subjek yang diteliti dengan faktor positif dengan kelompok subjek dengan faktor
resiko negatif ( kelompok kontrol ).

Penelitian observasional analitik yang didasarkan pada pengamatan sekelompok penduduk


tertentu dalam jangka waktu tertentu. Dalam hal ini kelompok penduduk yang diamati
merupakan kelompok penduduk dengan 2 kategori tertentu yakni yang terpapar dan atau
yang tidak terpapar terhadap faktor yang dicurigai sebagai faktor penyebab. Penelitian ini
(cohort) adalah kebalikan dari case control. faktor resiko (penyebab) telah diketahui terus
diamati secar terus menerus akibat yang akan ditimbulkannya.

Langkah-langkah pelaksanan penelitian cohort:

a.Identifikasi faktor-fakor rasio dan efek

b.Menetapkan subjek penelitian ( menetapkan populasi dan sampel )

c.Pemilihan subjek dengan faktor resiko positif dari subjek dengan efek negatif
d.Memilih subjek yang akan menjadi anggota kelompok kontrol

e.Mengobservasi perkembangan subjek sampai batas waktu yang ditentukan, selanjutnya


mengidentifikasi timbul tidaknya efek pada kedua kelompok

f.Menganalisis dengan membandingkan proporsi subjek yang mendapatkan efek positif


dengan subjek yang mendapat efek negatif baik pada kelompok resiko positif maupun
kelompok kontrol.

Studi Kohort
Berlawanan dengan studi kasus-kontrol yang dimulai dengan identifikasi efek. Pada
penelitian kohort yang diidentifikasi dulu adalah kasusnya, kemudian subyek diikuti secara
prospektif selama periode tertentu untuk mencari ada tidaknya efek. Pada penelitian kohort
murni (internal), yang diamati adalah subyek yang belum mengalami pajanan factor risiko
serta belum mengalami faktor efek. Subyek yang terpajan menjadi kelompok yang diteliti,
sedang subyek yang tidak terpajan menjadi kontrol. Kedua kelompok tersebut kemudian
diikuti selama periode waktu tertentu, dan ditentukan apakah telah terjadi efek atau penyakit
yang diteliti sedangkan pada studi kohort eksternal apabila subyek yang dipilih sudah terkena
factor risiko namun belum mengalami efek dan kelompok pembanding dipilih dari subyek
lain yang tanpa pajanan factor risiko dan tanpa efek.
Modifikasi Rancangan Studi Kohort
a.Studi Kohort Retrospektif
Pada desain ini, peneliti mengidentifikasi factor risiko dan efek pada kohort yang telah terjadi
di masa lalu namun kejadian efek ditelusur prospektif dilihat dari saat pajanan risiko. Jenis
analisis yang digunakan sama dengan pada studi kohort prospektif. Kesahihan hasil studi ini
sangat bergantung pada kualitas data pada rekam medik atau catatan yang dipergunakan
sebagai sumber data.
b.Studi kohort berganda
Pada studi kohort berganda dengan kelompok pembanding eksternal, penelitian dimulai
dengan kedua kelompok subyek dari populasi yang berbeda, yakni satu kelompok dengan
factor risiko dan kelompok lain tanpa faktor risiko. Desain ini lebih sering digunakan
ketimbang studi kohort dengan kelompok pembanding internal. Pendekatan metodologis pada
rancangan penelitian kohort berganda ini dapat dilaksanakan dengan cara prospektif maupun
retrospektif.
c.Nested case-control study
Jenis studi ini secara harfiah berarti terdapatnya bentuk studi kasus-kontrol yang bersarang
(nested) di dalam rancangan penelitian kohort. Data yang digunakan adalah data yang
diperoleh dari studi kohort. Setelah penelitian kohort selesai maka diperoleh sejumlah subyek
dengan efek yang positif yang berasal dari kelompok yang terpajan dan kelompok control.
Keunggulan studi in, yaitu penghematan biaya karena pemeriksaan laboratorik pada factor
risiko hanya dilakukan pada kelompok kasus dan kantrol bukan pada semua subyek
penelitian studi kohort, selain itu studi ini lebih unggul disbanding studi kasus-kontrol biasa
karena sampel kontrolnya ditarik dari populasi yang sama dengan populasi kasus.
Contoh : Hubungan antara pemberian susu formula pada masa neonates(formula dini)
berkaitan dengan peningkatan kejadian asma dibawah usia 1 tahun (asma dini)
Jika pada studi kohort, yaitu dengan mengamati bayi baru lahir, mencatat yang diberi formula
dini dan yang tidak.
Kelebihan :
1.Studi kohort merupakan desain terbaik dalam menentukan insidens dan perjalanan penyakit
atau efek yang diteliti
2.Studi kohort merupakan desain terbaik dalam menerangkan dinamika antara hubungan
factor risiko dengan efek secara temporal
3.Studi kohort merupakan pilihan terbaik untuk kasus yang bersifat fatal dan progresif
4.Studi kohort dapat dipakai untuk meneliti beberapa efek sekaligus dari suatu factor risiko
tertentu
5.Karena pengamatan dilakukan secara kontinu dan longitudinal, studi kohort memiliki
kekuatan yang andal untuk meneliti berbagai masalah kesehatan yang makin meningkat.
Kekurangan :
1.Studi kohort biasanya memerlukan waktu yang lama
2.Sarana dan biaya biasanya mahal
3.Studi kohort seringkali rumit
4.Kurang efisien dari segi waktu dan biaya untuk meneliti kasus jarang
5.Terancam drop out atau terjadinya perubahan intensitas pajanan atau factor risiko dapat
mengganggu analisis lain
6.Pada keadaan tertentu dapat menimbulkan masalah etika karena peneliti membiarkan
subyek terkena pajanan yang dicurigai atau dianggap dapat merugikan subyek.

Studi cohort
Adalah rancangan penelitian epidemiologi analitik observasional yang mempelajari hubungan
antara paparan dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok terpapar dan kelompok
tidak terpapar berdasarkan status penyakit.

gambar 3. skema rancangan penelitian cohort

terpapar (E) --> sakit (D)

--> tidak sakit (D)

tidak terpapar (E) --> sakit (D)

--> tidak sakit (D)


Ciri-ciri:

Pemilihan subyek berdasarkan status paparannya, kemudian dilakukan pengamatan dan


pencatatan apakah subyek mengalami outcome yang diamati atau tidak. Bisa bersifat
retrospektif atau prospektif.

Karakteristik:

1. Bersifat observasional
2. Pengamatan dilakukan dari sebab ke akibat
3. Disebut sebagai studi insidens
4. Terdapat kelompok kontrol
5. Terdapat hipotesis spesifik
6. Dapat bersifat prospektif ataupun retrospektif
7. Untuk kohort retrospektif, sumber datanya menggunakan data sekunder

Keuntungan:

1. Kesesuaian dengan logika normal dalam membuat inferensi kausal


2. Dapat menghitung laju insidensi
3. Untuk meneliti paparan langka
4. Dapat mempelajari beberapa akibat dari suatu paparan

Kelemahan:

1. Lebih mahal dan butuh waktu lama


2. Pada kohort retrospektif, butuh data sekunder yang lengkap dan handal
3. Tidak efisien dan tidak praktis untuk kasus penyakit langka
4. Risiko untuk hilangnya subyek selama penelitian, karena migrasi, partisipasi
rendah atau meninggal

Perhitungan Relative Risk (RR)


outcome+ outcome- jumlah

Exposure + a b a+b

Exposure – c d c+d

jumlah a+c b+d a+b+c+d

RISIKO RELATIF (RR)= a/(a+b) : c/(c+d)

1. RR = 1, faktor resiko bersifat netral

2. RR>1; Confident Interval (CI)> 1, faktor resiko menyebabkan sakit

3. RR< 1; Confident interval (CI)< 1, faktor risiko mencegah sakit

Contoh soal:

Dalam penelitian tentang hubungan antara alkohol dengan terjadinya hemorage stroke
diambil 2916 orang yang tidak minum alkohol dan 4960 orang peminum alkohol yang diikuti
selama 12 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 197 orang peminum alkohol dan 93
orang bukan peminum alkohol mengalami stroke. Hitunglah besar resiko relatifnya!
outcome+ outcome- jumlah

Exposure + 197 4763 4960

Exposure – 93 2823 2916

jumlah 290 7586 7876

RISIKO RELATIF (RR) = a/(a+b) : c/(c+d)

= 197/4960 : 93/2916

= 1,25

RR>1; Confident Interval (CI)> 1, faktor resiko menyebabkan sakit

Referensi :
1.http://hasniadiv.blogspot.com/
2. http://murnikasmaranifkmundip.blogspot.com/2010/11/metode-penelitian-analitik.html

Anda mungkin juga menyukai