NIM : 6411418066
ROMBEL :2
SOAL
1. Buatlah ringkasan Vitamin larut air dan Lemak sesuai tabel dibawah ini :
Tabel 1. Proses Penyerapan Air
Vitamin Vitamin B1 Vitamin B1 Mukosa Tiamin dari makanan Saat tubuh kekurangan
Larut tiamin Usus Halus setelah dicerna, vitamin B1, maka
Air diabsorpsi diserap langsung tubuh akan sering
secara aktif di oleh usus dan masuk mengalami lemas dan
duodenum kedalam saluran tidak bertenaga. Berat
bagian atas yang darah. Tiamin badan juga dapat
suasananya diserap dengan menurun drastis dan
asam, dengan bantuan natrium. tidak normal, kondisi
bantuan Metabolit tiamin seperti ini dapat
trifosfatase adalah 2-metil-4- memicu timbulnya
(ATPase) yang amino-5-pirimidin penyakit beri-beri.
bergantung pada dan asam 4-metil- Melakukan diet rendah
natrium. tiazol-5-asetat. tiamin berpengaruh
mendatangkan
penyakit malnutrisi
dan mengonsumsi
diuretic dengan dosis
yang tinggi juga
merupakan faktor
pemicu.
Vitamin Vitamin C Vitamin C Ileum Vitamin C dapat Terlalu sibuk dan
larut air mudah dengan mudah makan tidak teratur
diabsoprsi melepaskan elektron menyebabkan
secara aktif dan karena oksidasi malnutrisi vitamin C.
secara difusi monovalen reversibel
pada bagian atas menjadi radikal
usus halus lalu askorbil, sehingga
masuk ke dapat berperan dalam
peredaran darah system redoks
melalui vena biokimia.
porta. Vitamin Metabolisme vitamin
C kemudian C terdiri dari
dibawa ke oksidasi, ekskresi
semua jaringan. dan regenerasi.
Konsentrasi
tertinggi adalah
dalam jaringan
adrenal,
pituitari, dan
retina.
dst
Konsepnya hampir sama dengan konsep pada bentuk piramida yang sebelumnya
digunakan oleh Indonesia, yaitu terdapat 6 kelompok pangan, dimana paling bawah adalah
kelompok makanan pokok (porsinya paling besar), disusul sayur, buah, protein nabati dan
hewani, serta paling sedikit adalah minyak, gula dan garam. Bedanya dengan bentuk
terdahulu, pada tumpeng gizi seimbang ini dilengkapi dengan anjuran minum air putih dan
anjuran pola hidup sehat, antara lain berolah raga teratur atau aktvitas fisik, menjaga
kebersihan dan memantau berat badan secara teratur.
Jepang justru membuat bentuk gasing, yang menyerupai piramida terbalik. Walaupun secara
umum isinya hampir sama dengan bentuk piramida, yaitu bagian terbesar adalah kelompok
pangan berpati (biji-bijian, umbi), namun nampaknya penempatan atas-bawah tidak
menunjukkan level kelompok mana yang lebih penting. Terdpat 6 (enam) kelompok pangan,
yaitu biji-bijian, sayur, daging dan ikan, serta susu dan buah. Ketika panduan milik negara-
negara lain pada umumnya menempatkan sayur dan buah pada level yang sama dengan
proporsi yang cukup besar, tidka demikian dengan spinning top ini. Buah justru ditempatkan
pada bagian yang paling kecil dan pada level yang sama dengan susu dan olahannya. Tidak
ada anjuran atau peringatan untuk lemak dan minyak. Justru, panduan ini terlihat permisif
pada konsumsi snack, gula-gula dan minuman. Ketika panduan dari negara-negara lain
banyak yang menganjurkan utnuk membatasi, panduan gizi Jepang membolehkannya, namun
dengan porsi sedang. Panduan ini juga dilengkapi dengan anjuran aktivitas fisik dan
konsumsi air putih.
Panduan gizi Australia berbentuk lingkaran yang dibagi menjadi lima, seperti pie diagram.
Masing-masing bagian menunjukkan kelompok pangan, antara lain kelompok pangan berpati,
sayur dan leguminosa, buah, susu dan olahannya, serta pangan sumber protein. Selain itu,
dalam panduan ini juga disertakan anjuran supaya banyak megonsumsi air minum dan sedikit
mengonsumsi gula, minyak dan lemak. Dalam penggunaannya, visualisasi ringkasan panduan
ini disertai dengan booklet the Australian Guide to Healthy Eating yang lebih rinci.
MyPlate (USDA/ US)
Permasalahan double burden pada gizi adalah masalah gizi ganda yang mana terdapat
masalah gizi lebih yang belum terselesaikan setelah muncul masalah baru, gizi kurang
dengan berbagai macam penyakit yang ditimbulkan, saat ini Indonesia mengalami
permasalahan double burden.
Menurut data kesehatan menunjukan bahwa angka kejadian gizi kurang pada balita
mencapai 17,9% dan stunting 35,6%. Sedangkan masalah gizi lebih daripada balita
mencapai 14,2%, usia 6-12 tahun sebesar 12,2% tergolong kurus dan 9,2% tergolong
gemuk. Adanya dua permasalahan ini, menunjukan bahwa Indonesia tidak hanya
memiliki gizi kurang saja akan tetapi juga mengalami kelebihan gizi. Faktor penyebab
massalah double burden yaitu kemiskinan, kurang tersedianya pangan, kurang adanya
sanitasi lingkungan, kurangnya pengetahuan tentang pedoman gizi seimbang.