Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakikatnya penelitian adalah segala upaya untuk memahami


dan memecahkan masalah secara ilmiah, sistematis dan logis. Melalui
penelitian, seorang peneliti akan berusaha mencari dan menegakkan
pengetahuan berdasarkan fakta-fakta empiris yang obyektif melalui
tahapan yang sistematis, sungguh-sungguh, sesuai dengan kaidah atau
aturan tertentu serta logis. Penelitian merupakan salah satu upaya dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Penelitian dapat dipandang sebagai sistem berpikir dan bertindak
yang diarahkan pada pencapaian tujuan. Berbagai jenis penelitian atau
studi saat ini mengharuskan kita berfikir kritis untuk dapat menentukan
studi yang tepat kita gunakan sesuai dengan masalah, tempat, dan waktu
yang akan kita teliti.
Dalam dunia kefarmasian, dipelajari ilmu farmakoepidemiologi.
Dimana ilmu ini merupakan ilmu yang mempelajari tentang penggunaan
obat dan efeknya pada sejumlah besar manusia. Berdasarkan perannya,
farmakoepidemiologi dibedakan menjadi Studi Observasional yang
membahas tentang studi kasus kontrol (case control), studi potong lintang
(cross sectional) dan studi kohort, serta studi eksperimental yang
membahas tentang eksperimen dengan kontrol random (Randomized
Controlled Trial /RCT) dan eksperimen semu (kuasi).
Berdasarkan uraian diatas, kami akan membahas mengenai
penelitian kohort dan melakukan penilaian kritis terhadap salah satu
penelitian kohort yang telah dipublikasikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud penelitian kohort?
2. Bagaimana ciri-ciri penelitian kohort?
3. Apa saja jenis-jenis penelitian kohort?
4. Bagaimana rancangan penelitian kohort?
5. Apa saja langkah-langkah pada penelitian kohort?

1
2

6. Bagaimana kelebihan dan kekurangan penelitian kohort?


7. Apa yang dimaksud dengan critical appraisal/ penilaian kritis?
8. Bagaimana langkah-langkah dalam penilaian kritis?
C. Tujuan
1. Mampu memahami pengertian penelitian kohort.
2. Mampu memahami penelitian kohort.
3. Mampu memahami jenis-jenis penelitian kohort
4. Mampu memahami rancangan penelitian kohort.
5. Mampu memahami langkah-langkah pada penelitian kohort
6. Mampu memahami kelebihan dan kekurangan penelitian kohort.
7. Mampu memahami pengertian critical appraisal/ penilaian kritis.
8. Mampu memahami langkah-langkah dalam penilaian kritis.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

D. Pengertian Penelitian Kohort


Penelitian Kohort atau studi kohort merupakan studi epidemiologis

non-eksperimental yang sering digunakan untuk mempelajari hubungan

antara faktor resiko dengan efek atau penyakit. Perkataan kohort berasal

dari kata Romawi Kuno cohort yang berarti tentara yang berbaris maju ke

medan perang. Model pendekatan yang digunakan pada rancangan kohort

ialah pendekatan waktu secara longitudinal atau time-period approach

(Sastroasmoro & Ismael, 2008).


Penelitian Studi kohort adalah rancangan studi yang mempelajari

hubungan antara paparan dan penyakit, dengan cara membandingkan

kelompok terpapar dan tidak terpapar berdasarkan status penyakit.


E. Ciri-ciri Penelitian Kohort
Ciri-ciri studi kohort adalah pemilihan subyek berdasarkan status

paparannya, dan kemudian dilakukan pengamatan dan pencatatan apakah

subyek dalam perkembangannya mengalami penyakit yang diteliti atau

tidak. Pada saat mengidentifikasi status paparan, semua subyek harus

bebas dari penyakit yang diteliti. Jadi kelompok terpapar maupun

kelompok tidak terpapar berasal dari satu populasi atau dua populasi yang

bebas dari penyakit yang diteliti. Jika berasal dari dua populasi yang

terpisah, maka untuk kepentingan inferensi kausal, peneliti harus

memastikan bahwa kedua populasi setara dalam hal faktor-faktor diluar

paparan yang diteliti.


F. Jenis-jenis Penelitian Kohort
1. Studi kohort prospektif dengan kelompok pembanding internal
Pada studi jenis ini, kohort yang dipilih sama sekali belum terpajan
(terekspose) oleh faktor risiko dan belum mengalami efek.
4

2. Studi kohort ganda


Studi kohort dengan kelompok pembanding eksternal. Penelitian ini
dimulai dengan kelompok subyek populasi yang berbeda (kelompok
dengan faktor risiko dan tanpa risiko).
3. Studi kohort retrospektif
Suatu modifikasi penelitian kohort dengan melakukan penelusuran
terhadap kelompok kohort yang sudah mengalami efek di masa
lampau.
4. Studi case-kohort dan Nested case-control
Penggabungan dua jenis atau lebih dari penelitian desain dasar yang
dikenal sebagai metodologi penelitian desain hibrid. Keduanya
menggabungkan studi kohort dan studi kasus-kontrol. Data yang
digunakan adalah data yang diperoleh dari studi kohort.

G. Rancangan Penelitian Kohort


Rancangan Kohort merupakan penelitian observasional analitik

yang mempelajari hubungan antara faktor risiko dengan efek atau penyakit

melalui pendekatan waktu secara longitudinal prospektif. Maksudnya,

faktor risiko dan efek tidak diobservasi pada saat yang bersamaan tetapi

faktor risiko diidentifikasi terlebih dahulu, kemudian dalam periode waktu

tertentu (prospektif) dilakukan observasi terhadap timbulnya efek atau

penyakit yang diteliti. Dengan demikian maka rancangan kohort sesuai

dengan logika eksperimen yakni dimulai dengan penentuan faktor

penyebab (risiko) kemudian diikuti dengan penentuan efek dari penyebab

itu. Oleh karena itu, rancangan kohort dianggap paling kuat dalam

mempelajari hubungan sebab akibat daripada kedua model rancangan

cross sectional dan kasus-kontrol (Arief, 2003).


5

Skema Rancangan Kohort.

H. Langkah-langkah Pada Rancangan Penelitian Kohort


1. Merumuskan masalah penelitian
Perumusan masalah penelitian penting kaitannya dengan

penetapan variabel-variabel penelitian. Conbtoh variabel faktor resiko

adalah pemakaian oral kontrasepsi sedangkan efek yang diteliti adalah

kanker payudara.
2. Menetapkan subjek penelitian
Pada rancangan kohort memiliki kekhususan didalam hal

penetapan kelompok, subjek harus tanpa efeksejak awal penelitian.

Subjek dapat dipilih dari populasi-populasi terjangkau dari kelompok-

kelompok tertentu.
3. Memilih kelompok kontrol
Kelompok kontrol adalah kelompok subjek yang tidak

mendapat paparan faktor risiko, sebaiknya berasal dari populasi yang

sama dengan kelompok yang terpapar faktor risiko.


4. Identifikasi variabel penelitian
Faktor risiko dalam rancangan kohort bertindak sebagai

variabel bebas sedangkan efek atau penyakit sebagai variabel

tergantung. Variabel-variabel lain berupa variabel luar atau perancu

seharusnya ditetapkan juga agar dapat dikendalikan pengaruhnya

melalui rancangan penelitian atau analisisnya.


5. Mengamati perkembangan dan menetapkan timbulnya efek
Penetapan terhadap timbulnya efek atau penyakit harus

dilakukan berdasarkan kriteria yang telah disusun pada awal penelitian.

Pengukuran terhadap timbulnya efek harus memperhatikan sensitivitas

dan spesifisitas pengukuran. Sensitivitas pengukuran ialah kemampuan

alat ukur untuk mendiagnosis sejumlah subjerk sakit memang benar-


6

benar sakit. Spesifitas pengukuran ialah kemampuan alat ukur untuk

mendiagnosis sejumlah subjek yang tidak sakit secara benar.


6. Analisis hasil
Semua data yang telah diperoleh, meliputi data kejadian

penyakit yang dialami oleh kelompok terpapar dan kelompok tidak

terpapar, dilakukan pengolahan data agar dapat ditangani dengan

mudah, meliputi kegiatan editing, coding, processing, dan cleaning.

Selanjutnya data yang diperoleh disajikan dalam tabel kongesti 2x2.


Tabel Kongesti 2x2

Faktor Resiko Kasus Kontrol Total

Terpapar A B (A+B)

Tidak Terpapar C D (C+D)

Total (A+C) (B+D) (A+B+C+D) = N

Setelah data diolah, dilakukan analisis data secara univariat

dan bivariat, atau multivariat. Untuk menilai apakah paparan (faktor

risiko) yang dialami subjek sebagai penyebab timbulnya penyakit,

dilakukan uji kemaknaan dengan uji statistik yang sesuai. Keputusan uji

statistik dapat dicari dengan pendekatan klasik ataupun probabilistik.

Pada penelitian kohort, peneliti menghitung besarnya risiko

yang dihadapi kelompok terpapar untuk terkena penyakit menggunakan

perhitungan Relative risk/ RR (risiko relatif) dan Atribute risk/ AR

(risiko atribut). RR adalah perbandingan antara insidensi penyakit yang

muncul dalam kelompok terpapar dan insidensi penyakit yang muncul

dalam kelompok tidak terpapar. Berdasarkan tabel kontingensi di atas

maka rumus RR adalah:


7

RR harus selalu disertai nilai interval kepercayaan yang dikehendaki,

misalnya 95%. Interpretasi hasil RR adalah:

a. Jika nilai RR = 1, berarti variabel yang diduga sebagai faktor risiko

tidak ada pengaruh dalam terjadinya efek.

b. Jika nilai RR > 1 dan rentang interval kepercayaan tidak mencakup

angka 1, berarti variabel tersebut faktor risiko dari penyakit.

c. Jika nilai RR < 1 dan rentang nilai interval kepercayaan tidak

mencakup angka 1, berarti faktor risiko yang kita teliti merupakan

faktor protektif untuk terjadinya efek.

d. Jika nilai interval kepercayaan RR mencakup nilai 1, berarti

mungkin nilai RR = 1 sehingga belum dapat disimpulkan bahwa

faktor yang kita teliti sebagai faktor risiko atau faktor protektif.

Atribute risk adalah selisih antara insidensi penyakit yang

diderita kelompok terpapar dan insidensi penyakit yang diderita

kelompok yang tidak terpapar. Pada penelitian kohort juga dapat

dilakukan perhitungan laju insidensi. Laju insidensi merupakan

kecepatan kejadian penyakit pada populasi.

I. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Kohort


1. Kelebihan Penelitian Kohort
Kelebihan penelitian kohort (Sastroasmoro & Ismael, 2008) :
a. Studi kohort merupakan desain terbaik dalam menentukan insiden

dan perjalanan penyakit atau efek yang diteliti.


8

b. Studi kohort merupakan desain terbaik dalam menerangkan

dinamika hubungan antara faktor risiko dengan efek secara

temporal.
c. Studi kohort merupakan pilihan terbaik untuk kasus yang bersifat

fatal dan progresif.


d. Studi kohort dapat dipakai untuk meneliti beberapa efek sekaligus

dari suatu faktor risiko tertentu.


e. Karena pengamatan dilakukan secara kontinu dan longitudinal,

studi kohort memiliki kekuatan yang andal untuk meneliti berbagai

masalah kesehatan yang makin meningkat.


Sedangkan menurut (Arief, 2003) keunggulan rancangan kohort ,

yakni:
a. Rancangan kohort merupakan rancangan yang paling unggul dalam

menerangkan hubungan sebab akibat antara faktor risiko efek

dibandingkan dengan rancangan observasional analitik lainnya.

Hal ini dikarenakan rancangan kohort memiliki uniformitas

observasi baik terhadap faktor risiko maupun efek serta

dimungkinkannya melakukan pengukuran baku.


b. Rancangan kohort dapat dipakai untuk meneliti beberapa efek

sekaligus dari suatu faktor risiko tertentu.


c. Karena rancangan kohort dapat dilakukan obseravsional berkali-

kali maka dapat ditetapkan besarnya angka resiko dan waktu ke

waktu yang lain.


d. Memungkinkan dikembangkan menjadi rancangan kohort

retrospektif maupun kohort eksperimen.


2. Kekurangan Penelitian Kohort

Kekurangan penelitian kohort (Sastroasmoro & Ismael, 2008) yakni:

a. Studi kohort biasanya dibutuhkan waktu yang lama.

b. Sarana dan biaya biasanya mahal.


9

c. Studi kohort seringkali rumit.

d. Kurang efisien dari segi waktu dan biaya untuk meneliti kasus

jarang.

e. Terancap drop out atau terjadinya perubahan intensitas pajanan

atau faktor risiko dapat mengganggu analisis hasil.

f. Pada keadaan tertentu dapat menimbulkan masalah etika karena

peneliti membiarkan subjek terkena pajanan yang dicurigai atau

dianggap dapat merugikan subjek.

Sedangkan menurut (Arief, 2003) kekurangan rancangan kohort ,

yakni:
a. Rancangan kohort biasanya memerlukan waktu yang lama

sehingga sarana dan biaya menjadi mahal.


b. Mengandung resiko adanya subjek yang drop out atau terjadinya

perubahan intensitas paparan faktor risiko selama pengamatan hasil

sehingga mengganggu analisis hasil.


c. Dapat menimbulkan masalah etika karena penelitian membiarkan

subjek terpapar dengan faktor risiko yang dapat menimbulkan efek

(penyakit).
J. Pengertian Critical Appraisal/Penilaian Kritis
Critical appraisal adalah proses sistematis untuk menguji validitas,

hasil, dan relevansi dari sebuah bukti ilmiah (hasil penelitian) sebelum

digunakan untuk mengambil keputusan. Telaah kritis merupakan bagian

penting dari evidence-based medicine karena dapat menjembatani jurang

antara hasil riset dengan aplikasi prakris. (Chamber, R. 1998).


Critical appraisal adalah telaah kritis dimana para klinisi mampu

menilai secara efisien apakah suatu literatur kedoktersn dapat digunakan

untuk menjawab pertanyaan klinis dan mampu menilai metodologi


10

penelitian yang digunakan dalam penelitian tertentu sehingga dapat

diputuskan apakah hasil penelitian dapat diterima atau tidak.


K. Langkah-langkah dalam Critical Appraisal/Penilaian Kritis
Secara formal penilaian kritis perlu dilakukan terhadap kualitas

bukti-bukti yang dilaporkan oleh artikel riset pada jurnal. Penilaian kritis

kualitas bukti artikel riset meliputi penilaian tentang validitas (validity),

kepentingan (importance), dan kemampuan penerapan (applicability)

bukti-bukti klinis tentang etiologi, diagnosis, terapi, pencegahan, kerugian

yang akan digunakan untuk pelayanan medis individupasien, disingkat

“VIA”.
1. Validity
Setiap artikel / hasil riset perlu dinilai kritis tentang apakah kesimpulan

yang ditarik benar (valid), tidak mengandung bias. Bias adalah

kesalahan sistematis (systematic error) yang menyebabkan kesimpulan

hasil riset yang salah tentang akurasi tes diagnosis, efektivitas

intervensi, akurasi prognosis, maupun kerugian /etiologi penyakit.


Bukti yang disampaikan oleh suatu artikel dari sebuah riset tergantung

dari cara peneliti memilih subjek/sampel pasien peneliyian, cara

mengukur variabel, dan mengendsliksn pengaruh faktor ketiga yang

disebut perancu (confounding factor). Untuk memperoleh hasil riset

yang valid , maka sebuah riset perlu menggunakan studi yg tepat.


2. Importance
Bukti yang disampaikan oleh suatu artikel tentang intervensi medis

perlu dinilai tidak hanya validitas (kebenaran) tetapi juga apakah

intervensi tersebut memberikan informasi diagnostik ataupun terapetik

yang subtansial yang cukup penting, sehingga berguna untuk

menegakkan diagnostik atau memilih terapi yang efektif.


3. Applicability
11

Bukti yang valid dan penting dari sebuah riset hanya bwrguna jika bisa

diterapkan pada pasien di tempat praktek klinis. Bukti terbaik dalam

sebuah setting riset belum tentu bisa langsung dieksplorasi (diperluas)

kepada setting praktek klinis dokter. Untuk memahami pernyataan itu

perlu dipahami perbedaan antar konsep efikasi dan efektivitas. Efikasi

adalah bukti tentang kemaknaan efek yang dihasilkan oleh suatu

intervensi baik secara klinis maupun statis, seperti yang ditunjukkan

pada situasi riset yang sangat terkontrol.


12

BAB III
PEMBAHASAN TELAAH JURNAL
KOHORT

A. Deskripsi umum jurnal

No Komponen Uraian
1 Judul
Difference of Vertical Transmission in
HIV-Infected Women with Complete
and Incomplete PMTCT

2 Penulis
Sitti Fausihar, Yudianto B Saroyo

3 Koresponden penulis Sitti Fausihar. Department of Obstetrics


(alamat, email)) and Gynecology/Dr. Cipto
Mangunkusumo Hospital, Jakarta.
Email: ziung@yahoo.com
4 Jurnal, volume, edisi, Vol 3, No 2
tahun, halaman
April 2015
Indonesian Journal of Obstetrics and
Gynecology 2015; 2: 69-75
5 Penelaah jurnal Kelopok 2 EBM

6 Tanggal telaah jurnal 22 September 2018

7 Apakah hasil Terdapat perbedaan kejadian transmisi


penelitian? vertikal yang bermakna antara
perempuan yang menjalani PMTCT
lengkap dan tidak lengkap. Dengan
melakukan PMTCT lengkap dapat
13

memberikan efek protektif terhadap


terjadinya transmisi vertikal sebesar
25,9%.
14

B. Pemahaman jurnal

a. Abstrak dan pendahuluan


Objective: To analyze any differences on vertical transmission in groups
with complete and incomplete program as well as the factors influencing
completion.
Method: This was a retrospective cohort study performed by data
collection from medical records and/or interviews from January 2010 to
February 2012. The variables analyzed subject characteristics, applied
PMTCT program and risk factors affecting transmission.

Result: Seventy-five pregnant women who were HIV-positive were


initially recruited, but 21 subjects were excluded due to incomplete
medical records. In the first group (n=27) who received complete PMTCT,
no vertical transmission was identified, while in the second group (n=27)
with incomplete PMTCT, seven children were found to be HIV-positive.
Rupture of membrane for more than 4 hours was the only significant risk
factor for vertical transmission (p=0.001, RR=64.5, 95% CI=6.14-677.6).

Conclusion: There was a significant difference in the occurrence of


vertical transmission between complete and incomplete PMTCT program.
Complete PMTCT program may provide protective effect against the
occurrence of vertical transmission by 25.9%.

[Indones J Obstet Gynecol 2015; 2: 69-75]

Keywords: HIV, PMTCT, vertical transmission

No Komponen Informasi dari jurnal

1 Latar 1. According to the latest data from the World


Belakang Health Organization (WHO), approximately
pendahuluan ? 35.3 million people are currently living with
the Human Immunodeficiency Virus (HIV), 30
million of which are living in lower-middle
15

income countries, with approximately 2.3


million new infections in 2012
2. The estimated risk of HIV transmission during
pregnancy is 5-10%, 10-20% during labor, and
5-20% during breastfeeding
3. In Indonesia, the proportion of HIV cases in
women increased from 34% in 2008 to 44% in
2011, leading to an increase in HIV and AIDS
transmitted from mother to baby.
4. The estimated risk of HIV transmission during
pregnancy is 5-10%, 10-20% during labor, and
5-20% during breastfeeding.2,3 However, this
can be lowered to less than 2% through
antiretroviral prophylaxis given to the mother
during pregnancy and child birth and the
infants in the first weeks of life, as well as
obstetrical interventions including elective
cesarean surgery and avoidance of
breastfeeding. These interventions are known
as the Prevention of Maternal To Child
Transmission (PMTCT) or the prevention of
mother-to-child vertical transmission.
2 Apa The lack of integration of existing record system
kesenjangan in Pokdisus HIV/Acquired Immune Deficiency
yang masih Syndrome (AIDS), Department of Obstetrics and
ditemukan? Gynecology, and Department of Pediatrics, causes
difficulty in synchronizing data related to mother-
tochild transmission during pregnancy, childbirth,
and post-partum. In Indonesia, there is still limited
data for vertical transmission, and also the number
of HIV-infected pregnant women is likely to
increase.
3 Apa tujuan To analyze any differences on vertical
utama transmission in groups with complete and
penelitian incomplete program as well as the factors
(primary influencing completion
outcome)?
4 Apa tujuan Ada, yaitu:
tambahan
this study was conducted in order to assess the
penelitian
PMTCT program to see the outcome of vertical
(secondary
transmission in children from HIV infected
16

outcome)? pregnant women during the period of January


2010-February 2012 at RSCM, which is expected
to be a reflection of the government’s effort to
decrease the number of people living with HIV
in Indonesia.

5 Apa hipotesis Ada informasi, yaitu


penelitian?
There was a significant difference in the
occurrence of vertical transmission between
complete and incomplete PMTCT program.

b. Metodologi : desain, populasi, dan subyek penelitian

No Komponen Informasi dari jurnal

1 Apakah Cohort retrospective : faktor risiko dan efek atau


desain yang penyakit sudah terjadi dimasa lampau sebelum
digunakan? dimulainya penelitian.

This was a retrospective cohort study performed by


data collection from medical records and/or
interviews from January 2010 to February 2012
2 Siapakah Ada informasi
Populasi
pregnant women who presented to the ER/delivery
terjangkau?
room and obstetrics outpatient clinic from January
2010 to February 2012, as well as the medical
records of infants born from HIV-positive mothers
from January 2010 to February 2012 and
presenting to the pediatrics clinic or emergency
room in RSCM.
3 Apa kriteria Ada informasi
inklusi?
The inclusion criteria are medical records of HIV
positive pregnant women as confirmed with either
HIV rapid tests, ELISA or western blot for HIV
antibodies, or by the viral load; all subjects being
17

treated at RSCM, either from ANC or in the


ER/delivery room from January 2010 to February
2012 and/or infants who seek treatment in the
pediatric outpatient clinic or emergency department
of RSCM who were born from HIV-positive
mothers between January 2010 and February 2012,
and also data regarding maternal and infant has to
be completely stated in the medical records
4 Apakah kontrol
kontrol dalam
penelitian?
Ibu Hamil Positif HIV dengan PMTCT Lengkap

5 Apa kriteria Ada informasi


ekslusi untuk
Subjects will be excluded if there were any
kontrol?
anomaly/congenital abnormalities in the
infants,contra indication of antiretroviral
prophylaxis, no result of HIV antibodies of infants
older than 18 months of age, and also breastfeeding
mothers who have had problems in the breast
and/or sores in the infant’s mouth.

3 Apakah Variabel Utama


variabel yang PMTCT Lengkap dan Tidak Lengkap
diteliti?

Variabel bebas yang diteliti:

1. Maternal ARV
2. Mode of delivery
3. Infant prophylactic ARV
4. Breastfeeding
5. CD4 count (mother)
6. Viral load (mother)
7. Viral load (infant
8. ELISA (infant ≥ 18 months)
18

9. Pregnancy
10. Gestational age at delivery
11. Birth weight
12. Sexually Transmitted Infections
13. Malnutrition (during pregnancy)
14. Membrane rupture
15. Chorioamnionitis
16. Invasive procedure
6 Apakah ya, sebesar 75 pregnant women with HIV from
disebutkan
January 2010 to February 2012.
besar
sampel?
7 Apakah ada informasi
rumus besar
Fisher’s exact test.
sampel yang
digunakan?

p =[(a+b)!(c+d)!(b+d)!(a+c)!] / (a!b!c!d!N!)

c. Hasil penelitian

No Komponen Uraian
1 Kapan Ada informasi
penelitian
Januari 2010 sampai Februari 2012.
dilakukan?
Dipublikasikan: April 2015
2 Bagaimanakah Ada informasi
alur peserta
Jumlah yang berpotensi masuk penelitian: 75
Penelitian?
Jumlah yang memenuhi kriteria: 54
Jumlah pasien yang drop out 21
19

Kasus
Jumlah yang bersedia ikut serta: 27
Jumlah data yang lengkap 27
Jumlah data yang dianalisis 27
Kontrol
Jumlah yang berpotensi masuk penelitian: 27
Jumlah yang memenuhi kriteria: 27
Jumlah yang bersedia ikut serta: 27
Jumlah data yang lengkap 27
Jumlah data yang dianalisis 27

3 Berapakah Tidak ada informasi


waktu untuk
melakukan
follow up?
4 Apakah ya
dilaporkan nilai
difference invertical transmission between
RR dan interval
pregnant women receiving complete and
kepercayaannya
incomplete PMTCT (p<0.05). Therefore, if we
?
do complete PMTCT, it will provide a protective
effect from vertical transmission of HIV in
infants. The risk of vertical transmission was
reduced by approximately 25.9% in patients
with complete PMTCT (RR = 0.741).

d. Diskusi : Komponen telaah jurnal bagian diskusi


No Komponen Informasi dari jurnal
1 Apakah Dibahas
kekuatan dan
1. Kekuatan
kelemahan
 Dapat memeriksa dan mendiagnosa
penelitian
dengan teliti penyakit yang terjadi.
menurut
Merupakan desain yang terbaik utuk
peneliti?
menentukan insiden dan laju insiden
20

Karena dalam penelitian tersebut dijelaskan


kohort dapat dilakukan lebih mudah
mengikuti data rekam medis dan melakukan
pemeriksaan laboratorium sesuai yang
diinginkan oleh peneliti.

2. Kelemahan dan potensi bias:


 Sarana dan biaya mahal
 Hasil penelitian terganggu karena
adanya subyek drop out atau terjadinya
perubahan paparan faktor resiko.
 Dapat menimbulkan masalah etika
karena peneliti membiarkan subyek
terpajan paparan yang dapat merugikan
subyek itu sendiri.

Penelitian tersebut mengidentifikasi 75


wanita hamil dengan HIV dari Januari
2010 hingga Februari 2012, tetapi
hanya mampu memasukkan 54 wanita
dalam penelitian, karena data yang
tidak lengkap. menemukan bahwa data
dalam beberapa catatan medis tidak
lengkap. Beberapa subjek memiliki
alamat yang salah, telah pindah,
menggunakan identitas palsu untuk
mendapatkan asuransi, atau
kemungkinan stigma negatif karena
HIV menyebabkan pasien keluar setelah
melahirkan.

Kelemahan dari penelitian ini adalah


kurangnya sampel, karena sampel kami
tidak memenuhi jumlah minimum.

2 Bagaimanakah Dibahas, yaitu:


dampak
Mempengaruhi hasil penelitian dalam
kelemahan
pemantauan pengobatan ARV dan upaya untuk
penelitian
mengendalikan penularan HIV, baik secara
tersebut
horizontal maupun vertikal. Serta Jumlah
terhadap hasil
21

penelitian sampel yang terbatas karena waktu yang


menurut terbatas dan fakta bahwa pengumpulan data
peneliti? rekam medis pasien HIV masih belum efisien,
sehingga beberapa orang dengan HIV tidak
dapat diikuti. Serta hasil penelitian tidak dapat
digeneralisasikan dan diperlukan penelitian
lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar.

C. Penilaian jurnal

a. Penilaian consistency

No Komponen Penilaian
1 Apakah Pertanyaan utama:
yang
Adakah perbedaan transmisi vertikal pada anak dari ibu
menjadi
hamil dengan HIV positif pada PMTCT lengkap dan tidak
pertanyaan lengkap, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
penelitian?

2 Apakah Tentang perbedaan dari kejadian transmisi vertikal yang


masalah bermakna antara ibu hamil positif HIV yang menjalani
penelitian PMTCT lengkap dan tidak lengkap.
tersebut? Dalam kelompok PMTCT lengkap, tidak ditemukan bayi
yang positif HIV, sementara 7 bayi (13%) dengan status
HIV positif ditemukan dalam kelompok PMTCT yang
tidak lengkap.
3 Apakah konsisten
hipotesis
Terdapat perbedaan kejadian transmisi vertikal yang
penelitian
bermakna antara perempuan yang menjalani PMTCT
konsisten lengkap dan tidak lengkap. Dengan melakukan PMTCT
dengan lengkap dapat memberikan efek protektif terhadap
pertanyaan terjadinya transmisi vertikal sebesar 25,9%.
penelitian??
Dari Fisher tes, kami disimpulkan bahwa perbedaan
signifikan dalam transmisi vertikal dengan PMTCT
lengkap dan PMTCT tidak lengkap dengan RR 0,741.
22

4 Apakah Konsisten
desain
Menggunakan metode Kohort Retrospektif
penelitian
yang
digunakan Pengambilan kelompok kohort dari data yang
lalu
konsisten
dengan (PMTCT Tidak Vertical
pertanyaan Lengkap) transmisi (+)
Vertical
penelitian?
Faktor transmisi (-)
Risiko (Ibu
Hamil
Positif Vertical
Kontrol (PMTC transmisi (+)
HIV)
Lengkap) Vertical
5 Apakah Konsisten
transmisi (-)
rumus besar Risiko Relatif (RR) = Risiko kelompok terpajan
sampel
Risiko kelompok tidak terpajan
konsisten
dengan
Diketahui :
pertanyaan
penelitian? Ibu Hamil EFEK Jumla RR
Positif VENTRIKE h
HIV L
TRANSMIS
I
TIDAK YA
PMTCT (a) 20 (b) 7 27 20/27=0,740
TIDAK
27/27=1
LENGKAP
PMTCT (c) 27 (d) 0 27
LENGKAP 0,740/1 = 0,740

Berdasarkan perhitungan diatas diinterpretasikan sebagai


risiko ibu hamil positif HIV yang tidak melakukan
PMTCT 0,740 merupakan faktor protektif terjadinya
ventrikal transmisi pada bayi.

6 Apa hasil konsisten


penelitian
RR= 0,740<1
konsisten
dengan
23

pertanyaan Penelitian ini menemukan bahwa ibu hamil positif HIV


penelitian? dengan PMCT lengkap mempunyai proteksi lebih sedikit
daripada PMCT yang tidak lengkap. Dengan kata lain ibu
hamil positif HIV dengan PMCT lengkap mempunyai
proteksi lebih besar 0,740 terhadap transmisi vertical pada
bayinya daripada PMTCT yang tidak lengkap.
b. Penilaian Validitas, Importancy dan Applicable Jurnal
VALIDITY
NO PENILAIAN KETERANGAN Y/T
1 Apakah rancangan Tujuan Penelitian : Untuk Y
penelitian yang menganalisis perbedaan pada
dipilih sesuai transmisi vertikal dalam PMTCT
dengan pertanyaan lengkap dan tidak lengkap serta
penelitian ? faktor-faktor yang mempengaruhi
penyelesaian

Metode Penelitian :

Cohort retrospective : faktor risiko


dan efek atau penyakit sudah terjadi
dimasa lampau sebelum dimulainya
penelitian.

2 Apakah dijelaskan Responden kasus merupakan ibu Y


cara menentukan hamil yang datang ke ruang rawat
sampel ? inap / ER dan klinik kebidanan dari
Januari 2010 hingga Februari 2012,
serta rekam medis bayi yang lahir
dari ibu HIV-positif dari Januari
2010 hingga Februari 2012 dan
datang ke klinik pediatrik atau
ruang gawat darurat di RSCM.

Dari kalimat tersebut, diketahui


24

bahwa cara yang digunakan untuk


menentukan sampel adalah metode
purposive sampling berdasarkan
criteria inklusi dan eksklusi.
3 Apakah dijelaskan Di jelaskan pada penelitian bahwa Y
mengenai variabel terdapat Variabel Utama yaitu
bebas dan terikat ? PMTCT lengkap dan Tidak
Lengkap.

Variabel Bebas yaitu Maternal


ARV, Mode of delivery, Infant
prophylactic ARV, Breastfeeding,
CD4 count (mother), ELISA (infant
≥ 18 months), Pregnancy,
Gestational age at delivery, Birth
weight, Sexually Transmitted
Infections, Malnutrition (during
pregnancy) dan Invasive procedure.
4 Apakah dijelaskan Kriteria pemilihan sampel menurut Y
kriteria pemilihan Kriteria Inklusi yaitu informasi
sampel ? rekam medis ibu hamil HIV positif
sebagaimana dikonfirmasi dengan
tes cepat HIV, ELISA atau western
blot untuk antibodi HIV, atau oleh
viral load; semua subyek dirawat di
RSCM, baik dari ANC atau di
ruang Gawat Darurat / ER dari
Januari 2010 hingga Februari

2012 dan / atau bayi yang mencari


pengobatan di klinik rawat jalan
anak atau departemen darurat
RSCM yang lahir dari ibu HIV
25

positif antara Januari 2010 dan


Februari 2012, dan juga data
mengenai ibu dan bayi harus benar-
benar dinyatakan dalam catatan
medis.

Dan Kriteria PMTCT lengkap


dalam penelitian ini tercapai saat

ibu telah menggunakan ARV


setidaknya selama 4 minggu
sebelum kehamilan 6, telah
menjalani operasi caesar,bayi telah
mengambil ARV profilaktik selama
4-6 minggu, dan belum disusui.
PMTCT dianggap tidak lengkap
ketika subjek tidak bertemu satu
atau lebih dari kriteria PMTCT.

Sedangkan Kriteria Eksklusi yaitu

Ibu hamil Negatif HIV dan kelainan


anomali / kongenital pada bayi,
kontra indikasi profilaksis
antiretroviral, tidak ada hasil
antibodi HIV pada bayi yang lebih
tua dari usia 18 bulan, dan juga ibu
menyusui yang memiliki masalah
pada payudara dan / atau luka di
mulut bayi.
5 Apakah dijelaskan perbedaan kejadian transmisi Y
jenis hipotesis yang vertikal antara Ibu hamil positif
dilakukan dalam HIV yang menjalani PMTCT
26

penilitian ? lengkap dan tidak lengkap


memberikan efek protektif terhadap
terjadinya transmisi vertikal sebesar
25,9%.

Data disajikan dalam Variabel


bebas dengan analisis komparatif
kategoris yang tidak berpasangan
menggunakan tes eksak Fisher
.untuk mencari variabel yang
berhubungan dengan PMTCT
lengkap dan tidak lengkap.

Dalam penelitian ini, menggunakan


uji eksak Fisher, karena Persyaratan
tes Chi Square tidak terpenuhi.
Penelitian ini membandingkan
transmisi vertical HIV pada bayi
dari ibu hamil positif HIV dengan
PMTCT lengkap dan tidak lengkap
Status HIV anak dilihat dari
pemeriksaan ELISA pada usia ≥18
bulan. Pada usia <18bulan, viral
load dapat diperiksa menggunakan
PCR, tetapi tidak semua anak
melakukan pemeriksaan karena itu
lebih mahal daripada ELISA.
Untuk mengukur kekuatan
hubungan ,desain studi kohort, juga
menghitung risiko relatif (RR).

IMPORTANCE
1 Subjek Penelitian ibu hamil yang datang ke ruang Y
27

rawat inap / ER dan klinik


kebidanan dari Januari 2010 hingga
Februari 2012, serta rekam medis
bayi yang lahir dari ibu HIV-positif
dari Januari 2010 hingga Februari
2012 dan datang ke klinik pediatrik
atau ruang gawat darurat di RSCM.
2 Drop out Data subjek penelitian sebanyak 75 Y
orang dan tidak ada responden yang
drop out 21 orang
3 Analisis Pada penelitian subjek analisis dari Y
beberapa hal, seperti usia ibu saat
hamil, tingkat pendidikan ibu,
tingkat pendapatan keluarga, umur
kehamilan, frekuensi dan kualitas
ANC, dan tabu makanan.
4 Nilai P dan Interval Berdasarkan artikel jurnal Y
Kepercayaan menunjukan pada Tabel 2 ada
perbedaan yang signifikan
transmisi vertikal antara ibu hamil
yang menerima PMTCT lengkap
dan tidak lengkap (p <0,05). Hal ini
berarti bahwa dengan PMTC
lengkap akan memberikan
perlindungan dari transmisi vertikal

HIV pada bayi. Risiko penularan


vertikal adalah dikurangi sekitar
25,9% pada pasien dengan

lengkap PMTCT (RR = 0,741).


APPLICABILITY
1 Apakah subjek Subjek peneliti berasal dari data Y
28

penelitian sesuai rekam medis ibu hamil RSM dari


dengan tahun 2010 hingga 2012, dan
karakteristik ditentukan melalui kriteria inklusi
penelitian yang dan eksklusi.
akan dihadapi ?
2 Apakah Setting Dapat karena Hasil penelitian ini Y
lokasi penelitian dapat digunakan sebagai input
dapat diaplikasikan untuk Direktorat Jenderal
di situasi kita ? Pengendalian Penyakit Departemen

Kesehatan untuk meningkatkan


cakupan program PMTCT,
meningkatkan pengumpulan data
dengan mengembangkan program
seperti yang dilakukan oleh CPHSP
di Kanada, evaluasi dan tingkatkan
program PMTCT di Indonesia,
membantu mengurangi jumlah ibu

dan kematian bayi karena HIV/


AIDS dan persiapkan generasi
berikutnya dengan anak-anak yang
baik dan berkualitas bebas dari
HIV.
3 Apakah hasil Ya, karena penelitian sudah Y
penelitian dapat menjadi program pemerintah.
diaplikasikan pada
pasien di Institusi
kita ?

Kesimpulan
1. Penelitian yang dilaporkan dalam jurnal tersebut VALID
29

2. IMPORTANCY dalam penelitian tersebut TERGAMBAR dalam


jurnal
3. Hasil penelitian yang dilaporkan dalam jurnal tersebut bersifat
APPLICABLE untuk pasien.
30

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian Kohort atau studi kohort merupakan studi epidemiologis non-

eksperimental yang sering digunakan untuk mempelajari hubungan antara

faktor resiko dengan efek atau penyakit. Perkataan kohort berasal dari kata

Romawi Kuno cohort yang berarti tentara yang berbaris maju ke medan

perang. Model pendekatan yang digunakan pada rancangan kohort ialah

pendekatan waktu secara longitudinal atau time-period approac.


Dalam studi Kohort terbagi ke dalam 4 jenis, salah satunya dari keempat

jenis studi Kohort yang diteliti yaitu Studi kohort retrospektif atau Suatu

modifikasi penelitian kohort dengan melakukan penelusuran terhadap

kelompok kohort yang sudah mengalami efek di masa lampau.


Telaah kritis merupakan kemampuan esensial yang harus dimiliki oleh

para praktisi kesehatan untuk menerapkan konsep praktik berbasis bukti,

sehingga dapat meningkatkan efisiensi serta efektifitas pelayanan kesehatan.

Dalam melakukan telaah kritis terhadap suatu artikel, tiga aspek penting yang

perlu diperhatikan adalah validitas, hasil, dan relevansinya dengan situasi

yang kita hadapi.


Dalam telaah Kontrol mengenai jurnal “Difference of Vertical

Transmission in HIV-Infected Women with Complete and Incomplete

PMTCT” mengemukakan bahwa dalam hasil penelitiannya Terdapat

perbedaan kejadian transmisi vertikal yang bermakna antara perempuan yang

menjalani PMTCT lengkap dan tidak lengkap. Dengan melakukan PMTCT

lengkap dapat memberikan efek protektif terhadap terjadinya transmisi

vertikal sebesar 25,9%. Dan setelah di telaah kritis jurnal tersebut memiliki
31

unsur penelitian yang dilaporkan dalam jurnal tersebut valid, Importancy

dalam penelitian tersebut tergambar dalam jurnal dan hasil penelitian yang

dilaporkan dalam jurnal tersebut bersifat applicable untuk pasien.


B. Saran
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diharapkan :
1. Mampu mengetahui critical appraisal.
2. Mampu mengetahui pentingnya mempunyai kemampuan melakukan
telaah kritis.
3. Mampu mengetahui penelitian mengguanakan studi Kohort.
4. Mampu mengetahui langkah-langkah melakukan telaah kritis terhadap
jurnal penelitian Studi Kohort.

Anda mungkin juga menyukai