Anda di halaman 1dari 5

Penelitian Observasional Kohort penyimpanan datalainnya.

Umpamanya seorang peneliti yang ingin menganalisis


Bentuk-bentuk studi kohort faktor-faktor risiko dari 78 orangpenderita stroke yang berasaldari kelompok pegawai
Studi kohor pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kelompok utama yakni perusahaan tertentu yang dijumpainyadalam dua tahun terakhir, dengan menelusuri
kohorprospektif dan kohor retrospektif (historical cohort study).Di samping itu, catatan kesehatan penderita tersebut sejakbekerja pada perusahan yang dimaksud.
dikenal pula suatumodi-fikasi studi kohor yakni nested case-control study yakni suatu Contoh lain adalah pengamatan terhadap sejumlah pegawai bagian produksi dari suatu
bentuk pengamatan kohoryang menggunakan analisis bentuk kasus-kelola (case pabriksemen tertentu yang sedang menderita sejenis penyakit gangguan pernapasan.
control study). Penelitimencoba mengamati faktor risiko yang berhubungan dengan penyakit tersebut
(1) kohor prospektif denganmenelusuri data kesehatan dan faktor lingkungan tempatnya bekerja sejak
Bentuk pengamatan ini merupakan bentuk studi kohor yang murni sesuai pegawai tersebutmulai bekerja pada pabrik tadi.Prinsip studi kohor retrospektif tetap
dengansifatnya. Pengamatan dimulai pada saat populasi kohor belum mengalami sama dengan kohor biasa, namun pada bentuk ini, pengamatan dimulai pada saat
akibat yang ditelitidan hanya diketahui kelompok yang terpapar (berisiko) dan yang akibat (efek) sudah terjadi. Yang terpenting dalam bentuk iniadalah populasi yang
tidak terpapar. Bentuk ini adadua macam yaitu diamati tetap memenuhi syarat populasi kohort dan yang diamati adalah faktor risiko
(1) kohor prospektif dengan pembanding internal, di mana kelompok yangterpapar masa lalu yang diperoleh melalui pencatatan data yang lengkap. Dengan
dan yang tidak terpapar (sebagai kelompok pembanding atau kontrol) berasal darisatu demikian, bentuk penelitian retrospektif kohor hanya dapat dilakukan bila data tentang
populasi yang sama; faktorrisiko tercatat dengan baik sejak terjadinya keterpaparan pada populasi yang
(2) kohor prospektif dengan pembanding eksternal di manakelompok terpapar dan sama dengan efekyang ditemukan pada awal pengamatan.Pada dasarnya keunggulan
kelompok pembanding tidak berasal dari satu populasi yang sama studi kohor prospektif dijumpai pula pada kohor retrospektif,namun kohor retrospektif
Pada bentuk pertama, populasi kohor dibagi dalam dua kelompok yakni yang membutuhkan biaya yang lebih rendah. Kelemahannya terletak pada kualitas
terpapardan yang tidak terpapar sebagai kelompok pembanding. Kedua kelompok pengukuran dan pencatatan faktor risiko yang telah berlalu sehingga sangat
tersebut diikutisecara prospektif sampai batas waktu penelitian, di mana akan muncul ditentukanoleh kualitas data yang telah dikumpulkan pada waktu yang lalu.
dari kelompok terpapardua subkelompok yakni subkelompok yang mengalami Langkah-langkah kegiatan pada rancangan kohort
akibat/efek (a) dan yang tidakmengalami akibat (b). Sedangkan dari kelompok yang Untuk melaksanakan suatu studi kohor, dianjurkan melakukan persiapan disertai
tidak terpapar akan muncul juga duasubkelompok yakni yang mengalami akibat (c) dengantahapan-tahapan kegiatan yang sistematis untuk memudahkan pelaksanaannya.
dan yang tidak mengalami akibat (d).Dari hasil pengamatan kohor tersebut, peneliti (1) merumuskan pertanyaan penelitian
dapat menghitung insiden kejadian darikelompok yang terpapar dan insiden kejadian Langkah awal dari suatu studi kohor adalah merumuskan masalah atau
dari kelompok yang tidak terpapar dankemudian dapat dihitung; angka resiko relatif pertanyaanpenelitian yang kemudian akan mengantar peneliti merumuskan hipotesis
hasil pengamatan.Pada bentuk kedua dari kohor prospektif adalah populasi kohor penelitian yanglebih tepat/sesuai. Dari formulasi hipotesis tersebut, akan tercermin
terdiri dari dua populasi yangberbeda, dengan satu populasi mengalami keterpaparan berbagai variabelyang menjadi variabel penelitian, baik yang bersifat variabel bebas,
(ada faktor risiko) dan populasi lainnyatanpa faktor risiko.Bentuk studi kohor dengan variabel terikat (dependent) maupun variabel-variabel lainnya yang harus menjadi
pembanding eksternal ini harus memperhatikan sifat keduapopulasi awal (populasi perhatian peneliti,antara lain variabel kendali (kontrol), variabel pengganggu serta
yang terpapar dan pembanding) yakni sifat-sifat populasi di luar faktorketerpaparan variabel lainnya yangharus dipertimbangkan.
atau faktor risiko yang diteliti. Hasil luaran terjadinya efek yang diamati padakedua (2) penetapan populasi kohor
populasi ini, memberikan nilai rate insiden populasi yang terpapar dan rate Dalam memilih populasi kohor harus diperhatikan beberapa hal tertentu seperti
insidenpopulasi yang tidak terpapar. berikut:
(2) kohor retrospektif Populasi kohor sedapat mungkin agak stabil
Umumnya studi kohor bersifat prospektif, di mana peneliti memulai pengamatan Populasi kohor dapat bekerja sama selama penelitian;
denganmengidentifikasi kelompok dengan faktor risiko (terpapar) dan kelompok tanpa Populasi kohor mudah diamati dan mudah terjangkau untuk follow up selama
faktor risiko penelitian;
(tidak terpapar), kemudian diamati akibat yang diharapkan terjadi sepanjang waktu Populasi kohor memiliki derajat keterpaparan yang cukup
tertentu.Namun demikian, studi kohor dapat pula dilakukan dengan menggunakan data Anggota kohor tidak sedang menderita penyakit yarig akan diamati.Dalam hal ini
yang telahdikumpulkan pada waktu yang lalu yang tersimpan dalam arsip atau bentuk peneliti harus yakin bahwa kelompok kohor dan kelompok kontrolbetul-betul tidak
sedang menderita atau dicurigai sedang menderita (suspect case) efekyang akan Frekuensi penyakit, di mana semakin kecil atau rendah frekuensi kejadian
diteliti. Subjek yang terpilih dari populasi harus memenuhi kriteria pemilihan,meliputi penyakitdalam masyarakat, semakin besar sampel yang diperlukan, yang disertai
kriteria inklusif dan eksklusif.Disebut kriteria inklusif adalah karakteristik umum dengan waktufollow up yang lebih lama.
subjek penelitian pada populasi targetdan populasi kontrol. Sering terdapat kendala Derajat sensitivitas pengamatan, dimana setiap peningkatan faktor risiko
untuk mendapatkan kriteria yang sesuaidengan masalah penelitian yang telah denganpresisi yang tinggi akan menyebabkan ukuran besarnya sampel yang
ditetapkan. Untuk menghadapi hal tersebut dapatdilakukan penyimpangan ilmiah diperlukan akanmenjadi bertambah besar pula.
sampai batas-batas tertentu, tetapi hal ini harus dijelaskandalam laporan penelitian Representatif populasi penelitian, artinya populasi yang dipilh sedapat
tentang penyimpangan tersebut yang merupakan jarak antaraidealis ilmiah dengan mungkinmendekati ciri-ciri yang diinginkan untuk dianalisis, baik untuk kelompok
kondisi yang dihadapi.Kriteria eksklusif bila dalam memilih subjek penelitian, studi maupununtuk kelompok kontrol.
sebagian subjek yang telahmemenuhi kriteria inklusif, namun harus dikeluarkan dari Tingkat asesibilitas,artinya populasi yang dipilih harus mampu memberikan
pengamatan karena beberapa halantara lain. informasilengkap mengenai segala sesuatunya yang berhubungan dengan faktor risiko
Terdapat keadaan atau penyakit lain pada subjek yang dapat mengganggu danproses terjadinya penyakit.
pengukuranmaupun interpretasi hasil penelitian, umpamanya bila terdapat predisposisi (3) besarnya sampel, Sebagaimana diketahui bahwa pada hipotesis nol (Ho) biasanya
atau faktorgenetis yang dapat mempengaruhi hasil pengamatan. dinyatakan bahwabesarnya kelompok yang akan menderita penyakit yang diteliti pada
Terdapat keadaan yang dapat mengganggu pelaksanaan studi, umpamanya mereka kelompok terpapartidak berbeda dengan kelompok yang tidak terpapar sehingga nilai
yangtidak mempunyai alamat yang tetap sehingga sulit diamati. Risiko Relatifnyamenjadi satu (RR = 1). Sedangkan hipotesis alternant dapat bersifat
Adanya hambatan etis, kultur atau kepercayaan individual maupun masyarakat satu sisi atau dua sisidengan RR > 1 atau RR < 1 atau tidak sama dengan satu (RR1).
untukdapat berpartisipasi. Dalam menentukanbesarnya sampel pada penelitian ini, umumnya pada sebagian
Kemungkinan subjek yang akan diteliti, akan menolak berpartisipasi.Sumber kasus, besarnya RR dan P2 ditentukan terlebih dahulu sedangkan P1dihitung dari
populasi kohor dapat berasal dari berbagai kelompok populasi. kedua nilai tersebut. Besarnyasampel untuk pengujian dua sisi menjadi:
(1)Kelompok penduduk yang tergabung/berada dalam satu wilayah pelayanan (4) sumber keterangan keterpaparan
kesehatantertentu. Sumber keterangan tentang adanya dan besarnya derajat keterpaparan dapat diperoleh
(2)Kelompok pekerja pada satu perusahaan tertentu/atau instansi tertentu. dariberbagai sumber yang dapat dipercaya kebenarannya.
(3)Kelompok penduduk dengan kondisi kesehatan yang menggunakan pelayanan Dari status/kartu pemeriksaan kesehatan berkala dengan berbagai sifat tertentu
tertentuseperti kelompok akseptor, kelompok dengan pengobatan radiasi dan lain-lain seperti tekanan darah, kadar kolesterol, dan lain lain.
(4)Kelompok penduduk dengan asuransi kesehatan tertentu. Dari kartu pelayanan kesehatan khusus seperti kartu KB,kartu pengobatanradiologis
(5)Untuk populasi yang tidak terpapar (sebagai pembanding) dapat berasal dari : dan lain lain.
penduduk kelompok kohor yang sama, Wawancara langsung dengan anggota kohor, terutama tentang kebiasaan sehari hari
populasi umum asal populasi kohor, sepertimerokok, pola makanan, kebiasaan olah raga dan lain lain.
populasi lain yang memiliki keadaan yang sama dengan populasi kohor yang Keterangan hasil pemeriksaan Lingkungan (fisik, biologis dan sosial) termasuk
terpapar (populasi target), tetapi tidak terpapar.Semua anggota kelompok tersebut lingkungankerja, tempat tinggal, dan lain lain.
harus diperiksa sebelum pengamatan dimulai.Dalam memilih populasi kohor ada (5) Identifikasi Subjek
beberapa faktor yang secara rinci perlu diperhatikanpula; Subjek pada pengamatan kohor dapat dengan efek negatif maupun dengan efek
Komparabilitas sampel, artinya sedapat mungkin kelompok studi memiliki atribut positif.Pada studi kohor prospektif umpamanya, kedua kondisi ini dapat terjadi pada
yangsama (tidak berbeda atau sebanding) dengan kelompok kontrol untuk akhirpengamatan di mana efek positif dan negatif dapat dijumpai baik pada kelompok
menghindari biasseleksi yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. terpapar(kelompok target) maupun pada kelompok yang tidak terpapar (kelompok
Frekuensi faktor risiko,artinya bila faktor risiko tinggi maka diusahakan kontrol). Padapengamatan kohor prospektif dengan kontrol internal, kelompok kontrol
memilihpopulasi penelitian yang berasal dari masyarakat umum (komunitas). terbentuk secaraalamiah, artinya diambil dari populasi kohor yang tidak terpapar
Sebaliknya, bilafaktor risiko rendah atau jarang diketemukan, maka populasi dengan faktor resiko yangdiamati.Pada bentuk kohor dengan pembanding internal
penelitian dapat dipilihdari orang-orang (individu) yang mempunyai risiko tinggi seperti ini, mempunyai keuntungantersendiri karena: pertama, kedua kelompok (target
untuk menderita penyakityang diteliti. dan kontrol) berasal dari populasi yangsama, dan kedua, terhadap kedua kelompok
tersebut dapat dilakukan follow-up dengan tatacara dan waktu yang sama.Dalam tidak disertai dengan teknik matching. Keadaan tanpa teknik matching biasanya
pelaksanaannya, perbedaan adanya faktor risiko pada kelompok target danabsennya padapemilihan kelompok kontrol seperti berikut.
pada kelompok kontrol dapat berupa taktor risiko internal (seperti rentannyakelompok Penelitian yang melibatkan subjek yang besar.
target terhadap gangguan kesehatan atau penyakit tertentu), dapat pula sebagaifaktor Penelitian dalam satu populasi atau sampel yang proporsi kelompok yang terpapar
risiko eksternal (umpamanva adanya faktor lingkungan atau perilaku denganfaktor risiko jauh lebih besar dibanding dengan kelompok tanpa risiko
maupunkepercayaan kelompok tertentu yang dapat mempermudah seseorang terkena (kontrol).Sedangkan yang dianjurkan melakukan teknik matching pada pemilihan kelo
penyakit ataugangguan kesehatan tertentu). Di samping itu, pada kelompok kontrol mpok kontroladalah pada kondisi berikut.
internal. Perbedaanfaktor risiko antara dua kelompok yang diamati dapat pula hanya Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor risiko secara teliti
berbeda pada intensitas,kualitas, dan waktu keterpaparan, umpamanva perokok aktif danmendalam.
dan mereka yang berada di sekitarperokok aktif tersebut.Pada penelitian kohor, Penelitian yang subjeknya sangat terbatas jumlahnya.
pemilihan anggota kelompok kontrol biasanya tidak diperlukanteknik matching Penelitian dengan proporsi subjek yang terpapar jauh lebih kecil.
(penyesuaian) dengan anggota kelompok target, terutama bila subjek yangditeliti (7) pengamatan hasil luaran (timbulnya kejadian)
jumlahnya cukup besar, atau bila proporsi subjek dengan faktor risiko (kelompok Pengamatan terhadap kedua kelompok (target dan kontrol) dilakukan secara
target) jauh lebih besar bila dibanding dengan kelompok kontrol. Namun dalam bersamaanselama jangka waktu tertentu. Lamanya waktu pengamatan prospektif
beberapa keadaantertentu, teknik matching perlu dipertimbangkan, misalnya apabila kohor tergantung padakarakteristik penyakit atau kejadian yang diharapkan timbul,
peneliti ingin mengetahuibesarnya pengaruh pemapaparan yang lebih akurat, pada dan hal ini sangat dipengaruhi olehsifat patogenesis serta perkembangan
penelitian dengan besarnya sampelterbatas, atau pada keadaan di mana proporsi penyakit/masalah kesehatan yang diteliti. Untuk jenispenyakit keganasan, misalnya
kelompok target lebih kecil bila dibandingdengan kelompok kontrol. Namun timbulnya kanker hati pada kelompok target dengan faktor risikoadanya HBs-Ag
demikian, bila variabel luar cukup banyak ragamnya, teknikmatching akan sulit positif, diperlukan periode pengamatan yang cukup lama (dapat sampai
dilakukan, dan apabila tetap dipaksakan, akan mengakibatkan jumlahsubjek akan lebih puluhantahun), sedangkan sebaliknya hubungan antara perokok pasif (asap rokok
kecil sehingga sulit mengambil kesimpulan yang definitif.Untuk penelitan kohor, sebagai faktor risiko)dengan keadaan kelahiran bayi (BBLR) dari satu proses
perlu mendapatkan perhatian utama dalam menentukan hasilluaran secara standar, apa kehamilan dibutuhkan masapengamatan hanya 9 bulan untuk setiap
positif atau negatif (menderita atau tidak menderita penyakit yangditeliti). Pada subjek.Pengamatan
penelitian ini kemungkinan timbulnya negatif palsu cukup besar bila tidakdilakukan terhadap timbulnya akibat, dapat dilakukan dengan hanya pengamatantunggal yakni
standar penentuan diagnosis. menunggu sampai terjadinya efek sebagai hasil akhir, tetapi dapat pula
(6) memilih kelompok kontrol (pembanding) denganpengamatan berkala, caranya setiap subjek diamati secara periodik menurut
Kelompok kontrol dalam penelitian kohor adalah kumpulan subjek yang tidak interval waktutertentu, termasuk pengamatan pada akhir penelitian. Di samping itu,
mengalamipemaparan atau pemaparannya berbeda dengan kelompok target. dapat pula dilakukananalisis perbandingan antara kelompok target dan kelompok
Perbedaan antara kelompoktarget dengan kelompok kontrol dapat dalam beberapa kontrol dengan memperhitungkanunsur waktu sebagai unit analisis sehingga dengan
bentuk. demikian perbandingannya menggunakan skala rasio.Penentuan hasil akhir yakni
Pada subjek dengan taktor risiko internal maka kelompok target dengan variabel penentuan tentang timbulnya akibat harus dilakukanberdasarkan kriteria baku yang
taktorrisiko tersebut, sedangkan kelompok kontrol tanpa variabel tersebut pada telah disusun pada awal penelitian. Untuk mengurangi bias,sebaiknya penilaian
populasi vangsama. dilakukan dengan sistem "blind " di mana penilai tidak mengetahui apakahyang
Subjek dengan faktor risiko eksternal yang biasanya berupa variabel lingkungan, di dinilainya adalah kelompok target atau kelompok kontrol, walaupun hal demikian
manakelompok target berada/hidup pada lingkungan tersebut sedangkan kelompok agaksulit diterapkan.Salah satu masalah yang sering terjadi pada pengamatan bentuk
kontrolbebas dari pengaruh lingkungan bersangkutan. kohor adalah hilangnyasubjek dari pengamatan (lost to follow up), terutama pada
Bila keduanya mengandung faktor risiko maka kelompok kontrol dipilih dari pengamatan yang membutuhkanwaktu yang cukup lama. Oleh sebab itu bila sejak
mereka dengandosis faktor risiko yang lebih sedikit (intensitas, kualitas, kuantitas, dan awal diketahui bahwa ada subjek yang akanberpindah tempat, sebaiknya tidak
waktu pemaparanyang lebih rendah) dibanding kelompok target.Sebagaimana diikutsertakan pada penelitian. Bila subjek dipilih denganteknik matching, maka
disebutkan di atas bahwa pemilihan kelompok kontrol pada rancangan kohorbiasanya setiap subjek yang hilang dari pengamatan, pasangannya harus dihapuspula dari
pengamatan. Apabila jumlah subjek yang hilang dari pengamatan cukup
besar,pengamatan harus dihentikan.Untuk mengantisipasi adanya mereka yang hilang N = jumlah populasiRisiko relatil (RR) disebut juga Rasio Insiden Kumulatif
dari pengamatan, dapat dilakukanperhitungan person years pada akhir pengamatan (Cumulatif Incidence Ratio)adalah ukuran yang menunjukkan berapa kali (lebih besar
Subjek menolak ikut/drop-out selama penelitian, sedangkan kegiatan penelitian atau lebih kecil) risiko secararelatit untuk mengalami kejadian (penyakit atau
tetapteruskan, dapat dilakukan analisis hasil sebagai berikut : kematian) pada populasi terpapar biladibandingkan dengan mereka yang tidak
-usahakan keterangan tentang keadaan insiden mereka yang drop-out/menolak ikut; terpapar.
-bandingkan sifat karakteristik tertentu mereka yang menolak/drop out dengan Kelebihan dan kekurangan penelitian prospektif
populasikohor Ada beberapa kelebihan dari penelitian kohor bila dibanding dengan bentuk
- follow up, mereka yang menolak drop out melalui sarana lain; dan penelitianepidemiologi lainnya;
-melakukan pemeriksaan berkala yang lebih sering pada kelompok kohor untuk a. Pada prinsipnya, penelitian ini memberikan gambaran yang cukup lengkap tentang
menilaikecenderungan penyakit yang diteliti dari waktu ke waktu. pengaruhdan sifat keterpaparan (hubungan keterpaparan dengan kejadian
Perhitungan person years dilakukan terutama pada: penyakit serta
-anggota kohor memasuki kelompok penelitian tidak b.sifat penyakit yang diteliti).
bersamaan waktunya; c.Memungkinkan mengamati/meneliti pengaruh efek ganda dari suatu sifat
-sejumlah anggota kohor meninggal atau drop-out selama masa penelitian keterpaparan(penyebab) sehingga dapat memberikan gambaran besarnya pengaruh
Perhitungan hasil akhir pada mereka yang drop out : taktor keterpaparanseperti halnya pengaruh taktor risiko.
-adakan perhitungan nilai ratemaksimal (mereka yang ;drop out dianggap d.Memungkinkan perhitungan rate secara langsung yakni insiden penyakit pada
menderitasemua); kelompokterpapar dan tidak terpapar.
-adakan perhitungan dengan rate minimal (mereka yang drop out dianggap e.Memungkinkan mencatat berbagai variabel yang dapat ditemukan/diamati secara jel
tidakmenderita); asdan sistematis.
-adakan perhitungan dengan menganggap yang drop out sama keadaannya f.Memungkinkan melakukan quality control (pengawasan kualitas) dalam setiappengu
denganyang tidak drop out;dan kuran variabel yang diamati.
-adakan perhitungan dengan menambahkan penyebut sebesar setengah dari jumlah Namun di lain pihak, penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan pula.
drop out. a.Membutuhkan jumlah penduduk yang cukup besar untuk pengamatan penyakit yang
Follow-up terhadap subjek, baik sebelum, selama, atau setelah mengalami jarangterjadi dalam masyarakat (rate insidennya rendah).
keterpaparanmerupakan hal yang cukup penting dan sangat mempengaruhi hasil b.Membutuhkan waktu yang relatif lama untuk follow up pengamatan.
luaran penelitian kohor.Penentuan dimulainya follow-up merupakan hal yang penting c.Kemungkinan pada faktor keterpaparan, sifat karakteristik penduduk atau jenis
dan berbagai hasil yangdiamati sangat dipengaruhi oleh waktu awal follow-up kegiatankelompok yang diamati mengalami perubahan selama pengamatan, yang;
tersebut. Hal ini erat hubungannyadengan awal keterpaparan maupun awal setiap dapatmenyebabkan hasil akhir kurang relevan.
anggota kelompok memasuki pengamatan.Hal lain yang juga sangat penting dalam d.Biaya penelitian umumnya re latil mahal.
penelitian ini adalah lamanya masa pengamatan.Sebagaimana dikatakan sebelumnya, e.Dalam pelaksanaan follw up yang cukup lama, berbagai kesulitan dapat timbul
bahwa lama pengamatan sangat tergantung pada sifatdan jenis penyakit yang diamati. sehinggamengganggu follow up.
(8) Perhitungan hasil penelitian (insinden dan risiko) f.Kontrol terhadap variabel eksternal/variabel yang tidak diperhitungkan mungkin
Hasil penelitian kohor biasanya dianalisis berdasarkan besarnya insiden kejadian kuranglengkap dan mempengaruhi hasil penelitian.
padaakhir pengamatan terhadap kelompok yang terpapar dibandingkan dengan Referensi :
kelompokkontrol. Dalam analisis demikian ini, selain mereka yang tidak terpapar Gordis, Leon. 2004.Epidemiology . Philadelphia : Elsevier Saunders
sebagai kelompokkontrol, juga dimungkinkan membandingkan tingkat keterpaparan Budiarto, Eko. 2003.Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta : Penerbit EGC
yang berbeda antarakelompok target dengan kelompok kontrol. Hasil perhitungan Sastroasmoro, Sudigdo dkk. 1995.Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta :
adalah dengan menentukanbesarnya pengaruh keterpaparan atau hubungan tingkat Binarupa Aksara
keterpaparan dengan hasil luaran(efek).Ukuran yang sering digunakan untuk menilai Noor, Nur Nasry. 2000.Pengantar Epidemiologi . Makassar : Fakultas Kesehatan
besarnya pengaruh taktor keterpaparanterhadap kejadian adalah tingkat risiko Masyarakat,Universitas Hasanuddin
relatif(RR).
c. Studi Kohort Retrospektif (retrospective cohort) adalah:
Mempunyaai tujuan dan indicator yang sama dengan studi kohort prospektif, namun
studi retrospektif menggunakan data yang sudah terkumpul sebelumnya.
Jadi penelitian tidak lagi melaksanakan pengumpulan data selama periode waktu
selanjutnya.
Contoh studi kohort retrospektif:
Dari populasi umum penderita dengan berbagai penyakit dirawat inap atau rawat jalan
di rumah sakit, dimana datanya tersimpan secara sitematis dengan baik sejak beberapa
tahun yang lalu. Misalnya peneliti ingin mengetahui apakah hipertensi sebagai
penyebab dari penyakit Jantung Korener(PJK), peneliti menideentifikasikan penderita
hipertensi(hipertensi +) yang dalam waktu berikutnya menderita penyakit jantung
korener(PJK +) dan yang tidak menderta (PJK-), demikian pula diidentifikasinya
penderita tanpa hipertensi (hipertensi-) yang dalam waktu berikutnya menjadi PJK +
dan PJK -. Kemudian dianalisa untuk menghitung angka insidensi PJK bagi mereka
dengan hipertensi dan angka insidensi PJK bagi mereka tanpa hipertensi, sehingga
dapat dihitung AR (Attributable Risk) dan RR (Relative Risk)

Anda mungkin juga menyukai