Anda di halaman 1dari 6

Jenis Desain Studi Analitik Epidemiologi

 cross sectional adalah studi epidemiologi yang mengukur beberapa variabel dalam satu
saat sekaligus. Contohnya adalah menilai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
ventilasi rumah pada populasi masyarakat desa A. Ada 2 variabel dalam penelitian
tersebut, yaitu tingkat pendidikan dan ventilasi rumah. Keduanya diukur secara
bersamaan dalam satu waktu.

Langkah – langkah penelitian cross sectional :


1.Mengidentifikasi variabel-variabel penelitian dan mengidentifikasi faktor resiko
dan faktor efek
2.Menetapkan subjek penelitian.
3.Melakukan observasi atau pengukuran variabel-variabel yang
merupakan faktor resiko dan efeksekaligusberdasarkan status keadaan
variabel pada saat itu (pengumpulan data)
4.Melakukan analisi korelasi dengan cara membandingkan proporsi antar
kelompok-kelompok hasil observasi(pengukuran)

Contoh :Ingin mengetahui hubungan antara anemia besi pada ibu hamil dengan Berat Badan
Bayi Lahir (BBL)denagn menggunakan rancanagn atau pendekatan cross sectional.

Ciri khas rancangan cross sectional :


a.Peneliti melakukan observasi / pengukuran variabel pada suatu saat tertentu.
b.Status seorang individu atas ada atau tidaknya kedua faktor baik
pemajanan (exposure)maupun penyakit yang dinilai pada waktu yang sama.
c.Hanya menggambarkan hubungan aosiasi bukan sebab akibat.d.Apabila
penerapannya pada studi deskriptif, peneliti tidak melakukan tindak lanjut
terhadappengukuran yang dilakukan.

Kelebihan rancangan cross sectional :


a.Mudah dilaksanakan.
b.Sederhana.
c.Ekonomis dalam hal waktu.
d.Hasilnya dapat diperoleh dengan cepat.
e.Dalam waktu bersamaan dapat dikumpulkan variabel yang banyak, baik
variabel resikomaupun efek

Kekurangan rancangan cross sectional :


a.Diperlukan subjek penelitian yang besar.
b.Tidak dapat menggambarkan perkembangan penyakit secara akurat.
c.Tidak valid untuk meramalkan suatu kecenderungan.
d.Kesimpulan korelasi faktor resiko dengan efek paling lemah bila dibandingan
dengan duarancangan epidemiologi yang lain

 Kasus Kontrol/case control adalah studi analitik yang menganalisis hubungan kausal
dengan menggunakan logika terbalik, yaitu menentukan penyakit (outcome) terlebih
dahulu kemudian mengidentifikasi penyebab (faktor risiko). Riwayat paparan dalam
penelitian ini dapat diketahui dari register medis atau berdasarkan wawancara dari
responden penelitian.

Kelemahan dari studi ini adalah ketika responden penelitian sulit mengingat kembali
riwayat paparan yang dialami terutama jika paparan sudah dilewati selama bertahun-
tahun, sehingga dalam penelitian kasus control sangat rawan recall bias, disamping bias
seleksi. Namu kelebihan dari studi ini yaitu waktu penelitian relative singkat, murah dan
cocok untuk meneliti penyakit langka dan memiliki periode laten yang panjang.

Tahap-tahap penelitian case control :


a.Identifikasi variabel-variabel penelitian (faktor resiko dan efek.
b.Menetapkan objek penelitian (populasi dan sampel).
c.Identifikasi kasus.
d.Pemilihan subjek sebagai kontrol.
e.Melakukan pengukuran retrospetif (melihat ke belakang) untuk melihat faktor
resiko.
f.Melakukan analisis dengan menbandingkan proporsi antara variabel-variabel
objek penelitiandengan variabel-variabel kontrol
Contoh: Peneliti ingin membuktikan hubungan antara malnutrisi (kekurangan gizi) pada
balitadengan prilaku pemberian makanan oleh ibu

Ciri rancangan kasus kontrol :


a.Subjek dipilih atas dasar apakah mereka menderita (kasus) atau tidak (kontrol)
suatu kasus yang ingin diamati kemudian proporsi pemajanan dari kedua
kelompok tersebut dibandingkan.
b.Diketahui variabel terikat (akibat), kemudian ingi diketahui variabel bebas
(penyebab).
c.Observasi dan pengukuran tidak dilakukan pada saat yang sama.
d.Peneliti melakukan pengukuran variabel bergantung pada efek (subjek (kasus)
yang terkena penyakit) sedangkan variabel bebasnya dicari secara retrospektif.
e.Untuk kontrol, dipilih subjek yang berasal dari populasi dan karakteristik yang
sama dengan kasus.
f.Bedanya kelompok kontrol tidak menderita penyakit yang akan diteliti

 Studi kohor adalah studi observasional yang mempelajari hubungan antara paparan dan
penyakit dengan memilih dua atau lebih kelompok studi berdasarkan status paparan
kemudian diikuti (di- follow up) hingga periode tertentu sehingga dapat diidentifikasi dan
dihitung besarnya kejadian penyakit.

Apabila periode induksi yaitu kejadian penyakit dapat diamati dalam waktu yang panjang
maka studi kohor rawan terhadap bias penarikan responden ( banyak drop out dari
observasi), perlu dana yang besar dan waktu yang panjang. Studi kohor mempunyai
kekuatan dalam membuktikan inferensi kausa dibanding studi observasional lainnya,
didapatkan angka kejadian penyakit (incidence rate) secara langsung, serta cocok untuk
meneliti paparan yang langka.
Langkah – langkah pelaksanaan penelitian kohort :
a.Identifikasi faktor-faktor resiko dan efek
b.Menetapkan subjek penelitian (menetapkan populasi dan sampel)
c.Pemilihan subjek dengan faktor risiko positif dari subjek dengan efek negative
d.Memilih subjek yang akan menjadi anggota kelompok control
e.Mengobservasi perkembangan subjek sampai batas waktu yang ditentukan,
selanjutnya mengidentifikasitimbul tidaknya efek pada kedua kelompok
f.Menganalisis dengan membandingkan proporsi subjek yang mendapat efek
positif dengan subjek yangmendapat efek negatif baik pada kelompok risiko
positif maupun kelompok control
Contoh: Penelitian ingin membuktikan adanya hubungan antara cancer (Ca) paru (efek)
dengan merokok(risiko) dengan menggunakan pendekatan atau rancangan prospektif.

Ciri khas dari rancangan kohort :


a.Berasal dari kata romawi kuno yang berarti kelompok tentara yang berbaris
maju ke depan
b.Subjek dibagi berdasar ada atau tidaknya pemajanan faktor tertentudan
kemudian diikuti dalam periode waktu tertentu untuk menentukan munculnya
penyakit pada tiap kelompok
c.Digunakan untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor resiko dan efek
d.Sekelompok subjek yang belum mengalami penyakit atau efekdiikuti secara
prospektif
e.Diketahui variabel bebas (penyebab) kemudian ingin diketahui variabel terikat
(akibat)
f.Dapat dilakukan secara prospektif dan retrospektif

Kelebihan Rancangan kohort :


1.Merupakan desain terbaik dalam menentukan insiden perjalanan penyakit atau
efek yangditeliti.
2.Desain terbaik dalam menerangkan dinamika hubungan antara faktor resiko
dengan efeksecara temporal
3.Dapat meneliti beberapa efek sekaligus
4.Baik untuk evaluasi pemajan yang jarang.
5.Dapat meneliti multipel efek dari satu pemajan.
6.Dapat menetapkan hubungan temporal.
7.Mendapat incidence rate
8.Biasnya lebih kecil

Kekurangan rancangan kohort :


a.Memerlukan waktu yang lama.
b.Sarana dan biaya yang mahal.
c.Rumit.
d.Kurang efisien untuk kasus yang jarang.
e.Terancam Drop Out dan akan mengganggu analisis.
f.Menimbulkan masalah etika.
g.Hanya dapat mengamati satu faktor penyebab

 Studi eksperimen adalah jenis penelitian yang dikembangkan untukmempelajari


fenomena dalam kerangka korelasi sebab-akibat. Menurut Bhisma Murti rancanganstudi
ini digunakan ketika peneliti atau oranglain dengan sengaja memperlakukan
berbagaitingkat variabel independen kepada subjek penelitian dengan tujuan
mengetahui pengaruh variabel independen tersebut terhadap variabel
dependen.Berdasarkan penelitian tersebut studi eksperimen (studi perlakuan atau
intervensi darisituasi penelitian ) terbagi dalam dua macam yaitu rancangan eksperimen
murni dan quasieksperimen.

 eksperimen murni adalah suatu bentuk rancangan yang memperlakukan


danmemanipulasi sujek penelitian dengan kontrol secara ketat.

Penelitian eksperimen mempunyai ciri


1.Ada perlakuan, yaitu memperlakukan variabel yang diteliti
(memanipulasi suatu variabel).
2.Ada randominasi, yaitu penunjukan subjek penelitian secara acak untuk
mendapatkan salahsatu dari berbagai tingkat faktor penelitian.
3.Semua variabel terkontrol, eksperimen murni mampu mengontrol
hampir semua pengaruh faktor penelitian terhadap variabel hasil yang
diteliti

 Quasi Eksperimen (eksperimen semu) adalah eksperimen yang dalam


mengontrol situasipenelitian tidak terlalu ketat atau menggunakan rancangan
tertentu dan atau penunjukkan subjekpenelitian secara tidak acak untuk
mendapatkan salah satu dari berbagai tingkat faktor penelitian.

Ciri dari quasi eksperimen :


1.Tidak ada randominasi, yaitu penunjukkan sujek penelitian secara tidak
acak untuk mendapatkan salah satu dari berbagai tingkat faktorpenelitian.
Hal ini disebabkan karena ketika pengalokasian faktor penelitian kepada
subjek penelitian tidak mungkin, tidak etis, atau tidak praktis
menggunakan randominasi.
2.Tidak semua variabel terkontrol karena terkait dengan pengalokasian
faktorpenelitian kepada subjek penelitian tidak mungkin, tidak etis, atau
tidak praktis menggunakan randominasi sehinggasulit mengontrol variabel
secara ketat

Anda mungkin juga menyukai