Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS TOKOH IDOLA

(PERANANNYA DALAM MENGANGKAT MARTABAT DUNIA


KESEHATAN MASYARAKAT)

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan dan Berfikir


Sistem Kesehatan Masyarakat
Dosen pengampu Prof. Dr. Bambang Budi Raharjo, M. Si.

Oleh:
Inda Zumalat Dawil Maulidah 6411418003
Fitrotul Maulidiyyah 6411418018
Sabrina Aprilia 6411418046
Kelas 4A Kesmas 2018

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
PRAKATA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Analisis
Tokoh Idola (Perananya Dalam Mengangkat Martabat Dunia Kesehatan
Masyarakat) yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan
dan Berfikir Sistem Kesehatan Masyarakat. Makalah ini berisikan mengenai
Biografi sampai dengan peranan tokoh dalam dunia kesehatan khususnya.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Prof. Dr. Bambang Budi
Rahardjo. selaku dosen pengampu mata kuliah ini.

Demikian kami sampaikan, tentunya masih banyak terdapat kesalahan dan


kekurangan yang kami lakukan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif
sangat kami butuhkan untuk penyempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Semarang, 10 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

PRAKATA...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Biografi Dr. Johannes Leimena......................................................................3
2.2 Peran Dr. Johannes Leimena dalam Dunia Kesehatan Masyarakat..............5
2.3 Alasan mengidolakan Dr. Johannes Leimena...............................................6
BAB III PENUTUP.................................................................................................7
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................7
3.2 Saran...............................................................................................................7
REFERENSI............................................................................................................8

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Era sekarang ini, kepemimpinan sangat dibutuhkan, terutama pada


generasi muda yang akan meneruskan masa depan bangsa. Kepemimpinan adalah
perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok
ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama. (Hemhiel and Coons, 1957). Seorang
pemimpin harus bisa mempengaruhi orang lain, tepat dan cepat dalam mengambil
sebuah keputusan. Seorang pemimpin harus mampu mempergunakan sumber
daya non materialnya termasuk pengetahuan, visi, etika, solidaritas dan
kebersamaan secara efektif, mampu menterjemahkan visi menjadi kenyataan,
memberikan kekuasaan pada orang-orang yang dipimpinnya, selalu belajar
melalui refleksi dan praktik, menciptakan iklim kerja yang dapat meningkatkan
pembelajaran dalam timnya, mau mendengarkan masukan-masukan dari orang
sekitar agar dapat berubah kearah yang lebih baik. Sedangkan berfikir sistem
merupakan cara berfikir bagaiman kita hidup, berubah maupun bermodifikasi.

Dalam dunia kesehatan masyarakat seringkali kita dihadapkan dengan


permasalahan-permasalahan yang ada disekitar kita. Contoh kecilnya seperti
sebagian orang masih membuang sampah sembarangan. Hal itu karena pola pikir
mereka yang masih dangkal , tidak berfikir kedepan. Hal inilah yang
membutuhkan peran dari seorang pemimpin cerdas dalam berfikir agar mampu
mempengaruhi orang lain untuk merubah pola pikir atau mandset mereka ke arah
yang lebih baik lagi. Dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mau
menjadi mau menerapkan, dari yang tidak mampu menjadi mampu. Seperti halnya
dengan seorang tokoh politik sekaligus kesehatan yakni Dr. Johannes Leimena.
Beliau terpilih menjadi menteri kesehatan pertama sekaligus pencetus ide
pengintegrasian institusi kesehatan atau biasa disebut juga dengan Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Berkat kepemimpinannya yang cerdas,

1
Institusi Kesehatan masih berjalan hingga sekarang dan bermanfaat bagi khalayak
umum.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana biografi Dr. Johannes Leimena?


2. Bagaimana kontribusi Dr. Johannes Leimenaa dalam dunia Kesehatan
Masyarakat?
3. Mengapa mengidolakan Dr. Johannes Leimena?

1.3 Tujuan

1. Untuk menjelaskan biografi Dr. Johannes Leimena.


2. Untuk menjelaskana kontribusi Dr. Johannes Leimenaa dalam dunia
Kesehatan Masyarakat.
3. Mengemukakan alasan mengidolakan Dr. Johannes Leimena.

2
BAB II

PEMBAHASAN

3
2.1 Biografi Dr. Johannes Leimena

Dr. Johannes Leimena lahir di Ambon, Maluku pada tanggal  6


Maret 1905. Beliau merupakan salah satu pahlawan Indonesia sekaligus tokoh
politik yang paling lama menjabat sebagai Menteri selama 21 tahun berturut-turut
tanpa terputus. Leimena masuk ke dalam 18 kabinet yang berbeda, sejak Kabinet
Sjahrir II (1946) sampai Kabinet Dwikora II (1966), baik sebagai Menteri
Kesehatan, Wakil Perdana Menteri, Wakil Menteri Pertama maupun Menteri
Sosial. Selain itu, Leimena juga menyandang pangkat Laksamana Madya (Tituler)
di TNI-AL ketika ia menjadi anggota dari KOTI (Komando Operasi Tertinggi)
dalam rangka Trikora. Leimena hijrah ke Batavia (Jakarta) dimana ia meneruskan
studinya di ELS (Europeesch Lagere School), namun hanya untuk beberapa bulan
saja lalu pindah ke sekolah menengah Paul Krugerschool (kini PSKD Kwitang).
Dari sini ia melanjutkan pendidikannya ke MULO Kristen, kemudian melanjutkan
pendidikan kedokterannya STOVIA (School Tot Opleiding Van Indische Artsen)
- cikal bakal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Leimena mulai bekerja sebagai dokter sejak tahun 1930. Pertama kali
diangkat sebagai dokter pemerintah di "CBZ Batavia" (kini RS Cipto
Mangunkusumo). Tak lama ia dipindahtugaskan di
Karesidenan Kedu saat Gunung Merapi meletus. Setelah itu dipindahkan
ke Rumah Sakit Zending Immanuel Bandung. Di rumah sakit ini ia bertugas dari
tahun 1931 sampai 1941. Pada tahun 1945, Partai Kristen Indonesia (Parkindo)

4
terbentuk dan pada tahun 1950 dan beliau terpilih sebagai ketua umum dan
memegang jabatan tersebut hingga tahun 1957.
Ketika Orde Baru berkuasa, Leimena mengundurkan diri dari tugasnya
sebagai menteri, namun ia masih dipercaya Presiden Soeharto sebagai
anggota DPA (Dewan Pertimbangan Agung) hingga tahun 1973. Usai aktif di
DPA, ia kembali melibatkan diri di lembaga-lembaga Kristen yang pernah ikut
dibesarkannya seperti Parkindo, DGI, UKI, STT, dan lain-lain. Ketika Parkindo
berfusi dalam PDI (Partai Demokrasi Indonesia, kini PDI-P), Leimena diangkat
menjadi anggota DEPERPU (Dewan Pertimbangan Pusat) PDI, dan pernah pula
menjabat Direktur Rumah Sakit DGI Cikini.
Semasa Ir. Sukarno menjadi presiden, Dr.Leimena hampir tidak pernah
absen dalam kabinetnya. Om Jo, begitu sapaan akrab Johannes Leimena, memulai
kariernya di dunia politik sejak masih menjadi mahasiswa Kedokteran di Sekolah
Tinggi Kedokteran Geneeskunde Hogeschool (GHS) di Jakarta. Selama menjadi
mahasiswa, dia aktif dalam sejumlah organisasi seperti Jong Ambon dan
Christelijke Studentenvereniging (CSV). Melalui organisasi ini, beliau mulai
berkenalan dengan sejumlah tokoh besar, termasuk Ir. Sukarno.
Menurut buku Johannes Leimena: Negarawan Sejati dan Politisi Berhati
Nurani (2007), dalam Kongres Pemuda II, 28 Oktober 1928, Om Jo pun terlibat
aktif dan menjadi perwakilan dari Jong Ambon. Beliau salah satu panitia kongres
karena namanya tercetus dalam Sumpah Pemuda 1928. Setelah kemerdekaan
Indonesia, Om Jo masih menjadi dokter. Sampai suatu hari, Sukarno datang
menemuinya dan meminta Om Jo menjadi Menteri Kesehatan. Om Jo
menyanggupi permintaan Ir. Sukarno. Om Jo menjadi Menteri Kesehatan dalam
Kabinet Sjahrir II, ketika revolusi melawan militer Belanda berkecamuk. Di masa
tersebut, seorang dokter yang terpelajar dan harusnya punya uang seperti Om Jo
pun ternyata hanya punya sedikit pakaian.
Suatu ketika, beliau bersama dengan Ir. Sukarno bertemu dengan
diplomat Inggris dan Belanda. Karena tidak mempunyai pakaian, Leimena pun
kemudian meminjam jas dan dasi temannya untuk tampil formal dalam pertemuan

5
tersebut. Bermodal pakaian pinjaman, Om Jo pun tampil meyakinkan. Para
diplomat Belanda dan Inggris pun memanggilnya dengan “Yang Mulia".

2.2 Peran Dr. Johannes Leimena dalam Dunia Kesehatan Masyarakat


Menurut buku Johannes Leimena: Negarawan Sejati dan Politisi Berhati
Nurani, semasa menjadi menteri, Om Jo bersama beberapa tokoh lainnya
menggagas Bandung Plan pada 1951. Dalam Bandung Plan dicetuskan ide untuk
mengintegrasikan institusi kesehatan di bawah satu pimpinan supaya lebih efektif
dan efisien dalam pelayanan kesehatan. Gagasan itu ditindaklanjuti dengan
membuat Tema Work dalam pelayanan kesehatan pada 1956 dan kemudian
dikembangkan. Dalam perjalanannya, integrasi institusi kesehatan yang hingga ke
level kecamatan itu dikenal dengan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
Pemikiran Om Jo tentang kesehatan tertuang juga dalam Kesehatan Rakjat di
Indonesia: Pandangan dan Planning (1955).
Selain merintis cikal bakal Puskesmas, sebagai politisi sejak muda, Dr.
Johannes Leimena menjabat sebagai Menteri Kesehatan RI tahun 1946-1956
beliau dihadapkan pada masa yang sulit, dimana dari tahun 1945 sampai dengan
tahun 1949 dikenal sebagai masa revolusi dan dari tahun 1950 sampai dengan
1957 dikenal sebagai masa Demokrasi Liberal. Kesulitan dan ketidakstabilan pada
masa itu berdampak pada bidang politik, sosial, ekonomi termasuk kesehatan
masyarakat Indonesia. Tahun 1940-1950 Indonesia mengalami laju pertumbuhan
penduduk yang lambat akibat tingginya mortalitas penduduk Indonesia. Tingginya
angka mortalitas tersebut disebabkan oleh beberapa hal diantaranya
berkembangnya wabah penyakit, krisis pangan, dan rendahnya layanan kesehatan
ibu dan anak. Dengan adanya permasalahan tersebut, Dr. Johannes Leimena
berkontribusi dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

2.3 Alasan mengidolakan Dr. Johannes Leimena

 Seseorang yang gigih dan ulet dalam belajar.

6
Hal ini dibuktikan dengan gelar doktornya. Dan semasa kecil, beliau tetap
semangat meskipun sekolah di tempat yang berpindah-pindah.
 Sosok pemuda nasionalis dan religious.
Hal ini dibuktikan dengan keikutsertaannya pada dunia politik, dan beliau
juga seorang Kristen sejati.
 Perintis cikal bakal adanya Puskesmas yangmana merupakan institusi
kesehatan di bawah satu pimpinan agar lebih efektif dan efisien dalam
pelayanan kesehatan.
 Jujur dan sederhana.
Beliau dipercaya oleh Ir.Soekarno dengan ditunjuknya beliau sebagai
menteri kesehatan pada masa Ir.Soekarno. Sifat yang sederhana, sudah
dibuktikan oleh Dr.Leimena bahwa beliau tidak harus membeli baju
melainkan hanya meminjam baju untuk pertemuan yang penting bersama
Ir.Soekarno.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dr. Johannes Leimena merupakan pahlawan nasional, selain aktif dalam
dunia politik, beliau juga berberan dalam dunia kesehatan. Beliau perintis
cikal bakal pertama institusi kesehatan di tingkat Kecamatan atau biasa
disebut dengan Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat). Semasa kecilnya,
Beliau sudah memiliki kepribadian yang positif, semangat dan giat dalam
belajar meskipun jauh dari orang tuanya.

3.2 Saran
Sebagai generasi milenial, kita harus bisa meneladani sikap dan
perjuangan Dr. Johannes Leimena. Kegigihannya dalam dunia pendidikan
dapat mengantarkannya ke masa depan yang cerah, beliau berkiprah dan
mengabdi untuk kepentingan banyak orang.

8
REFERENSI

Bio-Kristi. 2020. Dr. Johannes Leimena.


https://biokristi.sabda.org/dr_johannes_leimena
Kresna, Mawa. 2018. Johannes Leimena, Orang Paling Jujur di Mata Sukarno.
https://amp-tirto-id.cdn.ampproject.org/. (Diakses pada tanggal 10 Maret
2020)
Setiawan, Andri. 2019. Nyong Ambon Pendeta Bung Karno. http://historia-
id.cdn.ampproject.org/v/s/historia.id. (Diakses pada tanggal 11 Maret
2020)

Anda mungkin juga menyukai