Anda di halaman 1dari 20

TRAUMA SISTEM

PERKEMIHAN
Kelompok 5 :

Nicolas Usman Pakaya


Nur Afia Fachrudin
Nur Alda Trinov Ahudulu
Rika Ismail
Vira Aprilia Hunawa
DEFINISI
Trauma urinaria atau trauma pada saluran perkemihan
merupakan adanya benturan pada saluran perkemihan (ginjal,
ureter, vesika urinaria, uretra). Pada laki-laki dapat pula
mengenai scrotum, testis dan prostat.
Trauma pada system perkemihan adalah kejadian dimana
saluran kemih mengalami gangguan bukan karena pengaruh dari
dalam tubuh tetapi adanya gangguan dari luar. Saluran kemih
(termasuk ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra) dapat
mengalami trauma karena luka tembus (tusuk), trauma tumpul,
terapi penyinaran maupun pembedahan. Gejala yang paling
banyak ditemukan adalah terdapatnya darah di urin (hematuria),
berkurangnya proses berkemih dan nyeri. Beberapa trauma
dapat menyebabkan nyeri tumpul, pembengkakan, memar, dan
jika cukup berat, dapat menurunkan tekanan darah (syok)
Klasifikasi trauma sistem
perkemihan
1. Trauma ginjal
TRAUMA ginjal
Definisi Trauma Ginjal
Trauma ginjal merupakan trauma pada sistem urologi yang
paling sering terjadi. Kejadian penyakit ini sekitar 8-10% dengan
trauma tumpul atau trauma abdominal. Pada banyak kasus, trauma
ginjal selalu dibarengi dengan trauma organ penting lainnya. Pada
trauma ginjal akan menimbulkan ruptur berupa perubahan organik
pada jaringannya. Sekitar 85-90% trauma ginjal terjadi akibat
trauma tumpul yang biasanya diakibatkan oleh kecelakaan
lalulintas.
Etiologi trauma ginjal :
• Trauma tumpul ( tersering ).
• Trauma tembus
• Akselerasi / Deselerasi
• Tatrogenik
• Ginjal patologis
• Trauma yang akibat ESWL (extracorporeal shock wave
lithotripsy)
Trauma ginjal
Patofisiologi Trauma Ginjal
Ginjal merupakan organ yang banyak mengandung urine dan
darah yang terlindung oleh lapisan lemak, tulang rusuk dan otot
abdomen. Karena benturan yang keras, maka benturan ini akan
diteruskan kesemua tekanan hidrostatik dan capsula fibrosa
parenkhim ginjal yang selanjutnya menyebabkan kerusakan.
Trauma ginjal
Manifestasi klinis dari trauma ginjal
• Rasa sakit / nyeri daerah trauma ginjal bahkan sampai
syok.
• Hematuri.
• Hematom pada pinggang.
• Teraba masa pada pinggang.
• Nyeri tekan pada daerah trauma.
Pemeriksaan laboratorium / diagnostic untuk trauma ginjal
• Hematokrit menurun ( karena perdarahan ).
• HB menurun.
• Pemeriksaan IVP : Memperlihatkan suatu daerah berwarna abu-
abu didaerah trauma karena hematom dan ekstravasi urine.
• Urogram ekskresi : Memperlihatkan gangguan fungsi /
ekstravasi urine pada sisi yang terkena.
• CT Scan                : Untuk mendeteksi hematom retroperineal
dan konfigurasi ginjal.
Trauma ginjal
Diagnosa banding
• Fraktur vertebra / iga dan hematom retroperineal.
• Trauma traktus urogenitalis lain.
Penatalaksanaan:
• Konservatif
1. Istirahat total.
2. Transfusi.
3. Obat-obat konservatif.
• Operatif
1. Operasi untuk penjahitan suatu laserasi bila fungsi ginjal
masih baik.
2. Nefrotomi.
Komplikasi :
Awal : Infeksi, perdarahan.
Lanjut : Stenosis upture dari arteri ginjal, hipertensi,
hidronefrosis
2. trauma ureter
Trauma ureter

Definisi
Sebagian besar trauma ureter (saluran dari ginjal yang menuju
ke kandung kemih) terjadi selama pembedahan organ panggul atau
perut, seperti histerektomi, reseksi kolon atau uteroskopi. Seringkali
terjadi kebocoran air kemih dari luka yang terbentuk atau
berkurangnya produksi air kemih. Trauma ureter jarang sekali
terjadi karena struktunya fleksibel dan terlindung oleh tulang dan
otot
Trauma ureter
Etiologi
Operasi daerah punggung dan abdomen, dimana ureter
terpotong.
Tindakan kateterisasi : ujung kateter menembus dinding ureter.
Pemasukan zat alkali terlalu kuat.
Manifestasi Klinis  
• Anuria / oliguria berat setelah pembedahan didaerah pelvis dan
abdomen.
• Nyeri daerah panggul.
• Ekstravasase urine.
• Drainase urine melalui luka operasi.
• Ileus terus menerus.
Pemeriksaan laboratorium / upture
Tes fungsi ginjal : abnormal bila traumanya bilateral.
Urografi ekskresi : ekstravasase urine.
Urografi retrogad : menentukan sifat dan tempat trauma.
Trauma ureter
Diagnosa banding
• Vesikovagina dan uretrovaginal.
• Kausa upture dan anuria pre renal.
 Patofisiologi
Karena fungsi ureter sebagai saluran pengaliran urine dari ginjal
ke vesika urinaria. Apabila terjadi trauma pada ureter, maka akan
terjadi gangguan aliran atau terjadinya ekstravasase urine dan
manifestasi klinis yang dihubungkan gangguan tersebut.
Komplikasi
• Fistula ureter.
• Infeksi retroperitoneal.
• Pyelonefritis.
• Obstruksi ureter karena stenosis.
Penatalaksanaan
Terapi terbaik adalah pencegahan dimana perlunya pemasangan
kateter sebelum dilakukan operasi pada daerah ginjal dan abdomen
untuk identifikasi
3. trauma vesika urinaria
Trauma vesika urinaria
Definisi
Trauma bledder atau trauma vesica urinaria merupakan keadaan
darurat bedah yang memerlukan pelaksanaan segera. Bila tidak
ditanggulangi dengan segera dapat menimbulkan komplikasi 
seperti peritoritis dan sepsis.
Etiologi
• Trauma tumpul pada panggul yang mengenai buli-buli.
• Trauma tembus.
• Akibat manipulasi yang salah sewaktu melakukan operasi Trans
uretral Resection (TUR)
Patofiisiologi
Bila buli-buli yang penuh dengan urine mengalami trauma,
maka akan terjadi peningkatan  tekanan intravesikel dapat
menyebabkan contosio buli-buli / buli-buli pecah. Keadaan ini
dapat menyebabkan upture intraperitoneal.
Trauma vesika urinaria
Manifestasi Klinis
• Nyeri supra pubik baik verbal maupun saat palpasi.
• Hematuria.
• Ketidakmampuan untuk buang air kecil.
• Regiditas otot.
• Ekstravasase urine.
• Suhu tubuh meningkat.
• Syok.
• Tanda-tanda peritonitis.
Pemeriksaan Laboratorium / Diagnostik
• Hematokrit menurun.
• Cystografi : menunjukkan ekstravasase urine, vesika urinaria
dapat pindah atau tertekan, menunjukkan ekstravasase urine
vesika urinaria dapat pindah atau tertekan yaitu suatu prosedur di
mana pewarna radioaktif (senyawa kontras)
• Prosedur selanjutnya adalah dengan melakukan CT scan atau X-
ray untuk melihat kebocoran
Trauma vesika urinaria
Diagnosa banding
• Ruptur uretra atau ginjal.
Komplikasi
• Urosepsis.
• Klien lemah akibat anemia.
Penatalaksanaan
• Atasi syok dan perdarahan.
• Istirahat baring sampai upture hilang.
• Bila ditemukan fraktur tulang punggung disertai ruftur vesica
urinaria intra peritoneal dilakukan operasi upture alta yang
dilanjutkan dengan laparatomi.
4. trauma uretra
Trauma uretra
Definisi
Ruptur uretra bisa sebagian atau total, biasanya upture
terjadi pada pars membranesea. Dapat juga uretra pars
pandibulum, trauma lebih sering dialami pria.
Etiologi
Umumnya disebabkan trauma langsung didaerah upture dan
pelvis.
Manifestasi Klinis
• Perdarahan dari uretra.
• Hematom perineal, mungkin disebabkan trauma bulbus
cavernosus.
• Retensio urine akibat spasme M. Spinkter uretra
eksternum.
• Bila buli-buli penuh terjadi ekstravasase sehingga terjadi
nyeri berat dan keadaan umum memburuk
Trauma uretra
Klasifikasi
• Trauma Grade I ( ringan )
• Trauma Grade II ( sedang )
• Trauma Grade III ( berat ).
Pada tingkat ini uretra mengalami upture, bulbus cavernosus
hancur dan vesika buck robek darah mengalir keluar, menjalar
kebawah kulit, perdarahan mula-mula pada daerah peritoneum
terus ke scrotum selanjutnya ke daerah unguinal suprapubik.
Pemeriksaan Diagnostic
• Rectal Toucher
• Bila upture terjadi di pars membranosa, maka prostat tidak
akan teraba, sebaliknya akan teraba upture berupa masa lunak
dan kenyal
• Uretrogram, untuk mengetahui lokasi upture.
Komplikasi
Penyembuhan luka dapat menyebabkan upture ureter.
THAN
K
YOU

Anda mungkin juga menyukai