Anda di halaman 1dari 11

“BATU SALURAN

KEMIH”

Mata Kuliah : KMB1


Kelas : IIB/DIII Keperawatan

Nama-nama kelompok IV :
1. Miman Saripi
2. Meyling Abubakar
3. Mohamad Syahdan Tune
4. Mutiyawati Hatibie
5. Rindica Indriyastuti H. Rahmola
Batu saluran kemih adalah suatu keadaan terjadinya
penumpukan oksalat, calculi (batu ginjal) pada
ureter atau pada daerah ginjal. Ureterolithiasis
terjadi bila batu ada di dalam saluran perkemihan. 
Batu itu sendiri disebut calculi. Pembentukan batu
mulai dengan kristal yang terperangkap di suatu
tempat sepanjang saluran perkemihan yang tumbuh
sebagai pencetus larutan urin. Calculi bervariasi
dalam ukuran dan dari fokus mikroskopik sampai
beberapa centimeter dalam diameter cukup besar
untuk masuk dalam pelvis ginjal. Gejala rasa sakit
yang berlebihan pada pinggang, nausea, muntah,
demam, hematuria. Urine berwarna keruh seperti teh
atau merah.
Penyakit ini menyerang sekitar 4% dari seluruh populasi,
dengan rasio pria-wanita 4:1 dan penyakit ini disertai
morbiditas yang besar karena rasa nyeri (Tisher, 1997). Di
Amerika Serikat 5-10% penduduknya menderita penyakit
ini, sedangkan di seluruh dunia rata-rata terdapat 1-2%
penduduk yang menderita batu saluran kemih. Penyakit ini
merupakan tiga penyakit terbanyak dibidang urologi
disamping infeksi saluran kemih dan pembesaran prostat
(Purnomo, 2011). Penyakit batu ginjal merupakan masalah
kesehatan yang cukup bermakna, baik di Indonesia maupun
di dunia.
01 02
Batu kalsium merupakan jenis batu Batu struvit dikenal juga dengan batu infeksi karena
terbanyak, batu kalsium biasanya terbentuknya batu ini disebabkan oleh adanya infeksi
terdiri dari fosfat atau kalsium saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah kuman
oksalat. Dari bentuk partikel yang golongan pemecah urea atau urea spilitter yang dapat
terkecil disebut pasir atau kerikil menghasilkan enzim urease dan merubah urine menjadi
sampai ke ukuran yang sangat besar basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Suasana ini
Klasifikasi batu saluran “staghorn” yang berada di pelvis dan memudahkan garam-garam magnesium, ammonium
kemih menurut Joyce M dapat masuk ke kaliks. fosfat, dan karbonat membentuk batu magnesium
Black dalam buku ammonium fosfat (MAP).
Medical Surgical
Nursing, 03 04
dan buku Basuki B Batu sistin
Batu xanthine terjadi karena
Purnomo Cystunuria mengakibatkan
kondisi hederiter hal ini terjadi
kerusakan metabolic secara
karena defisiensi oksidasi xathine.
congetinal yang mewarisi
 
pengahambat atosomonal.
Batu sistin merupakan jenis
yang timbul biasanya pada
anak kecil dan orang tua,
jarang ditemukan pada usia
Terbentuknya batu secara garis besar dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan faktor
ekstrinsik.

 Faktor Intrinsik
Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam individu sendiri. Termasuk faktor intrinsik adalah
umur, jenis kelamin, keturunan, riwayat keluarga.
a.    Heriditer/ Keturunan
Salah satu penyebab batu ginjal adalah faktor keturunan misalnya Asidosis tubulus ginjal (ATG). ATG
menunjukkan suatu gangguan ekskresi H+ dari tubulus ginjal atau kehilangan HCO 3 dalam air kemih,
akibatnya timbul asidosis metabolic. Riwayat batu saluran kemih bersifat keturunan, menyerang beberapa
orang dalam satu keluarga. Penyakit-penyakit heriditer yang menyebabkan batu saluran kemih antara lain:
1). Dent’s disease yaitu terjadinya peningkatan 1,25 dehidroksi vitamin D sehingga penyerapan kalsium di usus
meningkat, akibat hiperkalsiuria, proteinuria, glikosuria, aminoasiduria dan fosfaturia yang akhirnya
mengakibatkan batu kalsium oksalat dan gagal ginjal.
2). Sindroma Barter, pada keadaan ini terjadi poliuria, berat jenis air kemih rendah hiperkalsiuria dan
nefrokalsinosis.
b.    Umur
Batu salutan kemih banyak terdapat pada golongan umur 30-60 tahun.
c.    Jenis kelamin
Kejadian batu saluran kemih berbeda antara laki-laki dan wanita. Pada laki-laki lebih sering terjadi
dibanding wanita 3:1. Khusus di Indonesia angka kejadian batu saluran kemih yang sesuangguhnya belum
diketahui, tetapi diperkirakan paling tidak terdapat 170.000 kasus baru per tahun . Serum testosteron
menghasilkan peningkatan produksi oksalat endogen oleh hati. Rendahnya serum testosteron pada wanita
dan anak-anak menyebabkan rendahnya kejadan batu saluran kemih pada wanita dan anak-anak .
 Faktor Ekstrinsik
Faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari lingkungan luar individu seperti geografi, iklim, serta gaya
hidup seseorang.
a.    Geografi
Prevalensi batu saluran kemih tinggi pada mereka yang tinggal di daerah pegunungan, bukit atau daerah tropis.
Letak geografi menyebabkan perbedaan insiden batu saluran kemih di suatu tempat dengan tempat yang lain.
Faktor geografi mewakili salah satu aspek lingkungan seperti kebiasaan makan di suatu daerah, temperatur,
kelembaban yang sangat menentukan faktor intrinsik yang menjadi predisposisi batu saluran kemih.
b.     Faktor Iklim dan cuaca
Faktor iklim dan cuaca tidak berpengaruh secara langsung namun ditemukan tingginya batu saluran kemih
pada lingkungan bersuhu tinggi. Selama musim panas banyak ditemukan batu saluran kemih. Temperatur yang
tinggi akan meningkatkan keringat dan meningkatkan konsentrasi air kemih. Konsentrasi air kemih yang
meningkat akan meningkatkan pembentukan kristal air kemih. Pada orang yang mempunyai kadar asam urat
tinggi akan lebih berisiko terhadap batu saluran kemih
c.     Jumlah air yang diminum
Dua faktor yang berhubungan dengan kejadian batu saluran kemih adalah jumlah air yang diminum dan
kandungan mineral yang berada di dalam air minum tersebut. Pembentukan batu juga dipengaruhi oleh faktor
hidrasi. Pada orang dengan dehidrasi kronik dan asupan cairan kurang memiliki risiko tinggi terkena batu
saluran kemih. Dehidrasi kronik menaikkan gravitasi air kemih dan saturasi asam urat sehingga terjadi
penurunan pH air kemih. Pengenceran air kemih dengan banyak minum menyebabkan peningkatan koefisien
ion aktif setara dengan proses kristalisasi air kemih. Banyaknya air yang diminum akan mengurangi rata-rata
umur kristal pembentuk batu saluran kemih dan mengeluarkan komponen tersebut dalam air kemih.
d.      Diet/Pola makan
Diperkirakan diet sebagai faktor penyebab terbesar terjadinya batu saluran kemih. Diet berbagai makanan dan
minuman mempengaruhi tinggi rendahnya jumlah air kemih dan substansi pembentukan batu yang berefek
signifikan dalam terjadinya batu saluran kemih.
f.     Stres
Diketahui pada orang-orang yang menderita stres jangka panjang, dapat meningkatkan
kemungkinan terjadinya batu saluran kemih. Secara pasti mengapa stres dapat menimbulkan batu
saluran kemih belum dapat ditentukan secara pasti. Tetapi, diketahui bahwa orang-orang yang stres
dapat mengalami hipertensi, daya tahan tubuh rendah, dan kekacauan metabolisme yang
memungkinkan kenaikan terjadinya batu saluran kemih .
g.    Olah raga
Secara khusus penelitian untuk mengetahui hubungan antara olah raga dan kemungkinan timbul
batu belum ada, tetapi memang telah terbukti batu saluran kemih jarang terjadi pada orang yang
bekerja secara fisik dibanding orang yang bekerja di kantor dengan banyak duduk .
h.     Kegemukan (Obesitas)
Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan peningkatan lemak tubuh baik diseluruh tubuh
maupun di bagian tertentu. Pada penelitian kasus batu kalsium oksalat yang idiopatik didapatkan
59,2% terkena kegemukan. Hal ini disebabkan pada orang yang gemuk pH air kemih turun, kadar
asam urat, oksalat dan kalsium naik
i.      Kebiasaan menahan buang air kemih
Kebiasaan menahan buang air kemih akan menimbulkan stasis air kemih yang dapat berakibat
timbulnya Infeksi Saluran Kemih (ISK). ISK yang disebabkan kuman pemecah urea sangat mudah
menimbulkan jenis batu struvit. Selain itu dengan adanya stasis air kemih maka dapat terjadi
pengendapan kristal.
j.      Tinggi rendahnya pH air kemih
Hal lain yang berpengaruh terhadap pembentukan batu adalah pH air kemih ( pH 5,2 pada batu
kalsium oksalat).
 
 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis penyakit batu saluran kemih bergantung pada adanya obstruksi, infeksi, dan edema. Ketika batu
menghambat aliran urine, terjadi obstruksi yang dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi
piala ginjal serta ureter proksimal. Namun, beberapa batu jika ada gejala tetapi hanya sedikit dan secara perlahan akan
merusak inti fungsional (nefron) ginjal, dan gejala lainnya adalah nyeri yang luar biasa (kolik). Gejala klinis dari batu saluran
kemih yang dapat dirasakan adalah :
1.  Rasa Nyeri
Lokasi rasa nyeri tergantung dari letak batu. Bila nyeri mendadak menjadi akut, disertai nyeri tekan diseluruh area
kostovertebral tidak jarang disertai mual dan muntah, maka dapat disimpulkan pasien tersebut sedang mengalami kolik ginjal.
Batu yang berada di ureter dapat menyebabkan nyeri yang luar biasa, akut, dan kolik yang menyebar ke paha dan genitalia. Pasien
yang mengalami kolik ureter akan sering ingin merasa berkemih, namun hanya sedikit urine yang keluar, dan biasanya air kemih
disertai dengan darah.
2. Demam
Demam ini dapat terjadi karena adanya kuman yang beredar di dalam darah sehingga menyebabkan suhu badan meningkat
melebihi batas normal..
3. Infeksi
Batu saluran kemih jenis apapun seringkali berhubungan dengan infeksi sekunder akibat obstruksi dan statis di proksimal
dari sumbatan. Infeksi yang terjadi di saluran kemih karena kuman Proteus spp, Klebsiella, Serratia, Enterobacter,
Pseudomonas, dan Staphylococcus.
4. Hematuria dan Kristaluria
Diagnosis adanya penyakit batu saluran kemih dapat dibantu dengan adanya hematuria dan kristaluira. Hematuria adalah
terdapatnya sel darah merah di dalam air kemih, sedangkan kristaluria adalah air kemih yang berpasir.
5. Mual dan Muntah
Obstruksi saluran kemih bagian atas, ginjal dan ureter, seringkali menyebabkan mual dan muntah.
 Patofisiologi
Mekanisme terbentuknya batu pada saluran kemih atau dikenal dengan urolitiasis belum diketahui secara pasti.
Namun ada beberapa faktor predisposisi terjadinya batu antara lain : Peningkatan konsentrasi larutan urin akibat dari intake
cairan yang kurang dan juga peningkatan bahan-bahan organik akibat infeksi saluran kemih atau stasis urin menyajikan
sarang untuk pembentukan batu. Batu yang terbentuk dalam saluran kemih sangat bervariasi, ada batu yang kecil dan batu
yang besar. Batu yang kecil dapat keluar lewat urin dan akan menimbulkan rasa nyeri, trauma pada saluran kemih dan akan
tampak darah dalam urin. Sedangkan batu yang besar dapat menyebabkan obstruksi saluran kemih yang menimbulkan
dilatasi struktur, akibat dari dilatasi akan terjadi refluks urin dan akibat yang fatal dapat timbul hidronefrosis karena dilatasi
ginjal.  Kerusakan pada struktur ginjal yang lama akan mengakibatkan kerusakan pada organ-organ dalam ginjal sehingga
terjadi gagal ginjal kronis karena ginjal tidak mampu melakukan fungsinya secara normal.
. Komplikasi
1.    Sumbatan : akibat pecahan batu.
2.    Infeksi : akibat desiminasi partikel batu ginjal atau bakteri akibat obstruksi.
3.    Kerusakan fungsi ginjal : akibat sumbatan yang lama sebelum pengobatan dan pengangkatan batu ginjal.
 Pemeriksaan Penunjang
a.       Urinalisa : warna kuning, coklat gelap, berdarah. Secara umum menunjukkan adanya sel darah merah, sel darah
putih dan kristal serta serpihan, mineral, bakteri, pus, pH urine asam.
b.      Urine (24 jam) : kreatinin, asam urat, kalsium, fosfat, oksalat atau sistin meningkat.
c.       Kultur urine : menunjukkan adanya infeksi saluran kemih.
d.      Survei biokimia : peningkatan kadar magnesium, kalsium, asam urat, fosfat, protein dan elektrolit.
e.       Kadar klorida dan bikarbonat serum : peningkatan kadar klorida dan penurunan kadar bikarbonat menunjukkan
terjadinya asidosis tubulus ginjal.
f.       Darah lengkap :
Sel darah putih : meningkat menunjukkan adanya infeksi.
Sel darah merah : biasanya normal.
Hb, Ht : abnormal bila pasien dehidrasi berat atau polisitemia.
g.      Foto rontgen : menunjukkan adanya kalkuli atau perubahan anatomik pada area ginjal dan sepanjang ureter.
h.      IVP : memberikan konfirmasi cepat urolithiasis, seperti penyebab nyeri abdominal atau panggul.
i.        USG Ginjal : untuk menentukan perubahan obstruksi, lokasi batu.
 
Penatalaksanaan Medis
Tujuan dasar penatalaksanaan medis batu saluran kemih adalah untuk menghilangkan batu, menentukan jenis batu, mencegah
kerusakan nefron, mengendalikan infeksi, dan mengurangi obstruksi yang terjadi. Batu dapat   dikeluarkan dengan  cara medikamentosa,
pengobatan medik selektif dengan pemberian obat-obatan, tanpa operasi, dan pembedahan terbuka.
a.  Medikamentosa
Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang berukuran lebih kecil yaitu dengan diameter kurang dari 5 mm, karena diharapkan
batu dapat keluar tanpa intervensi medis. Dengan cara mempertahankan keenceran urine dan diet makanan tertentu yang dapat merupakan
bahan utama pembentuk batu ( misalnya kalsium) yang efektif mencegah pembentukan batu atau lebih jauh meningkatkan ukuran batu yang
telah ada. Setiap pasien batu saluran kemih harus minum paling sedikit 8 gelas air sehari.
b. Pengobatan Medik Selektif dengan Pemberian Obat-obatan
Analgesik dapat diberikan untuk meredakan nyeri dan mengusahakan agar batu dapat keluar sendiri secara spontan. Opioid seperti
injeksi morfin sulfat yaitu petidin hidroklorida atau obat anti inflamasi nonsteroid seperti ketorolac dan naproxen dapat diberikan tergantung
pada intensitas nyeri. Propantelin dapat digunakan untuk mengatasi spasme ureter. Pemberian antibiotik apabila terdapat infeksi saluran
kemih atau pada pengangkatan batu untuk mencegah infeksi sekunder.
c. ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy
Merupakan tindakan non-invasif dan tanpa pembiusan, pada tindakan ini digunakan gelombang kejut eksternal yang dialirkan
melalui tubuh untuk memecah batu. Alat ESWL adalah pemecah batu yang diperkenalkan pertama kali oleh Caussy pada tahun 1980. Alat
ini dapat memecah batu ginjal, batu ureter proximal, atau menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran
kemih.
d.  Endourologi
Tindakan endourologi adalah tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan batu saluran kemih yang terdiri atas memecah batu, dan
kemudian mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat yang dimasukan langsung kedalam saluran kemih. Alat tersebut dimasukan
melalui uretra atau melalui insisi kecil pada kulit (perkutan).
e.  Tindakan Operasi
Penanganan batu saluran kemih, biasanya terlebih dahulu diusahakan untuk mengeluarkan batu secara spontan tanpa
pembedahan/operasi. Tindakan bedah dilakukan jika batu tidak merespon terhadap bentuk penanganan lainnya.
“TERIMA KASIH”

Anda mungkin juga menyukai