Anda di halaman 1dari 36

Trauma Saluran Kemih

Edison (11.2015.286)
Yoshevine Lorisika G (11.2015.464)
Dokter pembimbing : dr. Yulfitra Soni, Sp.U
Trauma Urinary
Saluran kemih dapat mengalami trauma karena luka tembus (tusuk),
trauma tumpul, terapi penyinaran maupun pembedahan.

Gejala yang paling banyak ditemukan:


Hematuria
Berkurangnya proses berkemih
Nyeri

Trauma Systems:
Renal
Ureter
Bladder
Urethra
TRAUMA RENAL
Trauma yang paling sering terjadi
pada sistem urologi
8-10% trauma abdominal dapat
dikaitkan dengan trauma ginjal
Sekitar 85-90% trauma ginjal terjadi
akibat trauma tumpul oleh
kecelakaan lalulintas.
Manifestasi Klinis
Inspeksi
Trauma tumpul: dapat ditemukan jejas di daerah lumbal
Trauma tajam tampak luka
Palpasi:
Nyeri tekan
Nyeri abdomen pada daerah pinggang atau perut bagian atas
Ketegangan otot pinggang
Massa jarang teraba (bila teraba massa yang cepat meluas sering
ditandai tanda kehilangan darah yang banyak merupakan tanda
cedera vaskuler)
Fraktur tulang iga terbawah sering menyertai cedera ginjal.

Hematuria makroskopik atau mikroskopik merupakan tanda


utama cedera saluran kemih.
Klasifikasi trauma ginjal
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium (urinalisis)
Kekeruhan
Warna
pH urin
Protein
Glukosa
Dan sel-sel

Ulangi urinalisis dalam 3 minggu


Lakukan pemeriksaan radiologis bila terdapat:
Hematuria mikroskopik dengan syok
Hematuria GROSS
Deselerasi cepat tanpa hematuria atau syok (jarang, tapi penting)
Trauma tembus
Renal Imaging

Grade 1
Hematom minor di perinephric, pada IVP, dapat memperlihatkan gambaran
ginjal yang abnormal
Kontusi dapat terlihat sebagai massa yang normal ataupun tidak
Laserasi minor korteks ginjal defek linear pada parenkim atau terlihat mirip
dengan kontusi ginjal
Pada CT Scan, daerah yang mengalami kontusi terlihat seperti massa cairan
diantara parenkim ginjal

Grade 2
extravasasi kontras dari daerah yang mengalami laserasi (terbatas pada sinus
renalis atau meluas sampai ke daerah perinefron atau bahkan sampai ke
anterior atau posterior paranefron).
batas luar ginjal terlihat kabur atau lebih lebar.
Akumulasi masif dari kontras, terutama pada medial daerah perinefron,
dengan parenkim ginjal yang masih intak dan nonvisualized ureter, merupakan
dugaan kuat terjadinya avulsi ureteropelvic junction

Grade 3
. Gangguan fungsi ekskresi baik parsial maupun total

Grade 4
. avulsi dari ureteropelvic junction
. akumulasi kontras pada derah perinefron tanpa pengisian ureter
Management Options For Renal
Trauma
Jika tidak ada mekanisme deselerasi cepat dan tidak ada
hematuria gross, dapat rawat jalan dengan follow up
urinalisis

observation
Bed rest until gross hematuria clears
Serial Hemoglobins
Antibiotics if urinary extravasation
Urinary Diversion
Ureteral Stenting
Nephrostomy Drainage
Surgery
Renal Preservation / Reconstruction
Nephrectomy
Trauma Ureter
Trauma Ureter
Trauma yang disebabkan oleh trauma
tajam maupun tumpul dari luar
ataupun iatrogenik terutama pada
pembedahan rektum, uterus,
pembuluh darah panggul, atau
tindakan endoskopik
Seringkali terjadi kebocoran air kemih
dari luka yang terbentuk atau
berkurangnya produksi air kemih.
Manifestasi Klinis
Pada umumnya tanda dan gejala klinik umumnya
tidak spesifik yaitu :
Hematuria
Demam
Nyeri
Bila terjadi ekstravasasi urin dapat timbul urinom
pada pinggang atau abdomen, fistel uretero-
kutan melalui luka atau tanda rangsang
peritoneum bila urin masuk ke rongga
intraperitoneal.
Pada cedera ureter bilateral ditemukan anuria.
Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium: hematuria
mikrosikopik, pada cedera ureter
bilateral terdapat peningkatan kadar
ureum dan kreatinin darah.
BNO IVP
CT scan
Komplikasi
Fistula ureter
Infeksi retroperitoneal
Peritonitis bila urine keluar kedalam
kavum peritoneal
Obstruksi ureter karena stenosis
Tatalaksana
Pada trauma yang tidak terlalu berat, dipasang kateter ke
dalam ureter dan dibiarkan selama 2-6 minggu sehingga tidak
perlu dilakukan pembedahan.
Pengobatan terbaik untuk trauma ureter akibat luka tembak
atau luka tusuk adalah pembedahan
Diusahakan untuk mempertahankan aliran urine dengan cara :
Uretro Neosistomi bila ureter masih cukup panjang, Ureter
dapat ditanamkan ke buli-buli.
Uretro cutanostomi yaitu muara ureter dipindahkan ke kulit.
Uretro ileo sistostomi bila ureter pendek diganti dengan Ileal
Lopp.
Terapi konservatif berupa analgetik dan antibiotik.
Prognosis
Hasil yang didapatkan dari
pengobatan bervariasi tergantung
pada penyebab dan luasnya trauma
(ruptur).
Trauma Vesika Urinaria
Trauma Vesika Urinaria
80% trauma VU dihubungkan dengan
kasus fraktur pelvic
Memerlukan penatalaksanaan segera
untuk mencegah komplikasi (perdarahan
hebat, peritonitis dan sepsis)
Klasifikasi:
Intra-peritoneal ruptures
Retro-peritoneal ruptures (terutama pada #pelvic)
Darah dan urin di jaringan lunak di luar rongga
perut, perut terbebas darah dan urin
Manifestasi Klinis
GROSS hematuria (95% kasus)
Microscopic hematuria (#pelvic)
retrograde CT cystography
Kesulitan berkemih
Sering buang air kecil atau sukar
menahan keinginan berkemih (ini
terjadi jika bagian terbawah kandung
kemih mengalami cedera).
Bladder Injury - Imaging
Retrograde CT cystography is
imaging modality of choice
Very sensitive
Penatalaksanaan
Kontusio konservatif
Intra-peritoneal operative repair
Retro-peritoneal dapat non-operatif
dengan pemasangan kateter trans-
uretra 7-10 hari, biasanya akan
sembuh secara spontan
Trauma Uretra
Trauma Uretra
Ruptur uretra adalah ruptur pada
uretra yang terjadi langsung akibat
trauma dan kebanyakan disertai
fraktur tulang panggul, khususnya os
pubis (simpiolisis).
Jarang pada wanita
Pada laki-laki, dibagi menjadi uretra
anterior dan posterior , dibatasi
oleh diafragmarogenital
Etiologi Trauma Uretra
Posterior
Fraktur tulang pelvis (paling sering)
Fraktur yang mengenai ramus
posterior atau simfisis pubis
kerusakan cincin pelvis robekan
uretra pars prostato-membranasea
Manifestasi Klinis
Trauma Uretra Posterior
Perdarahan per-uretra
Retensi urine
Floating prostate (prostat melayang) pada RT
Hematom, jejas, dan nyeri tekan pada
suprapubik dan abdomen bagian bawah
Tanda rangsangan peritonium (+) bila
disertai ruptur kandung kemih
Syok Hipovolemic terdapat fraktur
pelvis/cedera organ lain yang menimbulkan
banyak perdarahan.
Klasifikasi Trauma Uretra
Posterior
Uretra pasterior masih utuh dan hanya mengalami
stratching (Peregangan) Foto uretrogram tidak
menunjukkan adanya ekstravasasi, dan uretra hanya
tampak memanjang.
Uretra posterior terputus pada perbatasan prostato-
membranasea, sedangkan diafragma urogenitalia masih
utuh. Foto uretrogram menunjukkan ekstravasasi kontras
yang masih terbatas diatas diafragma urogenitalis.
Uretra posterior, diafragma urogenitalis, dan uretra pars
bulbosa sebelah proksimal ikut rusak. Foto uretrogram
menunjukkan ekstravasasi kontras meluas hingga
dibawah diafragma urogenitalia sampai ke perineum
Posterior Urethral Injuries
Retrograde Urethrogram

Normal Urethral Injury


Tatalaksana Trauma Uretra Posterior
Emergency
Syok dan perdarahan harus diatasi, serta pemberian antibiotik dan analgesik

Immediate management
Bila ruptur uretra posterior tidak disertai cedera organ intraabdomen atau
organ lain, cukup dilakukan sistostomi suprapubik. Reparasi uretra
dilakukan 2-3 hari kemudian dengan melakukan anastomosis ujung ke
ujung, dan pemasangan kateter silikon selama 3 minggu.
Bila disertai cedera organ lain sehingga tidak mungkin dilakukan reparasi 2-
3 hari kemudian. Sebaiknya dipasang kateter secara langsir (rail roading).

Delayed uretra reconstruction


Rekonstruksi uretra setelah disposisi prostat dapat dikerjakan dalam 3 bulan,
diduga pada saat ini tidak ada abses pelvis atau bukti lain dari infeksi pelvis,
dan dengan asumsi bahwa jaringan parut pada uretra telah stabil dan matang
sehingga tindakan rekonstruksi membuahkan hasil yang lebih baik.
Komplikasi Trauma Uretra Posterior

Striktur
Impotensi
Inkontinensia urin
Prognosis Trauma Uretra Posterior

Jika komplikasi dapat dihindari,


prognosisnya sangat baik.
Infeksisaluran kemih akan teratasi
dengan penatalaksanaan yang
sesuai dan adekuat.
Etiologi Trauma Uretra
Anterior
Cidera dari luar yang sering
menyebabkan kerusakan uretra
anterior adalah straddle injury
(cedera selangkangan)
Trauma instrumentasi urologik
pemasangan kateter, businasi, dan
bedah endoskopi (kontusio dinding
uretra, ruptur parsial, atau ruptur
total dinding uretra).
Manifestasi Klinis
Trauma Uretra Anterior
Perdarahan per-uretra atau hematuria
Hematom pada penis atau hematoma kupu-
kupu Jika terdapat robekan pada korpus
spongiosum (sering tidak ada miksi)
Tidak bisa buang air kecil, nyeri perut
bagian bawah dan daerah suprapubik
ruptur uretra total Pada perabaan mungkin
ditemukan kandung kemih yang penuh.
Cedera uretra karena kateterisasi obstruksi
karena udem atau bekuan darah.
Demam Abses periuretrial atau sepsis
Uretrografi Retrograd
Pemeriksaan uretrografi retrograd
pada kontusio uretra tidak
menunjukkan adanya ekstravasasi
kontras, sedangkan pada ruptur
uretra menunjukkan adanya
ekstravasasi kontras di pars bulbosa
sehingga dapat memberi keterangan
letak dan tipe ruptur uretra
Penatalaksanaan
Kontusio uretra tidak memerlukan terapi
khusus setelah 4 6 bulan perlu dilakukan
pemeriksaan uretrografi ulangan.
Pada ruptur uretra parsial dengan
ekstravasasi ringan kateter sistostomi
dipertahankan sampai 2 minggu epitelisasi uretra
yang cedera
Striktura uretra reparasi uretra
Pada ruptur uretra anterior total dilakukan
anastomosis ujung ke ujung melalui sayatan
parineal Dipasang kateter silikon selama 3
minggu.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai