Anda di halaman 1dari 36

Laporan Kasus | Nadia Trijayanti

BAB I
IDENTITAS PASIEN

No. Rekam Medis : 00.11.XX


Tanggal Masuk Rumah Sakit : 4 Mei 2011
Pukul : 16.30 WIB
Kelas Perawatan : III
Dokter yang merawat : dr. R, SpKJ
Riwayat Perawatan : Perawatan ke XX

Catatan Perawatan di Sanatorium Dharmawangsa :


I. Tanggal 15 Agustus 1986 4 September 1986
II. Tanggal 23 Desember 1986 17 Januari 1987
III. Tanggal 24 Februari 1988 9 Maret 1988
IV. Tanggal 26 Maret 1988 8 April 1988
V. Tanggal 22 April 1989 10 Mei 1989
VI. Tanggal 25 Desember 1996 5 Februari 1997
VII. Tanggal 14 Juli 1997 6 Agustus 1997
VIII. Tanggal 20 Juli 1998 21 Agustus 1998
IX. Tanggal 5 Mei 1999 14 Mei 1999
X. Tanggal 5 Agustus 1999 1 September 1999
XI. Tanggal 1 Desember 1999 5 Januari 2000
XII. Tanggal 26 Agustus 2000 13 Oktober 2000
XIII. Tanggal 3 September 2001 31 Oktober 2001
XIV. Tanggal 21 Agustus 2002 14 September 2002
XV. Tanggal 7 November 2002 5 Desember 2002
XVI. Tanggal 9 November 2003 12 Desember 2003
XVII. Tanggal 3 Januari 2004 21 Februari 2005
XVIII. Tanggal 29 Maret 2009 29 Maret 2010
XIX. Tanggal 1 September 2010 24 November 2010
XX. Tanggal 4 Mei 2011 sekarang

Universitas Tarumanagara 1
Laporan Kasus | Nadia Trijayanti

Nama : Ny. E
Jenis Kelamin : Wanita
Umur : 58 tahun
Tempat /Tanggal Lahir : Jakarta, 7 November 1958
Bangsa / Suku : Indonesia/ Jawa
Agama : Katolik
Pendidikan terakhir : Sarjana Sastra Perancis (S1)
Pekerjaan : Penerjemah
Status Pernikahan : Bercerai
Alamat : Jakarta Selatan

Universitas Tarumanagara 2
Laporan Kasus | Nadia Trijayanti

BAB II
STATUS PSIKIATRI

Anamnesis diperoleh melalui alloanamnesis dan autoanamnesis:


I. AUTOANAMNESIS
Hari/ tanggal : Sabtu, 27 Mei 2017
Waktu : 09.00 WIB - selesai
Tempat : Di ruang makan bangsal wanita Sanatorium
Dharmawangsa

Hari/ tanggal : Senin, 29 Mei 2017


Waktu : 09.00 WIB - selesai
Tempat : Di ruang makan bangsal wanita Sanatorium
Dharmawangsa

II. ALLOANAMNESIS
Didapat dari : Ny. U
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 47 tahun
Bangsa/Suku : Indonesia
Pekerjaan : Perawat Sanatorium Dharmawangsa
Pendidikan terakhir : Sarjana Keperawatan
Hubungan dengan pasien : Perawat pasien
Hari/tanggal wawancara : Sabtu, 27 Mei 2017
Waktu/tempat wawancara : 10.00 WIB / Ruang Perawat

Keluhan Utama
Pasien sering mengamuk, berteriak-teriak dan mengurung diri di
kamar selama tiga hari.

Universitas Tarumanagara 3
Laporan Kasus | Nadia Trijayanti

Riwayat Penyakit Sekarang


Pada tanggal 4 Mei 2011 sekitar pukul 16.30 WIB pasien tiba di
Sanatorium Dharmawangsa setelah dijemput oleh petugas dari Sanatorium
Dharmawangsa. Pasien dijemput atas permintaan keluarga pasien yang
khawatir dengan kondisi pasien akibat tingkah laku pasien yang sering
mengamuk, berteriak-teriak dan mengurung diri sejak 3 hari sebelum masuk
Sanatorium Dharmawangsa. Menurut pasien, hal itu terjadi karena Zeus
berniat untuk menyandera pasien, sehingga pasien merasa ketakutan.
Sejak tahun 2004, pasien mengatakan bahwa dirinya dapat melihat
Zeus dan mulai sering diganggu oleh Zeus. Pasien mengaku Zeus berniat
mencelakakan dan menculik pasien. Saat malam hari ketika tidur, Zeus
menarik-narik kaki pasien dan membuat luka pada kakinya. Zeus juga
pernah mencekik pasien. Karena ketakutan, pasien berdoa kepada Tuhan
Yesus dan Bunda Maria. Selain Zeus, pasien mengaku pernah melihat
Yesus, Bunda Maria, dan Santo Yohanes.
Pasien mengatakan Yesus menolong pasien dengan melenyapkan
Zeus. Pasien mengetahuinya karena pasien dapat melihat dan bertemu
dengan Yesus. Menurut pasien Yesus memakai baju putih, bercahaya,
tampan dan memiliki rambut sebahu. Saat bertemu Yesus pasien juga
mengaku mencium aroma yang enak, seperti roti yang baru saja
dipanggang. Selain itu, pasien juga merasa Yesus terus menjaga pasien,
sebagai contoh suatu hari ada tangan setan yang ingin melukai pasien,
kemudian Yesus menepis tangan tersebut. Menurut pasien setan tersebut
adalah anak buah Zeus. Terkadang yang menolong pasien adalah Santo
Yohanes, pasien mendeskripsikan Santo Yohanes sebagai seorang muda
yang tampan. Pasien juga pernah mendengar suara-suara yang
memperingati dirinya dan menurut pengakuan pasien suara itu adalah suara
Bunda Maria.
Pasien mengaku telah mengarang dua buah buku, yaitu Ya
Inspirasiku pada tahun 2010, dan Human Condition pada tahun 2006.
Buku Human Condition laku keras dan telah dialih bahasa ke Bahasa
Mandarin, terjual 5 juta buku di Korea, dan jutaan lainnya di Vietnam,

Universitas Tarumanagara 4
Laporan Kasus | Nadia Trijayanti

Singapore dan negara Asia lainnya. Selain itu, pasien telah menerima email
dari Pangeran Charles untuk mengucapkan pujian atas buku pasien.
Sejak 1,5 bulan sebelum dirawat, pasien tidak mau minum obat
karena bosan dan merasa tidak ada perbaikan setelah minum obat. Pasien
juga tidak mau kembali kontrol ke dokter. Sejak saat itu, pasien mulai suka
mengurung diri di kamar, tidak makan, minum, serta mandi.
Pasien merasa nyaman tinggal di RS Dharmawangsa karena merasa
banyak tetangganya yang mengincar rumah pasien di daerah Cinere
semenjak ayah pasien meninggal. Pasien juga mengatakan bahwa para
tetangganya dapat mengetahui isi pikiran atau aktivitas pasien, walau pasien
tidak mengetahui bagaimana mekanismenya.
Sejak menjalani perawatan di Sanatorium Dharmawangsa, pasien
sudah dapat merawat kebersihannya walaupun terkadang masih harus
diingatkan oleh perawat. Pasien juga sudah mau minum obat dengan teratur.
Keseharian pasien selama di Sanatorium Dharmawangsa banyak dihabiskan
dengan menonton televisi, membaca koran sepanjang hari, bermain kartu
dan berbincang-bincang bersama pasien lain serta koas.

Riwayat Penyakit Sebelumnya


1. Riwayat Penyakit Psikiatri
Pada tahun 1986, keluarga pasien mulai merasakan munculnya hal-
hal yang aneh pada diri pasien. Keluhan ini muncul ketika pasien sedang
menyusun skripsi dan perilaku pasien mulai berubah sejak skripsinya
ditolak. Saat itu pasien juga merasa tersaingi dan pasien menjadi sering
marah-marah di rumah tanpa sebab yang jelas, mudah curiga,
melempar-lempar barang jika sedang marah, dan sering tidak mau
mandi. Pada tanggal 15 Agustus 1986 pasien di bawa ke Sanatorium
Dharmawangsa untuk dirawat.
Hampir setiap tahun sampai saat ini pasien dirawat di Sanatorium
Dharmawangsa karena alasan yang sama, yaitu pasien tidak mau makan,
tidak mau minum obat, tidak mau kontrol ke dokter, tidak mau mandi,

Universitas Tarumanagara 5
Laporan Kasus | Nadia Trijayanti

tidak mau merawat diri dan mengurung diri di kamar serta berhalusinasi
mengenai Zeus, Yesus, Bunda Maria dan Santo Yohanes.
2. Riwayat Kondisi Medik Umum
Sebelum timbul gejala, pasien tidak pernah mengalami trauma
kepala maupun riwayat perawatan di rumah sakit. Namun, pada tahun
2004 pasien mengidap diabetes melitus. Saat ini pasien mengkonsumsi
obat-obatan psikotropika dan obat anti diabetes oral.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif (NAPZA)
Pasien tidak pernah menggunakan obat-obatan terlarang maupun
mengkonsumsi rokok dan alkohol.

Riwayat Keluarga
Ayah pasien bernama Tn. S adalah seorang Kolonel Angkatan Darat
(purnawirawan) berasal dari Jawa Timur dan sudah meninggal pada bulan
Mei 2004 dikarenakan usia yang sudah tua dan sering sakit-sakitan terutama
gangguan pencernaan. Sedangkan ibu pasien yang bernama Ny. R adalah
ibu rumah tangga, berasal dari Solo dan sudah meninggal pada bulan April
1993 karena penyakit diabetes mellitus yang dideritanya.
Pasien sangat dimanja oleh keluarganya. Pasien dibesarkan dalam
keluarga yang berekonomi cukup mapan sehingga pasien juga seringkali
bepergian ke luar negeri bersama orang tuanya. Hubungan pasien dengan
orang tua cukup baik, dan anggota keluarga yang lain juga memperhatikan
pasien.
Pada tahun 2002 pasien menikah dengan Tn. I, namun tidak
memiliki anak. Selama pernikahannya, hubungan pasien dengan suaminya
kurang harmonis dan suami pasien lebih sering memanfaatkan harta
kekayaan pasien dan keluarganya. Kemudian suami pasien meninggalkan
pasien karena merasa malu atas kondisi pasien. Akhirnya berdasarkan saran
Tn. W (saudara sepupu pasien), pasien bercerai dengan Tn. I. Sampai saat
ini tidak diketahui keberadaan mantan suami pasien.
Sejak kedua orangtuanya meninggal, pasien hidup sendiri dan
tinggal bersama pembantunya. Walaupun saudara sepupu pasien, Tn. W

Universitas Tarumanagara 6
Laporan Kasus | Nadia Trijayanti

terkadang menjenguk pasien, namun pasien merasa sendirian dan tidak ada
yang memperhatikan. Diketahui bahwa nenek pasien dari pihak ibu
kandung pasien pernah mengalami gangguan jiwa, namun tidak pernah
mendapatkan perawatan.

Pohon Keluarga Kandung Pasien :

Keterangan :
: Wanita (pasien)

: Wanita meninggal dan pernah menderita gangguan jiwa (nenek


pasien)

: Laki-laki meninggal (kakek dan ayah pasien)

: Wanita meninggal (ibu pasien)

: Laki-laki (mantan suami pasien)

: Bercerai

Susunan Anggota Keluarga Kandung Pasien :


1. Nama : Tn. S (Alm.)
Pekerjaan : Kolonel AD (Purnawirawan)
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Hubungan dengan pasien : Ayah kandung

Universitas Tarumanagara 7
Laporan Kasus | Nadia Trijayanti

2. Nama : Ny. R (Alm.)


Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Hubungan dengan pasien : Ibu kandung

3. Nama : Ny. A (Alm.)


Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Hubungan dengan pasien : Nenek pasien

4. Nama : Tn. T (Alm.)


Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Hubungan dengan pasien : Kakek pasien

5. Nama : Tn. I
Pekerjaan : Karyawan
Agama : Islam
Status perkawinan : Bercerai
Hubungan dengan pasien : Mantan suami pasien

Riwayat Kehidupan Pribadi :


1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Berdasarkan alloanamnesis, pasien lahir cukup bulan dalam keadaan
normal. Selama kehamilan ibu pasien dalam keadaan sehat. Pasien lahir
secara spontan pervaginam atas pertolongan dokter di Rumah Sakit.

2. Riwayat masa kanak awal (0-3 tahun)

Universitas Tarumanagara 8
Laporan Kasus | Nadia Trijayanti

Waktu bayi, pasien tumbuh sehat dan normal sesuai dengan usianya.
Hubungan dengan anggota keluarga yang lain baik. Tidak ada riwayat
sakit yang cukup berat.

3. Riwayat masa kanak pertengahan (3-11 tahun)


Pasien tumbuh dan berkembang normal sesuai dengan usianya, bergaul
dengan baik dengan teman seusianya.

4. Riwayat masa kanak akhir (pubertas) dan remaja


Pasien sukar berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain. Pasien
lebih suka membaca dan menyendiri di kamar. Pasien adalah anak yang
dimanja oleh orang tuanya sehingga segala keinginannya selalu
dipenuhi. Hal ini menyebabkan pasien selalu ingin menang sendiri.
Pasien jarang bergaul dan tidak punya teman dekat.

5. Riwayat Masa Dewasa


a. Riwayat Pendidikan
Dari TK sampai SD, pasien bersekolah di Budi Asih. Pasien sudah
belajar membaca sejak usia 3 tahun. Saat SMP, pasien bersekolah
di Trisula dan pasien senang belajar. Ketika SMA, pasien
bersekolah di Sumbangsih. Dari SD sampai dengan SMA, pasien
tidak pernah tinggal kelas dan prestasinya tergolong baik sehingga
pasien lulus tepat waktu. Pasien juga menyelesaikan kuliahnya di
Universitas Indonesia jurusan sastra Perancis, walaupun ada
kesulitan dalam menyelesaikan skripsi, pasien mampu
menyelesaikan kuliahnya.

b. Riwayat Pekerjaan
Pasien pernah bekerja sebagai penerjemah di salah satu kantor
swasta di Jakarta dan pernah bekerja sebagai guru bahasa Perancis
di Jakarta. Pasien sering merasa disaingi rekan rekan kerjanya.

Universitas Tarumanagara 9
Laporan Kasus | Nadia Trijayanti

c. Riwayat Psikoseksual / Pernikahan


Pasien sudah pernah menikah kurang lebih 4 bulan dan kemudian
bercerai. Sekarang keberadaan mantan suaminya tidak diketahui.
Pasien juga mengaku pernah menjalin hubungan namun tidak
menikah saat dirinya di Jepang dengan seorang laki-laki yang
dikenalkan oleh temannya.

d. Riwayat Kehidupan Beragama


Pasien adalah penganut agama Katolik dan pasien rajin beribadah.
Pasien mengaku pindah agama saat dirinya berusia 17 tahun
dimana sebelumnya memeluk agama Islam. Pasien pindah agama
karena merasa Bunda Maria sangat baik kepada dirinya.

e. Riwayat Pelanggaran Hukum


Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum sebelumnya.

f. Kehidupan Sosial Ekonomi Sekarang :


Sejak orang tua pasien meninggal, pasien tinggal hanya bersama
pembantunya. Sumber biaya selama perawatan di Sanatorium
Dharmawangsa berasal dari deposito almarhum ayahnya yang
sampai saat ini masih dikelola oleh Tn. W (saudara sepupu pasien).

BAB III
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

A. Deskripsi Umum

Universitas Tarumanagara 10
Laporan Kasus | Nadia Trijayanti

1. Penampilan
Pasien seorang perempuan berusia 58 tahun, tampak sesuai dengan usianya,
tampak sehat, tinggi badan sekitar 155 cm dan berat badan 70 kg, dengan
perut membuncit, kulit berwarna kecoklatan. Potongan rambut cepak,
tampak sebagian rambut sudah memutih. Tampak beberapa gigi yang
tanggal. Pasien menggunakan baju kaos berwarna merah, celana panjang
bewarna hitam serta sandal jepit bewarna biru. Cara berpakaian rapi dan
kebersihan diri cukup baik.

2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor


Sebelum wawancara:
Sebelum wawancara pasien sedang duduk di sofa bangsal wanita
Sanatorium Dharmawangsa. Pasien sedang membaca koran, dan pasien
juga mau menjalin komunikasi apabila diajak bicara oleh pasien lain.
Selama wawancara:
Pasien cukup kooperatif, tenang dan santai selama wawancara. Pasien
juga mampu menjawab pertanyaan sesuai dengan apa yang ditanya.
Pasien perhatian, bicara dengan baik dan dapat dimengerti. Selama
wawancara, pasien cukup terbuka dan bersemangat untuk
menceritakan pengalaman hidupnya.
Setelah wawancara:
Setelah wawancara pasien biasanya kembali melakukan aktivitas
seperti menonton televisi, membaca koran, atau berbincang-bincang
bersama dengan pasien lain.

3. Sikap terhadap Pemeriksa


Pasien bersikap sopan dan kooperatif terhadap pemeriksa.
4. Pembicaraan
Wawancara berlangsung cukup lancar dan kontak mata baik selama
wawancara.

5. Karakteristik dalam Berbicara

Universitas Tarumanagara 11
Laporan Kasus | Nadia Trijayanti

Kuantitas pembicaraan pasien cukup banyak, arus bicara normal, volume


suara sedang, dan artikulasi jelas. Secara garis besar, jawaban pasien masih
sesuai dengan pertanyaan pemeriksa.

B. Alam Perasaan
1. Mood : Eutimik
2. Afek : Appropriate
3. Keserasian : Serasi

C. Fungsi Intelektual
1. Sensorium / Taraf Kesadaran dan Kesigapan
Compos Mentis
2. Fungsi Kognitif
a. Intelegensi dan kemampuan Informasi
Cukup, sesuai dengan tingkat pendidikannya
b. Orientasi
Waktu : Baik, pasien mengenal tanggal dan hari pemeriksaan
Tempat : Baik, pasien mengetahui tempat dimana dia tinggal
sekarang
Orang : Baik, pasien mengenal dokter muda yang
mewawancarainya dan mengenal teman-teman di lingkungannya
saat ini
3. Daya Ingat
a. Daya ingat segera
Baik, pasien dapat mengulang dengan segera kata yang baru saja
diucapkan

b. Daya ingat jangka pendek


Baik, pasien dapat mengingat apa yang dimakan pada pagi hari
c. Daya ingat jangka panjang
Baik, pasien dapat mengingat nama sekolah dari SD hingga SMA
dengan baik

Universitas Tarumanagara 12
Laporan Kasus | Nadia Trijayanti

4. Konsentrasi dan perhatian


Baik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan seksama
5. Kemampuan membaca, menulis dan berhitung
Baik, pasien dapat membaca tulisan di koran dan dapat menuliskan dengan
baik namanya sendiri. Pasien juga dapat berhitung dengan benar
6. Kemampuan Visuospasial
Baik, pasien dapat menggambarkan jam dan waktu dengan tepat
7. Pikiran Abstrak
Baik, pasien mengetahui arti peribahasa ada udang dibalik batu
8. Kemampuan menolong diri sendiri
Baik, pasien masih dapat pergi ke kamar mandi, makan, membaca koran,
dan mengambil barang-barang keperluannya sendiri. Pasien dapat
melakukan semua aktivitasnya tanpa bantuan orang lain.
9. Intelegensia
Baik, karena pasien sering menonton TV dan membaca koran sehingga
mengetahui informasi dan berita-berita terbaru. Intelegensia pasien sesuai
dengan tingkat pendidikannya.

D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : Ada
a. Halusinasi Auditorik :
Zeus mengancam pasien.
Pasien mendengar suara Bunda Maria yang memperingati dirinya
untuk berserah pada-Nya.
b. Halusinasi Visual :
Pasien melihat Yesus sebagai pria tampan, berambut panjang
sebahu dan memakai baju putih.
Pasien melihat Zeus dalam berbagai bentuk seperti laki-laki tua
yang buruk rupa atau dewa tinggi berbadan besar.
Pasien melihat tangan setan yang mengganggunya.
c. Halusinasi Olfaktorik:
Pasien mencium aroma roti panggang saat melihat Yesus.

Universitas Tarumanagara 13
Laporan Kasus | Nadia Trijayanti

2. Ilusi : Tidak ada


3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada

E. Pikiran
1. Bentuk Pikir
a. Produktivitas : Cukup, spontan dan lancar
b. Kontinuitas : Cukup
c. Hendaya berbahasa : Tidak terganggu
d. Asosiasi Longgar : Tidak ada
e. Flight of ideas : Tidak ada
f. Inkoherensi : Tidak ada
g. Verbigerasi : Tidak ada
h. Perseverasi : Tidak ada
i. Ambivalensi : Tidak ada
2. Isi pikir
a. Fobia : Tidak ada
b. Obsesi : Tidak ada
c. Kompulsi : Tidak ada
d. Waham : Ada
Waham Bizzare
Pasien mengeluh bahwa Zeus berniat untuk menyandera
pasien dan marik- narik kaki pasien ketika tidur
Waham Kejar
Pasien merasa bahwa rumah peninggalan ayahnya diincar
para tetangganya dan tetangga sering membicarakan pasien

Waham Kebesaran
Pasien mengatakan buku karangan pasien laris terjual jutaan
kopi di Asia.

Universitas Tarumanagara 14
Laporan Kasus | Nadia Trijayanti

Karena larisnya buku tersebut pasien akan di undang untuk


mendapatkan award di Taiwan dan pasien di email Pangeran
Charles atas suksesnya buku tersebut.
e. Thought insertion : Tidak ada
f. Thought withdrawal : Tidak ada
g. Thought broadcasting : Ada

F. Pengendalian Impuls
Selama wawancara tidak ditemukan adanya gangguan impuls pada pasien.
Pasien dapat mengendalikan emosinya dengan baik. Pasien dapat berlaku
sopan.

G. Uji Daya Nilai


a) Kemampuan menilai realita (RTA) : Terganggu
b) Discriminative insight : Terganggu (tilikan derajat 5)
c) Discriminative judgement : Tidak terganggu
d) Social judgement : Tidak terganggu

H. Observasi Tingkah Laku Pasien Sehari-hari


Pasien cukup dapat bergaul dengan pasien lain, pasien juga mau menjalin
komunikasi apabila diajak bicara oleh pasien lain. Pasien juga terlihat duduk
bersama dengan pasien lain di sofa, menonton TV, membaca koran, main kartu
ataupun karaoke dan bersama dengan pasien lain.

I. Kelainan Dorongan Instingual dan Perbuatan


1. Hipobulia : Tidak ada
2. Stupor : Tidak ada

Universitas Tarumanagara 15
Laporan Kasus | Nadia Trijayanti

3. Echopraxia : Tidak ada


4. Echolalia : Tidak ada
5. Piromania : Tidak ada

BAB IV
PEMERIKSAAN UMUM

Universitas Tarumanagara 16
Laporan Kasus | Nadia Trijayanti

A. STATUS INTERNIS
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 130/70 mmHg
Frekuensi nadi : 86 x/menit
Frekuensi napas : 20 x/menit
Suhu : Afebris

Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Bentuk normal, tidak teraba benjolan, rambut hitam putih,
terdistribusi merata, tidak terlihat rontok
b. Mata : Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis
c. Hidung : Bentuk normal, tidak ada sekret, mukosa tidak hiperemis
d. Telinga : Bentuk normal, tidak ada sekret
e. Mulut : Bibir lembab, lidah tidak kotor, kebersihan mulut kurang
terjaga, caries dentis (+), beberapa gigi terlihat tanggal
f. Jantung :
- Inspeksi : Pulsasi iktus kordis tidak terlihat
- Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
- Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
- Auskultasi : BJ I & II murni, gallop (-), murmur (-)
g. Paru-paru :
- Inspeksi : Simetris dalam keadaan diam dan bergerak
- Palpasi : Stem fremitus kanan dan kiri sama kuat.
- Perkusi : Sonor
- Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronchi (-), wheezing (-)
h. Abdomen :
- Inspeksi : Tampak membuncit
- Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba
- Perkusi : Timpani
- Auskultasi : Bising usus normal

Universitas Tarumanagara 17
Laporan Kasus | Nadia Trijayanti

i. Ekstremitas atas dan bawah (kanan / kiri) : akral hangat (+/+), edema (-
/-), deformitas (-/-), nyeri (-/-)
Kesan: Tidak ditemukan kelainan bermakna pada pemeriksaan fisik.

B. STATUS NEUROLOGIK
Rangsang meningeal : (-)
Peningkatan TIK : (-)
Nn. Cranialis : Baik
Pupil : Bulat, isokor, diameter 3/3 mm.
Sensibilitas : Baik
Motorik : Baik
Fungsi Cerebellum dan Koordinasi : Baik
Fungsi luhur : Baik
Refleks fisiologis : (+/+)
Refleks patologis : (-/-)
Kesan: Tidak ada kelainan yang bermakna pada pemeriksaan neurologik.

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Universitas Tarumanagara 18
Laporan Kasus | Nadia Trijayanti

Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 13 Maret 2015 yang dilakukan oleh


Sanatorium Dharmawangsa adalah sebagai berikut:
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL
Hematologi
Hemoglobin 11.1* g/dl 12 14
Jumlah leukosit 8 ribu/ul 5 10
Hitung jenis
Basofil 0 % <1
Eosinofil 2 % 13
Batang 2 % 26
Segmen 60 % 50 70
Limfosit 34 % 20 40
Monosit 3 % 28
Laju endap darah 20 mm/jam < 20
Jumlah eritrosit 4,3 juta/ul 45
Jumlah hematokrit 38 % 37 45
Jumlah trombosit 251 ribu/ul 150 400
Lemak
Trigliserida 198 mg/dl <200
Cholesterol total 190 mg/dl <200
HDL-cholesterol 49 mg/dl 45-65
LDL-cholesterol 112 g/dl <130
Karbohidrat
Glukosa puasa 88 mg/dl 70-110
Glukosa 2 Jam PP 108 mg/dl <140

Kesan : Tidak ditemukan kelainan dari pemeriksaan laboratorium

Universitas Tarumanagara 19
Laporan Kasus | Nadia Trijayanti

BAB V
IKHTISAR

Pasien adalah seorang perempuan berumur 58 tahun, beragama Katolik,


bersuku Jawa, lahir dan besar di Jakarta. Pasien adalah anak tunggal dalam
keluarganya, dibesarkan dalam keluarga yang berekonomi cukup mapan. Pasien
sangat dimanja oleh orang tuanya, sehingga setiap keinginan pasien selalu dipenuhi.
Pasien sudah menikah pada tahun 2004 namun suaminya meninggalkan dia
dikarenakan malu akan penyakit pasien. Pasien menikah atas dasar dijodohkan oleh
temannya. Penampilan sesuai dengan usianya, tampak sehat, tinggi badan sekitar
155cm dan berat badan 70kg dan sedikit gemuk, kulit berwarna kuning kecoklatan
dan rambut sebagian beruban dan potongan cepak. Pasien tampak cukup rapi,
bersih, dan terawat.
Pada masa kanak-kanak pergaulan pasien dengan teman-teman seusianya
cukup baik. Namun mulai awal masa remaja, pasien sukar berinteraksi dan
bersosialisasi dengan orang lain. Pasien lebih suka membaca dan menyendiri di
kamarnya, sehingga pasien tidak mempunyai teman dekat. Sampai saat ini pasien
tampak mengobrol hanya dengan beberapa pasien saja, serta lebih suka menonton
TV dan membaca koran.
Dari SD sampai SMA pasien termasuk siswa yang berprestasi dalam
pendidikannya, sehingga pasien berhasil menyelesaikan pendidikannya tepat
waktu. Saat kuliah pasien sempat kesulitan dalam menyelesaikan skripsi, namun
akhirnya mampu menyelesaikan kuliahnya. Pasien juga sempat bekerja beberapa
waktu sebagai penerjemah di sebuah kantor swasta, namun tidak bertahan lama
karena mendapat tekanan dari rekan-rekan kerjanya yang lebih senior. Semenjak
kedua orangtuanya meninggal, pasien hidup sendiri dan tinggal bersama
pembantunya. Pasien merasa sendirian dan tidak ada yang memperhatikan.
Saat ini pasien dirawat (perawatan ke-XX) di Sanatorium Dharmawangsa
sejak 4 Mei 2011. Keluarga pasien memutuskan untuk merawat pasien kembali di
Sanatorium Dharmawangsa, karena 3 hari sebelum dirawat pasien mengamuk dan
berteriak-teriak meminta pertolongan kepada Bunda Maria karena Zeus berusaha
untuk membunuh pasien. Pasien juga tidak mau minum obat dan kontrol ke dokter,

Universitas Tarumanagara 20
Laporan Kasus | Nadia Trijayanti

akibatnya pasien menjadi mudah marah-marah, pasien juga sering melihat Yesus,
Zeus dan Bunda Maria. Di rumah, pasien juga kurang mampu mengurus diri
terutama dalam hal kebersihan diri, pasien banyak berdiam diri, menarik diri dari
pergaulan, dan curiga terhadap orang lain.
Pasien tidak pernah mengalami trauma kepala ataupun riwayat perawatan
di rumah sakit. Pasien juga tidak pernah menggunakan zat-zat terlarang dan tidak
mengkonsumsi alkohol serta tidak merokok. Pasien memiliki riwayat diabetes
mellitus yang saat ini terkontrol.
Dari wawancara ditemukan adanya mood eutimik, afek sesuai, terdapat
halusinasi visual, halusinasi auditorik dan halusinasi olfatorik. Selain itu, terdapat
pula waham bizzare, waham kejar, dan waham kebesaran. Orientasi terhadap
waktu, tempat dan orang masih baik. Daya konsentrasi dan daya ingat masih baik.
Fungsi intelektual sesuai dengan pendidikan. Higiene personal cukup baik,
pergaulan dengan sesama penghuni Sanatorium Dharmawangsa baik, dan tilikan
derajat 5.
Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan. Dari hasil pemeriksaan
laboratorium tanggal 13 Maret 2015 tidak ditemukan kelainan yang bermakna dan
gula darah pasien terkontrol.

Universitas Tarumanagara 21
Laporan Kasus | Nadia Trijayanti

BAB VI
DIAGNOSIS

AXIS I :
1. Berdasarkan gejala-gejala adanya pola perilaku atau psikologik yang secara
klinik bermakna yang ditemukan pada pasien yaitu:
A. Adanya hendaya dalam daya nilai:
RTA : Terganggu
Discriminative insight : Terganggu
Discriminative judgement : Tidak terganggu
Social judgement : Tidak terganggu
B. Lingkungan mengeluh
C. Aktivitas sehari-hari terganggu
D. Kebersihan diri terganggu
E. Adanya gejala psikopatologi (waham, halusinasi)
Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita suatu PSIKOSIS.
2. Berdasarkan :
a) Kesadaran : Compos mentis
b) Orientasi : Baik
c) Daya ingat : Baik
d) Kemunduran intelektual : Tidak ada
e) Tidak terdapat kelainan organik yang dapat dikaitkan dengan gangguan
jiwa atas dasar riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik.
f) Penggunaan zat psikoaktif : Tidak ada
Maka dapat disimpulkan bahwa pasien TIDAK menderita suatu
GANGGUAN MENTAL ORGANIK serta TIDAK menderita suatu
GANGGUAN MENTAL DAN GANGGUAN PERILAKU AKIBAT
ZAT PSIKOAKTIF.
3. Berdasarkan penemuan bermakna yang didapat dari autoanamnesis,
didapatkan :
A. Waham bizzare, waham kebesaran, waham kejar, halusinasi auditorik,
halusinasi visual dan halusinasi olfaktorik.

Universitas Tarumanagara 22
Laporan Kasus | Nadia Trijayanti

B. Berlangsung lebih dari 1 bulan.


Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita SCHIZOPHRENIA
4. Berdasarkan adanya :
Memenuhi kriteria umum diagnosis Schizoprenia.
Waham bizzare, waham kebesaran, dan waham kejar yang menonjol.
Halusinasi yang menonjol.
Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala
katatonik tidak menonjol.
Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita SCHIZOPHRENIA TYPE
PARANOID (F20.0).

AXIS II :
Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis diketahui bahwa pasien tidak
memiliki Retardasi Mental.
Berdasarkan hasil anamnesis, diketahui bahwa :
Sejak remaja pasien lebih senang menyendiri dan pasien tidak memiliki teman
dekat.
Maka dapat disimpulkan bahwa pasien memiliki CIRI KEPRIBADIAN
SKIZOID.

AXIS III :
Pasien menderita Diabetes Mellitus Tipe II dan sekarang ini dalam keadaan
terkontrol.

AXIS IV :
Dari autoanamnesis ditemukan adanya stresor psikososial, yaitu : pasien merasa
dirinya hidup sebatang kara terutama sejak kedua orangtua pasien meninggal. Tidak
ada keluarga yang peduli dan memperhatikan pasien, serta pasien ditinggalkan oleh
suaminya yang malu pada keadaan pasien.

Universitas Tarumanagara 23
Laporan Kasus | Nadia Trijayanti

AXIS V :
GLOBAL ASSESMENT OF FUNCTIONING (GAF) SCALE
100-91 = Gejala tidak ada, berfungsi maksimal, tidak ada masalah yang tidak
tertanggulangi
90-81 = Gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah
harian biasa.
80-71 = Gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam
pekerjaan, sosial, sekolah dll.
70- 61 = Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi,
secara umum masih baik
60- 51 = Gejala sedang (moderate), disabilitas sedang
50- 41 = Gejala berat (serious), disabilitas berat
40- 31 = Beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi,
disabilitas berat dalam beberapa fungsi
30- 21 = Disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu
berfungsi dalam hampir semua bidang
20- 11 = Bahaya mencederai diri sendiri atauapun orang lain, disabilitas sangat
berat dalam komunikasi dan mengurus diri
10- 01 = Seperti diatas persisten dan lebih serius
0 = Informasi tidak adekuat

Berdasarkan Skala Global Assesment of Functioning (GAF) pada kasus ini


yang dinilai pada masa saat ini (current) berada dalam rentang 90 - 81, yaitu gejala
minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian biasa.
(Sekarang pasien bersosialisasi baik dengan penghuni dan perawat, juga aktif dalam
mengikuti kegiatan).

Universitas Tarumanagara 24
Laporan Kasus | Nadia Trijayanti

BAB VII
DIAGNOSIS MULTI AXIAL

Aksis I : F 20.0 Skizofrenia Paranoid.


Aksis II : Tidak ditemukan adanya retardasi mental. Memiliki ciri
kepribadian skizoid.
Aksis III : Diabetes Melitus tipe II terkontrol.
Aksis IV : Adanya stresor psikososial yang berkaitan dengan masalah
keluarga.
Aksis V : Current 90-81

Universitas Tarumanagara 25
Laporan Kasus | Nadia Trijayanti

BAB VIII
FORMULASI TERAPI

A. Rawat Inap
B. Psikofarmaka
Antipsikotik
Aripiprazole 1x15 mg P.O (pagi)
Quetiapine 1x400mg P.O (malam)
Haloperidol 3x5mg P.O
Trihexyphenidyl 3x2mg P.O
Fluphenazine decanoate 1amp / 2minggu inj.
Obat untuk Diabetes: Glimepiride 1x2mg P.O (pagi)
Obat lainnya
Forneuro 2x1tab P.O
Vitalong C 1x500mg P.O
C. Non farmakologi
Psikoterapi (Supportive Therapy)
Pengawasan minum obat agar gejala dan keluhan berkurang.
Memotivasi pasien untuk mengkonsumsi obat secara teratur.
Memotivasi dan memberi dukungan kepada pasien untuk dapat
beraktivitas seoptimal mungkin.
Terapi Psikososial
Family Counseling : memberi informasi kepada keluarga pasien
tentang penyakit yang diderita pasien dan pentingnya dukungan
serta motivasi dalam kepatuhan pengobatan pasien.
Occupational Therapy: mengikutsertakan pasien dalam kegiatan
melatih keterampilan berupa kerajinan tangan.
Art/ music Therapy : mengikut sertakan pasien dalam kegiatan
kesenian berupa melukis dan bernyanyi.

Universitas Tarumanagara 26
Laporan Kasus | Nadia Trijayanti

Terapi Perilaku (Behavioral Therapy)


Memperdengarkan musik, bernyanyi, dan mengembangkan hobi
pasien, tujuannya untuk menghilangkan beban pikiran pasien.
Pasien diingatkan untuk rajin beribadah.
Pasien diingatkan untuk menjaga kebersihan dirinya sendiri
termasuk mandi.
Mendorong pasien untuk mengikuti kegiatan aerobic mingguan di
Sanatorium Dharmawangsa.
Menjaga asupan makanan/ mengatur diet pasien.

Universitas Tarumanagara 27
Laporan Kasus | Nadia Trijayanti

BAB IX
PROGNOSIS

Quo ad vitam : dubia ad bonam


Quo ad functionam : dubia ad malam
Quo ad sanationam : dubia ad malam

Alasan:
1. Onset usia muda
2. Terdapat riwayat gangguan jiwa dalam keluarga (nenek)
3. Kronis berulang
4. Dukungan keluarga yang kurang adekuat
5. Pasien malas minum obat apabila tidak diingatkan
6. Tidak punya pekerjaan dan teman dekat
7. Status pernikahan pasien bercerai

Universitas Tarumanagara 28
Laporan Kasus | Nadia Trijayanti

BAB X
LAMPIRAN

WAWANCARA I
Hari/ tanggal : Sabtu, 27 Mei 2017
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Di ruang makan bangsal wanita Sanatorium
Dharmawangsa
Penampilan : Pasien tampak serius menonton acara berita di televisi.
Penampilan pasien cukup baik dan bersih.
Pasien memakai baju kaos berwarna merah, celana panjang
bewarna hitam dan sendal jepit berwarna biru.
Aktivitas : Menonton televisi
Keterangan : A = Pemeriksa
B = Pasien

A : Selamat pagi Bu E
B : Pagi dokter
A : Perkenalkan bu nama saya N
B : Halo dokter N
A : Ibu sudah sarapan?
B : Sudah dok
A : Sarapan apa tadi pagi bu?
B : Tadi makan nasi goreng dok. (Memori jangka pendek baik). Ada
kue juga tapi aku ga begitu suka dok soalnya aku punya kencing
manis jadinya ngga boleh makan yang terlalu manis dok.
A : Ohh iya bener tuh bu, ibu mesti dibatasi makannya supaya gulanya
jangan terlalu tinggi.
B : Iya juga sih dok, mau ga mau juga ya kurangin makan yang manis-
manis dok.
A : Ibu tau ga nama tempat ibu sekarang tinggal?

Universitas Tarumanagara 29
Laporan Kasus | Nadia Trijayanti

B : tau dokter, namanya Sanatorium Dharmawangsa kan dok.


(Orientasi tempat baik). Saya sudah beberapa kali dirawat disini, yang
terakhir ini tahun 2011 karena saya kumat lagi, karena ngga minun obat.
Dokter dari universitas mana?
A : Saya dari Universitas Tarumanagara bu. Dulu ibu kuliah dimana?
B : Oh dari Untar ya dok. Aku dulu kuliah di Universitas Indonesia
jurusan sastra Perancis. Terus aku kuliah lagi dapat gelar Master of
Business Administration di Prasetya Mulya.
A : Wah hebat ya bu, sudah lancar donk bu ngomong bahasa
Perancisnya?
B : Ah enggak juga dok, aku udah rada lupa.
A : Kalau bahasa Perancis halo apa bu?
B : Bonjour. (Sesuai intelektual)
A : Tuh masih inget bu. Ibu udah lama ada disini?
B : Yah gitu deh dok. Iya dok aku udah lama banget disini. Dulu kan
aku pernah ngajar bahasa Perancis di Jakarta Intenational School
loh dok.
A : Oh dulu ibu pernah ngajar juga, hebat ya ibu. Ngomong-ngomong
tadi ibu bilang ibu dibawa kesini karena ga mau minum obat.
Memangnya ibu kenapa gamau minum obat bu?
B : Iya dok aku males minum obat, aku ngerasa sudah baikan dulu
lagipula ga ada lagi yang merhatiin aku jadi buat apa minum obat.
A : Keluarga ibu dimana memangnya?
B : Orangtua saya sudah tidak ada dok (wajah sedih). Saya anak
tunggal. (Afek appropriate)
A : Maaf ibu, saya turut sedih. Waktu ibu dibawa kesini itu tahun 2011
ya bu?
B : Iya dokter, tahun 2011 saya dibawa kesini karena kumat lagi dok.
A : Kumat bagaimana bu? Boleh ibu ceritakan?
B : Ya, aku marah-marah terus dok. Ribut terus. Aku ini takut dok
karena Zeus selalu mau nyakitiin aku terus?
A : Memangnya kenapa Zeus mau nyakitin ibu?

Universitas Tarumanagara 30
Laporan Kasus | Nadia Trijayanti

B : Jadi dia mau menyandera saya dok. Kaki saya ditarik-tarik, mau di
culik saya. Karena saya menganut Tuhan Yesus (Waham bizzare)
A : Wah Zeus jahat ya bu. Memangnya Zeus seperti apa bu?
B : Zeus itu laki-laki tua, bertanduk, mukanya jelek banget deh dok.
(Halusinasi visual)
A : Sekarang ibu masih melihat Zeus?
B : Sekarang udah ngga dok. Yesus melenyapkan Zeus
A : Oh begitu ya bu. Ibu tahu darimana Yesus sudah melenyapkan
Zeus?
B : Yesus yang memberi tahu saya dok. Dia pernah datang menemui
saya, jam tiga pagi. Lucu deh dok, saya terbangun karena ada harum
roti kepanggang. Wanginya enak gitu, kemudian saya melihat
Yesus. (Halusinasi visual dan olfaktorik)
A : Ibu bisa melihat Yesus?
B : Bisa dok, Yesus itu ganteng, rambutnya sebahu, yaa kayak yang
sering di gambar gereja, dia juga bercahaya dan memakai baju putih.
(Halusinasi visual). Dulu, saya pernah diganggu tangan setan.
Untung ada Yesus yang nolongin aku dok dia menepis tangan itu.
Selain itu Bunda Maria juga suka mengingatkan saya untuk rajin
berdoa (Halusinasi auditorik)
A : Ibu seneng tinggal disini?
B : Pengennya sih pulang dok, namun saya nyaman aja disini. Dirumah
suka diganggu tetangga (waham kejar)
A : Diganggu gimana ibu?
B : Sejak ayah saya meninggal, banyak yang mengincar rumah saya.
Saya jadi pusing urusinnya. Terus tetangga sering omongin yang
jelek tentang saya, mereka bisa tiba-tiba tau isi pikiran saya
(thought broadcasting)
A : Oh begitu ya bu. Sebelumnya ibu pernah menikah?
B : Pernah dok, tapi cuma 4 bulan doang. Saya malas sama dia,
sukanya mainin uang orangtua saya. Gatau sekarang dia dimana.

Universitas Tarumanagara 31
Laporan Kasus | Nadia Trijayanti

A : Oh begitu ya bu, kalau begitu saya tinggal dulu ya bu, besok kita
ngobrol lagi. Makasih ya bu.
B : Iya dok.

Kesan Wawancara I :
Kesadaran : Compos mentis
Kontak mata : Baik
Higiene pribadi : Baik
Mood : Eutimik
Afek : Appropriate
Asosiasi longgar : Tidak ada
Ambivalensi : Tidak ada
Orientasi orang : Baik
Orientasi tempat : Baik
Daya ingat jangka pendek : Baik
Waham : Kejar, bizzare
Halusinasi visual : Visual, auditorik dan olfaktorik
Depersonalisasi : Tidak ada
Tilikan : Derajat 5
Intelektual : Baik

Universitas Tarumanagara 32
Laporan Kasus | Nadia Trijayanti

WAWANCARA II
Hari/ tanggal : Senin, 29 Mei 2017
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Di meja makan bangsal wanita Sanatorium Dharmawangsa
Penampilan : Pasien sedang membaca koran
Penampilan pasien cukup baik
Aktivitas : Membaca koran
Keterangan : A = Pemeriksa
B = Pasien
A : Selamat siang Bu E.
B : Siang dok.
A : Ibu masih ingat saya ga bu?
B : Ingat dong dok. Dokter N kan?
A : Iya bener bu. Oh iya ibu bisa gambar ga bu?
B : Gambar apa dok?
A : Gambar jam ibu. Ibu tau ga sekarang jam berapa?
B : Jam 9 lewat dok (Orientasi waktu baik)
A : Nah sekarang coba ibu gambarin jam di sini bu. Bisa ga bu?
B : Bisa dong dok, sini aku gambarin.
A : Nah ini coba ya bu ya.
B : (pasien menggambarkan gambar jam saat ini). (Kemampuan
visuospasial baik)
A : Coba nanti dibawahnya ibu tulis nama lengkapnya ibu. Saya mau
lihat tulisannya ibu.
B : (pasien menulis dengan huruf nama lengkapnya) (Kemampuan
menulis baik)
A : Wah bagus ya tulisan ibu. Ngomong-ngomong dulu ibu sekolah
dimana?
B : Saya SD di Budi Asih, SMP di Trisula terus SMA di Sumbangsih
dok. (Memori jangka panjang baik)
A : Wah sekolahnya beda-beda semua ya bu. Teman-teman sekolah
ibu bagaimana? Baik-baik ga bu?

Universitas Tarumanagara 33
Laporan Kasus | Nadia Trijayanti

B : Saya sih sebenernya biasa-biasa aja dok. Tapi aku lebih suka
aktivitas sendiri dok, kaya membaca buku gitu. Kalau sama temen
paling ya saya bertemen sama beberapa orang aja, ga banyak juga
dok. (Ciri kepribadian skizoid)
A : Oh begitu takut ada udang di balik batu ya bu?
B : Hahahaha ga dok, saya memang malas aja (Berpikir abstrak
baik)
A : Bu kemarin kan ada berita tentang gangster-gangster tuh bu, ibu
takut ga kalua di jalan tiba-tiba ketemu gangster?
B : takutlah dok, aku pasti lari, teriak minta tolong (Discriminative
judgement baik)
A : Ahahaha betul juga bu. Saya juga takut bu. Sekarang kita tebak
matematika yah bu. Kalau 100 dikurang 5 berapa?
B : 100 dikurang 5 itu 95 dok.
A : Kalau dikurangi 7 lagi berapa bu?
B : 88.
A : Dikurangi 7 lagi?
B : Hmmm 81.
A : Dikurangi 7 lagi?
B : 74.
A : Dikurangi 7 lagi?
B : 67 dok. (Berhitung baik)
A : Nah iya betul bu. Kalau gitu coba ibu eja kata MAKAN tapi dari
belakang ya bu?
B : N-A-K-A-M. (Konsentrasi baik)
A : Betul ibu. Ibu biasa sukanya makan apa?
B : Saya suka banget dok sama spaghetti.
A : Kalau misalkan sekarang ibu lagi laper nih, terus di meja ada
spaghetti tapi ibu ga tau itu punya siapa, kira-kira ibu bakal ngapain?
B : Kalau itu sih saya tanya dulu dok siapa yang punya.
A : Ooh, kenapa ga langsung dimakan aja bu, kan ibu lagi laper?

Universitas Tarumanagara 34
Laporan Kasus | Nadia Trijayanti

B : Nggaklah. Kan itu bukan punya aku, mesti tau dulu itu punya siapa,
kalau ga ada yang punya baru deh aku makan dok. (social
judgement baik)
A : Oh begitu ya bu. Ibu hobinya apa?
B : Aku suka banget menulis dok, ngomong-ngomong saya sudah
meluncurkan dua buku loh dok
A : Wow, buku apa saja bu?
B : sudah ada dua dok, yang pertama judulnya Ya Inspirasiku dan
Human Condition
A : Wah keren banget bu.
B : Terimakasih dok. Ini saya lagi senang, buku saya yang Human
Condition itu sudah laku terjual lima juta di Korea, berapa juta juga
di Vietnam, Malaysia, China dan lainnya. Di translate jadi Bahasa
mandarin juga.
A : Wah, hebat ya bu sampai lari begitu.
B : Iya dok, bahkan pangeran Charles sampai email saya dok. Ngasih
pujian ke saya (Waham Kebesaran)
A : Wah, keren banget ya bu. Ibu saya permisi dulu ya bu, besok kita
ngobrol-ngobrol lagi. Permisi ya bu.
B : Oh iya dokter.

Kesan Wawancara II :
Kesadaran : Compos mentis
Higiene pribadi : Baik
Orientasi orang : Baik
Orientasi waktu : Baik
Waham : Kebesaran
Daya ingat segera : Baik
Daya ingat jangka panjang : Baik
Masalah keluarga (Aksis IV) : Ada
Kemampuan visuospasial : Baik
Kemampuan menulis : Baik

Universitas Tarumanagara 35
Laporan Kasus | Nadia Trijayanti

Konsentrasi dan kalkulasi : Baik


Kemampuan berpikir abstrak : Baik
Discriminative judgement : Baik

Universitas Tarumanagara 36

Anda mungkin juga menyukai