STRIKTUR URETRA
Dosen Pembimbing:
Ns. Nilam Noorma, S.Kep, M.Kes
Disusun Oleh: Kelompok IV
1. Juliana Hernisah (NIM.P0722020016)
2. Jupriadi To’upa (NIM.P0722020017)
3. Keltywanasari (NIM.P0722020018)
4. Lilik Daiyah (NIM.P0722020019)
5. Lilik Kurniawati (NIM.P0722020020)
Tinjauan Teori
Striktur uretra adalah penyempitan uretra akibat
jaringan parut yang mengarah pada obstruktif
disfungsi saluran berkemih dengan konsekuensi
yang berpotensi serius untuk saluran kemih.
• B1 (Breath)
Kaji terjadinya peningkatan frekuensi napas,
tidak terdapat penggunaan otot bantu napas,
tidak ada retraksi dinding dada, cuping
hidung (-), tidak ada suara napas tambahan.
• B2 (Blood)
Kaji terjadinya peningkatan tekanan darah,
nadi, yang disebabkan ; nyeri, ansietas atau
gagal ginjal. Daerah ferifer apakah teraba
hangat (kulit) merah atau pucat.
• B4 (Bladder)
Kaji apakah pasien tidak bisa mengeluarkan
urine/tidak bisa miksi (retensi urine).
Penurunan haluaran urine, kandung kemih
penuh, rasa terbekar saat BAK. Keinginan /
dorongan ingin berkemih terus, oliguria,
haematuria, piuri atau perubahan pola
berkemih.
• B5 (Bowel)
Tidak ada mual muntah, tidak ada gangguan
pada sistem pencernaan.
• B6 (Bone)
Tidak ada gangguan pada sistem, tidak ada
kelemahan otot.
Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan agen pencedera
fisiologis. (D.0077)
b. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan
penurunan kapasitas kandung kemih. (D.0040)
c. Retensi urin berhubungan dengan peningkatan
tekanan uretra. (D.0050)
d. Resiko infeksi dibuktikan dengan efek prosedur
invasif.
Intervensi Keperawatan