Disusun oleh :
SATRIO BAGASKORO
P17095
A. Konsep Meninigioma
1. Definisi Meningioma
terjadi di luar jaringan parenkim otak yaitu berasal dari meningen otak.
serta sel-sel jaringan penyambung arakhnoid dan dura meter yang paling
Hokanson, 2014).
2. Klasifikasi Meningioma
jarang, yaitu pada medulla spinalis, orbit, cavum nasi, glandula parotis,
1). Grade I
2). Grade II
dilakukan kemoterapi.
1). Meningioma falx dan parasagital (24%) dari kasus meningioma. Falx
adalah selaput yang terletak antara dua sisi otak yang memisahkan
7). Spinal Meningioma kurang dari (10%) banyak terjadi pada wanita
tungkai.
3. Etiologi Meningioma
dengan trauma. Dilaporkan juga bahwa meningioma ini sering timbul pada
akhir kehamilan, mungkin hal ini dapat dijelaskan atas dasar adanya hidrasi
ota yang meningkat pada saat itu. Teori lain menyatakan bahwa virus dapat
ditemukan virus like inclusion bodies dalam nuclei dari meningioma. Tetapi
membrane inti. Beberapa teori telah diteliti dan sebagian besar menyetujui
gen supresor tumor pada 22Q12, ditemukan tidak aktif pada 40%
sering terjadi pada usia muda. Disamping itu, depresi gen yang lain juga
Association, 2018).
penyebab lain seperti radiasi pada bagian kepala, riwayat kanker payudara,
sering pada meningioma yang jinak baik pada pria dan wanita.
4. Patofisiologi Meningioma
karena dua faktor, yaitu gangganguan fokal oleh tumor dan peningkatan
tekanan intrakranial.
dan infiltrasi atau invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan
jaringan neuron. Tentu saja disfungsi yang paling besar terjadi pada tumor
akan mengambil tempat dalam ruang yang relative tetap dan ruang cranial
untuk mrnjadi efektif oleh karena itu tidak berguna apabila tekanan
atau serebellum. Herniasi unkus timbul bila girus medialis lobus temporalis
dan menekan saraf kranial III. Pada herniasi serebellum, tonsil serebellum
tergeser ke bawah melalui foramen magnum oleh suatu massat posterior.
a. Gejala Umum
tekanan tumor pada otak dan medulla spinalis, atau bisa bersifat khusus
otak atau tekanan pada nervus atau pembuluh darah. Secara umum,
seperti:
1). Sakit kepal, dapat berat atau bertambah buruk saat beraktifitas atau
3). Kejang
8). Gejala dan tanda akibat kompresi atau destruksi struktur otak,
stroke.
b. Gejala Khusus
visus.
5). Meningioma fossa posterior : nyeri tajam pada wajah, mati rasa, dan
virus.
6. Komplikasi
Komplikasi operas termasuk kerusakan jaringan otak di sekitarnya yang
normal, perdarahan, dan infeksi. Tumor akan dapat datang kembali. Resiko
ini tergantung pada seberapa banyak tumor yang telah dioperasi dan apakah
itu jinak, atipikal, atau ganas. Jika tumor tidak dihilangkan sepenuhnya
7. Pemeriksaan Penunjang
intrakranial adalah:
seperti distruksi tulang pada tipe atypical atau malignant dan hyperostasis
8. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
1). Medikamentosa
tiap 4 jam.
pertumbuhan.
2). Pembedahan
meningioma.
pembedahan.
tumor dan atau didapatkan gejala akibat lesi tumor yang tidak dapat
rekuren.
1. Pengkajian
2011).
a. Anamnesis
alamat, pekerjaan, agama suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah
b. Keluhan Utama
koma.
ini dapat mendukung pengkajian dari riwayat penyakit saat ini dan
merupakan data dasar untuk mengkaji lebih jauh dan utnuk memberikan
tindakan selanjutnya.
f. Pemeriksaan Fisik
1). B1 (Breathing)
pernapasan.
2). B2 (Blood)
3). B3 (Brain)
papiledema.
keperawatan.
a) Saraf I
b) Saraf II
lintas visual.
c) Papiladema
meningioma.
e) Saraf V
trigeminus maka tidak ada kelainan pada fungsi saraf ini. pada
f) Saraf VII
g) Saraf VII
Pada nerulomea didapatkan adanya tuli persepsi.
h) Saraf IX dan X
i) Saraf XI
j) Saraf XII
Lidah simetris, terdapat deviasi pada satu sisi dan fasikulasi. Indra
pengecapan normal.
h. Sistem Sensorik
a) Nyeri kepala
paling hebat pada pagi hari dan menjadi lebih hebat lagi pada
kepala ini terjadi pada tempat tumor sedangkan dua pertiga lainnya
4). B4 (Bladeder)
neurologis luas.
5). B5 (Bowel)
mual, dan muntah pada fase akut. Mual dan muntah terjadi sebagai
6). B6 (Bone)
3. Intervensi Keperawatan
4. Implementasi
5. Evaluasi
perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati
dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan.
B. Holleczek, Daniel Zampella, Steffi Urbschat, Felix Sahm, et al. 2019. Incidence,
mortality and outcome of meningiomas. Cancer Epidemiology 62 (2019)
101562
Brunner, Suddart. 2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 vol.3.
EGC.Jakarta
Indrajati, Triana. 2013. Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’an Terhadap Denyut Nadi
Dan Frekuensi Pernafasan Pada Bayi Prematur Di RSUD banyumas.
http://www.keperawatan.unsoed.ac.id/sites/default/files/HALAMAN
%20AWAL_0.pdf. Diakses pada 23 Februari 2014.
Joyce M.Black, Jane Hokanson Hawks, 2014. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
Salemba Medika
Kemenkes RI. 2015. Panduan Nasional Penanganan Kanker : Tumor Otak. Jakarta :
Komite Nasional Penanggulangan Kanker (KPKN) Kemenkes. 2018
Komite Penanggulangan Kanker Nasional. (2015). Panduan Louis DN, Perry A,
Refenberger G, et al. The 2007 World Health Organization classification of
tumors of the central nervous system : A summary. Acta Neuropathol. 2016 ;
131(6) : 803-820
Potter & perry. 2010. Konsep Dasar Nyeri. Salemba Medika : Jakarta.
Suwanto, Basri, A.H & Umalekhoa, M. (2016). Efektivitas Terapi Musik Klasik
Wahyudi, Setiya Andri & Wahid, Abd, 2016).Buku Ajar Keperawatan Dasar.
Jakarta : Mitra Wacana Media