Afasia adalah gangguan Bahasa yang didapat setelah kerusakan otak yang
mempengaruhi beberapa atau semua modalitas Bahasa: ekspresi dan
pemahaman berbicara, membaca, dan menulis. Sekitar sepertiga orang yang
menderita stroke mengalami afasia. (Lumban Tobing 2011)
Klasifikasi
Berdasarkan jenisnya, stroke dibagi
menjadi:
a. Stroke iskemik/ stroke non Hemoragik
b. Stroke hemoragik
Gejala
a. Seringnya kesemutan ringan tanpa sebab, sakit
kepala atau vertigo ringan, tiba-tiba sulit
menggerakkan mulut dan sulit berbicara, lumpuh
sebelah serta mendadak pikun dan cadel
Patofisiologi
a. Stroke iskemik / NonHemoragik menjadi :
Iskemia disebabkan oleh adanya
penyumbatan aliran darah otak oleh
thrombus atau embolus.
b. Stroke hemoragik Pembuluh darah yang
pecah menyebabkan darah mengalir ke
substansi atau ruangan subarachnoid yang
menimbulkan perubahan komponen
intracranial yang seharusnya konstan.
Manifestasi klinis
Manifestasi klinis stroke menurut Smeltzer &
Bare (2015), antara lain: defisit lapang pandang,
defisit motorik, defisit sensorik, defisit verbal,
defisit kognitif dan defisit emosional.
Komplikasi
Komplikasi stroke menurut Smeltzer & Bare (2015)
meliputi:
a. Hipoksia serebral diminimalkan dengan
memberi oksigenasi darah adekuat ke otak.
b. Aliran darah
serebral bergantung pada tekanan darah, curah
jantung, dan integritas pembuluh darah serebral.
c.
Embolisme serebral dapat terjadi setelah infark
miokard atau fibrilasi atrium atau dari katup
jantung prostetik.
Pemeriksaan
pemeriksaan medis pada pasien stroke menurut
Lingga (2013) yaitu:
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan laboratorium
c. Scanning
Penatalaksanaan
penatalaksanaan medis pada pasien stroke meliputi
:
02 Etiologi Pengkajian/Tes 04
Afasia
KONSEP TERAPI AIUEO
Prosedur
Media/Alat
Operasional
Setting Yang
Tindakan Yang
Digunakan
Dilakukan
TERIMA
KASIH