Anda di halaman 1dari 25

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

“TELAAH JURNAL : ”EFEKTIFITAS TERAPI “AIUEO” TERHADAP


BERBICARA PASIEN STROKE DENGAN AFASIA MOTORIK”

Disusun Oleh:
Kelompok 3
Keperawatan 5A

Qorri Hartanto 1914201031


Nur Hidayatil Safitri 1914201028
Resti Perdana Sari 1914201034
Wiwin Putri Handayani 1914201044
Riska Syofia Delmi 1914201036
Silfira Rosella 1914201040
Rizky Yola Nofita 1914201037

Dosen Pengampu :
Ns. Hidayatul Rahmi, M.Kep

PRODI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG
Th.2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya, baik berupa kesempatan maupun pengetahuan
sehingga makalah “Telaah Jurnal : Efektifitas Terapi “AIUEO” Terhadap Kemampuan
Berbicara Pasien Stroke Non Hemoragik Dengan Afasia Motorik” ini dapat kami selesaikan
dalam bentuk maupun isinya dengan sebaik-baiknya.
Terima kasih kami ucapkan kepada ibuk Ns. Hidayatul Rahmi, M.Kep, karena atas
bimbingan serta saran dari ibuklah kami dapat menyusun makalah ini sehingga dapat dibaca
serta dipahami isinya. kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari
sempurna ,baik dari segi penyusunan yang masih kurang teratur ,pembahasan yang kurang
sesuai dengan materi, ataupun penulisannya yang kurang tepat atau kesalahan saat mengetik
kata demi kata ,karena pengalaman kami yang masih kurang
Demikianlah yang dapat kami sampaikan , kami berharap semoga makalah ini bisa
menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu dimohonkan kepada ibuk
dan teman-teman yang membaca makalah ini agar memberikan kritik dan saran yang
membangun agar kedepannya, bisa diperbaiki menjadi lebih baik, kepada ibuk dosen yang
terhormat dimohon bimbingannya lebih lanjut , terutama bimbingan terhadap penyusunan
makalah dan dalam mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III.

Padang, 06 November 2021

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... 2


DAFTAR ISI ............................................................................................. 3
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 5
1.2 Tujuan Penulisan.................................................................................. 6
a. Tujuan Umum ................................................................................. 6
b. Tujuan Khusus ................................................................................ 6
BAB II : PENELUSURAN EVIDENCE
2.1 Pertanyaan Klinis .................................................................................. 7
2.2 Sumber Penelurusan dan Kata Kunci..................................................... 7
2.3 Hasil Penulurusan Evidence .................................................................. 9
BAB III : TELAAH KRITIS
3.1 Deskripsi Jurnal .................................................................................... 21
3.2 Aplikabilitas.......................................................................................... 23
BAB IV : PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 24
3.2 Saran..................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 25

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Stroke adalah penyebab kematian tertinggi di wilayah perkotaan yang jumlahnya
mencapai 15,9 persen dari proporsi penyebab kematian di Indonesia. Stroke tergolong dalam
cerebrovaskuler disease (CVD) yang merupakan penyakit gawat darurat dan membutuhkan
pertolongan secepat mungkin. Stroke terjadi karena terhambatnya aliran darah ke otak karena
perdarahan (stroke hemoragik) ataupun sumbatan (stroke iskemik) dengan gejala dan tanda
sesuai bagian otak yang terkena, yang dapat sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, atau
kematian. Insiden pada stroke hemoragik intrakranial sebesar 15% yang terdiri dari
intraserebral 10% dan subaraknoid 5%, sedangkan sisanya 85% disebabkan oleh stroke
iskemik yang terdiri dari serangan iskemik sepintas (Transient Ischemic Attack/TIA) sebesar
40%, trombosis serebri 20%, emboli serebri 20%, dan penyebab lainnya, seperti vaskulitis
otak dan hipoperfusi serebral, sebesar 5%. TIA merupakan penyebab stroke terbesar jika
dilihat dari jumlah insidennya (Fadhilah & Notobroto, 2016).
Stroke adalah kondisi kedaruratan ketika terjadi defisit neurologis akibat dari
penurunan tiba-tiba aliran darah ke area otak yang terlokalisasi1 . Stroke dibagi menjadi dua
jenis yaitu stroke hemoragik dan stroke non haemoragik. Stroke non hemoragik terjadi akibat
suplai darah ke jaringan otak berkurang, hal ini disebabkan karena obstruksi total atau
sebagian pembuluh darah otak. Stroke haemoragik merupakan stroke yang terjadi karena
perdarahan subarachnoid yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di area otak, dan
biasanya terjadi pada saat penderita sedang melakukan aktivitas2 . Insiden terjadinya Stroke
non hemoragik memiliki presentase terbesar yaitu sekitar 81%, dibandingkan stroke
hemoragik yang hanya 19%. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa kejadian stroke non
hemoragik memiliki proporsi lebih besar dibandingkan dengan stroke hemoragik2 . Stroke
memiliki gejala seperti rasa lemas tibatiba dibagian tubuh, wajah, lengan, atau kaki seringkali
terjadi pasa salah satu sisi tubuh, kesulitan bicara atau memahami pembicaraan, kesulitan
melihat dengan satu mata atau kedua mata, kesulitan berjalan, pusing, hilang keseimbangan,
sakit kepala dan hilang kesadaran atau pingsan2 . Masalah kesehatan yang muncul dari
serangan penyakit stroke sangat bervariasi tergantung luas daerah otak yang mengalami
infrak atau kematian jaringan dan lokasi yang terkena.

5
Bila stroke menyerang otak kiri dan mengenai pusat bicara, kemungkinan pasien akan
mengalami gangguan bicara atau afasia, karena otak kiri berfungsi untuk menganalisis,
pikiran logis, konsep, dan memahami bahasa. Secara umum afasia dibagi menjadi 3 yaitu
afasia motorik, afasia sensorik dan afasia global2 . afasia motorik merupakan kerusakan di
lapisan otak pada permukaan daerah broca, yang ditandai dengan kesulitan dalam mengontrol
koordinasi, bicara lisan tidak lancar, dan ucapannya sering tidak dimengerti oleh orang lain3 .
Salah satu bentuk terapi rehabilitasi untuk memperbaiki gangguan komunikasi verbal pada
seseorang yang menderita afasia motorik adalah denngan terapi pengucapan huruf vokal
“AIUEO” pada alfabet. Menurut Yunica et.al (2019) terapi “AIUEO” merupakan jenis terapi
wicara dengan cara menggerakkan lidah, bibir, otot wajah dan mengucapkan kata-kata
dengan huruf A, I, U, E, dan O, yang bertujuan untuk memperbaiki ucapan supaya dapat
dipahami oleh orang lain3 . Metode yang digunakan dalam terapi AIUEO yaitu dengan
metode imitasi, di mana setiap pergerakan organ bicara dan suara yang dihasilkan perawat
diikuti oleh pasien

1.2 TUJUAN PENERAPAN EBN


1. Untuk mengetahui efektivitas kemampuan berbicara pada pasien stroke dengan afasia
motorik.
2. Untuk membuktikan efektifitas kemampuan berbicara pada pasien stroke dengan
afasia motorik.

1.2 MANFAAT PENERAPAN EBN


1. Diharapkan hasil EBN ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
penyusunan standar prosedure dalam perawatan pasien stroke dengan afasia motorik.
2. Diharapkan hasil EBN ini dapat mengembangkan Ilmu Keperawatan Medikal Bedah
dalam intervensi keperawatan pada pasien stroke dengan afasia motorik
3. Diharapkan dengan adanya penerapan EBN ini dapat meningkatkan kemampuan
berbicara pada pasien stroke dengan afasia motorik, dan meningkatkan kualitas
komunikasi pasien stroke dengan afasia motorik.

6
BAB II
PENELUSURAN EVIDENCE

2.1 PERNYATAAN KLINIS


Berdasarkan latar belakang yang sudah penulis uraikan diatas maka dapat dirumuskan
masalah dalam pertanyaan klinis “Pada pasien stroke dengan afasia motorik, apakah terapi
“AIUEO” jika dibandingkan dengan standar prosedur operasional ruangan interne RSUP dr.
M . Djamil Padang dapat meningkatkan kemampuan bicara pasien stroke dengan afasia
motorik ?. Untuk lebih jelasnya akan digambarkan dalam bentuk PICU seperti pada table
dibawah ini :

Tabel 2.1
Analisis PICO
Unsur PICO Analisis Kata Kunci
(Terapi)
P Pasien Stroke dengan Afasia Stroke (hemoragik, non-
Motorik hemoragik, iskemik), Afasia
Motorik
I Terapi AIUEO Terapi AIUEO
C Standar intervensi pada pasien Standar Intervensi Pada
dengan stroke di rumah sakit Pasien Stroke di Rumah
Sakit
O Meningkatkan kemampuan bicara Kemampuan bicara, kualitas
pasien stroke dengan afasia komunikasi.
motorik dan meningkatkan kualitas
komunikasi pasien stroke.

2.2 SUMBER PENELUSURAN DAN KATA KUNCI


Penelusuran jurnal yang berhubungan dengan penerapan intervensi menggunakan
internet online data base yaitu :
1. https://.scholar.google.com/

hasil penelusuran disajikan dalam tabel dibawah ini :

7
Tabel 2.2
Hasil Penelusuran Evidence
No. Kata Kunci Sumber Penelusuran
Scholar
1. Stroke Ditemukan 90 jurnal, 7 yang relevan
2. Afasia Motorik Ditemukan 20 jurnal, 7 yang relevam
3. Terapi AIUEO Ditemukan 15 jurnal, 7 yang relevan

Tabel 2.2 Temuan Penelusuran


No. Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Jumlah dan Intervensi Hasil Kekuatan dan
Kriteria Sampel Kelemahan
1. Gunawan Efektifitas terapi Desain penerapan Jumlah responden Pertama siapkan Hasil penerapan Kekuatan :
Yuliyanto, “AIUEO” yang digunakan yang digunakan instrumen tindakan menunjukkan peningkatan terapi AIUEO dapat
Indhit Tri terhadap pada jurnal ini yaitu hanya 1 yang terdiri dari lembar kemampuan bicara pada memberikan hasil
Utami, Anik kemampuan adalah studi kasus. orang pengkajian, lembar pasien setelah diberikan yang signifikasi
Inayati bicara pasien skala observasi, SOP, terapi AIUEO selama 7 terhadap
stroke non Kriteria inklusi skala komunikasi hari, dimana skor penilaian peningkatan
hemoragik sebagai berikut : fungional DERBY. dengan lembar observasi kemampuan
dengan afasia Secara klinik Prosedure terapi skala komunikasi berbicara pasien
motorik di Kota didiagnosa dengan AIUEO dengn Fungsional Derby pada stroke
Metro stroke (stroke menggunakan metode pasien meningkat dari

8
Jurnal dari hemoragik, non imitasi dimana setiap yang awalnya bernilai 9 Kelemahan:
Jurnal Cendekia hemoragik, dan pergerakan organ meningkat menjadi 11. Membutuhkan waktu
muda, 2021, iskemik) bicara dan suara yang Hasil perapan ini sesuai yang lebih lama
volume 1, No.3 Pasien stroke dihasilkan perawat dengan penelitian yang untuk mendapatkan
dengan afasia diikuti oleh pasien dilakukan oleh Haryanto hasil yang maksimal
motorik Minta pasien mengikuti (2014) tentang “pengaruh karena pada terapi ini
perawat dengan cara terapi AIUEO terhadap hanya mengandalkan
Kriteria ekslusi : menggerakkan lidah, kemampuan bicara pasien kemampuan pasien
Tidak ada di jurnal bibir, otot wajah dan stroke yang mengalami dalam pengucapan
mengucapkan kata-kata afasia motorik di RS AIUEO
dengan huruf Telogorejo Semarang”
A,I,U,E,O yang bahwa terdapat
bertujuan untuk peningkatan terapi wicara
memperbaiki ucapan AIUEO pada pasien
supaya dapat dipahami dengan afasia motorik
orang lain. dengan pvalue 0,000.
Terapi dilakukan setiap pasien lebih efektif
hari minimal sebanyak diberikan terapi AIUEO
2 kali sehari selama 7 karena responden lebih
hari. mudah untuk menirukan
pembentukan vokal, gerak

9
lidah bibir, rahang.
2. Amylya Terapi Metode review 16 sampel Terapi ini dilakukan 2 Berdasarkan dari hasil Kekuatan :
Hasanah, agutus Komunikasi literatur. kali dalam sehari, penelitian terapi terapi AIUEO dapat
2021 AIUEO pada Kriteria inklusi dalam 5 hari dan komunukasi AIUEO memberikan hasil
pasien dewasa adalah: dilakukan selama 1 dapat berpengaruh pada yang signifikasi
stroke Pasien yang bulan. pasien stroke dengan terhadap
diagnosis stroke Terapi dilakukan gangguan bicara hal ini peningkatan
dengan metode imitasi, juga mempermudah kemampuan
Kriteria eksklusi dengan cara latihan penderita dari segi berbicara pasien
adalah : organ vokal yang ekonomi, karna terapi stroke
Tidak ada menekankan pada bisa dilakukan tanpa
pengucapan organ mengeluarkan biaya. Kelemahan:
vokal, hanya Sehingga model Membutuhkan waktu
mengulang vokal aktivitas dan latihan ini yang lebih lama
dimana setiap suara sangat efektif dan untuk mendapatkan
dibuat oleh perawat mudah dilakukan oleh hasil yang maksimal
adalah yang kedua : penderita stroke. karena pada terapi ini
pasien yang berbeda Berdasarkan penelitian hanya mengandalkan
melakukan latihan diatas penulis dapat kemampuan pasien
yang berbeda menarik kesimpulan dalam pengucapan

atau pendapat bahwa AIUEO

10
terapi komunikasi
AIUEO dapat
berpengaruh pada
pasien strok dengan
gangguan bicara hal ini
juga mempermudah
penderita dari segi
ekonomi, karena terapi
bisa dilakukan tanpa
mengeluarkan biaya.
Sehingga model
aktivitas dan latihan ini
sangat efektif dan
mudah dilakukan oleh
penderita dan juga perlu
dikembangkan oleh
perawat dalam
meningkatkan
kemampuan berbicara
penderita afasia.

11
3. Ghoffar Dwi Pengaruh Terapi eksperimen dengan Penelitian Teknik yang diajarkan Hasil penelitan Kekuatan :
Agus Haryanto AIUEO terhadap menggunakan one dilakukan selama pada pasien afasia menunjukkan ada dapat diterapkan di
Dody Setyawan kemampuan group pre-post test satu bulan yaitu adalah menggerakkan pengaruh terapi AIUEO rumah sakit dan
Muslim Argo bicara pada design. Sampling sebanyak 21 otot bicara yang akan terhadap kemampuan dimasyarakat dalam
Bayu pasien stroke yang diambil responden digunakan untuk bicara pasien stroke yang meningkatkan
Kusuma 2014 yang mengalami dalam penelitian mengucapkan mengalami afasia motorik. kemampuan bicara
afasia motorik ini adalah Kriteria inklusi : lambang-lambang Menurut Wardhana (2011, pada pasien stroke
Di RSUD Purposive 1. Sebagian besar bunyi bahasa yang hlm.167) penderita stroke yang mengalami
TUGUREGO Sampling responden berada sesuai dengan pola- yang mengalami kesulitan afasia motorik
SEMARANG pada tahapan usia pola standar, sehingga bicara dapat diberikan dengan memberikan
lansia akhir (56 – dapat dipahami oleh terapi AIUEO yang terapi AIUEO.
65 tahun) yaitu pasien. Hal ini disebut bertujuan untuk
sebesar 9 dengan artikulasi organ memperbaiki ucapan Kelemahan :
responden bicara. supaya dapat dipahami pasien stroke yang
(42.9%). Pengartikulasian bunyi oleh orang lain. mengalami afasia
2. Responden bahasa atau suara akan motorik dengan
berjenis kelamin dibentuk oleh menggunakan
perempuan yaitu koordinasi tiga unsur, metode campuran
sebanyak 13 orang yaitu unsur motoris (Melodic Intonation
(61,9%) (pernafasan), unsur Therapy dan latihan
Kriteria Ekslusi : bervibrasi ( meniup) serta dengan

12
Tidak ada tenggorokkan dengan waktu latihan yang
pita suara) dan unsur lebih lama dengan
yang beresonansi jumlah sampel yang
(rongg penuturan: lebih besar.
rongga hidung, mulut
dan dada).
Latihan dilakukan
dengan cara
menggerakkan lidah,
bibir, otot wajah, dan
mengucapkan kata-kata
4. Ita Sofiatun, Sri Efektifitas Metode yang Jumlah sampel 20 Latihan pembentukan Hasil dari penelitian ini Kekuatan :
Puguh Terapi AIUEO digunakan dalam vocal terjadi dari menunjukkan bahwa terapi Latihan AIUEO
Kristiyyawati, dan The Token penelitian ini Kriteria inklusi : getaran selaput suara wicara AIUEO memberikan
S.Eko Ch. Test Terhadap adalah Quasy Penderita stroke dengan nafas ke luar memberikan kontribusi kontribusi yang
Purnomo Kemampuan Experiment sebagian besar mulut tanpa mendapat yang signifikan terhadap signifikan terhadap
Thn 2020 Bicara Pasien (eksperimen semu) adalah laki-laki halangan. Pasien stroke peningkatan kemampuan peningkatan
Stroke Yang yaitu dengan dengan jumlah yang mengalami berbicara pada pasien kemampuan
Mengalami menggunakan responden laki-laki gangguan bicara dan sroke dengan afasia berbicara pada pasien
Afasia Motorik rancangan two sebanyak 12 orang komunikasi,salah motoric. Hasil tersebut stroke dengan afasia
di RS Mardi group pre test and (60.0%). satunya dapat dapat juga didukung dengan motorik.

13
Rahayu Kudus post test design Penderita stroke ditangani dengan cara penelitian sebelumnya
yaitu dengan cara paling banyak terapi AIUEO untuk oleh gressiati (2012) Kelemahan :
malakukan masuk dalam menggerakkan lidah tentang“ Efektifitas Kelemahannyayaitu
observasi sebelum kategori usia > 60 ,bibir ,otot wahah dan penggunaaan cermin metode AIUEO
dan sesudah tahun. mengucapkan kata- terhadap kemampuan kenaikannya tidak
dilakukan kata. berbicara pada pasien terlalau besar atau
intervensi tanpa Kriteria eksklusi : Pasien lebih efektif stroke dengan afasia belum mendekati
kelompok kontrol. tidak ada diberikan terapi motoric.” kemampuan
AIUEO karena pasien berbicara orang
lebih mudah untuk normal.
menirukan
pembentukan vokal,
gerak lidah, bibir,dan
rahang.
5. Ni Made Dwi Terapi AIUEO Penelitian ini Jumlah Responden terapi yang bertujuan Hasil penelitian Kelebihan
Yunica, Putu Terhadap menggunakan 28 orang untuk memperbaiki menunjukkan bahwa Responden lebih
Indah Sintya Kemampuan penelitian pre ucapan supaya dapat terdapat peningkatan terapi efektif diberikan
Dewi, Berbicara eksperimental, Kriteria inklusi : dipahami oleh orang wicara AIUEO pada terapi AIUEO karena
Mochamad (Afasia Motorik) karena dalam Pasien yang lain dengan cara pasien afasia motorik responden lebih
Heri, Ni Kadek Pada Pasien penelitian terdiagnosis stroke menggerakan lidah, dengan p- value 0,000. mudah untuk
Erika Widiari. Stroke memberikan dengan afasia bibir, otot wajah, dan Responden lebih aktif menirukan

14
2019 perlakuan atau motorik mengucapkan kata-kata diberikan terapi AIUEO pembentukan vokal,
intervensi pada (Wardhana, 2011; karena responden lebih gerak lidah bibir,
objek yang akan Kriteria ekslusi : Wiwit, 2010). Metode mudah untuk menirukan rahang. Terapi
diteliti. Desain yang digunakan dalam pembentukan vokal, gerak AIUEO merupakan
yang digunakan terapi AIUEO yaitu lidah bibir, rahang. Terapi tindakan yang
dalam penelitian dengan metode imitasi, AIUEO merupakan diberikan kepada
ini yaitu one group di mana setiap tindakan yang diberikan individu yang
pre-test dan post- pergerakan organ kepada individu yang mengalami gangguan
test, dimana objek bicara dan suara yang mengalami gangguan komunikasi.
yang akan diteliti dihasilkan perawat komunikasi. Gangguan gangguan bahasa dan
sebelum diberikan diikuti oleh pasien bahasa dan gangguan gangguan bicara
perlakuan bicara yang dibahas yang dibahas
dilakukan pre-test berfokus pada terapi bicara berfokus pada terapi
terlebih dahulu dan pada pasien dengan bicara pada pasien
setelah diberikan masalah-masalah dengan dengan masalah-
perlakuan atau neurologis, diantaranya masalah dengan
intervensi akan pasca stroke neurologis, di
dilakukan post- antaranya pasca
test. stroke.

Kelemahan :

15
Teknik yang
diajarkan pada afasia
adalah menggerakkan
otot bicara yang akan
digunakan untuk
mengucapkan
lambang- lambang
bunyi bahasa yang
sesuai dengan pola-
pola standar,
sehingga dapat
dipahami oleh pasien.
Hal ini disebut
artikulasi organ
bicara.

6. Avnijar Wahyu Pengaruh Terapi Metode penelitian Jumlah sampel 18 Intervensi dilakukan Hasil analisis data diatas Kekuatan
Liza Wati AIUEO yaitu quasy dengan menirukan sebagian besar responden terapi AIUEO
Murad Fajri Terhadap exsperimental Kriteria inklusi: pembentukan vokal, memiliki rentang umur merupakan terapi
Volume1, Kemampuan dengan gerak lidah,bibir,dan dari 50-59 tahun dengan yang sangat simpel,
nomor 2, Bicara Pasien menggunakan Kriteria eksklusi: rahang, serta irtevensi persentas 78%, sedangkan tidakmembutuhkan

16
Desember 2019 Stroke yang nonoguival Kelompok yang paling banyak respon berjenis kelamin laki-laki alat/media yang
Mengalami encontrol group tidak diberiterapi den hanya mampu yaitu 67% pada kelompok digunakan.
Afasia Motorik AIUEO tidak berkomunikasi secara perlakuan dapat dilihat Dibandingkan
dapat mengalami pasif yaitu sebanyak peningkatan kemampuan dengan terapi lain
perkembangan 9(45)% responden bicara pada kelompok yang digunakan
perlakuan sebelum dan untuk pasien Afasia.
sesudah dilakukan terapi Dengan kelebihan itu
AIUEO. Dari 9 responden perawat bisa
pada kelompok perlakuan melakukan terapi
pada saat pre-test didapat AIUEO sebagai
89% responden intervensi
berkemampuanbicara keperawatan, karna
sedang. Hasil pada saat perawat berada 24
post-test didapat 78% jam disamping pasien
responden berkemampuan
bicara baik. Kelemahan :
dapat dilihat nilai terapi AIUEO tidak
kemampuan bicara pada dapat mengalami
kelompok kontrol sebelum perkembangan. Hal
dan sesudah terapi ini didorong oleh
AIUEO, didapatkan dari 9 beberapa faktor

17
responden 78% memiliki antara lain adanya
kemampuan bicara sedang, sebagian pasien
pada saat pre-test dan pada mengalami gangguan
saat post-test bertambah fungsi kognitif yang
menjadi 89% yang membuat
memiliki kemampuan pasienmerasa tidak
bicara sedang. mampu
untukbersosialisasi
seperti sebelumnya
dan hal ini bisa
membuat seorang
penderita stroke
mengalami
penurunan motivasi
untuk pulih.
Dikarenakan setiap
individu memiliki
sifat yang unik, ada
sebagian orang
memiliki tingkat
motivasi yang rendah

18
dan sebagian yang
tinggi.
7. Diah Puspita Pengaruh Terapi Penelitian ini Responden dipilih Penderita stroke yang Karakteristik responden Kekuatan :
sari, Kelana AIUEO menggunakan dengan purposive menjalani memiliki rata-rata usia Ada perubahan
Kusuma Terhadap rancangan quasy sampling terapi AIUEO rentang 60-74 tahun kemampuan
Dharma , Kemampuan eksperimentdengan berjumlah total 14 dilakukan dengan 57,1%, jenis kelamin laki- komunikasi pada
Faisal Kholid Komunikasi pre and post with responden, intensitas 2 kali dalam laki 85,7 % , lama afasia motorik pasien
Fahdi Pada Afasia control group. masing-masing 7 7 hari dengan menderita stroke < 5 tahun pasca stroke di Kota
Motorik Pasien orang di kelompok bimbingan keluarga 71,4 %. Analisa bivariat Pontianak di
Pasca Stroke di control dan sebagai observer pada kelompok intervensi kelompokintervensi.
Kota Pontianak intervensi. Analisa atau pengamat juga sebelum dan sesudah Tidak ada perubahan
Data digunakan membuktikan intervensi didapatkan nilai bermaknapada
Uji T hipotesis penelitian p 0,035 sedangkan kemampuan
berpasangandan yang sejenis kelompok kontrol komunikasi pada
Uji T tidak dengan penelitian ini, memiliki nilai p 0,356 dan afasia motorik pasien
berpasangan. yaitu penelitian analisa bivariat antara pasca
oleh Kendall, Diane L., kelompok intevensi dan stroke di Kota
Megan Oelke, kontrol melalui selisih Pontianak di
Carmel Elizabeth rerata kemampuan kelompokkontrol.
Brookshire, and komunikasi didapatkan Ada pengaruh terapi
Stephen E. Nadeau nilai p 0,030. AIUEO terhadap

19
(2015) dengan kemampuan
pelatihan pengucapan komunikasi pada
fonem, seperti afasia motorik pasien
abjad A, I, U, E,O ini pasca stroke antara
menyediakan kelompok intervensi
dasar vokal untuk dan control.
artikulasi dari suku
kata sehingga Kelemahan :
penamaan benda dapat Tidak ada
terdengar lebih jelas
sehingga
komunikasi penderita
dengan lawan
bicaranya lebih jelas.

20
2.3 Temuan Penelusuran
Penulis menemukan lebih dari jurnal yang sesuai dengan kata kunci yang sudah
ditetapkan. Akan tetapi, Penulis hanya menemukan 7 jurnal yang relevan dengan
topik EBN yang ditentukan oleh penulis. Selanjutnya penulis akan membahas 7 jurnal
yang relevan dengan topik EBN seperti tabel dibawah ini :
1. Efektifitas terapi “AIUEO” terhadap kemampuan bicara pasien stroke non
hemoragik dengan afasia motorik di Kota Metro
Gunawan Yuliyanto, Indhit Tri Utami, Anik Inayati
Jurnal dari Jurnal Cendekia muda,2021,volume 1, No.3

2. Efektifitas terapi “AIUEO” dan terapi the token test terhadap kemampuan
bicara pasien stroke yang mengalami afasia motorik di Rs Mardi Rahayu
Kudus
Ita Sofiatum, Sri Puguh Kristiyawati, S.Eko Ch.Purnomo
Jurnal dari STIkes Telogorejo Semarang, 2020

3. Pengaruh terapi “AIUEO” terhadap kemampuan komunikasi pada pasien


afasia motorik pasien pasca stroke di kota pontianak.
Diah Puspita Sari
Jurnal dari Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura,2017

4. Terapi “AIUEO” terhadap kemampuan berbicara (afasia motorik) pada


pasien Stroke
Ni Made Dwi Yunica, Putu Indah Sintya Dewi, Mochamad Heri, Ni Kadek Erika
Widiari
Jurnal dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng,2019, volume,1, No. 2

5. Pengaruh terapi “AIUEO” terhadap kemampuan bicara pasien stroke yang


mengalami afasia motorik
Avnijar Wahyu, Liza Wati, Murad Fajri
Jurnal dari STIkes Hang Tuah Tanjungpinang,2019,volume 1,No.2

21
6. Studi Literatur : Terapi Komunikasi “AIUEO” pada pasien dewasa stroke
dengan masalah keperawatan gangguan komunikasi verbal
Amylya Hasanah, Lily Isron, Siti Munawaroh
Jurnal dari Universitas Muhammadiyah Ponorogo Health Sciences Jurnal, 2021,
volume 5, No.2

7. Pengaruh terapi “AIUEO” terhadap kemampuan bicara pada pasien stroke


yang mengalami afasia motorik di RSUD Tugurejo Semarang
Goffar Dwi Agus Haryanto, Dody Setyawan, Muslim Argo Bayu Kusuma
Jurnal dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Telogorejo Semarang, 2014

22
BAB III
TELAAH KRITIS
3.1 DESKRIPSI JURNAL
Penulis akan menguraikan deskripsi jurnal utama yang digunakan dalam menerapkan
EBN. Penulis akan menjelaskan beberapa poin yang terkait jurnal utama sebagai berikut :
3.1.1 Judul Penelitian
Judul penelitian jurnal utama adalah “Efektifitas terapi “AIUEO” terhadap
kemampuan bicara pasien stroke non hemoragik dengan afasia motorik di Kota
Metro”

3.1.2 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian adalah untuk menyelidiki efek dari terapi “AIUEO” pada pasien
stroke dengan afasia motorik di Kota Metro

3.1.3 Metode dan Prosedur Penelitian


Desain penerapan yang digunakan pada penulisan karya tulis ilmiah ini adalah studi
kasus. Subyek penerapan yang digunakan dalam studi kasus ini adalah 1 orang
responden dengan diagnosa medis Stroke Non Hemoragik yang mengalami afasia
motorik. Waktu dalam penerapan ini dilakukan minimal sebanyak 2 kali dalam sehari
selama 7 hari. Instrumen yang digunakan untuk mengidentifikasi pasien afasia
motorik adalah lembar pengkajian, lembar skala observasi, SOP, skala komunikasi
fungsional DERBY.

3.1.4 Hasil Penelitian


Gambaran karakteristik pasien serta data-data yang ditetapkan pada saat pengkajian
sesuai dengan tahapan rencana penerapan adalah sebagai berikut: Pasien sudah 4 hari
ini (mulai tanggal 26 hingga 29 juni 2020) di rawat di RS dengan diagnosa medis
Stroke Non Hemoragik dengan permasalahan afasia motorik. Ekspresi pasien saat
ditanya mengenai kabar dan kondisi tidak mampu mengekspresikan kebutuhan tetapi
menunjukkan usaha pasien untuk berkomunikasi. Pasien memahami beberapa
pecakapan yang rumit (rangkaian kalimat) tetapi sering kehilangan arah pembicaraan.
Pasien merespon salam dan interaksi sosial yang disampaikan melalui ekspresi
(misalnya tersenyum dan cemberut). dapat berinteraksi dengan satu orang tetapi hanya
untuk waktu yang sebentar.

23
Hasil penerapan menunjukkan peningkatan kemampuan bicara pada pasien setelah
diberikan terapi AIUEO selama 7 hari, dimana skor penilaian dengan lembar
observasi skala komunikasi Fungsional Derby pada pasien meningkat dari yang
awalnya bernilai 9 meningkat menjadi 11. Hasil perapan ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Haryanto (2014) tentang “pengaruh terapi AIUEO terhadap
kemampuan bicara pasien stroke yang mengalami afasia motorik di RS Telogorejo
Semarang” bahwa terdapat peningkatan terapi wicara AIUEO pada pasien dengan
afasia motorik dengan pvalue 0,000. pasien lebih efektif diberikan terapi AIUEO
karena responden lebih mudah untuk menirukan pembentukan vokal, gerak lidah
bibir, rahang.

3.1.5 Kesimpulan
Kesimpulannya, penelitian ini menunjukkan bahwa hasil penelitian menunjukkan
bahwa setelah diberikan penerapan terapi AIUEO selama 7 hari pasien stroke dengan
afasia motorik mengalami peningkatan kemampuan komunikasi verbal dari yang
sebelumnya bernilai 9 menjadi 11.

3.2 Aplikabilitas
Penerapan evidence Based Nursing (EBN) mengenai menyelidiki efek dari terapi AIUEO
pada pasien stroke dengan afasia motorik dilakukan dirumah sakit dr,M. Djamil Padang.
Pertimbangan peneliti adalah :
1. Penerapan EBN ini dapat diterapkan di rumah sakit dan dimasyarakat dalam
meningkatkan kemampuan bicara pada pasien stroke yang mengalami afasia
motorik dengan memberikan terapi AIUEO.
2. Terapi AIUEO merupakan tindakan mandiri perawat dapat memberikan hasil
yang signifikasi terhadap peningkatan kemampuan berbicara pasien stroke
3. Tindakan pada EBN ini Responden lebih efektif diberikan terapi AIUEO karena
responden lebih mudah untuk menirukan pembentukan vokal, gerak lidah bibir,
rahang.
4. Dari segi biaya, tidak ada biaya tambahan yang dibutuhkan dalam penerapan
EBN, dan bisa dilakukan oleh keluarga pasien.
Dari alasan inilah peneliti berkesimpulan penerapan EBN ini mampu laksana
dilakukan di Rumah Sakit dr.M. Djamil Padang.

24
BAB IV
PENUTUP
4.1 LATAR BELAKANG
Stroke terjadi karena terhambatnya aliran darah ke otak karena perdarahan (stroke
hemoragik) ataupun sumbatan (stroke iskemik) dengan gejala dan tanda sesuai bagian otak
yang terkena, yang dapat sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, atau kematian. Insiden
pada stroke hemoragik intrakranial sebesar 15% yang terdiri dari intraserebral 10% dan
subaraknoid 5%, sedangkan sisanya 85% disebabkan oleh stroke iskemik yang terdiri dari
serangan iskemik sepintas (Transient Ischemic Attack/TIA) sebesar 40%, trombosis serebri
20%, emboli serebri 20%, dan penyebab lainnya, seperti vaskulitis otak dan hipoperfusi
serebral, sebesar 5%. TIA merupakan penyebab stroke terbesar jika dilihat dari jumlah
insidennya (Fadhilah & Notobroto, 2016).
Afasia motorik adalah denngan terapi pengucapan huruf vokal “AIUEO” pada alfabet.
Menurut Yunica et.al (2019) terapi “AIUEO” merupakan jenis terapi wicara dengan cara
menggerakkan lidah, bibir, otot wajah dan mengucapkan kata-kata dengan huruf A, I, U, E,
dan O, yang bertujuan untuk memperbaiki ucapan supaya dapat dipahami oleh orang lain3 .
Metode yang digunakan dalam terapi AIUEO yaitu dengan metode imitasi, di mana setiap
pergerakan organ bicara dan suara yang dihasilkan perawat diikuti oleh pasien, dan terbukti
dapat meningkatkan kemampuan bicara pasien stroke dengan afasia motorik

4.2 SARAN
Diharapkan perawat dapat melakukan tindakan mandiri terapi AIUEO untuk
meningkatkan kemampuan bicara pasien stroke dengan afasia motorik. Dengan telah
dibuktikkannya EBN ini diharapkan perawat mampu memberikan intervensi sesuai SOP.

25
DAFTAR PUSTAKA
LeMone, Burke & Bauldoff (2016). Keperawatan Medikal Bedah. (M. T. Iskandar & R. P.
Wulandari, Ed., W. Praptiani, D. Widiarti & N. B. Subekti, Penerj.) ( Ed. 5). Jakarta:
EGC. 2.
Black & Hawks (2014), Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis Untuk Hasil yang
Diharapkan. (S. Aklia & P. P. Lestari, Ed., M. Joko & N. H. Setyawan, Penerj.) (Ed.
8. Vol 3). Singapura: Elsevier Inc 3.
Sofiatun, I., Ktrstiyawati, P, S., & Purnomo, C, E, S., Efektifitas Terapi AIUEO Dan Terapi
The Token Test Terhadap Kemampuan Berbicara Pasien Stroke Yang Mengalami
Afasia Motorik di RS Mardi Rahayu Kudus, di download 07 maret 2020, dilihat pukul
13:43 WIB. C:/Users/User/ Downloads/377-774-1- SM.pdf 4.
Yunica, D, M, N., Dewi, S, I, P., Heri, M., & Widiarti, E, K, N. (2019). Terapi AIUEO
Terhadap Kemampuan Berbicara (Afasia Motorik) Pada Pasien Stroke.
Di download 06 maret 2020, dilihat pukul 17:23 WIB,
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/art icle.php?article=1465691&val=17717&titl
e=TERAPI%20AIUEO%20TERHADAP %20KEMAMPUAN%20BERBICARA%
20AFASIA%20MOTORIK%20PADA%2 0PASIEN%20STROKE 5.
Haryanto, A, D, G., Setyawan, D., & Kusuma, B, A, M. (2014). Pengaruh Terapi AIUEO
Terhadap Kemampuan Berbicara Pada Pasien Stroke yang Mengalami Afasia
Motorik di RSUD Tugurejo Semarang, di download 06 maret 2020, dilihat pukul
17:06 WIB. http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/index Cendikia Muda, Volume 1,
Nomor 3, September 2021 Yulianto, Efektifitas Terapi… 343
.php/ilmukeperawatan/article/download/2 17/242

26

Anda mungkin juga menyukai