Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

STROKE

DISUSUN OLEH :

Cantika Daragita Vinilih 211119018

2A - D3 KEPERAWATAN
STIKES JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
Jl. Terusan Jend. Sudirman, Baros, Kec. Cimahi Tengah, Cimahi, Jawa Barat 40633
2021
LAPORAN PENDAHULUAN

STROKE

1. Tinjauan Teori Penyakit Pada Lanjut Usia

a. Definisi
- Stroke adalah gangguan fungsi syaraf yang disebabkan oleh gangguan
aliran darah dalam otak yang timbul secara mendadak dan akut dalam
beberapa detik atau secara tepat dalam beberapa jam yang berlangsung
lebih dari 24 jam dengan gejala atau tanda tanda sesuai daerah yang
terganggu (Irfan, 2012).
- Stroke adalah gangguan fungsional yang terjadi secara mendadak berupa
tanda-tanda klinis baik lokal maupun global yang berlangsung lebih dari
24 jam atau dapat menimbulkan kematian yang disebabkan gangguan
peredaran darah ke otak, antara lain peredaran darah sub arakhnoid,
peredaran intra serebral dan infark serebral (Nur’aeni Y R, 2017).
b. Tanda dan Gejala
Stroke menyebabkan berbagai defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi
(pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak
adekuat, dan jumlah aliran darah kolateral (sekunder atau aksesori). Fungsi otak
yang rusak tidak dapat membaik sepenuhnya.
1. Kehilangan motorik
Stroke adalah penyakit motor neuron dan mengakibatkan kehilangan
kontrol volunter terhadap gerakan motorik.
2. Kehilangan komunikasi
Fungsi otak lain yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan
komunikasi. Stroke adalah penyebab afasia paling umum.
Disfungsi bahasa dan komunikasi dapat dimanifestasikan oleh hal berikut:
a. Disartria (kesulitan berbicara), ditunjukkan dengan bicara yang sulit
dimengerti yang disebabkanoleh paralisis otot yang bertanggung
jawab untuk menghasilkan bicara.
b. Disfasia atau afasia (bicara defektif atau kehilangan bicara), yang
terutama ekspresif atau reseptif.
c. Apraksia (ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang
dipelajari sebelumnya), seperti terlihat ketika pasien mengambil sisir
dan berusaha untuk menyisir rambutnya
3. Gangguan persepsi
Ketidakmampuan untuk menginterpretasikan sensasi. Stroke dapat
mengakibatkan disfungsi persepsi visual, gangguan dalam hubungan
visual-spasial dan kehilangan sensori.
4. Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologik
Disfungsi ini dapat ditunjukkan dengan kesulitan dalam pemahaman, lupa,
dan kurang motivasi, yang menyebabkan pasien ini menghadapi masalah
frustasi dalam program rehabilitasi mereka.
5. Disfungsi kandung kemihSetelah stroke pasien mungkin mengalami
inkontinensia urinarius sementara karena konfusi, ketidakmampuan
mengkomunikasikan kebutuhan, dan ketidakmampuan untuk menggunakan
urinal/bedpan.
d. Komplikasi
Komplikasi berdasarkan waktu terjadinya stroke menurut Dellima D R, (2019)
sebagai berikut:
1) Berhubungan dengan imobilisasi
2) Infeksi pernafasan
3) Nyeri berhubungan dengan daerah yang tertekan
4) Konstipasi
5) Tromboflebitis
6) Berhubungan dengan mobilisasi
7) Nyeri daerah punggung
8) Dislokasi sendi
9) Berhubungan dengan kerusakan otak
10) Epilepsi
11) Sakit kepala
e. Patofisiologi
Otak sangat tergantung pada oksigen dan tidak mempunyai cadangan
oksigen. Jika aliran darah kesetiap bagian otak terhambat karena trombus dan
embolus, maka mulai terjadi kekurangan oksigen ke jaringan otak.
Kekurangan selama 1 menit dapat mengarah pada gejalan yang dapat
menyebabkan nekrosisi mikroskopik neuron-neuron. Area nekrotik
kemudian disebur infark. Kekurangan oksigen pada awalnya mungkin akibat
iskemia mum (karena henti jantung atau hipotensi) atau hipoksia karena
akibat proses anemia dan kesukaranuntuk bernafas. Stroke karena embolus dapat
mengakibatkan akibat dari bekuan darah, udara, palque, ateroma fragmen
lemak. Jika etiologi stroke adalah hemorrhagi maka faktor pencetus adalah
hipertensi. Abnormalitas vaskuler, aneurisma serabut dapat terjadiruptur
dan dapat menyebabkan hemorrhagi(Wijaya & Putri, 2013)
Pada stroke trombosis atau metabolik maka otak mengalami iskemia
dan infark sulit ditentukan. Ada peluang dominan stroke akan meluas setelah
serangan pertama sehingga dapat terjadi edema serebral dan peningkatan
tekanan intrakranial (TIK) dan kematian padaarea yang luas.Prognosisnya
tergantung pada daerah otak yang terkena dan luasnya saat terkena (Wijaya &
Putri, 2013)
Bila terjadi kerusakan pada otak kiri, maka akan terjadi gangguan
dalam hal fungsi berbicara, berbahasa, dan matematika (Farida & Amalia,
2009).
Akibat penurunan CBF regional suatu daerah otak terisolasi dari
jangkauan aliran darah, yang mengangkut O2dan glukose yang sangat diperlukan
untuk metabolisme oksidatif serebral. Daerah yang terisolasi itu tidak
berfungsi lagi dan karena itu timbullah manifestasi defisit neurologik yang
biasanya berupa hemiparalisis, hemihipestesia, hemiparestesia yang bisa juga
disertai defisit fungsi luhur seperti afasia (Mardjono & Sidharta, 2014).
Apabila arteri serebri media tersumbat didekat percabangan kortikal
utamanya (pada cabang arteri) dapat menimbulkan afasia berat bila yang
terkena hemisfer serebri dominan bahasa (Mutaqin, 2011).
Lesi (infark, perdarahan, dan tumor) pada bagian posterior dari girus
temporalis superior (area wernicke) menyebabkan afasia reseptif, yaitu klien
tidak dapat memahami bahasa lisan dan tertulis, kelainan ini dicurigai bila
klien tidak bisa memahami setiap perintah dan pertanyaan yang diajukan. Lesi
pada area fasikulus arkuatus yang menghubungkan area wernicke dengan
area broca mengakibatkan afasia konduktif, yaitu klien tidak dapat
mengulangi kalimat-kalimat dan sulit menyebutkan nama-nama benda tetapi
dapat mengikuti perintah. Lesi pada bagian posterior girus frontalis inferoior
(broca) disebut dengan afasia eksprektif, yaitu klien mampu mengerti
terhadap apa yang dia dengar tetapi tidak dapat menjawab dengan tepat,
bicaranya tidak lancar (Mutaqin, 2011).
f. Penatalaksanaan
Penanganan stroke ditentukan oleh penyebab stroke dan dapat
berupa terapi farmasi, radiologi intervensional, atau pun pembedahan. Untuk
stroke iskemik, terapi bertujuan untuk meningkatkan perfusi darah keotak,
membantu lisis bekuan darah dan mencegah trombosis lanjutan, melindungi
jaringan otak yang masih aktif, dan mencegah cedera sekunder lain. Pada
stroke hemoragik, tujuan terapi adalah mencegah kerusakan sekunder dengan
mengendalikan tekanan intrakranial dan vasospasme, serta mencegah
perdarahan lebih lanjut (Hartono, 2010).
a) Farmakologis
1. Vasodilator meningkatkan aliran darah serebri (ADS) secara percobaan,
tetapi maknanya pada tubuh manusia belum dapat dibuktikan
2. Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin
intraarterial.
3. Medikasi antitrombosit dapat diresepkan karena trombositmemainkan peran
sangat penting dalam pembentukan trombus dan ambolisasi. Antiagresi
trombosis seperti aspirin digunakan untuk menghambat reaksi
pelepasan agregasi trombosis yang terjadi sesudah ulserasi alteroma.
4. Antikoagulan dapat diresepkan untuk mencegah terjadinya atau
memberatnya trombosis atau embolisasi dari tempat lain dalam sistem
kardiovaskuler (Mutaqin, 2011).
b) Non Farmakologis
Berikut ini beberapa jenis terapi yang dapat dijalankan terkait proses
pemulihan kondisi pasca stroke :
1. Terapi Wicara
Terapi wicara membantu penderita untuk mengunyah,
berbicara, maupun mengerti kembali kata –kata (Farida & Amalia,
2009).
2. Fisioterapi
Kegunaan metode fisioterapi yang digunakan untuk
menangani kondisi stroke stadium akut bertujuan untuk :a.Mencegah
komplikasi pada fungsi paru akibat tirah baring yang
lamab.Menghambat spastisitas, pola sinergis ketika ada
peningkatan tonusc.Mengurangi oedem pada anggota gerak atas dan
bawahsisi sakitd.Merangsang timbulnya tonus ke arah normal,
pola gerak dan koordinasi gerake.Meningkatkan kemampuanaktivitas
fungsional (Farida & Amalia, 2009)
3. Akupuntur
Akupuntur merupakan metode penyembuhan dengan cara
memasukkan jarum dititik-titk tertentupada tubuh penderita stroke.
Akupuntur dapat mempersingkat waktu penyembuhan dan pemulihan
gerak motorik serta ketrampilan sehari-hari (Farida & Amalia,
2009).
4. Terapi Ozon
Terapi ozon bermanfaat untuk melancarkan peredaran darah ke
otak, membuka dan mencegah penyempitan pembuluh darah
otak, mencegah kerusakan sel-sel otak akibat kekurangan
oksigen, merehabilitasi pasien pasca serangan stroke agar fungsi
organ tubuh yang terganggu dapat pulih kembali, meningkatkan
sistem kekebalan tubuh, serta mengendalikan kadar kolestrol
dan tekanan darah(Farida & Amalia, 2009)
5. Senam Ergonomik
Senam ini berfungsi untuk melatih otot-otot yang kaku
dengan gerakan-gerakan yang ringan dan tidak menimbulkan rasa
sakit bagi penderitanya. Senam ergonomik diawali dengan
menarik napas menggunakan pernapasan dada. Hal ini bertujuan
supaya paru-paru dapat lebih banyak menghimpun udara.
Ketika napas, oksigen dialirkan keotak yang memerlukan oksigen
dalam jumlah yang banyak supaya dapat berfungsi dengan baik.
Dengan demikian, senam ergonomik dapat dikatakan membantu
penderita stroke karena kondisi stroke merupakan
terganggunya suplai oksigen ke otak (Farida & Amalia, 2009).
6. Terapi Musik
Penelitian mengungkapkan bahwa dengan mendengarkan musik
setiap hari, penderita akan mengalami peningkatan pada ingatan
verbalnya dan memiliki mood yang lebih baikdibandingkan
dengan penderita stroke yang tidak mendengarkan musik.
Selain itu, mendengarkan musik pada tahap awal pascastroke
dapat meningkatkan pemulihan daya kognitif dan mencegah
munculnya perasaan negatif (Wiwit, 2010)
7. Hipnoterapi (Hypnotherapy)
Dengan hipnoterapi, penderita stroke memahami apa yang
sebenarnya dibutuhkan untuk mencapai kesembuhan sugesti yang
diberikan dirancang supaya pasien mau menjalankan tahapan
dalam proses penyembuhan dan merasa nyaman tanpa paksaan
(Farida & Amalia, 2009).
2. Proses Keperawatan Lanjut Usia
a. Pengkajian

1. Identitas Klien
Nama :
Umur :
Alamat :
Pendidikan :
Tanggal masuk ke panti wredha :
Jenis Kelamin :
Suku :
Agama :
Status Perkawinan :
Tanggal Pengkajian :
2. Status Kesehatan Saat ini.
Keluhan-keluhan kesehatan utama:

Riwayat penyakit sekarang : PQRST

3. Riwayat kesehatan Dahulu:

4. Riwayat Kesehatan keluarga:

5. Pengkajian Fisik Tinjauan Sistem (Jelaskan tentang kondisi sistem-sistem dibawah


ini yang terdapat pada klien)
 Keadaan umum
 Sistem Hemopoietik
 Sistem Panca Indra (Mata, Telinga, Mulut dan tenggorokan, Kulit )
 Sistem Pernapasan
 Sistem Kardiovaskuler
 Sistem Gastrointestinal
 Sistem Perkemihan
 Sistem Genitoreproduksi (Pria/Wanita)
 Sistem Muskulskeletal
 Sistem Saraf Pusat
 Sistem Endokrin

6. Pengkajian Psikososial dan Spiritual


Psikososial : Jelaskan kemampuan sosialisasi klien pada saat sekarang, sikap klien pada
orang lain, harapan-harapan klien dalam melakukan sosialisasi, kepuasan klien dalam
sosialisasi, dll
Identifikasi Masalah Emosional :
PERTANYAAN TAHAP 1
 Apakah klien mengalami sukar tidur ?
 Apakah klien sering merasa gelisah ?
 Apakah klien sering murung atau menangis sendiri ?
 Apakah klien sering was-was atau kuatir ?
Lanjutkan ke pertanyaan tahap 2 jika lebih dari atau sama dengan 1 jawaban “Ya
PERTANYAAN TAHAP 2
 Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan ?
 Ada masalah atau banyak pikiran ?
 Ada gangguan/ masalah dengan keluarga lain ?
 Menggunakan obat tidur/ penenang atas anjuran dokter ?
 Cenderung mengurung diri ?
Bila lebih dari atau sama dengan 1 jawaban “Ya”
MASALAH EMOSIONAL POSITIF (+)
Spiritual :
Kaji agama, kegiatan keagamaan, konsep/keyakinan klien tentang kematian, harapan-
harapan klien, dll.
7. Pengkajian Fungsional Klien
7.1 KATZ Indeks :
Termasuk/katagori yang manakah klien ?
A. Mandiri dalam makan, kontinensia (BAK, BAB), menggunakan pakaian, pergi ke
toilet, berpindah, dan mandi.
B. Mandiri semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi di atas.
C. Mandiri, kecuali mandi dan satu lagi fungsi yang lain.
D. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi yang lain.
E. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, dan satu fungsi yang lain.
F. Mandiri, kecuali mandiri berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi yang lain. G.
Ketergantungan untuk semua fungsi di atas.
O. Lain-lain
Keterangan :
Mandiri : berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan aktif dari orang lain.
Seseorang yang menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan
fungsi, meskipun ia anggap mampu

7.2 Modifikasi dari Barthel Indeks


Termasuk yang manakah klien ?
DENGAN
No KRITERIA MANDIRI KETERANGAN
BANTUAN
1. Makan 5 10 Frekuensi :
Jumlah:
Jenis:
2. Minum 5 10 Frekuensi :
Jumlah:
Jenis:
3 Berpindah dari kursi roda ke 5-10 15
tempat tidur, sebaliknya

4 Personal toilet (cuci muka, 0 5 Frekuensi


menyisir rambut, gosok gigi)

5 Keluar masuk toilet (mencuci 5 10


pakaian, menyeka tubuh,
menyiram)
6 Mandi 5 10 Frekuensi
7 Jalan di permukaan datar 0 10

8 Naik turun tangga 5 10

9 Mengenakan pakean 5 10

10 kontrol bowel (BAB) 5 10 Frekuensi


Konsentrasi

11 Kontrol bladder (bak) 5 10 Frekuensi


Warna

12 Orahraga/latihan 5 10 Frekuensi
Jenis

13 Reaksi pernafasan waktu luang 5 10 Jenis


Frekuensi

Keterangan :
a. 130 : Mandiri
b. 65 – 125 : Ketergantungan sebagian
c. 60 : Ketergantungan total

8. Pengkajian Status Mental Gerontik


8.1 Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short
Portable Mental Status Questioner (SPSMQ)
Instruksi :

Ajukan pertanyaan 1 – 10 pada daftar ini dan catat semua jawaban .

Catat jumlah kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan.


NO
BENAR SALAH PERTANYAAN
.
01 Tanggal berapa hari ini ?
02 Hari apa sekarang ini ?

03 Apa nama tempat ini ?

04 Dimana alamat Anda ?

05 Berapa umur Anda ?

06 Kapan Anda lahir ? (minimal tahun lahir)

07 Siapa Presiden Indonesia sekarang ?

08 Siapa Presiden Indonesia sebelumnya ?

09 Siapa nama ibu Anda ?

10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap


angka baru, semua secara menurun.

Score total =

Interpretasi hasil :

a. Salah 0 –3 : Fungsi intelektual utuh.


b. Salah 4 – 5 : Kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6 – 8 : Kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9 – 10 : Kerusakan intelektual berat

8.2 Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE (Mini
Mental Status Exam) :
 Orientasi  Kalkulasi
 Registrasi  Mengingat
kembali
 Perhatian
 Bahasa

NO. ASPEK NILAI NILAI KRITERIA


KOGNITIF MAKS KLIEN
.
1. Orientasi 5 Menyebutkan dengan benar :
 Tahun
 Musim
 Tanggal
 Hari
 Bulan
Orientasi 5 Dimana kita sekarang berada ?

 Negara Indonesia
 Propinsi Jawa Barat
 Kota ……
 PSTW ……
 Wisma …….
2. Registrasi 3 Sebutkan nama 3 obyek (oleh pemeriksa) 1
detik untuk mengatakan masing-masing
obyek. Kemudian tanyakan kepada klien
ketiga obyek tadi. (Untuk disebutkan )

 Obyek..……
 Obyek …….
 Obyek …….

3. Perhatian 5 Minta klien untuk memulai dari angka 100


dan kalkulasi kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali/tingkat.

 93
 86
 79
 72
 65
4. Mengingat 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga obyek
pada No 2 (registrasi) tadi. Bila benar, 1 point
untuk masing-masing obyek.
5. Bahasa 9 Tunjukkan pada klien suatu benda dan
tanyakan namanya pada klien.

 (misal jam tangan)


 (misal pensil)

Minta klien untuk mengulang kata berikut :


“tak ada jika, dan, atau, tetapi”. Bila benar,
nilai satu point.
 Pernyataan benar 2 buah : tak ada,
tetapi.

Minta klien untuk mengikuti perintah


berikut yang terdiri dari 3 langkah :
“Ambil kertas di tangan Anda, lipat dua dan
taruh di lantai”.

 Ambil kertas di tangan Anda


 Lipat dua
 Taruh di lantai

Perintahkan pada klien untuk hal berikut


(bila aktivitas sesuai perintah nilai 1 point)
 “Tutup mata Anda”

Perintahkan pada klien untuk menulis satu


kalimat dan menyalin gambar.
 Tulis satu kalimat  Menyalin gambar

TOTAL NILAI

Interpretasi hasil :

>23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik

18 – 22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan


≤ 17 : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat

8.3 Geriatric Depression Scale (GDS)


No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah anda puas dengan kehidupan anda?
2 Apakah anda mengurangi banyak aktivitas dan hobi anda?
3 Apakah anda merasa kehidupan anda terasa hampa?
4 Apakah anda senantiasa bosan?
5 Apakah anda memiliki harapan pada masa depan?
6 Apakah anda terganggu dengan pikiran yang tidak dapat
diungkapkan/keluarkan?

7 Apakah anda bersemangat setiap waktu?


8 Apakah anda takut tentang sesuatu yang buruk yang menimpa anda?
9 Apakah anda merasakan bahagia pada sebagian besar waktu anda?
10 Apakah anda merasa tidak berdaya?
11 Apakah anda merasa resah dan gelisah?
12 Apakah anda lebih memilih di dalam rumah daripada berjalan-jalan
ke luar dan melakukan sesuatu yang baru?

13 Apakah anda sering khawatir akan masa depan anda?


14 Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya ingat
anda dibandingkan kebanyak orang?

15 Apakah anda berfikir bahwa luar biasa anda diberikan kehidupan


sampai sekarang?

16 Apakah anda merasa murung dan sedih?


17 Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat ini?
18 Apakah anda mengkhawatirkan masa lalu (kejadian-kejadian masa
lalu) anda?

19 Apakah anda merasakan bahwa kehidupan ini sangat


menyenangkan/menarik?

20 Apakah anda memiliki kesulitan atau merasa berat untuk memulai


hal yang baru?
21 Apakah anda memiliki energi maksimal (penuh semangat)?
22 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan?
23 Apakah anda berfikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya dari
pada anda?

24 Apakah anda seringkali kesal pada lah-hal sepele?


25 Apakah anda seringkali merasa ingin menangis?
26 Apakah anda memiliki kesulitan dalam berkonsentrasi?
27 Apakah anda senang bangun di pagi hari?
28 Apakah anda lebih memilih untuk menghindari perkumpulan sosial?
29 Apakah anda mudah untuk membuat keputusan?
30 Apakah pikiran anda jernih seperti biasanya?
Interpretasi :
a. Skor 0 – 9 : Normal
b. Skor 10 – 19 :Depresi Ringan
c. Skor 20 – 30 : Depresi Berat
9. Pengkajian Keseimbangan Untuk Klien Lansia (Tinneti, Me, Dan Ginter, SF, 1998)
Pengkajian keseimbangan dinilai dari dua komponen utama dalam bergerak, dari kedua
komponen tersebut dibagi lagi dalam beberapa gerakan yang perlu diobservasi oleh perawat.
Kedua komponen tersebut adalah :

Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan


Beri nilai 0 juka klien tidak menunjukkan kondisi dibawah ini, atau beri nilai 1 jika
klien menunjukkan salah satu dari kondisi dibawah ini :

Bangun dari kursi (Dimasukkan dalam analisis)*

Tidak bangun dari duduk dengan satu kali gerakan, tetapi mendorong tubuhnya ke
atas dengan tangan atau bergerak ke bagian depan kursi terlebih dahulu, tidak stabil
pada saat berdiri pertama kali.
Duduk ke kursi (dimasukkan dalam analisis)*

Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk di tengah kursi

Keterangan : (*) Kursi yang keras dan tanpa lengan.


Menahan dorongan pada sternum (pemeriksa mendorong sternum perlahan-lahan
sebanyak 3 kali)
Klien menggerakkan kaki, memegang obyek untuk dukungan, kaki tidak menyentuh
sisisisinya.

Mata tertutup

Sama seperti di atas (periksa kepercayaan pasien tentang input penglihatan untuk
keseimbangannya).

Perputaran leher

Menggerakkan kaki, menggenggam obyek untuk dukungan; kaki tidak menyentuh


sisisisinya; keluahan vertigo, pusing, atau keadaan tidak stabil.

Gerakan menggapai sesuatu

Tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu fleksi sepenuhnya sementara
berdiri pada ujung-ujung jari kaki, tidak stabil, memegang sesuatu untuk dukungan.

Membungkuk

Tidak mampu membungkuk untuk mengambil obyek-obyek kecil (misal pulpen) dari
lantai, memegang obyek untuk bisa berdiri lagi, memerlukan usaha-usaha multiperl
untuk bangun.

Komponen gaya berjalan atau gerakan


Beri nilai 0 juka klien tidak menunjukkan kondisi dibawah ini, atau beri nilai 1 jika
klien menunjukkan salah satu dari kondisi dibawah ini :

Minta klien untuk berjalan ke tempat yang ditentukan

Ragu-ragu, tersandung, memegang obyek untuk dukungan.


Ketinggian langkah kaki (mengangkat kaki saat melangkah)

Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten (menggeser atau menyeret kaki),
mengangkat kaki terlalu tinggi (> 5 cm)

Kontinuitas langkah kaki (lebih baik diobservasi dari samping klien)

Setelah langkah-langkah awal, langkah menjadi tidak konsisten, memulai


mengangkat satu kaki sementara kaki yang lain menyentuh lantai.

Kesimetrisan langkah (lebih baik diobservasi dari samping pasien)

Tidak berjalan dalam garis lurus, bergelombang dari sisi ke sisi.

Penyimpangan jalur pada saat berjalan (lebih baik diobservasi dari belakang klien).

Tidak berjalan dalam garis lurus, bergelombang dari sisi ke sisi.

Berbalik

Berhenti sebelum mulai berbalik, jalan sempoyongan; bergoyang; memegang obyek


untuk dukungan.

Intervensi hasi :

Jumlahkan semua nilai yang diperoleh klien, dan dapat diinterpretasikan sebagai
berikut :

0–5 : Risiko jatuh rendah

6 – 10 : Risiko jatuh sedang

11 – 15 : Risiko jatuh tinggi

Anda mungkin juga menyukai