Anda di halaman 1dari 54

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn J di RT 4 RW 8

DAN Tn Ja DI RT 5 RW 5 KELURAHAN SELABATU KECAMATAN

CIKOLE KOTA SUKABUMI

A. Asuhan Keperawatan pada keluarga Bpk J dengan masalah risiko tertular

HIV pada Ibu A dan Anak J di RT 4 RW 8

I. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga : Bpk J
2. Usia :55 tahun
3. Pendidikan : SMP
4. Pekerjaan : Pensiuan PNS
5. Alamat : RT 4 RW 8 Keluarahan Selabatu
Kecamatan Sukajadi Kota Bandung
6. Komposisi Anggota Keluarga :

No Nama Umur L/P Agama Hub dgn KK Pendidikan Pekerjaan


1 Ibu. S 53 tahun P Islam Istri SMP IRT
2 Ibu A 22 tahun L Islam Menantu SMA Swasta
3 An. J 1,5 tahun P Islam Cucu - -

1
Genogram 3 Generas

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Anak Bpk J yaitu Tn I meninggal karena penyakit AIDS

: tinggal satu rumah

2
7. Tipe Keluarga
Keluarga ini termasuk keluarga dengan tipe keluarga besar
(extended Family) yaitu keluarga yang disamping terdiri dari
suami, istri dan anak-anak kandung, juga ditambah dari anggota
keluarga lainnya. Pada keluarga Bpk J, ada tambahan anggota
keluarga yaitu menantu dan cucu hasil perkawinan anaknya yang
bungsu yaitu Bpk E yang sudah meninggal 5 bulan yang lalu
dengan diagnosa AIDS. Rumah Bpk J ditempati oleh Bpk J, istri,
dan menantu serta cucunya. Sedangkan anaknya yang pertama dan
yang kedua sudah menikah dan hidup mandiri memiliki rumah
sendiri.
8. Suku
Keluarga Bpk J berasal dari suku sunda
9. Agama
Kegiatan keagamaan Bpk.J. yaitu aktif melaksanakan shalat 5
waktu, dan sebagai kepala keluarga mereka kadang-kadang
melakukan shalat berjamaah di rumah.
10. Status sosial ekonomi keluarga
Ibu S mengatakan penghasilan Bpk. J tidak seperti dulu sebelum
pensiun, tetapi sudah cukup memenuhi kebutuhan keluarga, di
tambah lagi kedua anak yang sudah berkeluarga dan sudah mapan.
Menantu saya (ibu A) istri almarhum Bpk E baru 2 bulan bekerja di
Supermaket sebagai kasir.
11. Aktivitas rekreasi keluarga
Bpk J dan Ibu S sebelum pensiun jarang ada dirumah, namun
setelah pengsiun mereka sering menghabiskan waktu luang dengan
menonton TV bersama, berkebun dan mengurus ternak ayam
peliharaan mereka, Mereka tidak memiliki tempat rekreasi khusus
dan tidak menjadwalkan rekreasi khusus.
A. RIWAYAT & TAHAPAN PERKEMBANGAN KELUARGA
12. Tahapan perkembangan keluarga

3
Tahap Perkembangan Keluarga saat ini, yaitu tahap ke-8; Keluarga
masa pensiun dan lansia, Aging Family ( retirement to death of both
spouses )
Adapun tugas perkembangan keluarga massa pensiun dan lansia
diantaranya :
a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
Dalam kasus ini Bpk. J dan Ibu. S sebelum dia pensiun tinggal
di rumah dinas yang mereka tempati sejak pertama kali menikah
sampai pensiun bersama dengan anak-anaknya waktu kecil
sampai sebelum anaknya berkeluarga, tapi setelah pensiun
mereka pindah di rumah pribadinya sampai sekarang.
b. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
Dalam kasus Bpk J ini, karena Bpk J dan Ibu.S sudah pensiun
sehingga pendapatan yang biasanya sangat berlebih sekarang
membutuhkan proses penyesuaian karena sedikit demi sedikit
pendapatan yang diperolehnya menurun, apalagi biaya hidup
dan tabungan yang terus menerus digunakan setiap hari untuk
membiayai semua kebutuhan sehari-hari , termasuk pengeluaran
biaya Rumah Sakit Anaknya (Bpk E), yang meninggal karena
diduga penyakit AIDS. Ibu S merasa cemas bagaimana masa
depan cucunya (anak Bpk E), karena menantunya hanya beker ja
sebagai kasir yang gajinya perbulan pas-pasan.
c. Mempertahankan hubungan perkawinan.
Dalam kasus ini, Bpk.J dan Ibu.S pada akhirnya harus mengatur
kembali hubungan mereka, untuk berhubungan satu sama lain
sebagai pasangan menikah daripada hanya sebagai orang tua.
d. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan.
Pada tahap ini, J dan Ibu.S harus bisa menerima apabila
sewaktu-waktu salah satu pasangannya dipanggil oleh Allah
SWT, dibandingkan dengan kelompok muda, lansia menyadari
kematian sebagai bagian dari proses kehidupan yang normal,

4
akan tetapi, kesadaran akan kematian tersebut tidak berarti
bahwa pasangan yang ditingalkan akan menemukan
penyesuaian akan kematian dengan mudah. Kehilangan
pasangan pasti akan membawa pengaruh. Ibu S mengatakan
mudah-madahan cucu saya sudah besar baru saya dipanggila
yang maha kuasa.
e. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
Pada tahap ini Bpk J dan Ibu.S selalu menjaga keutuhan
keluarganya baik antar pasangan, anak, menantu maupun cucu-
cucu nya dan saudara-saudaranya, hal ini diperlihatkan dengan
adanya arisan bergilir di tiap rumahnya dan selalu berdiskusi
dengan seluruh anggota keluarganya ketika ada masalah.
f. Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka ( penelaahan
dan integrasi hidup ).
Bpk J dan Ibu.S selalu bercerita tentang kehidupannya bahwa ia
merasa tidak berhasil menjadi orang tua yang baik, anaknya
yang bungsu (Bpk E) sejak SMA sudah ikut-ikutan dengan
teman sebaya mereka sampai terjerumus dengan masalah
narkoba sampai kecanduan dan kehidupan anaknya menjadi
hancur. Bpk J tidak tahu kalau menggunakan narkoba suntik
bisa menimbulkan penyakit HIV sehinnga bpk J masih
menyangkal kalau anaknya meninggal karena AIDS tapi bpk S,
mengatakan anaknya meninggal karena sakit infeksi paru.
13. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
Dalam kasus keluarga sudah pensiun sehingga pendapatan semakin
menurun, sehingga Ibu.S merasa cemas Ibu S merasa cemas
bagaimana masa depan cucunya (anak Bpk E), karena menantunya
hanya bekerja sebagai kasir yang gajinya perbulan pas-pasan.

5
14. Riwayat keluarga inti
a. Bpk J sering mengeluh tidak puas dengan BAB nya karena sulit
BAB dan jumlahnya sedikit, tidak seperti biasanya diwaktu
muda.
b. Ibu S dan bapak J juga mengeluh nyeri pada daerah lutut, tidak
bisa jongkok, sehingga seringkali bapak dan ibu hanya duduk-
duduk, begitu juga jika melaksanakan sholat.
c. Bpk E meninggal 5 bulan yang lalu dengan diagnosa AIDS, tapi
oleh keluarga terutama Bpk J mengatakan anaknya meninggal
karena penyakit infeksi paru yang sudah parah.
d. Ibu A (menantu Bpk J). Bpk J . mengatakan kondisinya sehat
e. Anak J (cucu bpk J). Kondisi sehat
15. Riwayat keluarga sebelumnya
Pada fihak keluarga Bp.J maupun Ibu. S tidak ada riwayat penyakit
keturunan seperti Kencing Manis, penyakit menular seperti
hepatitis dan TBC Paru serta tidak mempunyai kebiasan seperti
minum alkohol dan berjudi
B. LINGKUNGAN
16. Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati kelurga Bp.J cukup luas berukuran + 9 x 9 m2
dan milik sendiri. Rumah terdiri 1 lantai dengan lantai keramik,
terdapat ruang tamu, ruang makan, dapur, 3 kamar tidur, dan bersih.
Penataan perlatan rumah tangga tertata rapih. Ventilasi dan
pencahayaan cukup baik. Keluarga memiliki kamar mandi sendiri
dan jamban sendiri dengan keadaan bersih. Sumber air berasal dari
PAM untuk air minum, dan kebutuhan lainnya. Air tidak berwarna,
tidak berasa, tapi kadang-kadang bau kaporit

6
Denah Rumah

U R.Tidur R. Tamu

R. Tngh R. Tidur 9m
Dapur
R.tidur
WC

9m

17. Karakteristik tetangga & komunitas RW


Karena keluarga Bpk. J tinggal di daerah yang rata-rata penduduknya
suku sunda, jadi dalam berinteraksi dengan tetangga tidak ada
masalah dan sikap kekeluargaan masih kental.
18. Mobilitas geografis keluarga
Sejak kecil Bpk J sudah tinggal dibandung. Terkadang Bpk J dan
Ibu.S suka mengunjungi anak-anaknya yang sekarang tinggal mandiri
di Jakarta dan Bandung, terkadang kebalikannya, anak dan menantu
Bpk. J dan Ibu.S datang berkunjung.
19. Perkumpulan keluarga & interaksi dengan masyarakat
Bpk.J dan Ibu. S dulunya rajin mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada
dilingkungannya, misalnya pengajian rutin setiap minggu, akan
tetapi sekarang sudah tidak aktif lagi karena susah untuk beraktivitas
seperti biasanya di akibatkan nyeri pada daerah persendian.
Hubungan diantara tetangga baik, terbukti ketika ada tetangga yang

7
sakit ataupun meniggal anaknya yang bungsu yaitu Bpk. E dan
istrinya segera menengok atau melayat.
20. Sistem pendukung keluarga
Bpk. J dan Ibu.S mengandalkan biaya kehidupanya sehari-hari dari
gaji pensiun bila sakit berobat dengan menggunakan Askes namun
keluarga ini terkenal dekat dengan tetangga mereka.

C. STRUKTUR KELUARGA
21. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi antar anggota keluarga adalah musyawarah, dimana
setiap anggota keluarga bebas mengeluarkan pendapat, Ibu.S juga
dekat dengan menantunya dan sudah dianggap sebagai anaknya
sendiri. Bpk J mengatakan saya kasihan sama menantu dan cucu saya
anaknya masih kecil tapi sudah ditinggal sama bapaknya
(meninggal).
22. Struktur kekuatan keluarga
keluarga selalu bekerjasama dan saling menghargai pendapat dari
keluarga yang lain.
23. Struktur peran
a. Peran formal :.
 Bpk J : sebagai kepala rumah tangga, suami, pencari nafkah,
membesarkan anak-anaknya mencapai sosialisasi dan
kemandirian.
 Ibu.S : istri dan ibu rumah tangga, mempertahankan komunikasi,
memfasilitasi kontak, pertukaran pada benda dan jasa serta
memonitor hubungan keluarga, dan membesarkan anak-
anaknya..
 Ibu A : istri dari almarhm Bpk E dan menantu dalam keluarga
Bpk.J, berperan dalam mempertahankan komunikasi,
memfasilitasi kontak, pertukaran pada benda dan jasa serta
memonitor hubungan dengan keluarga besarnya.

8
 Anak J : cucu Bpk J berperan sebagai anak usia todler.
b. Peran Informal :
 Bpk.J : berperan sebagai motivator bagi keluarga dan penentu
dalam setiap keputusan.
 Ibu.S: seorang yang tunduk dan patuh kepada suaminya,
bertanggung jawab pada kehidupan rumah tangga dan sebagai
penyeimbang dalam keluarga..
 Ibu M: sebagai pengikut dari mertuanya
 Anak A : cucu kesayangan keluarga, penghibur bagi Bpk J dan
Ibu.S
24. Nilai atau norma keluarga
Nilai yang dianut keluarga adalah saling menghormati antar anggota
keluarga yang satu dengan yang lain, mengormati yang lebih tua dan
menyayangi yang lebih muda. Menurut Ibu S semua anggota
keluarga berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar,
nilai yang ada dikeluarga merupakan gambaran dari nilai-nilai agama
yang dianut, tidak terlihat adanya konflik dalam nilai.
Keluarga Bpk J. meyakini, bahwa kebersihan adalah sebagaian dari
iman, sehingga rumah Bp. J tampak bersih dan rapih.

D. FUNGSI KELUARGA
25. Fungsi affektif
Dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lain sangat baik. Jika
ada anggota keluarga yang sakit maka saling membantu, atau jika
kesulitan dana maka anggota keluarga lain saling membantu sesuai
dengan kemampuannya.
26. Fungsi sosialisasi
Keluarga selalu mengajarkan dan menekankan bagaimana
berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya dalam
kehidupan sehari-hari di rumah dan lingkungan sekitar tempat
tinggalnya

9
27. Fungsi perawatan keluarga
Bp J menyatakan, saat ini yang sering mengeluh sakit adalah Ibu S.
Keluhan yang sering dirasakan adalah nyeri pada otot dan tulang
kaki. Selama ini untuk menghilangkan keluhan tersebut adalah
dengan minum obat dari puskesmas, tapi setelah beberapa hari
kemudian kambuh lagi. Ibu S menyatakan, bahwa menurut petugas
puskesmas dirinya menderita penyakit reumatik. Ibu S menyatakan,
tidak mengerti mengapa penyakitnya sering kambuh dan makanan
apa yang tidak boleh dimakan dipantang sehingga tidak menambah
parah penyakitnya. Bpk J mengatakan mudah-mudahan almarhum
Bpk E tidak menularkan kepada istri dan anaknya mengenai nfeksi
parunya
28. Fungsi reproduksi
Jumlah anak keluarga Bpk J tiga orang yang saat ini sudah
berkeluarga dan sudah tinggal terpisah dengan Bp.J, hanya tinggal
bersama dengan menantunya dan cucunya yang baru berumur 1,5
tahun.
29. Fungsi ekonomi
Menurut Ibu S, penghasilan Bp.J dari gaji pensiunan, dan penghasilan
menantunya Ibu A sudah cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
membiayai kebutuhan cucunya.

E. STRESS & KOPING KELUARGA


30. Stressor jangka panjang & jangka pendek
Bpk. J menyatakan, yang menjadi pikiran saat ini adalah bagaimana
masa depan cucu saya yang ditinggal mati oleh bpk E, apalagi saya
sudah tua.
31. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Bila ada masalah biasanya keluarga bermusyawarah, termasuk ketika
mengeluh nyeri pada tulang dan otot kaki keluarga bermusyawarah

10
untuk menentukan pengobatan yang akan dilakukan, yaitu membawa
ke puskesmas
32. Strategi koping
Bp.J menyatakan, keluarga selalu menghadapi setiap masalah yang
datang dengan tenang dan melakukan musyawarah untuk mengambil
tindakan yang diperlukan
33. Strategi adaptasi disfungsional
Berdasarkan hasil pengkajian tidak ditemukan adanya cara-cara
penyelesaian masalah keluarga dengan cara yang tidak baik /
maladaptive.
F. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan
Bpk. J Ibu. S Ibu. A Anak J
Fisik

Kepala Rambut besih, Rambut besih, Rambut Rambut bersih,


beruban mulai beruban bersih, hitam hitam

Tanda Vital N : 92 N : 90 N : 85 N: 100x/mnt,


P: 38 x/mnt, S:
RR : 25 RR : 20 RR : 22
36,5oC
S : 37 S : 37 S : 37,2

TD : 150/80 TD : 140/80 TD : 110/70

BB dan TB BB : 80 Kg BB : 75 Kg BB : 56 Kg BB : 11 Kg

TB : 165 cm TB : 155 cm TB : 160 cm TB : 91 cm

Mata Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis, Tidak anemis


agak sembab.

Hidung Tidak Tidak Tidak Tidak bersekret


bersekret bersekret bersekret

Mulut Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa


lembab, lembab, lembab, lembab,

11
menelan tidak menelan tidak menelan tidak menelan tidak
sulit sulit sulit sulit

Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada


benjolan, dan benjolan, dan benjolan, dan benjolan, dan
kelenjar limfe kelenjar limfe kelenjar limfe kelenjar limfe
tidak tidak tidak tidak membesar
membesar membesar membesar

Dada Bunyi jantung Bunyi jantung Bunyi jantung Bunyi jantung


dan paru dan paru dan paru dan paru
normal normal normal normal

Abdomen Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada


kembung kembung kembung kembung

Genital Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada


keluhan keluhan keluhan keluhan

Tangan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada


keluhan keluhan keluhan keluhan

Kaki Nyeri pada Nyeri pada Tidak ada Tidak ada


daerah daerah keluhan keluhan
persendian persendian
lutut dan kaki lutut dan kaki

G. HARAPAN KELUARGA
Bpk J dan Ibu S menyatakan sangat senang dengan kedatangan perawat
ke rumahnya dan berharap dapat membantu mengatasi masalah / keluhan
penyakit yang dideritanya

12
H. ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI PROBLEM

Data Subjektif Ketidak mampuan Risiko terjadi


- Bpk J dan Ibu S menyatakan anak saya (Bpk keluarga infeksi penularan
E) meninggal karena penyakit infeksi paru mengambil HIV pada keluarga
yang sudah parah keputusa untuk Bpk J terutama
- Bpk J menyatakan kata dokter di RSUD mencegah menantu dan cucu
Samsuddin anak saya (Bpk E) meninggal penularan HIV Ibu J Bpk J ( Ibu A
karena penyakit AIDS tapi saya tidak percaya. AIDS & Anak J)
- Bpk J. Menyatakan anak saya korban
pengaruh lingkunga teman sebayanya
sehingga dia menyuntikan pada dirinya obat
terlarang
- Bpk J menyatakan menantu dan cucunya
sehat-sehat saja

Data Obyektif

- Ekspresi wajah Bpk J berubah jika ditanya


terkait dengan penyakit AIDS.

- Kondisi Ibu A dan Anak J dalam keadaan sehat


secara fisik.
Data Subjektif ; Ketidakmampuan Koping keluarga
 Ibu S mengatakan sudah pensiun sehingga keluarga dalam tidak efektif;
mengambil menurun pada
pendapatan semakin menurun, sehingga Ibu keputusan untuk keluarga Bpk J
.S merasa cemas apabila dikemudian hari mengatasi
pendapatannya habis apalagi nanti sering perubahan peran
atas kematian
sakit.
anaknya (Bpk E)
 Ibu S merasa cemas atas masa depan cucunya
yang ditinggal meninggal oleh bapaknya
Data Objektif :
 Ekspresi wajah kelihatan sedih saat
mengungkapkan tentang nasib cucunya

13
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA & SKORING
A. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko terjadi infeksi penularan HIV pada keluarga Bpk J terutama
menantu dan cucu Ibu J Bpk J ( Ibu A & Anak J) berhubungan
dengan ketidak mampuan keluarga mengambil keputusa untuk
mencegah penularan HIV AIDS
2. Koping keluarga tidak efektif; menurun pada keluarga Bpk J
berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga mengambil
keputusan untuk mengatasi perubahan peran atas kematian anaknya
(Bpk E)
B. Scoring
1. Risiko terjadi infeksi penularan HIV pada keluarga Bpk J terutama
menantu dan cucu Ibu J Bpk J ( Ibu A & Anak J) berhubungan
dengan ketidak mampuan keluarga mengambil keputusa untuk
mencegah penularan HIV AIDS

No Kriteria Score Jastivikasi

1 Sifat Masalah ; Masalah ini belum terjadi namun jika tidak


segera ditangani akan berlanjut ke aktual
 Risiko 2/3 x 1

2 Kemungkinan
masalah untuk
½x2 Kemungkinan masalah dapat diubah
diubah ;
sebagian, walaupun keluarga sangat
 Sebagian menolak untuk membicarakan yang
berhubungan dengan AIDS tapi masih ada
sumber daya perawat yang berusaha
melakukan tindakan untuk meyakinkan
keluarga.

3 Potensial masalah Masalah dapat dicegah agar tidak berlanjut

14
untuk dicegah ; 2/3 x 1 ke arah aktual dengan memberikan
pengetahuan kepada keluarga tentang
 Cukup
pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS

4 Menonjolnya Keluarga tidak merasakan sebagai suatu


masalah ; masalah dalam keluarga yang lainnya karena
0/2 x 1
belum ada yang nampak tanda- tanda tertular
 Tidak dirasakan
HIV AIDS
adanya suatu
masalah

Total 2 1/3

2. Koping keluarga tidak efektif; menurun pada keluarga Bpk J


berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga mengambil
keputusan untuk mengatasi perubahan peran masa pensiun dan
kematian anaknya (Bpk E)

No Kriteria Score Jastivikasi

1 Sifat Masalah ; Masalah penuruan koping keluarga sudah


terjadi, ketidakmampuan keluarga dalam
 Aktual 3/3 x 1
mengambil keputusan untuk peubahan peran
masa pensiun dan kematian anaknya ( Bpk
E)

2 Kemungkinan Kemungkinan masalah untuk diubah masih


masalah untuk ada, dengan pontensi kekuatan struktur
½x2
diubah ; keluarga yang dimiliki keluarga Bpk J

 Sebagian
3 Potensial masalah Masalah dapat dicegah, walaupun terasa
untuk dicegah ; berat, yaitu dengan meningkatkan
2/3 x 1
pemahaman akan masa lansia, pensiun dan
 Cukup

15
penerimaan keluarga akan saat –saat ini.

4 Menonjolnya Masalah dirasakan oleh keluarga tapi tidak


masalah ; pelu segera ditangani karena masih ada Bpk
1/2 x 1
E dan Anaknya yang lain yang bisa
 Dirasakan dan
membantu , walaupun Ibu .S sering
tidak segera
mengeluh dan mengadu pada Bpk J
diatasi
mengenai keuangan, ketidakmampuan untuk
melakukan aktifitas seperti dahulu.

Total 3 1/6

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Koping keluarga tidak efektif; menurun pada keluarga Bpk J
berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga mengambil keputusan
untuk mengatasi perubahan peran atas kematian anaknya (Bpk E) (3 1/6)

2. Risiko terjadi infeksi penularan HIV pada keluarga Bpk J terutama


menantu dan cucu Ibu J Bpk J ( Ibu A & Anak J) berhubungan dengan
ketidak mampuan keluarga mengambil keputusa untuk mencegah
penularan HIV AIDS (2 1/3)

16
C. Rencana Keperawatan

Diagnosa Kep. Tujuan Standar Evaluasi


No Intervensi
Klg. Umum Khusus Kriteria Standar
1. Koping keluarga Setelah 4 x Setelah 4 x pertemuan, keluarga
tidak efektif; pertemuan, Tn.J dapat mencapai 5 tugas Verbal/ 1.1.1 Dengan menggunakan
keluarga J kesehatan keluarga terkait dengan Kognitif Koping keluarga adalah respon yg lembar balik,
menurun,
dapat koping keluarga (menurun) ; positif, sesuai dgn masalah, mendiskusikan mengenai
keluarga Bpk J
menggunakan  Setelah 2 x 45 menit pertemuan, efektif, persepsi dan respon definisi koping keluarga
berhubungan koping yang 1.1.2 Tanyakan kembali tentang
keluarga Bpk J dapat mengenal perilaku yg digunakan keluarga
dengan ketidak- efektif. masalah penurunan koping definisi koping keluarga.
dan subsistemnya untuk
mampuan keluarga 1.1.3 Beri motivasi untuk
memecakan suatu masalah atau
keluarga dalam  Menyebutkan pengertian mengurangi stress yang
menyebutkan kembali
mengambil koping keluarga definisi koping keluarga.
diakibatkan oleh masalah atau
keputusan untuk
peristiwa.
mengatasai
stressor dari
peran pada saat  Menyebutkan tanda dari Verbal/ Menyebutkan 2 dari 4 tanda 1.2.1. Diskusikan dgn keluarga
pensiun dan koping keluarga tdk efektif; Kognitif koping keluarga tidak efektif. tentang tanda koping tidak
kematian menurun  Agresi / bermusuhan efektif.
anaknya (Bpk  Tidak saling menghargai 1.2.2. Motivasi keluarga untuk
E)  Memberikan dukungan tidak menyebutkan kembali tanda
memuaskan koping tidak efektif.
 Peran keluarga tidak 1.2.3. Berikan reinforcement
memuaskan positif atas usaha keluarga.

 Setelah 2 x 45 menit pertemuan,


keluarga Tn.J dapat mengambil Afeksi/ Akibat lanjut dari mekanisme 2.1.1. Jelaskan pada keluarga
keputusan untuk menyelesaikan Sikap koing keluarga tidak efektif akibat lanjut dari masalah
masalah adalah akan memperlemah koping keluarga tak efektif.

17
a. Dapat memahami akibat terhadap kekuatan struktur
lanjut dari masalah koping keluarga sehingga fungsi dan 2.1.2. Motivasi keluarga supaya
keluarga tak efektif; peran keluaga terganggu. dapat memahami akibat
menurun. lanjut dari masalah koping
keluarga tak efektif.
b. Memutuskan untuk lebih Afeksi/ Keluarga membantu dan 2.2.1. Diskusikan dgn keluarga
memahami dan mencari Sikap mendukung agar anak dan mengenai keinginan anak
solusi agar anak (Bpk E ) menantunya bisa hidup mandiri. (Bpk.J) dan menantunya.
menjadi mandiri 2.2.2. Berikan pujian pada
keluarga yang sudah
memahami masalah.

c. Dapat mendukung upaya Afeksi/ Keluarga berusaha memberi 2.3.1. Diskusikan dengan keluarga
untuk mengatasi masalah Sikap dukungan pada anak Bpk J (Bpk dukuangan yang akan
stresor dari Bpk.J dan Ny.N E) untuk hidup mandiri, dengan diberikan pada anak dewasa
memberikan bantuan dana, suport 2.3.2. Berikan pujian pada
sikis, dll. keluarga atas dukungan
yang tepat.

- Setelah 2 x 60 menit pertemuan,


kelurga Bpk J mampu Verbal/ Menyebutkan 4 dari 7 cara 3.1.1 Diskusikan dengan keluarga
mengelola mekanisme koping Kognitif mengatasi masalah koping tatang cara mengatasi
keluarga efektif; peningkatan; keluarga masalah koping keluarga
 Menyebutkan cara mengatasi  Lebih mengembangkan 3.1.2 Motivasi keluarga untuk
masalah koping keluarga komunikasi dewasa-keluarga menyebutkan cara
 Mengkaji kemampuan dan mengatasi koping keluarga
kesiapan anggota keluarga 3.1.3 Berikan pujian pada
untuk belajar akan tugas keluarga.
perkembangan keluarga.
 Fleksibilitas peran dalam

18
keluarga.
 Memberikan dukungan yang
memuaskan antar anggota
keluarga atau menggunakan
kekuatan kelompok keluarga
 Pemecahan masalah keluarga
secara bersama-sama
 Mengontrol arti/ makna dari
masalah : pembentukan
kembali kognitif dan
penilaian pasif.
 Minta bantuan dukungan dari
luar keluarga (orang tua,
sanak saudara, spiritual)
- Mendemonstrasikan teknik Psikomotor Keluarga dapat 3.2.1. Demonstrasikan pada
koping keluarga efektif; mendemonstrasikan teknik keluarga contoh teknik
peningkatan koping keluarga efektif. koping efektif.
3.2.2. Berikan kesempatan pada
klg untuk
mendemonstrasikan
kembali teknik koping
keluarga efektif;
3.2.3. Berikan pujian pada
keluarga

19
1. Setelah 2 x 45 menit pertemuan,
keluarga Tn.J mampu Verbal/ Sumber lingkungan ; 41.1. Jelaskan faktor lingkungan
memodifikasi lingkungan Kognitif  Keadaan ekonomi keluarga yang dapat mempengaruhi
keluarga yang adaptif; sebagian besar masih kehidupan dalam keluarga
a. Menyebutkan sumber tergantung dari gaji pensiunan besar.
lingkungan yg dpt bapak J dan tabungan Bpk J 41.2. Motivasi keluarga untuk
mendukung penyelesaian karna anaknya Bpk E baru memahami, mengevaluasi
masalah koping keluarga meninggal. dan mengaplikasikan dari
tidak efektif faktor lingkungan yang
dijelaskan
41.3. Berikan reinforcement
positif atas jawaban
keluarga
b. Menunjukkan cara Psikomotor Dalam kunjungan lanjutan 4.2.1. Observasi sumber
meningkatan dan melakukan modifikasi terhadap lingkungan keluarga terkait
memeliharaan lingkungan sumber lingkungan yang menjadi koping keluarga tidak
keluarga yg dpt mendukung penguat stressor. efektif.
penyelesaian masalah 4.2.2. Diskusikan dengan keluarga
koping keluarga tidak hal positif yang sudah
efektif dilakukan keluarga
4.2.3. Berikan reinforcement
positif atas usaha yang
dilakukan keluarga

 Setelah 2 x 45 menit pertemuan,


keluarga Bpk J mampu Verbal/ Fasilitas pendukung keluarga; 5.1.1. Informasikan dan
menggunakan fasilitas Kognitif  Dukungan informasi. diskusikan dengan keluarga
pendukung keluarga;  Dukungan orang tua mengenai fasilitas
- Mengidentifikasi pendukung keluarga dalam
 Memelihara hubungan aktif
keberadaan fasilitas mengatasi strssor keluarga.

20
pendukung keluarga yg dpt dengan komunitas. 5.1.2. Motivasi keluarga untuk
terjangkau untuk mengatasi  Dukungan sosial (penggunaan menyebutkan kembali hasil
masalah jaringan dukungan sosial diskusi.
5.1.3. Berikan reinforcement
informal, sistem formal,
positif atas hasil yang
kelompok-kelompok dicapai keluarga
mandiri).
 Dukungan spiritual

- Membuat rencana Psikomotor Keluarga memanfaatkan fasilitas 5.2.1. Motivasi keluarga untuk
kunjungan ke sumber (Verbal) pendukung keluarga. memanfaatkan fasilitas
pendukung. pendukung keluarga yang
terjangkau.
5.2.2. Berikan reinforcement
positif atas usaha yang
dilakukan keluarga

21
No Diagnosa Tujuan Evaluasi Intevensi

Keperawatan TUM TUK Kriteria Standar

2 Risiko terjadi infeksi Setelah 3x kunjungan 1. Setelah 1x 45 menit


penularan HIV pada rumah, Infeksi kunjungan rumah,
keluarga Bpk J terutama penularan HIV pada keluarga mampu
mengenal masalah
menantu dan cucu Ibu keluarga Bpk J tidak Respon verbal HIV adalah virus yang 1.1.1 Diskusikan bersama
penyakit HIV AIDS
J Bpk J ( Ibu A & Anak terjadi pada Bpk J dan Ibu S membuat kekebalan keluarga pengertian
J) berhubungan dengan Dengan cara: ,penyebab, dan gejalah
tubuh seseorang
ketidak mampuan 1.1 Menyebutkan HIVk dengan
menjadi lemah
keluarga mengambil pengertian, menggunakan lembar
sehingga mudah balik
keputusa untuk penyebab dan
gejalah HIV terkena infeksi seperti 1.1.2 Tanyakan kembali
mencegah penularan batuk, diare, demam pada keluarga.tentang
HIV AIDS dan penyakit lain pengertian , penyebab
dan gejala HIV
1.1.3 Beri pujian atas usaha
yang dilakukan
keluarga
1.2 Menyebutkan cara Respon verbal Menyebutkan 3 dari 4 1.2.1 Diskusikan bersama
penularan HIV cara penularan HIV. keluarga tentang cara
penularan HIV dengan
menggunakan lembar
balik
1.2.2 Motivasi keluarga
untuk menyebutkan
kembali cara penularan
HIV
1.2.3 Beri reinforcement

22
positif atas usaha yang
dilakukan keluarga

1.3 Menyebutkan Respon verbal Menyebutkan 6 cara 1.3.1 Diskusikan dengan


pencegahan mencegah penularan keluarga tentang
penularan HIV HIV : gunakan pencegahan penularan
HIV
kondom setiap kali
1.3.2 Motivasi keluarga
hub seks, hindari untuk menyebutkan
menggunaan jarum kembali tanda-tanda
sntik bergantian; reumatik
apabila pasangan 1.3.3 Beri reinforcement
belum diketahui status positif atas usaha yang
HIVnya segera dilakukan keluarga
lakukan VCT.hindari
adanya cipratan darah
dilantai atau ditempat
lain

2. Setelah 1x 45 menit
kunjungan rumah,
keluarga mampu
mengambil keputusan
untuk mencegah
penularan HIV AIDS
dengan cara:
Respon verbal Menyebutkan akibat 2.1.1. Jelaskan pada
2.1 Menyebutkan akibat dari tidak melakukan keluarga akibat dari
dari tidak pencegahan penularan tidak melakukan

23
melakukan HIV dapat berakibat pencegahan
pencegahan menularka kepada penularan HIV
penularan HIV kelaurga sendiri 2.1.2. Motivasi keluarga
untuk menyebutkan
terutama pasangan dan
kembali akibat dari
anak dalam kandungan tidak melakukan
serta anggota kelaurga pencegahan
lain penularan HIV
2.1.3. Beri reinforcement
positif atas jawaban
keluarga
2.2 Memutuskan Respon sikap Keluarga menyatakan 2.2.1 bantu keluarga
melakukan setuju untuk dilakukan untuk elakukan
pemeriksaan status VCT dan pemeriksaan pemeriksaan status
HIV untuk HIVnya
Laboratorium CD4
dilakukan VCT 2.2.2 Beri reinforcement
pemeriksaan dalam darah positif atas
laboratorium CD4 keputusan keluarga
dalam darah untuk memriksakan
dirinya terutama Ibu
A dan Anak J

24
D.IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
EVALUASI
No Diagnosa Kep. Klg. IMPLEMENTASI

1. Koping keluarga tidak efektif; S.


menurun, keluarga Bpk J Tanggal 26 Desember 2011 jam 10-11  Keluarga menjawab salam
berhubungan dengan ketidak-  Bpk J dan Ibu S menyetujui pertemuan saat
mampuan keluarga dalam  Mengucapkan salam ini selama 60 menit tentang koping
 Menvalidasi keadaan keluarga keluarga
mengambil keputusan untuk
 Mengingatkan kontrak  Bpk J menyebutkan pengertian koping
mengatasai stressor dari peran
 Menjelaskan tujuan keluarga adalah respon yg positif, sesuai
pada saat pensiun dan dgn masalah, efektif, persepsi dan respon
kematian anaknya (Bpk E) 1.1.1. mendiskusikan mengenai definisi koping perilaku yg digunakan keluarga dan
keluarga subsistemnya untuk memecakan suatu
1.1.2. menanyakan kembali tentang definisi koping masalah atau mengurangi stress yang
keluarga. diakibatkan oleh masalah atau peristiwa.
1.1.3. memberi motivasi untuk menyebutkan kembali  Bpk J menyebutkan 2 dari 4 tanda koping
definisi koping keluarga. keluarga tidak efektif.
 Agresi / bermusuhan
1.2.1. mendiskusikan dgn keluarga tentang tanda  Tidak saling menghargai
koping tidak efektif. O.
1.2.2. memotivasi keluarga untuk menyebutkan  Bpk J & Ibu S kooperatif dan aktif saat
kembali tanda koping tidak efektif. dijelaskan
1.2.3. memberikan reinforcement positif atas usaha  Keluarga mendengarkan penjelasan yang
keluarga. diberikan.
A.
 Bpk J dapat menyebutkan pengertian
Koping keluarga
 Bpk J dapat menyebutkan tanda dan koping

25
keluarga tidak efektif.
P. Lanjutkan ke TUK berikutnya

2.1.1. menjelaskan pada keluarga akibat lanjut dari S


masalah koping keluarga tak efektif.  Keluarga dapat menyebutkan akibat lanjut
dari mekanisme koping keluarga tidak
2.1.2. memotivasi keluarga supaya dapat memahami efektif adalah akan memperlemah terhadap
akibat lanjut dari masalah koping keluarga tak kekuatan struktur keluarga sehingga fungsi
efektif. dan peran keluaga terganggu.

2.2.1. mendiskusikan dengan keluarga mengenai  Keluarga berusaha memberi dukungan


keinginan anak dan menantunya. pada anak Bpk J (Bpk E) untuk hidup
2.2.2. memberikan pujian pada keluarga yang sudah mandiri, dengan memberikan bantuan dana,
memahami masalah. suport sikis, dll.
 Menyebutkan 4 dari 7 cara mengatasi
2.3.1. mendiskusikan dengan keluarga dukuangan masalah koping keluarga :
yang akan diberikan pada anak dewasa  Lebih mengembangkan komunikasi
2.3.2. memberikan pujian pada keluarga atas dewasa-keluarga
dukungan yang tepat.  Mengkaji kemampuan dan kesiapan
anggota keluarga untuk belajar akan tugas
3.1.1. mendiskusikan dengan keluarga tatang cara perkembangan keluarga.
mengatasi masalah koping keluarga  Fleksibilitas peran dalam keluarga.
3.1.2. memotivasi keluarga untuk menyebutkan cara  Pemecahan masalah keluarga secara
mengatasi koping keluarga bersama-sama
3.1.3. memberikan pujian pada keluarga. O.
 Bpk J & Ibu S kooperatif dan aktif saat
dijelaskan
 Keluarga mendengarkan penjelasan yang
diberikan.
A

26
 Bpk J dapat menyebutkan akibat lanjut dari
mekanisme koping tidak efektif.
P. Lanjutkan ke TUK berikutnya

3.2.1. mendemonstrasikan pada keluarga contoh teknik S


koping efektif.  Keluarga dapat mendemonstrasikan teknik
koping keluarga efektif
3.2.2. memberikan kesempatan pada klg untuk O.
mendemonstrasikan kembali teknik koping  Bpk J & Ibu S kooperatif dan aktif saat
keluarga efektif; dijelaskan
 Keluarga mendemontrasikannya
3.2.3. memberikan pujian pada keluarga A
 Bpk J dapat mendemonstrasikan teknik
koping keluarga yang efektif
P. Lanjutkan ke TUK berikutnya

S.
4.1.1. Jelaskan faktor lingkungan yang dapat Bpk J dapat menyebutkan faktor
mempengaruhi kehidupan dalam keluarga besar. lingkunganyang dapat mempengaruhi
4.1.2. Motivasi keluarga untuk memahami, kehidupan keluarga ;
mengevaluasi dan mengaplikasikan dari faktor  Keadaan ekonomi keluarga sebagian besar
lingkungan yang dijelaskan masih tergantung dari gaji pensiunan
4.1.3. Berikan reinforcement positif atas jawaban bapak J dan tabungan Bpk J dan anaknya
keluarga Bpk E baru meninggal.
4.2.1. Observasi sumber lingkungan keluarga terkait  Dalam kunjungan lanjutan melakukan
koping keluarga tidak efektif. modifikasi terhadap sumber lingkungan
4.2.2. Diskusikan dengan keluarga hal positif yang yang menjadi penguat stressor.
sudah dilakukan keluarga O.
4.2.3. Berikan reinforcement positif atas usaha yang  Bpk J & Ibu S kooperatif dan aktif saat
dilakukan keluarga dijelaskan

27
 Keluarga menjelaskan pennjelasan dengan
baik
A
 Bpk J dapat dapat menyebutkan faktor
lingkungan yang mempengaruhi koping
keluarga

P. Lanjutkan ke TUK berikutnya

S
5.1.1. Informasikan dan diskusikan dengan keluarga Bpk J dapat menyebutkan fasilitas pendukung
mengenai fasilitas pendukung keluarga dalam keluarga;
mengatasi strssor keluarga.  Dukungan informasi.
5.1.2. Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali  Dukungan orang tua
hasil diskusi.
 Memelihara hubungan aktif dengan
5.1.3. Berikan reinforcement positif atas hasil yang
dicapai keluarga komunitas.
 Dukungan sosial (penggunaan jaringan
5.2.1. Motivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas dukungan sosial informal, sistem formal,
pendukung keluarga yang terjangkau. kelompok-kelompok mandiri).
 Dukungan spiritual
5.2.2. Berikan reinforcement positif atas usaha yang
O.
dilakukan keluarga
 Bpk J & Ibu S kooperatif dan aktif saat
dijelaskan
 Keluarga mendengarkan penjelasan dengan
baik
A
Bpk J dapat menyebutkan fasilitas pendukung
keluarg
P. Lanjutkan ke TUK berikutnya

28
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI

2 Risiko terjadi infeksi penularan HIV 1.1.1. Mendiskusikan bersama keluarga  Keluarga menjawab salam
pada keluarga Bpk J terutama pengertian ,penyebab, dan gejalah HIVk  Bpk J dan Ibu S menyetujui
menantu dan cucu Ibu J Bpk J ( Ibu dengan menggunakan lembar balik pertemuan saat ini selama 60 menit
1.1.2. Menanyakan kembali pada
A & Anak J) berhubungan dengan tentang Pencegahan HIV AIDS
keluarga.tentang pengertian , penyebab dan
ketidak mampuan keluarga gejala HIV
mengambil keputusa untuk S.
1.1.3. memberi pujian atas usaha yang dilakukan
mencegah penularan HIV AIDS keluarga
 Bpk J & Ibu S dapat menyebutkan
1.2.1. mendiskusikan bersama keluarga tentang
HIV adalah virus yang membuat
cara penularan HIV dengan menggunakan
lembar balik kekebalan tubuh seseorang menjadi
1.2.2. memotivasi keluarga untuk menyebutkan lemah sehingga mudah terkena
kembali cara penularan HIV infeksi seperti batuk, diare, demam
1.2.3. memberi reinforcement positif atas usaha dan penyakit lain
yang dilakukan keluarga
 Bpk J & Ibu S dapat menyebutkan
1.3.1. mendiskusikan dengan keluarga tentang 3 dari 4 cara penularan HIV.
pencegahan penularan HIV
1.3.2. memotivasi keluarga untuk menyebutkan  Bpk J & Ibu J dapat menyebutkan
kembali tanda-tanda reumatik 6 cara mencegah penularan HIV :
1.3.3. memberi reinforcement positif atas usaha
gunakan kondom setiap kali hub
yang dilakukan keluarga
seks, hindari menggunaan jarum
sntik bergantian; apabila pasangan
belum diketahui status HIVnya
segera lakukan VCT.hindari
adanya cipratan darah dilantai atau
ditempat lain

29
O.
 Bpk J & Ibu S kooperatif dan aktif
saat dijelaskan
 Keluarga mendengarkan penjelasan
yang diberikan.
A
 Bpk J dapat menyebutkan
pengertian, penyebab dan gejala
 Bpk J dapat menyebutkan cara
penularan HIV
P. Lanjutkan ke TUK berikutnya

2.1.1. menjelaskan pada keluarga akibat dari S.


tidak melakukan pencegahan penularan
HIV  Bpk J dan Ibu S dapat menyebutkan
2.1.4. memotivasi keluarga untuk menyebutkan akibat dari tidak melakukan
kembali akibat dari tidak melakukan pencegahan penularan HIV dapat
pencegahan penularan HIV
berakibat menularka kepada kelaurga
2.1.5. memberikan reinforcement positif atas
jawaban keluarga sendiri terutama pasangan dan anak
2.2.3 mambantu keluarga untuk elakukan dalam kandungan serta anggota
pemeriksaan status HIVnya kelaurga lain
2.2.4 memberi reinforcement positif atas  Bpk J & Ibu S belum menyatakan
keputusan keluarga untuk memriksakan setuju menantu dan anaknya untuk
dirinya terutama Ibu A dan Anak J dilakukan VCT dan pemeriksaan
Laboratorium CD4 dalam darah

O.
 Bpk J & Ibu S kooperatif dan aktif
saat dijelaskan

30
 Keluarga mendengarkan penjelasan
yang diberikan.
A
 Bpk J dapat menyebutkan akibat
jika tidak dilakukan pencegahan
HIV AIDS
 Bpk J & Ibu S belum menyatakan
setuju menantu dan cucunya untuk
dilakukan VCT dan pemeriksaan
Laboratorium CD4 dalam darah
 P. Lanjutkan intervensi

31
B. Asuhan Keperawatan pada keluraga Tn A dengan masalah resiko tertular
penyakit HIV pada Sdr K di RT 5 RW 5
DATA UMUM
1. Nama KK : Tn. A
2. Umur : 50 Tahun
3. Pendikan : SMA
4. Pekerjaan : Wiraswasta
5. Alamat : RT 5 RW 5 Keluarahan Selabatu
6. KOMPOSISI KELUARGA
NO. NAMA JENIS HUBUNGAN UMUR PENDIDIKAN
KELAMIN DGN KK
2. Ny. D Perempuan Istri 43 SMA
3 Sdr.K Laki-laki Anak 15 SMP
4 An.AD Laki-laki Anak 9 SD

GENOGRAM

50 43

15 9
00
Keterangan :

= Laki-laki

= Perempuan

= Meninggal

= Ikatan Perkawinan/ Keturunan

32
= Tinggal serumah
7. TIPE KELUARGA
Keluarga Tn. A adalah tipe keluarga inti, terdiri dari ayah ibu dan anak.,
anak yang paling besar tidak tamat SMP dan yang paling kecil masih
sekolah di SD.

8. SUKU
Keluarga Tn. A adalah keluarga dari suku Sunda, kebiasan pada keluarga
Tn. A pada saat ada anggota keluarga yang sakit dibawa berobat ke
Puskesmas.

9. AGAMA
Keluarga Tn. A beragama Islam dan menjalankan segala hal (ibadah)
sesuai dengan perintah agamanya, termasuk mengikuti kegiatan pengajian
yang dilaksanakan di mesjid yang ada di lingkungan rumahnya. Agama
menurut keluarga merupakan pondasi dan menjadi pedoman dalam
menjalani kehidupan.

10. STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA


Tn. A adalah wiraswasta ( menjual sembako depan rumah) dan cukup
ramai dengan penghasilan cukup untuk menghidupi keluarganya.

11. AKTIVITAS REKREASI KELUARGA


Menurut Tn. A, selain santai di rumah dengan menonton televisi kadang
pergi ke tempat rekreasi walaupun tidak diprogram waktunya.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


12. TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA SAAT INI
Berdasarkan tahap perkembangannya, keluarga Tn. A berada pada tahapan
keluarga dengan anak remaja, dengan anak tertua/pertamanya sudah
mencapai usia remaja.

33
13. TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA YANG BELUM
TERPENUHI
Tn. A memberi perhatian lebih pada anak yang pertama namun
komunikasinya kurang seimbang karena anaknya suka melawan jika
diberikan nasehat sehingga anaknya yang laki-laki berperilaku seperti
perempuan (Waria)

14. RIWAYAT KELUARGA INTI


Tn. A mengatakan bahwa pernikahan dia dengan istrinya merupakan
pilihannya sendiri (jadi menikah karena saling mencintai) dan direstui oleh
keluarga kedua belah pihak.

15. RIWAYAT KELUARGA SEBELUMYA (PIHAK SUAMI DAN ISTRI)


Riwayat kedua orang tuanya (pihak suami dan istri) menurut penuturan
Tn. A merupakan keluarga sederhana dan tidak ada hal-hal yang
istimewa/mencolok. Keluarga yang harmonis baik di dalam keluarga
maupun dengan lingkungannya.

III. LINGKUNGAN
16. KARAKTERISTIK RUMAH
Rumah keluarga Tn. A termasuk jenis permanen berukuran ± 6 x 8 meter,
lantai rumah tegel, kondisi lantai bersih. Rumah tersebut milik sendiri
yang dibangun dari hasil kerjanya. Ruangan yang ada di rumah Tn. A ada
tiga kamar tidur, satu ruang tamu, dibagian belakang terdapat dapur dan
Kamar mandi/ WC. Sumber air yang digunakan keluarga dari sumur gali
mengguanakan pompa air. Airnya tampak jernih, tidak berbau dan tidak
berasa. Jarak sumur dengan septic tank ± 6 meter. Ventilasi dan
pencahayaan rumah baik (pencahayaan dari timur dan barat) dimana
disetiap kamar ada jendela yang setiap pagi dibuka sehingga sirkulasi

34
udara diruangan baik. Penerangan dimalam hari menggunakan lampu
listrik.
Denah rumah

WC
Kmr dapur U
gudang Tidur
wc

Kmr
Toko
R. Klg Tidur
sembako

Toko Ruang Kmr


sembako
Tamu Tidur

Halaman Rumah

17. KARAKTERISTIK TETANGGA DAN KOMUNITAS


Sebagai besar penduduk bekerja sebagai buruh bangunan, PNS, TNI, guru
dan pedagang. Kehidupan masyarakat disekitar keluarga Tn. A terjalin
baik, menurut Tn. A tidak pernah ada perselisihan, malah biasanya saling
tolong menolong dan saling mengunjungi.

18. MOBILITAS GEOGRAFIS KELUARGA


Keluarga Tn. A merupakan penduduk asli, Tn. A mengatakan sejak
dilahirkan, sampai sekarang tidak pernah tinggal di luar kampung.

19. PERKUMPULAN KELUARGA DAN INTERAKSI DENGAN


MASYARAKAT
Tn. A mengatakan di keluarga besarnya selalu diadakan perkumpulan
keluarga setiap tiga bulan, hubungan dengan saudara-saudaranya baik,
biasa saling mengunjungi. Tn. A dan istrinya aktif mengikuti kegiatan-
kegiatan di masyarakat baik gotong royong maupun acara-acara pengajian.

35
20. SISTEM PENDUKUNG KELUARGA
Penduduk disekitar keluarga Tn. A masih saudaranya, sehingga meskipun
anak-anaknya tinggal berjauhan apabila ada apa-apa (seperti sakit)
saudaranya membantu.

IV. STRUKTUR KELUARGA

21. POLA KOMUNIKASI KELUARGA


Proses komunikasi dalam keluarga berjalan secara terbuka. Dimana pada
saat ada masalah, proses penyelesaiannya dilakukan secara musyawarah.
Pada saat musyawarah semua anggota keluarga diberikan kesempatan
untuk berbicara. Namun kadang anak segan untuk berbicara terutama
kepada ayahnya.
22. STRUKTUR KEKUATAN KELUARGA
Pada keluarga Tn. A tradisi saling menghargai dan menghormati masing
dijunjung tinggi. Hal ini terlihat dari perlakuan Ny. D terhadap Tn. A,
namun anaknya yang pertama sdr K. Tidak mau mendengarkan nasehat
orang tua, pergaulan bebas dan ikut komunitas Waria (wanita pria)..
23. STRUKTUR PERAN (FORMAL DAN INFORMAL)
 Tn A berperan sebagai pencari nafka utama dan Ny. D membantu
suaminya menjual. Sdr. K. Jarang membantu orang tuanya karena pada
pagi sampai siang hari kerjannya hanya tidur dan pada malam hari
kerjanya begadang dan keluyuran malam bersama komunitas waria..
 Dalam menjalankan perannya masing-masing tidak ada kendala.
24. NILAI ATAU NORMA KELUARGA
Keluarga Tn. A menerapkan nilai-nilai ajaran Islam dan mengharapkan
keluarga dan anak-anaknya menjadi orang yang soleh , keluarga Tn. A
sangat memperhatikan kebiasaan hidup bersih dan sehat.

36
V. FUNGSI KELUARGA

25. FUNGSI AFEKTIF


Semua anggota keluarga Tn. A sangat menyayangi keluarganya

26. FUNGSI SOSIALISASI


Tn. A menekankan akan pentingnya berhubungan dengan orang lain
terbukti dengan menganjurkan anak-anaknya bergaul dengan orang lain
dan mengikuti kegiatan kepemudaan di kampungnya.

27. FUNGSI PERAWATAN KELUARGA


Karena Tn. A adalah keluarga kesehatan, sehingga fungsi perawatan
keluarga sudah dilaksanakan sesuai dengan yang seharusnya.

28. FUNGSI REPRODUKSI


KELUARGA Tn. A tidak berencana untuk mempunyai anak lagi sehingga
Ny. D menggunakan alat kontrasepsi IUD.

29. FUNGSI EKONOMI


Tulang punggung perekonomian berada di Tn. A sebagai wiraswasta.

VI. STRESS DAN KOPING KELUARGA

30. STRESSOR JANGKA PENDEK DAN PANJANG SERTA KEKUATAN


KELUARGA
Tn. A merasa khawatir dengan anaknya yang pertama karena memasuki
usia remaja dan suka bergaul dengan komunitas waria dengan penampilan
urakan dan suka merokok walaupun sampai saat ini tidak ada masalah
berarti namun sebagai orang tua, Tn. A tetap khawatir karena sering
melihat di media informasi sepak terjang anak remaja yang tidak baik

37
yaitu bisa terjerumus ke narkoba dan perilaku seks bebas akhirnya terkena
penyakit kutukan yaitu HIV AIDS.

31. KEMAMPUAN KELUARGA BERESPONS TERHADAP


SITUASI/STRESOR
Bila ada masalah biasanya keluarga Tn. A berdiskusi dengan istrinya..

32. STRATEGI KOPING


Dalam menyelesaikan masalah, bila tidak bisa dipecahkan sendiri, Tn A
berdiskusi dan meminta bantuan keluarganya.

33. STRATEGI ADAPTASI DISFUNGSIONAL


Dari hasil pengkajian, tidak ada cara-cara keluarga mengatasi masalah
dengan cara maladaptif

VII. PEMERIKSAAN FISIK

PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik dilakukan pada Tn. A dan Ny. D serta kedua anaknya

Pemeriksaan Tn. A Ny. D Sdr.K An. AD


Fisik
Antropometri BB : 65 Kg BB : 48 Kg BB : 40 Kg BB : 30 Kg
TB : 170 Cm TB : 150 Cm TB : 150 Cm TB : 140 Cm
Kondisi cukup Kondisi cukup Kondisi cukup Kondisi cukup
Tanda-tanda TD : 120/ 80 TD : 110/ 80 TD : 120/ 80 TD : 110/ 80
Vital mmHg mmHg mmHg mmHg
Nadi : 80 x/ Nadi : 84 x/ Nadi : 68 x/ Nadi : 72 x/
mnt mnt mnt mnt
Suhu : 36,6 Suhu : 36,1 Suhu : 36,6 Suhu : 36,1
®Celcius ®Celcius ®Celcius ®Celcius
Respirasi : 20 Respirasi : 20 Respirasi : 20 Respirasi : 20
kali/ menit kali/ menit kali/ menit kali/ menit
Kepala Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk
simeris, simeris, simeris, simeris,
rambut tipis rambut tipis rambut tipis rambut tipis,
sudah panjang sudah panjang warna kulit kepala

38
beruban, kulit beruban, kulit pirang, kulit bersih, tidak
kepala bersih, kepala bersih, kepala bersih, ada benjolan
tidak ada tidak ada tidak ada ataupun lesi
benjolan benjolan benjolan
ataupun lesi ataupun lesi ataupun lesi
Mata Sklera putih, Sklera putih, Sklera putih, Sklera putih,
lensa mata lensa mata lensa mata lensa mata
jernih, reflek jernih, reflek jernih, reflek jernih, reflek
pupil simetris, pupil simetris, pupil simetris, pupil simetris,
konjuntiva konjuntiva konjuntiva konjuntiva
tidak anemis. tidak anemis tidak anemis. tidak anemis.
Hidung Tampak Tampak Tampak Tampak
simetris, simetris, simetris, simetris,
secret tidak secret tidak secret tidak secret tidak
ada, test ada, test ada, test ada, test
penciuman (+) penciuman (+) penciuman (+) penciuman (+)
bisa bisa bisa bisa
membedakan membedakan membedakan membedakan
bau bau bau bau
Mulut Mukosa mulut Mukosa mulut Mukosa mulut Mukosa mulut
lembab, lembab, lembab, lembab,
stomatitis stomatitis stomatitis stomatitis
tidak ada, gigi tidak ada, gigi tidak ada, gigi tidak ada, gigi
tanggal tiga tanggal dua tanggal satu utuh
Telinga Daun telingan Daun telingan Daun telingan Daun telingan
simetris, simetris, simetris, simetris,
lubang lubang lubang lubang
telingan telingan telingan telingan
bersih, test bersih, test bersih, test bersih, test
pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran
tidak menurun tidak menurun tidak menurun tidak menurun
Leher Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk
simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak
terdapat terdapat terdapat terdapat
peninggian peninggian peninggian peninggian
JVP, benjolan JVP, benjolan JVP, benjolan JVP, benjolan
maupun maupun maupun maupun
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar limfe kelenjar limfe kelenjar limfe kelenjar limfe
Dada Bentuk dada Bentuk dada Bentuk dada Bentuk dada
simetris, simetris, simetris, simetris,
retraksi retraksi retraksi retraksi
intercosta intercosta intercosta intercosta
simetris simetris simetris simetris
Abdomen Kembung Kembung Kembung Kembung
tidak ada, tidak ada, tidak ada, tidak ada,
bising usus 14 bising usus 21 bising usus 12 bising usus 10

39
kli/menit kli/menit kli/menit kli/menit
Ektrimitas atas Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembengkaka pembengkaka pembengkaka pembengkaka
n, turgor baik n, turgor baik n, turgor baik n, turgor baik
Ektremitas Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
bawah pembengkaka pembengkaka pembengkaka pembengkaka
n, turgor baik n, turgor baik n, turgor baik n, turgor baik

VIII. HARAPAN KELUARGA

Tn. A dan Ny. D mengatakan bahwa harapan bisa tetap sehat dan anka saya
yang pertama bisa kembali jadi yang sebenarnya,. Keluarga merasa senang
dan berharap kedua anaknya menadi anak yang soleh, berbakti kepada orang
tua serta berguna bagi semua

40
.IX. ANALISA DATA

NO. DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Data subyektif Cemas pada orang tua berhubungan
- Tn. A dan Ny. D mengatakan khawatir dengan ketidakmampuan keluarga
dengan pergaulan anaknya yang dalam mengendalikan pergaulan
pertama suka bergaul dengan anaknya sdr K
komunitas waria berpenampilan seperti
perempuan .
- Tn A. Mengatakan Sdr K suka melawan
jika dinasehati
- Tn A mengatakan sdr K. Tidur pada
saat pagi sampai siang hari, tengah
malam keluar keluyuran bergaul
dengan komunitas waria

Data obyektif
- Sdr.K bergaul dengan komunnitas
waria kebiasaan berpenampilan urakan
dan suka merokok.
- Komunikasi kurang seimbang antara
orang tua dan anak

2. Data Subyektif
- Tn A. mengatakan takut anaknya Risiko tertular penyakit HIV pada
terjerumus ke narkoba dan perilaku Keluarga Tn A khususnya Sdr. K
seks bebas sehingga terkena penyakit berhubungan dengan ketidak
Kutukan yaitu HIV AIDS. mampuan keluarga mengambil
- Tn A. mengatakan anaknya keputusan untuk mengendalikan
berpenampilan perempuan dan pergaulan bebas anaknya (sdr K )
berpenampulan urakan

Data Obyektif
- Berpakaian seperti perempuan, rambut
panjang dan warna pirang.
-

41
SKORING DAN PERIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

DP : Cemas pada orang tua berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam


mengendalikan pergaulan anaknya.

NO. KRITERIA SCORE PEMBENARAN


1. Sifat Masalah : aktual 3/3 x 1 Kecemasan sudah terjadi pada orang
tua
1. Kemungkinan masalah 1/2 x 2 Sdr. K sudah melakukan pergaulan
untuk diubah : sebagian bebas dan krisis identitas diri sehingga
membutuhkan sumber daya kelaurga
untuk merubah hal tersebut
2. Potensi masalah untuk 2/3 x 1 Struktur keluarga di fungsikan dengan
dicegah : cukup baik terutama pola komunikasi , peran
sebagai KK dan power untuk
mengendalikan pergaulan tersebut
4. Menonjolnya masalah : 2/2 x 1 Orang tua sudah merasa cemas dengan
segera diatasi pergaulan sdr. K namun sampai saat sdr
K belum menyadari atas kelakuannya.
Total 3 2/3

DP : Risiko tertular penyakit HIV pada Keluarga Tn A khususnya Sdr. K


berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga mengambil keputusan untuk
mengendalikan pergaulan bebas anaknya (sdr K ).

NO. KRITERIA SCORE PEMBENARAN


1. Sifat Masalah : risiko 2/3 x 1 Masalah masih risiko, kalu tidak ditasi
bisa menyebabkan tertular penyakit
HIV
3. Kemungkinan masalah 1/2 x 2 Sdr. K sudah melakukan pergaulan
untuk diubah : sebagian bebas dan krisis identitas diri sehingga
membutuhkan sumber daya kelaurga
untuk merubah hal tersebut
4. Potensi masalah untuk 2/3 x 1 Struktur keluarga di fungsikan dengan
dicegah : cukup baik terutama pola komunikasi , peran
sebagai KK dan power untuk
mengendalikan pergaulan tersebut
4. Menonjolnya masalah : ½x1 Menurut keluarga tidak segera di atasi
tidak segera diatasi perlahan-lahan diberikan nasehat .
TOTAL 2 1/6

42
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Cemas pada orang tua berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam


mengendalikan pergaulan anaknya (3 2/3)
2. Risiko tertular penyakit HIV pada Keluarga Tn A khususnya Sdr. K
berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga mengambil keputusan untuk
mengendalikan pergaulan bebas anaknya (sdr K ).( 2 1/6)

43
PERENCANAAN KEPERAWATAN

DIAGNOSE TUJUAN EVALUASI


EVALUASI
KEPERAWATAN TUM TUK CRITERIA STANDAR
Cemas pada orang tua Selama 2 kali Setelah dilakukan Respon Komunikasi seimbang berjalan Diskusikan dengan
berhubungan dengan kunjungan ke rumah, tindakan selama 1 x 60 verbal dua arah. keluarga bagaimana
ketidakmampuan orang tua sudah menit diharapkan berkomunikasi terhadap
keluarga dalam merasa tidak cemas. keluarga mampu : Sdr.K dengan baik
mengendalikan sehingga Sdr.K tidak
pergaulan anaknya. 1. Orang tua mampu merasa terkekang.
mengkomunikasikan
kecemasannya
kepada Sdr.K
Dorong Sdr.K untuk
2. sdr. K dapat Sdr.K berani menyatakan
Respon mengatakan sejujurnya
menjelaskan semua verbal pendapatnya dengan terbuka apa saja kegiatan yang
dilakukan bersama teman
kegiatan dan tanpa mengurangi hormat
warianya
meyakinkan bahwa kepada orang tua
kegiatannya positif,
meyakinkan bahwa

44
ia mampu menjaga Berikan reinforcement
positif kepada keluarga
diri serta tidak akan
atas komunikasi yang
terbawa hal yang baik dan kegiatan positif
dari Sdr.K
negatifnya

45
No Diagnosa Tujuan Evaluasi Intevensi

Keperawatan TUM TUK Kriteria Standar

2 Risiko terjadi infeksi Setelah 3x kunjungan 2. Setelah 1x 45 menit


penularan HIV pada rumah, Infeksi kunjungan rumah,
keluarga Tn A terutama penularan HIV pada keluarga mampu
mengenal masalah
sdr. K berhubungan keluarga Tn. A Respon verbal HIV adalah virus yang 1.4.1 Diskusikan bersama
penyakit HIV AIDS
dengan ketidak terutama sdr. K tidak pada Tn. A terutama membuat kekebalan keluarga pengertian
mampuan keluarga terjadi sdr. K Dengan cara: ,penyebab, dan gejalah
tubuh seseorang
mengambil keputusa 1.4 Menyebutkan HIV dengan
menjadi lemah
untuk mengendalikan pengertian, menggunakan lembar
sehingga mudah balik
pergaulan bebas sdr K penyebab dan
gejalah HIV terkena infeksi seperti 1.4.2 Tanyakan kembali
batuk, diare, demam pada keluarga.tentang
dan penyakit lain pengertian , penyebab
dan gejala HIV
1.4.3 Beri pujian atas usaha
yang dilakukan
keluarga
1.5 Menyebutkan cara Respon verbal Menyebutkan 3 dari 4 1.5.1 Diskusikan bersama
penularan HIV cara penularan HIV. keluarga tentang cara
penularan HIV dengan
menggunakan lembar
balik
1.5.2 Motivasi keluarga
untuk menyebutkan
kembali cara penularan
HIV
1.5.3 Beri reinforcement

46
positif atas usaha yang
dilakukan keluarga

1.6 Menyebutkan Respon verbal Menyebutkan 6 cara 1.6.1 Diskusikan dengan


pencegahan mencegah penularan keluarga tentang
penularan HIV HIV : gunakan pencegahan penularan
HIV
kondom setiap kali
1.6.2 Motivasi keluarga
hub seks, hindari untuk menyebutkan
menggunaan jarum kembali tanda-tanda
sntik bergantian; reumatik
apabila pasangan 1.6.3 Beri reinforcement
belum diketahui status positif atas usaha yang
HIVnya segera dilakukan keluarga
lakukan VCT.hindari
adanya cipratan darah
dilantai atau ditempat
lain

2. Setelah 1x 45 menit
kunjungan rumah,
keluarga mampu
mengambil keputusan
untuk mencegah
penularan HIV AIDS
dengan cara:
Respon verbal Menyebutkan akibat 2.1.6. Jelaskan pada
2.3 Menyebutkan akibat dari tidak melakukan keluarga akibat dari
dari tidak pencegahan penularan tidak melakukan

47
melakukan HIV dapat berakibat pencegahan
pencegahan menularka kepada penularan HIV
penularan HIV kelaurga sendiri 2.1.7. Motivasi keluarga
untuk menyebutkan
terutama pasangan dan
kembali akibat dari
anak dalam kandungan tidak melakukan
serta anggota kelaurga pencegahan
lain penularan HIV
2.1.8. Beri reinforcement
positif atas jawaban
keluarga
2.4 Memutuskan Respon sikap Keluarga menyatakan 2.2.5 bantu keluarga
melakukan setuju untuk dilakukan untuk elakukan
pemeriksaan status VCT dan pemeriksaan pemeriksaan status
HIV untuk HIVnya
Laboratorium CD4
dilakukan VCT 2.2.6 Beri reinforcement
pemeriksaan dalam darah positif atas
laboratorium CD4 keputusan keluarga
dalam darah untuk memriksakan
dirinya terutama Ibu
A dan Anak J

48
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

DIAGNOSA
NO IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
1. Cemas pada orang Tanggal 2 – 01– 2012 pukul
tua berhubungan 16.00 WIB S:
dengan
ketidakmampuan - Mengucapkan salam - Keluarga menjawab salam
keluarga dalam - Memvalidasi keadaan - Orang tua mengatakan bahwa
mengendalikan keluarga mereka tidak terlalu cemas
pergaulan anaknya. - Mengingatkan kontrak lagi
- Menjelaskan tujuan - Orang tua setuju pertemuan
saat ini 60 menit tentang
komunikasi seimbang dua
arah
TUK 1
Mendiskusikan dengan - Keluarga mengatakan akan
keluarga bagaimana lebih terbuka dalam
berkomunikasi dengan Sdr.. berkomunikasi.
K dengan baik agar sdr. K - Orang tua tidak akan
tidak merasa terkekang mengekang langsung
namun tetap dalam pergaulan sdr. K namun seara
bimbingan orang tua. bertahap dan tetap melakukan
pengawasan terhadap anaknya

TUK 2 - Sdr .K mengatakan akan


Menanyakan kepada Sdr. K berani untuk berkomunikasi
keberaniannya untuk dengan orang tua dengan lebih
berbicara terbuka dan jujur jujur dan terbuka
kepada orang tuanya
- Sdr. K berjanji bisa menjaga
diri dan tidak terlibat hal-hal
yang bersifat negative dari
pergaulanny bersama teman
waria

O:
- Orang tua berkomunikasi
dengan An.K dengan suasana
santai tidak terkesan mendikte
- An. K terlihat berani berbicara
tentang kegiatannya bersama
anak band dengan terbuka dan
jujur

A:
- Terjadi komunikasi yang
seimbang antara Sdr. K
dengan kedua orang tuanya

49
- Orang tua mengatakan sudah
lebih tenang dan tidak begitu
cemas lagi

P:
- Menyarankan kepada keluarga
untuk mempertahankan
komunikasi terbuka seimbang.
- Berikan motivasi kepada sdr.
K untuk i berkomunikasi
dengan kedua orang tuanya
dengan jujur, terbuka dan
tetap hormat serta meegang
teguh prinsip dan
pengendalian diri.

50
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI

2 Risiko tertular penyakit HIV pada Tanggal 3 – 01– 2012 pukul 16.00 WIB  Keluarga menjawab salam
keluarga Tn A terutama Sdr. K 1.1.4. Mendiskusikan bersama keluarga  Tn A dan Sdr.K menyetujui
berhubungan dengan ketidak pengertian ,penyebab, dan gejalah HIV
pertemuan saat ini selama 60 menit
dengan menggunakan lembar balik
mampuan keluarga mengambil tentang Pencegahan HIV AIDS
1.1.5. Menanyakan kembali pada
keputusa untuk mengendalikan keluarga.tentang pengertian , penyebab dan
pergaulan bebas Sdr K S.
gejala HIV
1.1.6. memberi pujian atas usaha yang dilakukan
 Tn A dan Sdr.K dapat
keluarga
1.2.4. mendiskusikan bersama keluarga tentang menyebutkan HIV adalah virus
cara penularan HIV dengan menggunakan yang membuat kekebalan tubuh
lembar balik seseorang menjadi lemah sehingga
1.2.5. memotivasi keluarga untuk menyebutkan mudah terkena infeksi seperti
kembali cara penularan HIV batuk, diare, demam dan penyakit
1.2.6. memberi reinforcement positif atas usaha lain
yang dilakukan keluarga
 Tn A dan Sdr.K dapat
2.3.1. mendiskusikan dengan keluarga tentang
pencegahan penularan HIV menyebutkan 3 dari 4 cara
2.3.2. memotivasi keluarga untuk menyebutkan penularan HIV.
kembali tanda-tanda reumatik
2.3.3. memberi reinforcement positif atas usaha  Tn A dan Sdr.K dapat
yang dilakukan keluarga menyebutkan 5 cara mencegah
penularan HIV : hindari
menggunaan jarum sntik
bergantian; apabila pasangan
belum diketahui status HIVnya

51
segera lakukan VCT. hindari
adanya cipratan darah dilantai atau
ditempat lain
O.
 Tn A dan Sdr.K S kooperatif dan
aktif saat dijelaskan
 Keluarga mendengarkan penjelasan
yang diberikan.
A
 Tn A dan Sdr.K dapat
menyebutkan pengertian, penyebab
dan gejala
 Tn A dan Sdr.K dapat
menyebutkan cara penularan HIV
P. Lanjutkan ke TUK berikutnya

2.1.2. menjelaskan pada keluarga akibat dari S.


tidak melakukan pencegahan penularan
HIV  Tn A dan Sdr.K dapat menyebutkan
2.1.9. memotivasi keluarga untuk menyebutkan akibat dari tidak melakukan
kembali akibat dari tidak melakukan pencegahan penularan HIV dapat
pencegahan penularan HIV
berakibat menularka kepada kelaurga
2.1.10. memberikan reinforcement positif atas
jawaban keluarga sendiri terutama pasangan dan anak
2.2.7 mambantu keluarga untuk elakukan dalam kandungan serta anggota
pemeriksaan status HIVnya kelaurga lain
2.2.8 memberi reinforcement positif atas  Tn A dan Sdr.K belum menyatakan
keputusan keluarga untuk memriksakan setuju Sdr K untuk dilakukan VCT
dirinya terutama Ibu A dan Anak J dan pemeriksaan Laboratorium CD4

52
dalam darah

O.
 Tn A dan Sdr.K kooperatif dan
aktif saat dijelaskan
 Keluarga mendengarkan penjelasan
yang diberikan.
A
 Tn A dan Sdr.K dapat
menyebutkan akibat jika tidak
dilakukan pencegahan HIV AIDS
 Tn A dan Sdr.K belum menyatakan
setuju Sdr. K untuk dilakukan
VCT dan pemeriksaan
Laboratorium CD4 dalam darah
 P. Lanjutkan intervensi

53
DAFTAR PUSTAKA

Barbara KoJier, at all, 1991, Fundamental of Nursing, Canada Addison-Wesley,


Publishing Company

Bailon, S.G. & Maglaya, A. 1978, Perawatan Kesehatan Keluarga : Suatu


pendekatan proses (terjemahan), Jakarta : Pusdiknakes.

Effendi Nasrul, 1998, Keperawatan kesehatan masyarakat, Jakarta : EGC

Friedman, M. Marilyn, 1988, Family Nursing Research, Theory and Practice, 4th
ed.Coonecticut : Century-Cropts

Friedman, M.M, 1998, Keperawatan Keluarga; teori dan pratik, Jakarta : EGC

Haroen H. 2011, Perawatan Mandiri orang dengan HIV/AIDS, Bandung : Tidak


dipublikasikan

Haroen Hartiah, dkk. (2011).Modul Asuhan Keperawatan Keluarga dengan


nggota keluarga terinfeksi HIV/AIDS, Bandung : Tidak dipublikasikan

Janice Rider Ellis, EliJabeth Ann Nowlis, 1994, Nursing A Human Needs
Approach, Philadelphia, J.B. Lippincott Company

Mubaraq W. I 2009, Ilmu Keperawatann Komunitas Pengantar dan Teori, Jakarta


: Salemba Medika,

Notoatmodjo. S., 1997, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta : Rineka Cipta

Santun S, 2008, Asuhan Keperawatan Keluarga, Jakarta : Trans Info Media

Suprajitno, 2004, Asuhan Keperawatan Keluarga, Jakarta : EGC

54

Anda mungkin juga menyukai