I. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga : Bpk J
2. Usia :55 tahun
3. Pendidikan : SMP
4. Pekerjaan : Pensiuan PNS
5. Alamat : RT 4 RW 8 Keluarahan Selabatu
Kecamatan Sukajadi Kota Bandung
6. Komposisi Anggota Keluarga :
1
Genogram 3 Generas
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
2
7. Tipe Keluarga
Keluarga ini termasuk keluarga dengan tipe keluarga besar
(extended Family) yaitu keluarga yang disamping terdiri dari
suami, istri dan anak-anak kandung, juga ditambah dari anggota
keluarga lainnya. Pada keluarga Bpk J, ada tambahan anggota
keluarga yaitu menantu dan cucu hasil perkawinan anaknya yang
bungsu yaitu Bpk E yang sudah meninggal 5 bulan yang lalu
dengan diagnosa AIDS. Rumah Bpk J ditempati oleh Bpk J, istri,
dan menantu serta cucunya. Sedangkan anaknya yang pertama dan
yang kedua sudah menikah dan hidup mandiri memiliki rumah
sendiri.
8. Suku
Keluarga Bpk J berasal dari suku sunda
9. Agama
Kegiatan keagamaan Bpk.J. yaitu aktif melaksanakan shalat 5
waktu, dan sebagai kepala keluarga mereka kadang-kadang
melakukan shalat berjamaah di rumah.
10. Status sosial ekonomi keluarga
Ibu S mengatakan penghasilan Bpk. J tidak seperti dulu sebelum
pensiun, tetapi sudah cukup memenuhi kebutuhan keluarga, di
tambah lagi kedua anak yang sudah berkeluarga dan sudah mapan.
Menantu saya (ibu A) istri almarhum Bpk E baru 2 bulan bekerja di
Supermaket sebagai kasir.
11. Aktivitas rekreasi keluarga
Bpk J dan Ibu S sebelum pensiun jarang ada dirumah, namun
setelah pengsiun mereka sering menghabiskan waktu luang dengan
menonton TV bersama, berkebun dan mengurus ternak ayam
peliharaan mereka, Mereka tidak memiliki tempat rekreasi khusus
dan tidak menjadwalkan rekreasi khusus.
A. RIWAYAT & TAHAPAN PERKEMBANGAN KELUARGA
12. Tahapan perkembangan keluarga
3
Tahap Perkembangan Keluarga saat ini, yaitu tahap ke-8; Keluarga
masa pensiun dan lansia, Aging Family ( retirement to death of both
spouses )
Adapun tugas perkembangan keluarga massa pensiun dan lansia
diantaranya :
a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
Dalam kasus ini Bpk. J dan Ibu. S sebelum dia pensiun tinggal
di rumah dinas yang mereka tempati sejak pertama kali menikah
sampai pensiun bersama dengan anak-anaknya waktu kecil
sampai sebelum anaknya berkeluarga, tapi setelah pensiun
mereka pindah di rumah pribadinya sampai sekarang.
b. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
Dalam kasus Bpk J ini, karena Bpk J dan Ibu.S sudah pensiun
sehingga pendapatan yang biasanya sangat berlebih sekarang
membutuhkan proses penyesuaian karena sedikit demi sedikit
pendapatan yang diperolehnya menurun, apalagi biaya hidup
dan tabungan yang terus menerus digunakan setiap hari untuk
membiayai semua kebutuhan sehari-hari , termasuk pengeluaran
biaya Rumah Sakit Anaknya (Bpk E), yang meninggal karena
diduga penyakit AIDS. Ibu S merasa cemas bagaimana masa
depan cucunya (anak Bpk E), karena menantunya hanya beker ja
sebagai kasir yang gajinya perbulan pas-pasan.
c. Mempertahankan hubungan perkawinan.
Dalam kasus ini, Bpk.J dan Ibu.S pada akhirnya harus mengatur
kembali hubungan mereka, untuk berhubungan satu sama lain
sebagai pasangan menikah daripada hanya sebagai orang tua.
d. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan.
Pada tahap ini, J dan Ibu.S harus bisa menerima apabila
sewaktu-waktu salah satu pasangannya dipanggil oleh Allah
SWT, dibandingkan dengan kelompok muda, lansia menyadari
kematian sebagai bagian dari proses kehidupan yang normal,
4
akan tetapi, kesadaran akan kematian tersebut tidak berarti
bahwa pasangan yang ditingalkan akan menemukan
penyesuaian akan kematian dengan mudah. Kehilangan
pasangan pasti akan membawa pengaruh. Ibu S mengatakan
mudah-madahan cucu saya sudah besar baru saya dipanggila
yang maha kuasa.
e. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
Pada tahap ini Bpk J dan Ibu.S selalu menjaga keutuhan
keluarganya baik antar pasangan, anak, menantu maupun cucu-
cucu nya dan saudara-saudaranya, hal ini diperlihatkan dengan
adanya arisan bergilir di tiap rumahnya dan selalu berdiskusi
dengan seluruh anggota keluarganya ketika ada masalah.
f. Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka ( penelaahan
dan integrasi hidup ).
Bpk J dan Ibu.S selalu bercerita tentang kehidupannya bahwa ia
merasa tidak berhasil menjadi orang tua yang baik, anaknya
yang bungsu (Bpk E) sejak SMA sudah ikut-ikutan dengan
teman sebaya mereka sampai terjerumus dengan masalah
narkoba sampai kecanduan dan kehidupan anaknya menjadi
hancur. Bpk J tidak tahu kalau menggunakan narkoba suntik
bisa menimbulkan penyakit HIV sehinnga bpk J masih
menyangkal kalau anaknya meninggal karena AIDS tapi bpk S,
mengatakan anaknya meninggal karena sakit infeksi paru.
13. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
Dalam kasus keluarga sudah pensiun sehingga pendapatan semakin
menurun, sehingga Ibu.S merasa cemas Ibu S merasa cemas
bagaimana masa depan cucunya (anak Bpk E), karena menantunya
hanya bekerja sebagai kasir yang gajinya perbulan pas-pasan.
5
14. Riwayat keluarga inti
a. Bpk J sering mengeluh tidak puas dengan BAB nya karena sulit
BAB dan jumlahnya sedikit, tidak seperti biasanya diwaktu
muda.
b. Ibu S dan bapak J juga mengeluh nyeri pada daerah lutut, tidak
bisa jongkok, sehingga seringkali bapak dan ibu hanya duduk-
duduk, begitu juga jika melaksanakan sholat.
c. Bpk E meninggal 5 bulan yang lalu dengan diagnosa AIDS, tapi
oleh keluarga terutama Bpk J mengatakan anaknya meninggal
karena penyakit infeksi paru yang sudah parah.
d. Ibu A (menantu Bpk J). Bpk J . mengatakan kondisinya sehat
e. Anak J (cucu bpk J). Kondisi sehat
15. Riwayat keluarga sebelumnya
Pada fihak keluarga Bp.J maupun Ibu. S tidak ada riwayat penyakit
keturunan seperti Kencing Manis, penyakit menular seperti
hepatitis dan TBC Paru serta tidak mempunyai kebiasan seperti
minum alkohol dan berjudi
B. LINGKUNGAN
16. Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati kelurga Bp.J cukup luas berukuran + 9 x 9 m2
dan milik sendiri. Rumah terdiri 1 lantai dengan lantai keramik,
terdapat ruang tamu, ruang makan, dapur, 3 kamar tidur, dan bersih.
Penataan perlatan rumah tangga tertata rapih. Ventilasi dan
pencahayaan cukup baik. Keluarga memiliki kamar mandi sendiri
dan jamban sendiri dengan keadaan bersih. Sumber air berasal dari
PAM untuk air minum, dan kebutuhan lainnya. Air tidak berwarna,
tidak berasa, tapi kadang-kadang bau kaporit
6
Denah Rumah
U R.Tidur R. Tamu
R. Tngh R. Tidur 9m
Dapur
R.tidur
WC
9m
7
sakit ataupun meniggal anaknya yang bungsu yaitu Bpk. E dan
istrinya segera menengok atau melayat.
20. Sistem pendukung keluarga
Bpk. J dan Ibu.S mengandalkan biaya kehidupanya sehari-hari dari
gaji pensiun bila sakit berobat dengan menggunakan Askes namun
keluarga ini terkenal dekat dengan tetangga mereka.
C. STRUKTUR KELUARGA
21. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi antar anggota keluarga adalah musyawarah, dimana
setiap anggota keluarga bebas mengeluarkan pendapat, Ibu.S juga
dekat dengan menantunya dan sudah dianggap sebagai anaknya
sendiri. Bpk J mengatakan saya kasihan sama menantu dan cucu saya
anaknya masih kecil tapi sudah ditinggal sama bapaknya
(meninggal).
22. Struktur kekuatan keluarga
keluarga selalu bekerjasama dan saling menghargai pendapat dari
keluarga yang lain.
23. Struktur peran
a. Peran formal :.
Bpk J : sebagai kepala rumah tangga, suami, pencari nafkah,
membesarkan anak-anaknya mencapai sosialisasi dan
kemandirian.
Ibu.S : istri dan ibu rumah tangga, mempertahankan komunikasi,
memfasilitasi kontak, pertukaran pada benda dan jasa serta
memonitor hubungan keluarga, dan membesarkan anak-
anaknya..
Ibu A : istri dari almarhm Bpk E dan menantu dalam keluarga
Bpk.J, berperan dalam mempertahankan komunikasi,
memfasilitasi kontak, pertukaran pada benda dan jasa serta
memonitor hubungan dengan keluarga besarnya.
8
Anak J : cucu Bpk J berperan sebagai anak usia todler.
b. Peran Informal :
Bpk.J : berperan sebagai motivator bagi keluarga dan penentu
dalam setiap keputusan.
Ibu.S: seorang yang tunduk dan patuh kepada suaminya,
bertanggung jawab pada kehidupan rumah tangga dan sebagai
penyeimbang dalam keluarga..
Ibu M: sebagai pengikut dari mertuanya
Anak A : cucu kesayangan keluarga, penghibur bagi Bpk J dan
Ibu.S
24. Nilai atau norma keluarga
Nilai yang dianut keluarga adalah saling menghormati antar anggota
keluarga yang satu dengan yang lain, mengormati yang lebih tua dan
menyayangi yang lebih muda. Menurut Ibu S semua anggota
keluarga berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar,
nilai yang ada dikeluarga merupakan gambaran dari nilai-nilai agama
yang dianut, tidak terlihat adanya konflik dalam nilai.
Keluarga Bpk J. meyakini, bahwa kebersihan adalah sebagaian dari
iman, sehingga rumah Bp. J tampak bersih dan rapih.
D. FUNGSI KELUARGA
25. Fungsi affektif
Dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lain sangat baik. Jika
ada anggota keluarga yang sakit maka saling membantu, atau jika
kesulitan dana maka anggota keluarga lain saling membantu sesuai
dengan kemampuannya.
26. Fungsi sosialisasi
Keluarga selalu mengajarkan dan menekankan bagaimana
berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya dalam
kehidupan sehari-hari di rumah dan lingkungan sekitar tempat
tinggalnya
9
27. Fungsi perawatan keluarga
Bp J menyatakan, saat ini yang sering mengeluh sakit adalah Ibu S.
Keluhan yang sering dirasakan adalah nyeri pada otot dan tulang
kaki. Selama ini untuk menghilangkan keluhan tersebut adalah
dengan minum obat dari puskesmas, tapi setelah beberapa hari
kemudian kambuh lagi. Ibu S menyatakan, bahwa menurut petugas
puskesmas dirinya menderita penyakit reumatik. Ibu S menyatakan,
tidak mengerti mengapa penyakitnya sering kambuh dan makanan
apa yang tidak boleh dimakan dipantang sehingga tidak menambah
parah penyakitnya. Bpk J mengatakan mudah-mudahan almarhum
Bpk E tidak menularkan kepada istri dan anaknya mengenai nfeksi
parunya
28. Fungsi reproduksi
Jumlah anak keluarga Bpk J tiga orang yang saat ini sudah
berkeluarga dan sudah tinggal terpisah dengan Bp.J, hanya tinggal
bersama dengan menantunya dan cucunya yang baru berumur 1,5
tahun.
29. Fungsi ekonomi
Menurut Ibu S, penghasilan Bp.J dari gaji pensiunan, dan penghasilan
menantunya Ibu A sudah cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
membiayai kebutuhan cucunya.
10
untuk menentukan pengobatan yang akan dilakukan, yaitu membawa
ke puskesmas
32. Strategi koping
Bp.J menyatakan, keluarga selalu menghadapi setiap masalah yang
datang dengan tenang dan melakukan musyawarah untuk mengambil
tindakan yang diperlukan
33. Strategi adaptasi disfungsional
Berdasarkan hasil pengkajian tidak ditemukan adanya cara-cara
penyelesaian masalah keluarga dengan cara yang tidak baik /
maladaptive.
F. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan
Bpk. J Ibu. S Ibu. A Anak J
Fisik
BB dan TB BB : 80 Kg BB : 75 Kg BB : 56 Kg BB : 11 Kg
11
menelan tidak menelan tidak menelan tidak menelan tidak
sulit sulit sulit sulit
G. HARAPAN KELUARGA
Bpk J dan Ibu S menyatakan sangat senang dengan kedatangan perawat
ke rumahnya dan berharap dapat membantu mengatasi masalah / keluhan
penyakit yang dideritanya
12
H. ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI PROBLEM
Data Obyektif
13
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA & SKORING
A. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko terjadi infeksi penularan HIV pada keluarga Bpk J terutama
menantu dan cucu Ibu J Bpk J ( Ibu A & Anak J) berhubungan
dengan ketidak mampuan keluarga mengambil keputusa untuk
mencegah penularan HIV AIDS
2. Koping keluarga tidak efektif; menurun pada keluarga Bpk J
berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga mengambil
keputusan untuk mengatasi perubahan peran atas kematian anaknya
(Bpk E)
B. Scoring
1. Risiko terjadi infeksi penularan HIV pada keluarga Bpk J terutama
menantu dan cucu Ibu J Bpk J ( Ibu A & Anak J) berhubungan
dengan ketidak mampuan keluarga mengambil keputusa untuk
mencegah penularan HIV AIDS
2 Kemungkinan
masalah untuk
½x2 Kemungkinan masalah dapat diubah
diubah ;
sebagian, walaupun keluarga sangat
Sebagian menolak untuk membicarakan yang
berhubungan dengan AIDS tapi masih ada
sumber daya perawat yang berusaha
melakukan tindakan untuk meyakinkan
keluarga.
14
untuk dicegah ; 2/3 x 1 ke arah aktual dengan memberikan
pengetahuan kepada keluarga tentang
Cukup
pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS
Total 2 1/3
Sebagian
3 Potensial masalah Masalah dapat dicegah, walaupun terasa
untuk dicegah ; berat, yaitu dengan meningkatkan
2/3 x 1
pemahaman akan masa lansia, pensiun dan
Cukup
15
penerimaan keluarga akan saat –saat ini.
Total 3 1/6
16
C. Rencana Keperawatan
17
a. Dapat memahami akibat terhadap kekuatan struktur
lanjut dari masalah koping keluarga sehingga fungsi dan 2.1.2. Motivasi keluarga supaya
keluarga tak efektif; peran keluaga terganggu. dapat memahami akibat
menurun. lanjut dari masalah koping
keluarga tak efektif.
b. Memutuskan untuk lebih Afeksi/ Keluarga membantu dan 2.2.1. Diskusikan dgn keluarga
memahami dan mencari Sikap mendukung agar anak dan mengenai keinginan anak
solusi agar anak (Bpk E ) menantunya bisa hidup mandiri. (Bpk.J) dan menantunya.
menjadi mandiri 2.2.2. Berikan pujian pada
keluarga yang sudah
memahami masalah.
c. Dapat mendukung upaya Afeksi/ Keluarga berusaha memberi 2.3.1. Diskusikan dengan keluarga
untuk mengatasi masalah Sikap dukungan pada anak Bpk J (Bpk dukuangan yang akan
stresor dari Bpk.J dan Ny.N E) untuk hidup mandiri, dengan diberikan pada anak dewasa
memberikan bantuan dana, suport 2.3.2. Berikan pujian pada
sikis, dll. keluarga atas dukungan
yang tepat.
18
keluarga.
Memberikan dukungan yang
memuaskan antar anggota
keluarga atau menggunakan
kekuatan kelompok keluarga
Pemecahan masalah keluarga
secara bersama-sama
Mengontrol arti/ makna dari
masalah : pembentukan
kembali kognitif dan
penilaian pasif.
Minta bantuan dukungan dari
luar keluarga (orang tua,
sanak saudara, spiritual)
- Mendemonstrasikan teknik Psikomotor Keluarga dapat 3.2.1. Demonstrasikan pada
koping keluarga efektif; mendemonstrasikan teknik keluarga contoh teknik
peningkatan koping keluarga efektif. koping efektif.
3.2.2. Berikan kesempatan pada
klg untuk
mendemonstrasikan
kembali teknik koping
keluarga efektif;
3.2.3. Berikan pujian pada
keluarga
19
1. Setelah 2 x 45 menit pertemuan,
keluarga Tn.J mampu Verbal/ Sumber lingkungan ; 41.1. Jelaskan faktor lingkungan
memodifikasi lingkungan Kognitif Keadaan ekonomi keluarga yang dapat mempengaruhi
keluarga yang adaptif; sebagian besar masih kehidupan dalam keluarga
a. Menyebutkan sumber tergantung dari gaji pensiunan besar.
lingkungan yg dpt bapak J dan tabungan Bpk J 41.2. Motivasi keluarga untuk
mendukung penyelesaian karna anaknya Bpk E baru memahami, mengevaluasi
masalah koping keluarga meninggal. dan mengaplikasikan dari
tidak efektif faktor lingkungan yang
dijelaskan
41.3. Berikan reinforcement
positif atas jawaban
keluarga
b. Menunjukkan cara Psikomotor Dalam kunjungan lanjutan 4.2.1. Observasi sumber
meningkatan dan melakukan modifikasi terhadap lingkungan keluarga terkait
memeliharaan lingkungan sumber lingkungan yang menjadi koping keluarga tidak
keluarga yg dpt mendukung penguat stressor. efektif.
penyelesaian masalah 4.2.2. Diskusikan dengan keluarga
koping keluarga tidak hal positif yang sudah
efektif dilakukan keluarga
4.2.3. Berikan reinforcement
positif atas usaha yang
dilakukan keluarga
20
pendukung keluarga yg dpt dengan komunitas. 5.1.2. Motivasi keluarga untuk
terjangkau untuk mengatasi Dukungan sosial (penggunaan menyebutkan kembali hasil
masalah jaringan dukungan sosial diskusi.
5.1.3. Berikan reinforcement
informal, sistem formal,
positif atas hasil yang
kelompok-kelompok dicapai keluarga
mandiri).
Dukungan spiritual
- Membuat rencana Psikomotor Keluarga memanfaatkan fasilitas 5.2.1. Motivasi keluarga untuk
kunjungan ke sumber (Verbal) pendukung keluarga. memanfaatkan fasilitas
pendukung. pendukung keluarga yang
terjangkau.
5.2.2. Berikan reinforcement
positif atas usaha yang
dilakukan keluarga
21
No Diagnosa Tujuan Evaluasi Intevensi
22
positif atas usaha yang
dilakukan keluarga
2. Setelah 1x 45 menit
kunjungan rumah,
keluarga mampu
mengambil keputusan
untuk mencegah
penularan HIV AIDS
dengan cara:
Respon verbal Menyebutkan akibat 2.1.1. Jelaskan pada
2.1 Menyebutkan akibat dari tidak melakukan keluarga akibat dari
dari tidak pencegahan penularan tidak melakukan
23
melakukan HIV dapat berakibat pencegahan
pencegahan menularka kepada penularan HIV
penularan HIV kelaurga sendiri 2.1.2. Motivasi keluarga
untuk menyebutkan
terutama pasangan dan
kembali akibat dari
anak dalam kandungan tidak melakukan
serta anggota kelaurga pencegahan
lain penularan HIV
2.1.3. Beri reinforcement
positif atas jawaban
keluarga
2.2 Memutuskan Respon sikap Keluarga menyatakan 2.2.1 bantu keluarga
melakukan setuju untuk dilakukan untuk elakukan
pemeriksaan status VCT dan pemeriksaan pemeriksaan status
HIV untuk HIVnya
Laboratorium CD4
dilakukan VCT 2.2.2 Beri reinforcement
pemeriksaan dalam darah positif atas
laboratorium CD4 keputusan keluarga
dalam darah untuk memriksakan
dirinya terutama Ibu
A dan Anak J
24
D.IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
EVALUASI
No Diagnosa Kep. Klg. IMPLEMENTASI
25
keluarga tidak efektif.
P. Lanjutkan ke TUK berikutnya
26
Bpk J dapat menyebutkan akibat lanjut dari
mekanisme koping tidak efektif.
P. Lanjutkan ke TUK berikutnya
S.
4.1.1. Jelaskan faktor lingkungan yang dapat Bpk J dapat menyebutkan faktor
mempengaruhi kehidupan dalam keluarga besar. lingkunganyang dapat mempengaruhi
4.1.2. Motivasi keluarga untuk memahami, kehidupan keluarga ;
mengevaluasi dan mengaplikasikan dari faktor Keadaan ekonomi keluarga sebagian besar
lingkungan yang dijelaskan masih tergantung dari gaji pensiunan
4.1.3. Berikan reinforcement positif atas jawaban bapak J dan tabungan Bpk J dan anaknya
keluarga Bpk E baru meninggal.
4.2.1. Observasi sumber lingkungan keluarga terkait Dalam kunjungan lanjutan melakukan
koping keluarga tidak efektif. modifikasi terhadap sumber lingkungan
4.2.2. Diskusikan dengan keluarga hal positif yang yang menjadi penguat stressor.
sudah dilakukan keluarga O.
4.2.3. Berikan reinforcement positif atas usaha yang Bpk J & Ibu S kooperatif dan aktif saat
dilakukan keluarga dijelaskan
27
Keluarga menjelaskan pennjelasan dengan
baik
A
Bpk J dapat dapat menyebutkan faktor
lingkungan yang mempengaruhi koping
keluarga
S
5.1.1. Informasikan dan diskusikan dengan keluarga Bpk J dapat menyebutkan fasilitas pendukung
mengenai fasilitas pendukung keluarga dalam keluarga;
mengatasi strssor keluarga. Dukungan informasi.
5.1.2. Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali Dukungan orang tua
hasil diskusi.
Memelihara hubungan aktif dengan
5.1.3. Berikan reinforcement positif atas hasil yang
dicapai keluarga komunitas.
Dukungan sosial (penggunaan jaringan
5.2.1. Motivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas dukungan sosial informal, sistem formal,
pendukung keluarga yang terjangkau. kelompok-kelompok mandiri).
Dukungan spiritual
5.2.2. Berikan reinforcement positif atas usaha yang
O.
dilakukan keluarga
Bpk J & Ibu S kooperatif dan aktif saat
dijelaskan
Keluarga mendengarkan penjelasan dengan
baik
A
Bpk J dapat menyebutkan fasilitas pendukung
keluarg
P. Lanjutkan ke TUK berikutnya
28
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI
2 Risiko terjadi infeksi penularan HIV 1.1.1. Mendiskusikan bersama keluarga Keluarga menjawab salam
pada keluarga Bpk J terutama pengertian ,penyebab, dan gejalah HIVk Bpk J dan Ibu S menyetujui
menantu dan cucu Ibu J Bpk J ( Ibu dengan menggunakan lembar balik pertemuan saat ini selama 60 menit
1.1.2. Menanyakan kembali pada
A & Anak J) berhubungan dengan tentang Pencegahan HIV AIDS
keluarga.tentang pengertian , penyebab dan
ketidak mampuan keluarga gejala HIV
mengambil keputusa untuk S.
1.1.3. memberi pujian atas usaha yang dilakukan
mencegah penularan HIV AIDS keluarga
Bpk J & Ibu S dapat menyebutkan
1.2.1. mendiskusikan bersama keluarga tentang
HIV adalah virus yang membuat
cara penularan HIV dengan menggunakan
lembar balik kekebalan tubuh seseorang menjadi
1.2.2. memotivasi keluarga untuk menyebutkan lemah sehingga mudah terkena
kembali cara penularan HIV infeksi seperti batuk, diare, demam
1.2.3. memberi reinforcement positif atas usaha dan penyakit lain
yang dilakukan keluarga
Bpk J & Ibu S dapat menyebutkan
1.3.1. mendiskusikan dengan keluarga tentang 3 dari 4 cara penularan HIV.
pencegahan penularan HIV
1.3.2. memotivasi keluarga untuk menyebutkan Bpk J & Ibu J dapat menyebutkan
kembali tanda-tanda reumatik 6 cara mencegah penularan HIV :
1.3.3. memberi reinforcement positif atas usaha
gunakan kondom setiap kali hub
yang dilakukan keluarga
seks, hindari menggunaan jarum
sntik bergantian; apabila pasangan
belum diketahui status HIVnya
segera lakukan VCT.hindari
adanya cipratan darah dilantai atau
ditempat lain
29
O.
Bpk J & Ibu S kooperatif dan aktif
saat dijelaskan
Keluarga mendengarkan penjelasan
yang diberikan.
A
Bpk J dapat menyebutkan
pengertian, penyebab dan gejala
Bpk J dapat menyebutkan cara
penularan HIV
P. Lanjutkan ke TUK berikutnya
O.
Bpk J & Ibu S kooperatif dan aktif
saat dijelaskan
30
Keluarga mendengarkan penjelasan
yang diberikan.
A
Bpk J dapat menyebutkan akibat
jika tidak dilakukan pencegahan
HIV AIDS
Bpk J & Ibu S belum menyatakan
setuju menantu dan cucunya untuk
dilakukan VCT dan pemeriksaan
Laboratorium CD4 dalam darah
P. Lanjutkan intervensi
31
B. Asuhan Keperawatan pada keluraga Tn A dengan masalah resiko tertular
penyakit HIV pada Sdr K di RT 5 RW 5
DATA UMUM
1. Nama KK : Tn. A
2. Umur : 50 Tahun
3. Pendikan : SMA
4. Pekerjaan : Wiraswasta
5. Alamat : RT 5 RW 5 Keluarahan Selabatu
6. KOMPOSISI KELUARGA
NO. NAMA JENIS HUBUNGAN UMUR PENDIDIKAN
KELAMIN DGN KK
2. Ny. D Perempuan Istri 43 SMA
3 Sdr.K Laki-laki Anak 15 SMP
4 An.AD Laki-laki Anak 9 SD
GENOGRAM
50 43
15 9
00
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
32
= Tinggal serumah
7. TIPE KELUARGA
Keluarga Tn. A adalah tipe keluarga inti, terdiri dari ayah ibu dan anak.,
anak yang paling besar tidak tamat SMP dan yang paling kecil masih
sekolah di SD.
8. SUKU
Keluarga Tn. A adalah keluarga dari suku Sunda, kebiasan pada keluarga
Tn. A pada saat ada anggota keluarga yang sakit dibawa berobat ke
Puskesmas.
9. AGAMA
Keluarga Tn. A beragama Islam dan menjalankan segala hal (ibadah)
sesuai dengan perintah agamanya, termasuk mengikuti kegiatan pengajian
yang dilaksanakan di mesjid yang ada di lingkungan rumahnya. Agama
menurut keluarga merupakan pondasi dan menjadi pedoman dalam
menjalani kehidupan.
33
13. TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA YANG BELUM
TERPENUHI
Tn. A memberi perhatian lebih pada anak yang pertama namun
komunikasinya kurang seimbang karena anaknya suka melawan jika
diberikan nasehat sehingga anaknya yang laki-laki berperilaku seperti
perempuan (Waria)
III. LINGKUNGAN
16. KARAKTERISTIK RUMAH
Rumah keluarga Tn. A termasuk jenis permanen berukuran ± 6 x 8 meter,
lantai rumah tegel, kondisi lantai bersih. Rumah tersebut milik sendiri
yang dibangun dari hasil kerjanya. Ruangan yang ada di rumah Tn. A ada
tiga kamar tidur, satu ruang tamu, dibagian belakang terdapat dapur dan
Kamar mandi/ WC. Sumber air yang digunakan keluarga dari sumur gali
mengguanakan pompa air. Airnya tampak jernih, tidak berbau dan tidak
berasa. Jarak sumur dengan septic tank ± 6 meter. Ventilasi dan
pencahayaan rumah baik (pencahayaan dari timur dan barat) dimana
disetiap kamar ada jendela yang setiap pagi dibuka sehingga sirkulasi
34
udara diruangan baik. Penerangan dimalam hari menggunakan lampu
listrik.
Denah rumah
WC
Kmr dapur U
gudang Tidur
wc
Kmr
Toko
R. Klg Tidur
sembako
Halaman Rumah
35
20. SISTEM PENDUKUNG KELUARGA
Penduduk disekitar keluarga Tn. A masih saudaranya, sehingga meskipun
anak-anaknya tinggal berjauhan apabila ada apa-apa (seperti sakit)
saudaranya membantu.
36
V. FUNGSI KELUARGA
37
yaitu bisa terjerumus ke narkoba dan perilaku seks bebas akhirnya terkena
penyakit kutukan yaitu HIV AIDS.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada Tn. A dan Ny. D serta kedua anaknya
38
beruban, kulit beruban, kulit pirang, kulit bersih, tidak
kepala bersih, kepala bersih, kepala bersih, ada benjolan
tidak ada tidak ada tidak ada ataupun lesi
benjolan benjolan benjolan
ataupun lesi ataupun lesi ataupun lesi
Mata Sklera putih, Sklera putih, Sklera putih, Sklera putih,
lensa mata lensa mata lensa mata lensa mata
jernih, reflek jernih, reflek jernih, reflek jernih, reflek
pupil simetris, pupil simetris, pupil simetris, pupil simetris,
konjuntiva konjuntiva konjuntiva konjuntiva
tidak anemis. tidak anemis tidak anemis. tidak anemis.
Hidung Tampak Tampak Tampak Tampak
simetris, simetris, simetris, simetris,
secret tidak secret tidak secret tidak secret tidak
ada, test ada, test ada, test ada, test
penciuman (+) penciuman (+) penciuman (+) penciuman (+)
bisa bisa bisa bisa
membedakan membedakan membedakan membedakan
bau bau bau bau
Mulut Mukosa mulut Mukosa mulut Mukosa mulut Mukosa mulut
lembab, lembab, lembab, lembab,
stomatitis stomatitis stomatitis stomatitis
tidak ada, gigi tidak ada, gigi tidak ada, gigi tidak ada, gigi
tanggal tiga tanggal dua tanggal satu utuh
Telinga Daun telingan Daun telingan Daun telingan Daun telingan
simetris, simetris, simetris, simetris,
lubang lubang lubang lubang
telingan telingan telingan telingan
bersih, test bersih, test bersih, test bersih, test
pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran
tidak menurun tidak menurun tidak menurun tidak menurun
Leher Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk
simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak
terdapat terdapat terdapat terdapat
peninggian peninggian peninggian peninggian
JVP, benjolan JVP, benjolan JVP, benjolan JVP, benjolan
maupun maupun maupun maupun
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar limfe kelenjar limfe kelenjar limfe kelenjar limfe
Dada Bentuk dada Bentuk dada Bentuk dada Bentuk dada
simetris, simetris, simetris, simetris,
retraksi retraksi retraksi retraksi
intercosta intercosta intercosta intercosta
simetris simetris simetris simetris
Abdomen Kembung Kembung Kembung Kembung
tidak ada, tidak ada, tidak ada, tidak ada,
bising usus 14 bising usus 21 bising usus 12 bising usus 10
39
kli/menit kli/menit kli/menit kli/menit
Ektrimitas atas Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembengkaka pembengkaka pembengkaka pembengkaka
n, turgor baik n, turgor baik n, turgor baik n, turgor baik
Ektremitas Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
bawah pembengkaka pembengkaka pembengkaka pembengkaka
n, turgor baik n, turgor baik n, turgor baik n, turgor baik
Tn. A dan Ny. D mengatakan bahwa harapan bisa tetap sehat dan anka saya
yang pertama bisa kembali jadi yang sebenarnya,. Keluarga merasa senang
dan berharap kedua anaknya menadi anak yang soleh, berbakti kepada orang
tua serta berguna bagi semua
40
.IX. ANALISA DATA
Data obyektif
- Sdr.K bergaul dengan komunnitas
waria kebiasaan berpenampilan urakan
dan suka merokok.
- Komunikasi kurang seimbang antara
orang tua dan anak
2. Data Subyektif
- Tn A. mengatakan takut anaknya Risiko tertular penyakit HIV pada
terjerumus ke narkoba dan perilaku Keluarga Tn A khususnya Sdr. K
seks bebas sehingga terkena penyakit berhubungan dengan ketidak
Kutukan yaitu HIV AIDS. mampuan keluarga mengambil
- Tn A. mengatakan anaknya keputusan untuk mengendalikan
berpenampilan perempuan dan pergaulan bebas anaknya (sdr K )
berpenampulan urakan
Data Obyektif
- Berpakaian seperti perempuan, rambut
panjang dan warna pirang.
-
41
SKORING DAN PERIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
42
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
43
PERENCANAAN KEPERAWATAN
44
ia mampu menjaga Berikan reinforcement
positif kepada keluarga
diri serta tidak akan
atas komunikasi yang
terbawa hal yang baik dan kegiatan positif
dari Sdr.K
negatifnya
45
No Diagnosa Tujuan Evaluasi Intevensi
46
positif atas usaha yang
dilakukan keluarga
2. Setelah 1x 45 menit
kunjungan rumah,
keluarga mampu
mengambil keputusan
untuk mencegah
penularan HIV AIDS
dengan cara:
Respon verbal Menyebutkan akibat 2.1.6. Jelaskan pada
2.3 Menyebutkan akibat dari tidak melakukan keluarga akibat dari
dari tidak pencegahan penularan tidak melakukan
47
melakukan HIV dapat berakibat pencegahan
pencegahan menularka kepada penularan HIV
penularan HIV kelaurga sendiri 2.1.7. Motivasi keluarga
untuk menyebutkan
terutama pasangan dan
kembali akibat dari
anak dalam kandungan tidak melakukan
serta anggota kelaurga pencegahan
lain penularan HIV
2.1.8. Beri reinforcement
positif atas jawaban
keluarga
2.4 Memutuskan Respon sikap Keluarga menyatakan 2.2.5 bantu keluarga
melakukan setuju untuk dilakukan untuk elakukan
pemeriksaan status VCT dan pemeriksaan pemeriksaan status
HIV untuk HIVnya
Laboratorium CD4
dilakukan VCT 2.2.6 Beri reinforcement
pemeriksaan dalam darah positif atas
laboratorium CD4 keputusan keluarga
dalam darah untuk memriksakan
dirinya terutama Ibu
A dan Anak J
48
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
DIAGNOSA
NO IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
1. Cemas pada orang Tanggal 2 – 01– 2012 pukul
tua berhubungan 16.00 WIB S:
dengan
ketidakmampuan - Mengucapkan salam - Keluarga menjawab salam
keluarga dalam - Memvalidasi keadaan - Orang tua mengatakan bahwa
mengendalikan keluarga mereka tidak terlalu cemas
pergaulan anaknya. - Mengingatkan kontrak lagi
- Menjelaskan tujuan - Orang tua setuju pertemuan
saat ini 60 menit tentang
komunikasi seimbang dua
arah
TUK 1
Mendiskusikan dengan - Keluarga mengatakan akan
keluarga bagaimana lebih terbuka dalam
berkomunikasi dengan Sdr.. berkomunikasi.
K dengan baik agar sdr. K - Orang tua tidak akan
tidak merasa terkekang mengekang langsung
namun tetap dalam pergaulan sdr. K namun seara
bimbingan orang tua. bertahap dan tetap melakukan
pengawasan terhadap anaknya
O:
- Orang tua berkomunikasi
dengan An.K dengan suasana
santai tidak terkesan mendikte
- An. K terlihat berani berbicara
tentang kegiatannya bersama
anak band dengan terbuka dan
jujur
A:
- Terjadi komunikasi yang
seimbang antara Sdr. K
dengan kedua orang tuanya
49
- Orang tua mengatakan sudah
lebih tenang dan tidak begitu
cemas lagi
P:
- Menyarankan kepada keluarga
untuk mempertahankan
komunikasi terbuka seimbang.
- Berikan motivasi kepada sdr.
K untuk i berkomunikasi
dengan kedua orang tuanya
dengan jujur, terbuka dan
tetap hormat serta meegang
teguh prinsip dan
pengendalian diri.
50
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI
2 Risiko tertular penyakit HIV pada Tanggal 3 – 01– 2012 pukul 16.00 WIB Keluarga menjawab salam
keluarga Tn A terutama Sdr. K 1.1.4. Mendiskusikan bersama keluarga Tn A dan Sdr.K menyetujui
berhubungan dengan ketidak pengertian ,penyebab, dan gejalah HIV
pertemuan saat ini selama 60 menit
dengan menggunakan lembar balik
mampuan keluarga mengambil tentang Pencegahan HIV AIDS
1.1.5. Menanyakan kembali pada
keputusa untuk mengendalikan keluarga.tentang pengertian , penyebab dan
pergaulan bebas Sdr K S.
gejala HIV
1.1.6. memberi pujian atas usaha yang dilakukan
Tn A dan Sdr.K dapat
keluarga
1.2.4. mendiskusikan bersama keluarga tentang menyebutkan HIV adalah virus
cara penularan HIV dengan menggunakan yang membuat kekebalan tubuh
lembar balik seseorang menjadi lemah sehingga
1.2.5. memotivasi keluarga untuk menyebutkan mudah terkena infeksi seperti
kembali cara penularan HIV batuk, diare, demam dan penyakit
1.2.6. memberi reinforcement positif atas usaha lain
yang dilakukan keluarga
Tn A dan Sdr.K dapat
2.3.1. mendiskusikan dengan keluarga tentang
pencegahan penularan HIV menyebutkan 3 dari 4 cara
2.3.2. memotivasi keluarga untuk menyebutkan penularan HIV.
kembali tanda-tanda reumatik
2.3.3. memberi reinforcement positif atas usaha Tn A dan Sdr.K dapat
yang dilakukan keluarga menyebutkan 5 cara mencegah
penularan HIV : hindari
menggunaan jarum sntik
bergantian; apabila pasangan
belum diketahui status HIVnya
51
segera lakukan VCT. hindari
adanya cipratan darah dilantai atau
ditempat lain
O.
Tn A dan Sdr.K S kooperatif dan
aktif saat dijelaskan
Keluarga mendengarkan penjelasan
yang diberikan.
A
Tn A dan Sdr.K dapat
menyebutkan pengertian, penyebab
dan gejala
Tn A dan Sdr.K dapat
menyebutkan cara penularan HIV
P. Lanjutkan ke TUK berikutnya
52
dalam darah
O.
Tn A dan Sdr.K kooperatif dan
aktif saat dijelaskan
Keluarga mendengarkan penjelasan
yang diberikan.
A
Tn A dan Sdr.K dapat
menyebutkan akibat jika tidak
dilakukan pencegahan HIV AIDS
Tn A dan Sdr.K belum menyatakan
setuju Sdr. K untuk dilakukan
VCT dan pemeriksaan
Laboratorium CD4 dalam darah
P. Lanjutkan intervensi
53
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, M. Marilyn, 1988, Family Nursing Research, Theory and Practice, 4th
ed.Coonecticut : Century-Cropts
Friedman, M.M, 1998, Keperawatan Keluarga; teori dan pratik, Jakarta : EGC
Janice Rider Ellis, EliJabeth Ann Nowlis, 1994, Nursing A Human Needs
Approach, Philadelphia, J.B. Lippincott Company
54