Anda di halaman 1dari 30

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 07 Maret 2022
Ruangan : Ruangan Perawatan Dahlia
1.Data Umum
a.Identitas Pasien
Nama : An. F.R
Tempat/Tanggal lahir : Bantaeng, 12-11-2012
Agama : Islam
Umur : 10 Tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Pendidikan : SD
Suku : Makassar
Alamat : Jalan Sidrap no 72
Dx. Medis : DHF

Tanggal masuk RS : 07 maret 2022


Ruangan : Ruang Perawatan Dahlia
Sumber data : Orang Tua
b.Identitas Orang tua
1) Ayah
Nama : Tn.S Umur : 38 Tahun
Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jalan Sidrap no 72
2) Ibu
Nama : Ny.K Umur : 35 Tahun
Pendidikan : SMA Pekerjaan : IRT

Alamat : Jalan Sidrap

2. Alasan Masuk
Keluhan utama : Pasien datang ke IGD tanggal 7 Maret
2022 jam 05.30 dengan keluhan demam
sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit,
muntah 2 kali, dan BAB susah
Riwayat Keluhan Saat ini: Ibu Pasien mengatakan anaknya demam
sejak 2 hari yang lalu, ibu Pasien
mengatakan Pasien tidak buang air besar
sejak hari 2 hari yang lalu sebelum masuk
rumah sakit, Pasien mengatakan terasa
pusing saat duduk dan berdiri, Pasien
mengatakan badan terasa letih, ibu Pasien
mengatakan nafsu makan anaknya
menurun.
3. Riwayat Imunisasi
:
Belum TIdak
No. Jenis Imunisasi 1 2 3 Pernah Tahu Reaksi
1. BCG √ - - - - -
2. DPT √ √ √ - - -
3. Polio √ √ √ - - -
4. Campak √ - - - - -
5. Hepatitis B √ √ √ - - -
6. Lain-lain : - - - - - -

ASI : Tidak pernah / Sampai Umur

4. Riwayat Tumbuh Kembang Anak (Antropometri)


a. Pertumbuhan fisik
24

1) Berat badan : 30 Kg
2) Tinggi badan : 135 cm
3) Waktu tumbuh gigi : 7 bulan
b. Perkembangan tiap tahap
Usia anak saat ini : 10 Tahun
1) Berguling : 5 bulan
2) Duduk : 5 bulan
3) Merangkak : 6 bulan
4) Berdiri : 9 bulan
5) Berjalan : 15 bulan
6) Senyum pertama pada orang : 2 bulan
7) Bicara pertama kali : 14 bulan
8) Berpakaian sendiri : 4 tahun
5. Riwayat Kesehatan
Penyakit yang pernah dialami : Tidak ada
Cacar Varicella
Polio Gastro Enteritis
Tetanus Fecelie Conv
Pertussis Hepatitis Inf
Thypoid Marbiler
TBC Malaria
Lain – lain (sebutkan) :
Kecelakaan yang pernah dialami : Tidak pernah

Riwayat perawatan :
Tidak pernah opname
Pernah opname dengan penyakit : di RS :
Riwayat operasi :
Pernah Operasi Tidak Pasca Operasi hari ke:

Riwayat pengobatan (obat yang dibawa ke RS / sementara di konsumsi:


Riwayat alergi :
Tidak ada Ada, sebutkan :
1.
2.

6. Penilaian Nyeri
Nyeri : Ya Tidak
- Onset : Akut Kronis
- Pencetus : Demam Tinggi
- Gambaran nyeri : Seperti tertusuk tusuk
- Lokasi nyeri : Kepala
- Durasi : ± 5 menit
- Skala nyeri : 3 (sedang)
- Frekuensi : Hilang timbul
7. Risiko Jatuh
- Risiko Jatuh : Ya Tidak
- Skor :
8. Risiko Dekubitus
- Risiko Dekubitus : Ya Tidak

- Skor :
9. Status Fungsional
Skor :-
10. Hubungan Status Psikologis
- Status psikologis:
Cemas Takut Marah Sedih

Lain – lain, Sebutkan :


- Status mental:
Sadar dan orientasi baik Ada masalah perilaku, Sebutkan :
Perilaku kekerasan yang pernah dialami sebelumnya :
- Sosial
26

Hubungan pasien dengan anggota keluarga : Baik Kurang baik


- Kebiasaan beribadah, teratur : Ya Tidak
- Pengambilan keputusan dalam keluarga : -
11. Pemeriksaan Fisik
Hari : Senin Tanggal : 07 Maret 2022 Jam : 09.00
a. Keadaan umum
1) Kesadaran : Composmentis
Compos Mentis Somnolen Apatis Soporos koma
Koma
GCS : E:4 V:5 M:6
2) Tanda-tanda vital: TD : 100/60 mmHg
N : 80 x/i
S : 38,7 0C
P : 20 x/i

b. Pengkajian Data Fokus


1) Sistem respiratory
 Jalan Napas : Bersih Ada sumbatan
 Irama : Teratur Tidak teratur
 Kedalaman : Normal Dangkal
Dalam
 Pola Napas : Normal Bradipnoe
Takepnoe
Cheyne stokes Biots
Kussmaul
 Batuk : Ya Tidak
 Sianosis: Ya Tidak
 Sputum : Tidak ada Ada
 Warna : Putih Kuning Hijau
Merah Kecoklatan Purulen
 Clubbing Finger : Ya Tidak
 Trakea : Deviasi ke lateral Medial
 Pembesaran kelenjar getah bening / Massa : Ya Tidak
 JVP : CmH2O
27

 Otot bantu napas : Tidak Ya : (sebutkan)


 Krepitasi : Tidak Ya
 Bentuk dada : Normochest Pigeonchest
Barrelchest
 Ekspansi dada : Simetris Tidak simetris
 Jejas/Trauma : Ya Tidak
 Massa : Ya Tidak
 Perkusi dada : Sonor Hipersonor
Timpani
Redup Pekak
 Auskultasi : Vesikuler Bronchovesikuler
Trakeal Bronkhial Whezing
Ronkhi : Basah/Kering
2) Sistem kardiovaskuler
 Sianosis : Tidak ada Ada
 Pucat : Tidak ada Ada
 Irama Jantung : Teratur Tidak teratur
 Distensi Vena Jugularis : Kanan Ya Tidak
Kiri Ya Tidak
3) Sistem gastrointestinal
 Mulut : Mukosa lembab Mukosa kering
Somatitis
Perdarahan gusi
 Pembatasan makanan, sebutkan :
 Mual : Ya Tidak
 Muntah : Ya Tidak
 Asites : Ya Tidak
 Lingkar perut :-
 Sklera Ikterus : Ya Tidak
4) Sistem Eliminasi
 Defekasi : Via Anus, Frekuensi : Belum BAB
sejak sakit
28

Konsistensi
:-
Stoma
 Urin : Spontan Kateter Urin
Cytostomy
 Kelainan : Tidak ada Ada, sebutkan :
 Palfebra Edema : Ya Tidak
 Mata Cekung : Ya Tidak

5) Sistem Reproduksi : Tidak dikaji


6) Sistem Neurosensori
 Pendengaran : Normal Tidak, sebutkan :
 Penglihatan : Normal Tidak normal,
Pupil Isokor : Ya Tidak
7) Kulit dan Kelamin
 Warna kulit : Normal Pucat

Kuning
 Turgor : Elastis Tidak elastis
 Risiko dekubitus : Ya Tidak
 Terdapat Luka : Ya Tidak
 Lokasi luka/ Lesi lain :-
8) Ektremitas
 Kesulitan dalam pergerakan : Ya Tidak
 Keadaan tonus otot : Baik Hipotoni
Hypertoni Atoni
 Edema kaki / tungkai : Ya Tidak

12. Edukasi Pasien Keluarga


1) Kesiapan pasien keluarga menerima informasi :
Tidak Ya
2) Terdapat hambatan dalam edukasi :
29

Tidak Ya
3) Jika ya, sebutkan hambatannya (bisa diingkari lebih dari satu): Tidak ada
Pendengaran / penglihatan / kognitif / Fisik / Budaya / Emosi / Bahasa /
4) Tingkat pendidikan pasien : Tingkat pendidikan masih SD
5) Agama dan nilai kepercayaan pasien :-
6) Dibutuhkan penerjemah : Dibantu oleh orang tua berkomunikasi
7) Kebutuhan edukasi (pilih topic edukasi pada kotak yag tersedia) :
Diagnosa penyakit Obat-obatan
Diet dan nutrisi
Rehabilitasi Medik
13. Pemeriksaan Laboratorium
 HB : 12 gr/dl
 Leukosit : 10.000
 Hematokrit : 44,6
 Trombosit : 75.000

a. Paracetamol infus 250cc / 8 jam / drips


b. Infus RL 30 tetes/menit
30

DATA FOKUS

Nama : An.F.R
Umur : 10 Tahun
DATA FOKUS
 Ibu pasien mengatakan anaknya demam
 Ibu Pasien mengatakan suhu tubuh Pasien turun naik
 Ibu pasien mengatakan anaknya mual
 Ibu Pasien mengatakan anaknya kurang minum
 Ibu Pasien mengatakan nafsu makan anaknya menurun
 Pasien mengatakan pusing saat berdiri dan duduk
 Pasien tampak letih
 Badan teraba hangat
 Test RL ( + )
 TD : 100/80 P : 20 x/m
 Pasien hanya menghabiskan 3 sendok dari porsi yang diberikan
 Mukosa bibir Pasien tampak pucat
 Trombosit : 75.000
31

KLASIFIKASI DATA
Nama : An.F.R
Umur : 10 Tahun

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF

 Ibu pasien mengatakan anaknya  Pasien tampak letih


demam  Badan teraba hangat
 Ibu Pasien mengatakan suhu tubuh  Test RL ( + )
Pasien turun naik  TD : 100/80 P : 20 x/m
 Ibu pasien mengatakan anaknya N : 80 x/m S : 38,7 °C
mual  Pasien hanya menghabiskan 3
 Ibu Pasien mengatakan anaknya sendok dari porsi yang diberikan
kurang minum  Mukosa bibir Pasien tampak
 Ibu Pasien mengatakan nafsu pucat
makan anaknya menurun  Trombosit : 75.000
 Pasien mengatakan pusing saat
berdiri dan duduk
32

ANALISA DATA

N MASALAH
DATA PENYEBAB
O KEPERAWATAN
1 Ds : Hipertermi
 Ibu pasien mengatakan
anaknya demam
 Ibu Pasien mengatakan
suhu tubuh Pasien
turun naik
 Pasienmengatakan
pusing saat berdiri dan
duduk
Do :
 Pasien tampak letih
 Badan teraba hangat
 Test RL ( + )
 TD : 100/80
P : 20 x/m
N : 80 x/m
S : 38,7 °C
 Trombosit : 75.000
2 Ds : Defisit Nutrisi
 Ibu pasien mengatakan
anaknya mual
33

 Ibu Pasien mengatakan


anaknya kurang
minum
 Ibu Pasien mengatakan
nafsu makan anaknya
menurun

Do :
 Pasien hanya
menghabiskan 3
sendok dari porsi yang
diberikan
 Mukosa bibir Pasien
tampak pucat
 Trombosit : 75.000
34

DIAGNOSA KEPERAWATAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL DITEMUKAN


 Hipertermi  7 Maret 2022

 Deficit nutrisi  7 Maret 2022


RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Inisial Pasien : An.F


Umur : 10 Tahun
Rencana Tindakan Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1 Hipertermi Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Identifikasi penyebab hipertermia
Ds : selama ± 4 jam didapatkan hasil dengan 2. Monitor suhu tubuh
 Ibu pasien mengatakan anaknya demam ekpektasi membaik dengan kriteria hasil : 3. Berikan cairan oral
 Ibu Pasien mengatakan suhu tubuh  Suhu tubuh membaik (5) 4. Anjurkan tirah baring
Pasien turun naik  Pucat menurun (5) 5. Kolaborasi pemberian cairan
 Pasien mengatakan pusing saat berdiri elektrolit dan intravena
dan duduk
Do :
 Pasien tampak letih
 Badan teraba hangat
 Test RL ( + )
 Trombosit : 75.000
 TD : 100/80
P : 20 x/m
N : 80 x/m
S : 38,7 °C

35
36

2 Defisit Nutrisi Setelah dilakukan tindakan keperawatan 6. Identifikasi status nutrisi


Ds : selama ± 4 jam didapatkan hasil dengan 7. Identifikasi makanan yang disukai
 Ibu pasien mengatakan anaknya mual ekpektasi membaik dengan kriteria hasil : 8. Monitor hasil pemeriksaan
 Ibu Pasien mengatakan anaknya kurang  Berat badan membaik laboratorium
minum  Nafsu makan membaik 9. Monitor berat badan
 Ibu Pasien mengatakan nafsu makan 10. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
anaknya menurun menentukan jumlah kalori jika
Do : perlu
 Pasien hanya menghabiskan 3 sendok
dari porsi yang diberikan
 Mukosa bibir Pasien tampak pucat
 Trombosit : 75.000
37

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Inisial Pasien : An.F .R
Umur : 10 Tahun
No.D
Hari tanggal Waktu Implementasi
x
Senin,
7 Maret
2022 I 09.00 1. Mengidentifikasi penyebab hipertermia
Hasil : Terjadi karena proses penyakit
2. Memonitor suhu tubuh
Hasil : 38.7 0C
3. Memberikan cairan oral
Hasil : Pasien dianjurkan minum air putih
4. Menganjurkan tirah baring
Hasil : Pasien nampak terbaring
5. Berkolaborasi pemberian cairan elektrolit dan intravena
Hasil : Terpasang IVFD RL 30 tetes/i
II 10.15 1. Mengidentifikasi status nutrisi
Hasil : Nafsu makan pasien menurun dan porsi makan tidak dihabiskan
2. Mengidentifikasi makanan yang disukai
Hasil : Makanan ringan / Snack
3. Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium
Hasil : Trombosit : 74.000
4. Memonitor berat badan
Hasil : 30 kg
5. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori jika perlu
Hasil : Belum dilakukan
Selasa I 09.00 1. Mengidentifikasi penyebab hipertermia
38

08 Maret 2022 Hasil : Terjadi karena proses penyakit


2. Memonitor suhu tubuh
Hasil : 37.9 0C
3. Memberikan cairan oral
Hasil : Pasien diberikan air putih
4. Menganjurkan tirah baring
Hasil : Pasien nampak masih terbaring
5. Berkolaborasi pemberian cairan elektrolit dan intravena
Hasil : Terpasang IVFD RL 20 tetes/i
II 11.15 1. Mengidentifikasi status nutrisi
Hasil : Nafsu makan pasien belum membaik dan porsi makan tidak dihabiskan
2. Mengidentifikasi makanan yang disukai
Hasil : Makanan ringan / Snack
3. Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium
Hasil : Trombosit : 74.000 (Belum ada hasil pemeriksaan laboratorium terbaru)
4. Memonitor berat badan
Hasil : 30 kg
5. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori jika perlu
Hasil : -
Rabu I 09.00 1. Mengidentifikasi penyebab hipertermia
09-03-2022 Hasil : Terjadi karena proses penyakit
2. Memonitor suhu tubuh
Hasil : Suhu tubuh 37.7 0C dan badan masih teraba hangat
3. Memberikan cairan oral
Hasil : Pasien hanya nampak hanya mengkonsumsi air putih dan tidak diberikan jenis cairan
oral lainnya.
4. Menganjurkan tirah baring
Hasil : Pasien nampak sekali-kali terbangun pada saat lama terbaring
39

5. Berkolaborasi pemberian cairan elektrolit dan


intravena Hasil : Terpasang IVFD RL 20 tetes/i
II 09.15 1. Mengidentifikasi status nutrisi

2. Mengidentifikasi makanan yang disukai


Hasil : Makanan yang disukai tidak berubah dan tidak mau mengkonsumsi makanan yang
dianjurkan oleh dokter
3. Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium
Hasil : Trombosit : 74.000 (Belum ada hasil pemeriksaan laboratorium terbaru)
4. Memonitor berat
badan Hasil : 30 kg
5. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori jika perlu
Hasil : -
40

EVALUASI KEPERAWATAN
Inisial Pasien : An.F.R
Umur : 10 Tahun
Hari /
Waktu Diagnosa Keperawatan Evaluasi (SOAP)
Tanggal
Senin 13.30 Hipertermi b/d proses S : Ibu pasien mengatakan anaknya masih demam
07-03-2022 penyakit O : - Badan pasien teraba hangat
- Suhu tubuh 37,5 0C
A : Hipertermi, Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Monitor suhu tubuh
2. Berikan cairan oral
3. Anjurkan tirah baring
4. Kolaborasi pemberian cairan elektrolit dan intravena
13.45 Defisit nutrisi b/d kesulitan S : Ibu pasien mengatakan nafsu makan anaknya belum membaik
mencerna makanan O : - Porsi makan belum dihabiskan
- Pasien nampak lemas
A : Defisit Nutrisi, Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikasi makanan yang disukai
3. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
4. Monitor berat badan
5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori jika perlu
41

Selasa 14.30 Hipertermi b/d proses S : Ibu pasien mengatakan anaknya masih demam
08-03-2022 penyakit O : - Badan pasien teraba hangat
- Suhu tubuh 37,9 0C
A : Hipertermi, Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Monitor suhu tubuh
2. Berikan cairan oral
3. Anjurkan tirah baring
4. Kolaborasi pemberian cairan elektrolit dan intravena
14.45 Defisit nutrisi b/d S : Nafsu makan pasien belum membaik
mencerna makanan O : Porsi makan tidak dihabiskan
A : Defisit Nutrisi, Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikasi makanan yang disukai
3. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
4. Monitor berat badan
5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori jika perlu
Rabu 13.30 Hipertermi b/d proses S : Ibu pasien mengatakan anaknya masih demam
09-03-2022 penyakit O : Suhu tubuh 37.7 0C dan badan masih teraba hangat
A : Hipertermi, Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Monitor suhu tubuh
2. Berikan cairan oral
3. Anjurkan tirah baring
4. Kolaborasi pemberian cairan elektrolit dan intravena
14.45 Defisit nutrisi b/d S : Nafsu makan pasien belum membaik
42

mencerna makanan O : Porsi makan tidak dihabiskan


A : Defisit Nutrisi, Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikasi makanan yang disukai
3. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
4. Monitor berat badan
5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori jika perlu
BAB IV

PEMBAHASAN

Berikut ini adalah Asuhan Keperawatan pada An.”F.R” dengan kasus DHF

di Ruang Perawatan Dahlia RS Pupuk Kaltim Bonang dari tanggal 07 s/d 09

maret 2022.

A. Pengkajian

Pada hasil pengkajian An.F didapatkan suhu badan 38,70 C dan ada

bintik-bintik merah di tangan pasien, mual, kepala terasa pusing. Hal ini

terjadi karena pasien terinfeksi yang disebabkan oleh virus dengue akan

menyebabkan viremia seperti tanda dan gejala diatas.

Pada penderita DHF terdapat kerusakan yang umum pada system

vaskuler yang mengakibatkatkan terjadinya peningkatan permeabilitas

dinding pembuluh darah. Plasma dapat menembus dinding vaskuler selama

proses perjalanan penyakit, dari mulai demam hingga pasien mengalami

renjatan berat (Huda & Kusuma 2015).

Mual dan muntah yang dialami oleh An.F terjadi karena kondisi ini

berlanjut dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka

anak akan mengalami penurunan berat badan sehingga status gizinya menjadi

kurang. Pasien bisa mengalami mual muntah, nafsu makan pasien yang

menurun (Nursalam 2016).

Pada hasil pengkajian didapatkan hasil pemeriksaan darah trombosit

menurun yaitu 74.000. Hal ini terjadi karena disebabkan oleh virus dengue

yang menyerang trombosit yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti yang

mengakibatkan kebocoran plasma (Padila, 2013).


B. Diagnosa keperawatan

1. Hipertermi

Pada kasus An.F.R penulis menegakkan diagnosa keperawatan

utama yaitu hipertermia berhubungan dengan proses penyakit didukung oleh

data-data yang mengacu pada diagnose tersebut yaitu data subjektif adalah

ibu pasien mengatakan anaknya mengalami demam sejak 2 hari yang lalu,

suhu tubuh anaknya naik turun dan data objektifnya yaitu suhu tubuh :

38,7% dan badan teraba hangat.

Penulis memprioritaskan diagnose keperawatan hipertermia karena

merupakan kebuituhan dasar manusia yang harus dipenuhi, hal ini

didasarkan pada teori hierarki maslow. Hipertermi pada anak jika tidak

segera diatasi dapat menyebabkan kejang demam pada anak, dehidrasi

bahkan syok, dan gangguan tumbuh kembang anak (Ngastiyah, 2015).

Hipertermia merupakan peningkatan suhu tubuh diatas rentang

normal. Batasan karakteristik hipertermia adalah kulit memerah, kejang atau

konvulsi, suhu tubuh meningkat diatas rentang normal, kulit teraba hangat,

mukosa bibir kering (Nanda, 2012).

2. Defisit nutrisi

Data pendukung defisit nutrisi yaitu ibu pasien mengatakan nafsu

makan anaknya berkurang, ibu pasien mengatakan, BB badan pasien turun,

Pasien mengatakan pusing saat berdiri dan duduk. Menurut Suriadi &

Yulisna (2010), hal ini terjadi karena virus dengue yang masuk kedalam

tubuh melalui gigitan nyamuk yang bereaksi dengan antibodi di dalam

tubuh dan mengakibatkatkan mual muntah karena adanya stiumulusi pada


45

medulla vomiting, terjadinya mual muntah menyebabkan anoreksia, nafsu

makan berkurang, penurunan berat badan, dan status gizi pasien kurang,

C. Intervensi

Dalam menyusun rencana tindakan keperawatan kepada pasien

berdasarkan prioritas masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan

pada teori dapat ditegakkan pada tinjauan kasus. Karena tindakan pada tinjauan

kasus disesuaikan dengan keluhan dan keadaan pasien pada saat pengkajian.

1. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit

Tujuan dan kriteria hasil setelah dilakukan tindakan ± 4 jam

diharapkan suhu tubuh membaik, pucat menurun. Intervensi keperawatan

yang diberikan selama ± 4 jam karena hipertermia pada anak merupakan

kebutuhan dasar manusia yang dipenuhi, apabila demam pada anak tidak

segara diatasi akan menyebabkan kejang demam pada anak, dehidrasi

bahkan terjadi syok dan menyebabkan gangguan tumbuh kembang anak.

Intervensi keperawatan disesuaikan dengan kondisi pasien dan fasilitas yang

ada. Intervensi keperawatan yang diberikan pada An.F untuk mengatasi

hipertermi diambil berdasarkan pedoman SIKI, SDKI dan SLKI yaitu antara

lain : identifikasi penyebab hipertermia, monitor suhu tubuh, berikan cairan

oral, anjurkan tirah baring dan kolaborasi pemberian cairan elektrolit dan

intravena.

2. Defisit nutrisi berhubungan dengan kesulitan mencerna makanan

Defisit Nutrisi berhubungan dengan kesulitan mencerna makanan

ditandai dengan berat badan membaik dan nafsu makan membaik dengan

intervensi yang diberikan adalah identifikasi status nutrisi, identifikasi


46

makanan yang disukai, monitor hasil pemeriksaan laboratorium, monitor

berat badan dan kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori

jika perlu. Hal ini sesuai dengan pedoman SIKI, SDKI dan SLKI. Rencana

akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, sehingga nantinya

diharapkan intake dan output adekuat, BB ideal, nafsu makan membaik.

D. Implementasi

Setelah rencana tindakan ditetapkan, maka dilanjutkan dengan

melakukan rencana tersebut data bentuk nyata. Terlebih dahulu penulis

menulis strategi agar tindakan keperawatan dapat terlaksanakan, yang di mulai

dengan melakukan pendengkatan pada pasien agar nantinya pasien mau

melaksanakan apa yang perawat anjurkan, sehingga seluruh rencana tindakan

keperawatan yang dilaksanakan sesuai dengan masalah yang dihadapi pasien.

1. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit

Hasil implementasi yang telah dilakukan pada An.F untuk mengatasi

hipertermi adalah yang pertama mengidentifikasi penyebab hipertermia dan

ditemukan hasil bahwa suhu tubuh yang tinggi pada An.F terjadi karena

proses penyakit tersebut, yang kedua adalah memonitor suhu tubuh dan

didapatkan hasil suhu tubuh An.F adalah 38.7 0C, yang ketiga memberikan

cairan oral dan hasilnya pasien diberikan air putih, yang keempat

menganjurkan tirah baring dan hasilnya pasien nampak terbaring dan yang

kelima adalah berkolaborasi pemberian cairan elektrolit dan intravena dan

hasilnya pasien terpasang IVFD RL 20 tetes/i.


47

2. Defisit nutrisi berhubungan dengan kesulitan mencerna makanan

Hasil implementasi yang telah dilakukan pada An.F untuk mengatasi

deficit nutrisi adalah yang pertama mengidentifikasi status nutrisi dan

diperoleh hasil nafsu makan pasien menurun, yang kedua adalah

mengidentifikasi makanan yang disukai hasilnya adalah makanan ringan /

Snack yang ketiga adalah memonitor hasil pemeriksaan laboratorium

didapatkan hasil pemeriksaan Trombosit : 74.000 atau menurun dari nilai

normal, yang keempat adalah memonitor berat badan diperoleh BB 30 kg

dan yang kelima adalah Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan

jumlah kalori jika perlu.

E. Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan.

Evaluasi meliputi evaluasi hasil dan evaluasi proses. Pada kasus ini

menunjukkan bahwa belum ada kemajuan atau keberhasilan dalam mengatasi

masalah pasien. Pada kasus An.F yang dirawat diruang perawatan Dahlia RS

Pupuk Kaltim Bontang dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan

sebagai metode pemecahan masalah, hasil evaluasi akhir yaitu pada tanggal 07

Maret s/d 09 Maret 2022 dari diagnosa keperawatan yang ditemukan dalam

kasus, keseluruhan diagnosa keperawatan belum teratasi.

1. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit

Pada evaluasi hari pertama diperoleh data subjektif Ibu pasien

mengatakan anaknya masih demam, data objektifnya badan pasien teraba

hangat dan suhu tubuh 37,5 0C sehingga dapat diambil keputusan bahwa
48

masalah hipertermi pada anak belum teratasi sehingga perlu dilanjutkan

beberapa intervensi yang belum tercapai atau maksimal diantaranya adalah

monitor suhu tubuh, berikan cairan oral, anjurkan tirah baring dan

kolaborasi pemberian cairan elektrolit dan intravena.

Pada evaluasi hari pertama ini diagnosa hipertermi belum teratasi

namun terjadi penurunan suhu tubuh dikarenakan kontrol suhu tubuh yang

baik dan asupan cairan oral yang juga baik sehingga terjadi penurunan suhu

tubuh.

2. Defisit nutrisi berhubungan dengan kesulitan mencerna makanan

Pada evaluasi hari pertama diperoleh data subjektif ibu pasien

mengatakan nafsu makan anaknya belum membaik, data objektifnya Porsi

makan belum dihabiskan dan pasien nampak lemas sehingga dapat

dikatakan masalah defisit nutrisi belum teratasi sehingga perlu dilanjutkan

intervensi yang belum tercapai yaitu identifikasi status nutrisi, identifikasi

makanan yang disukai, monitor hasil pemeriksaan laboratorium, monitor

berat badan dan kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori

jika perlu.
BAB V

PENUTUP

Dari hasil pembahasan yang telah diuraikan mengenai kasus pada pasien

An.“F“ dengan kasus DHF di Ruang Perawatan Anak Dahlia RS Pupuk Kaltim

Bontang tanggal 07 Maret – 09 Maret 2022 maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Setelah dilakukan pengkajian pada An.F.R yang menderita penyakit DHF

didapatkan data bahwa pasien mengalami demam sejak 2 hari yang lalu

dengan suhu tubuh 38,70C dan nafsu makan menurun dan sering muntah.

2. Dari hasil pengkajian ditemukan diagnosa medis hipertermi dan deficit

nutrisi sesuai dengan batasan karakteristik dalam pedoman SIKI, SLKI dan

SDKI.

3. Rencana asuhan keperawatan pada An.F.R dengan masalah hipertemi adalah

identifikasi penyebab hipertermia, monitor suhu tubuh, berikan cairan oral,

anjurkan tirah baring dan kolaborasi pemberian cairan elektrolit dan

intravena sedangkan untuk masalah deficit nutrisi diberikan intervensi

identifikasi status nutrisi, identifikasi makanan yang disukai, monitor hasil

pemeriksaan laboratorium, monitor berat badan dan kolaborasi dengan ahli

gizi untuk menentukan jumlah kalori jika perlu.

4. Setelah dilakukan implementasi terhadap An.F.R diperoleh hasil pada

diagnosa hipertermi badan masih terasa hangat dan suhu tubuh 37,5 0C

sedangkan pada diagnosa defisit nutrisi diperolah hasil nafsu makan pasien

belum membaik.
5. Setelah dilakukan evaluasi dapat ditarik kesimpulan bahwa diagnose

hipertermi dan deficit nutrisi belum teratasi sehingga perlu dilanjutkan

intervensi yang belum tercapai.

B. Saran-Saran

1. Bagi pasien dan keluarga

Diharapkan pasien dan keluarga agar menambah pengetahuan dalam

melakukan rehabilitasi pasca perawatan yang berhubungan dengan penyakit

DHF dan pemenuhan asupan cairan misalnya melakukan pencegahan

penyebaran penyakit dengan melakukan menguras kamar mandi, menutup

genagan air, mengubur sampah, menaburkan bubuk larvasida pada

penampungan air, menggunakan kelambu atau obat nyamuk agar terhidar

dari gigitan nyamuk, menghindari menggantung pakaian, meningkatkan

asupan makanan dan cairan yang seimbang sesuai dengan kebutuhan tubuh

agar tercapai derajat kesehatan yang optimal.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan karya ilmiah ini dapat dijadikan referensi atau data

pembanding dalam pemberian asuhan keperawatan secara komprehensif

agar dapat dilakukan secara maksimal.


DAFTAR PUSTAKA

Hasanah, N. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengue Hemorrhage Faver


(DHF) Dengan Masalah Kekurangan Volume Cairan di Ruang Melati
RSUD Bangil Pasuruan.
Jannah, R., Puspitaningsih, D., Kep, M., & Kartiningrum, E. D. (2019). Asuhan
keperawatan pada pasien dengan dengue haemorragic fever (dhf) di
Ruang jayanegara. Hospital majapahit (Jurnal Ilmiah Kesehatan
Politeknik Kesehatan Majapahit Mojokerto), 11(2), 40–47.
Mar’ah, I. K. (2020). Asuhan Keperawatan Anak Hipertermi Dengan Dengue
Haemorhagic Fever (Dhf) Di Ruang Pavilliun Roudloh Rumah Sakit
Muhammadiyah Lamongan.
Mayasari, N. P. (2017). Asuhan Keperawatan Pada Klien Yang Mengalami
Dengue Hemorragic Fever Grade 2 Dengan Hipertermi Di Ruang Melati
RSUD Bangil Pasuruan.
Putri, T. G. (2019). Asuhan keperawatan pada An D dengan dengue hemoragic
fever (DHF) di Ruang Rawat Inap Anak RSAM Bukittinggi tahun 2019.
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia/Definisi dan Indikator
Diagnostik (1st ed.). Jakarta Selatan.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia/Definisi dan Tindakan
Keperawatan (1st ed.). Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia/Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan (1st ed.). Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Roghodatul, A., Riesmiyatiningdyah, R., Diana, M., & Putra, K. W. R. (2020).
Asuhan Keperawatan Pada Anak R Dengan Diagnosa Dengue
Hemerragic Fever (DHF) Di Ruang Ashoka Di RSUD Bangil Pasuruan.
Surahmawati, S., Susilawaty, A., Saleh, M., & Bashar, M. Z. (2020). Health
Belief Model Pada Penderita Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja
Puskesmas Mamajang Kota Makassar. HIGIENE: Jurnal Kesehatan
Lingkungan, 5(3), 148–157.
Taamu, H., & Prio, A. Z. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan
Demam Berdarah Dengue (Dbd) Dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan
Dan Elektrolit Di Ruang Arafah RSU Aliyah 2 Kota Kendari.

51

Anda mungkin juga menyukai