Anda di halaman 1dari 32

Bronkopulmonary Displasia

REFERAT
Ryan Arifin
Konsulen :
dr. Rista Lestari, M.Sc, Sp.A.

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA
RSUD SULTAN SYARIF MOHAMMAD ALKADRIE
PONTIANAK, 2016
Definisi
• Displasia bronkopulmoner (bronchopulmonary dysplasia, BPD)
merupakan diagnosis klinis yang ditentukan berdasarkan
ketergantungan oksigen dalam periode waktu tertentu setelah
lahir, dan disertai gambaran radiologis tertentu sesuai dengan
kelainan anatomi.
• Bronkopulmonar displasia pertama kali dilaporkan oleh Northway
dkk pada tahun 1967 berdasarkan perubahan radiologis pada bayi
prematur yang menderita Respiratory Distresss Syndrome (RDS)
setelah lahir, mendapatkan terapi ventilator dan ketergantungan
oksigen.
Janet, M.R. and Roberton, N.R.C. 2010. Textbook of Neonatology 3rd Edition. England: Churcill Livingstone, halaman
608-622.
Landia, S. dan Retno, A.S. 2008. Buku Ajar Respirologi Anak. Jakarta: IDAI, halaman 483-490.
Epidemiologi
• Faktor resiko terjadinya BPD adalah multifaktorial (derajat
penyakit paru yang mendasarinya (sebagian besar sindrom
distres pernapasan), lama pemakaian ventilator, dan lama
pemberian oksigen).
• Displasia bronkopulmoner terjadi pada 27% bayi hampir
aterm yang menderita penyakit paru yang berat (misalnya
sindrom distres pernapasan, aspirasi mekonium, pneumonia,
sepsis) dan 50% pada bayi yang menderita hipoplasia
pulmoner.
• Sekitar 50% bayi prematur ketergantungan oksigen pada 28
hari setelah lahir dan tetap tergantung pada oksigen setelah
36 minggu pasca konsepsi dan lebih sedikit lagi bayi
prematur ketergantungan oksigen setelah 42 hari pasca
konsepsi.
Tricia, LG, dkk. 2009. Neonatology. USA: Lange, halaman 416-421.
Nelson, WE, dkk. 2007. Textbook of Pediatrics 18th Edition. USA: Saunders, chapter 415.
Insiden BPD berbanding terbalik dengan
usia saat bayi dilahirkan dan berat badan
lahir.
Etiologi

Janet, M.R. and Roberton, N.R.C. 2010. Textbook of Neonatology 3rd Edition. England: Churcill Livingstone, halaman 608-
622.
Landia, S. dan Retno, A.S. 2008. Buku Ajar Respirologi Anak. Jakarta: IDAI, halaman 483-490.
Tricia, LG, dkk. 2009. Neonatology. USA: Lange, halaman 416-421.
Patogenesis (1)
Inflamasi merupakan penyebab utama BPD.

• Barotrauma dan volutrauma akibat respirator dapat merusak


jalan napas dan parenkim paru secara langsung ataupun tidak
langsung.
• Intubasi menyebabkan kerusakan permukaan saluran
respiratorik lokal, mengganggu aktivitas silier, dan sebagai jalan
masuk langsung bakteri patogen, dan gas eksogen pada saluran
respiratorik.
• Kebocoran udara, misalnya pada emfisema intersisial paru,
semakin merusak jaringan paru.
• Paparan oksigen menyebabkan timbulnya radikal bebas toksik
yang dapat menyebabkan kerusakan akut pada jaringan,
peradangan, dan menghambat perbaikan dan perkembangan
paru.
Nelson, WE, dkk. 2007. Textbook of Pediatrics 18th Edition. USA: Saunders, chapter 415.
Leonard, ES. 2004. 5th Edition Imaging of The Newborn, Infant, and Young Child. USA: Lippincott Williams.
Patogenesis (2)

Rudolph, AM, dkk. 2003. Pediatrics 21st Edition. USA:McGraw-Hill, chapter 23.9.
Patogenesis (3)

Rudolph, AM, dkk. 2003. Pediatrics 21st Edition. USA:McGraw-Hill, chapter 23.9.
Patogenesis (4)

Nelson, WE, dkk. 2007. Textbook of Pediatrics 18th Edition. USA: Saunders, chapter 415.
Gejala Klinis
• Gejala klinis BPD meliputi takipnea, retraksi, mengi, dan
ronki.
• Risiko terjadinya infeksi juga meningkat.
• Eksaserbasi terjadi berhubungan dengan edema paru, infeksi,
atau gagal jantung kanan.
• Bronkopulmonar displasia sering disertai dengan
bronkospasme, episode sianosis, dan hipoksemia kronik.
• Abnormalitas fungsi paru pada bayi BPD meliputi penurunan
komplians paru, ketidakseimbangan ventilasi-perfusi, serta
peningkatan volume paru, tahanan saluran respirasik, dan air
trapping.

Leonard, ES. 2004. 5th Edition Imaging of The Newborn, Infant, and Young Child. USA:
Lippincott Williams.
Rudolph, AM, dkk. 2003. Pediatrics 21st Edition. USA:McGraw-Hill, chapter 23.9.
Temuan dari Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan
Umum paru kardiovaskuler Abdomen

Status respirasi Retraksi dan Ventrikel Hati dapat


yang buruk  keabnormalan kanan membesar
disebabkan paru yang terangkat, S2 setelahnya ke
peningkatan dari difus biasa tunggal, atau sisi kanan di
pernafasan yang P2 prominen daerah gagal
ditemukan.
buruk, mungkin
Wheezing atau jantung akibat
peningkatan
pemanjangan diikuti hiperinflasi dari
tekanan oksigen,
atau peningkatan ekspirasi juga dengan cor paru.
dari apneu- harus pulmonal.
bradikardi, atau diwaspadai.
kombinasi dari
hal tersebut.
Nelson, WE, dkk. 2007. Textbook of Pediatrics 18th Edition. USA: Saunders, chapter 415.
Temuan dari Pem. Penunjang
Analisis Gas Retensi CO2. Walaupun demikian jika masalah respirasi telah
Darah kronik dan stabil pH biasanya sub normal (pH > 7,25).

Abnormalitas dari elektrolit akan dihasilkan dari retensi


kronik karbondioksida (peningkatan serum bikarbonat),
Elektrolit terapi diuretik (hiponatremia, hipokalemia, atau
hipokloremia), restriksi cairan (peningkatan nitrogen urea
dan kreatinin), atau ketiga tiganya.
Pemeriksaan mikroskopik akan menunjukkan adanya sel
darah merah, mengindikasikan adanya kemungkinan
Urinalisis
nefrokalsinosis sebagai hasil dari pemakaian diuretik jangka
lama
dapat mendeteksi cor pulmonal dan atau hipertensi
pulmonal, dimanifestasikan oleh hipertrofi ventrikel kanan
EKG dan
dan elevasi dari tekanan arteri pulmonal dengan deviasi aksis
Ekokardiografi ke kanan, peningkatan waktu interval sistolik kanan,
penebalan daripada dinding ventrikel kanan, dan abnormal
dari geometri ventrikel kanan.
Px Fungsi Paru
• Penurunan komplians paru
• Ketidakseimbangan ventilasi paru,
• Peningkatan volume paru
• Tahanan saluran respiratorik
• Air trapping

Nelson, WE, dkk. 2007. Textbook of Pediatrics 18th Edition. USA: Saunders, chapter 415.
Px Fungsi Paru (2)
• Abnormalitas uji fungsi paru menetap pada anak usia sekolah
dengan riwayat BPD.
• Abnormalitasnya mencakup penurunan kapasitas vital paru,
volume ekspirasi paksa, aliran ekspirasi paksa, dan
peningkatan volume residu.
• Uji fungsi paru membaik pada usia 7-11 tahun.
• Sekitar 50% anak-anak dengan riwayat BPD mempunyai
hiperreaktifitas bronkus meskipun tidak terdapat riwayat
mengi.
• BBLSR yang menderita BPD memilikii kelemahan motorik dan
berisiko lebih tinggi terhadap retardasi mental.

Tricia, LG, dkk. 2009. Neonatology. USA: Lange, halaman 416-421.


Stadium Radiologis BPD
• Sindrom distresss pernapasan
• Diffusely hazy
• Diffusely bubbly, pola interstisial
• Hiperaerasi, hiperlusen fokal
BPD Tahap I/Pemeriksaan Foto Thoraks
• Tahap 1 ( < 3 hari)
• Karakteristik (mirip
dengan RDS dan juga
menyerupai komplikasi
RDS seperti pneumotoraks
dan emfisema paru
interstisial).
• Tampak air bronchogram
• Tampak ground glass
appearance
• Belum terjadi hiperinflasi

Leonard, ES. 2004. 5th Edition Imaging of The Newborn, Infant, and Young Child. USA: Lippincott Williams.
Rudolph, AM, dkk. 2003. Pediatrics 21st Edition. USA:McGraw-Hill, chapter 23.9.
BPD Tahap 2 (4-10 Hari)/Pemeriksaan
Foto Thoraks
• Ada penemuan radiografi yang
menetap dan harus diwaspadai
untuk perkembangan BPD lebih
lanjut.
• Gambaran interstitial yang halus
atau kasar yang difus
(homogenous opacity) sering
dijumpai pada tahap ini
• Sulit untuk melihat batasan
jantung. Tidak ada kecenderungan
pada satu lobus tertentu. Pada
kasus berat akan tampak
gambaran yang lebih kasar.
• Mulai terbentuk vacuole lusen
tapi belum terlalu jelas.
Leonard, ES. 2004. 5th Edition Imaging of The Newborn, Infant, and Young Child. USA: Lippincott Williams.
Rudolph, AM, dkk. 2003. Pediatrics 21st Edition. USA:McGraw-Hill, chapter 23.9.
BPD Tahap 3 (10-20 Hari)/Pemeriksaan
Foto Thoraks
• Vacuole meluas dan akan
dikenali menjadi kistik yang
berisi daerah udara.
• Dikenal dengan pola
interstisial.

Learning Radiology.com. Bronchopulmonary Dysplasia (BPD). Diunduh dari: http


://www.learningradiology.com/archives2007/COW%20284-BPD/bpdcorrect.html . Diakses pada tanggal 24 April 2016.
BPD Tahap 4 (>1 bulan)/Pemeriksaan
Foto Thoraks
• Tampak hiperekspansi paru-
paru
• Perluasan cyst
• Pada tahap ini, udara lebih
sering terjebak di lobus
bawah daripada lobus atas.
• Hiperinflasi paru akan terlihat
pada kasus yang parah.

Learning Radiology.com. Bronchopulmonary Dysplasia (BPD). Diunduh dari: http://


www.learningradiology.com/archives2007/COW%20284-BPD/bpdcorrect.html. Diakses pada tanggal 24 April
2016.
CT SCAN

Anak 4 tahun yang berulang kali dirawat di rumah sakit


insufisiensi pernafasan.Pada Elektron-beam CT scan paru-paru
ditemukan hypoattenuated besar di seluruh kedua lobus atas.
Hypoattenuated lainya yang lebih kecil terlihat pada lobus
kanan bawah.
Aukland, Stein Magnus, dkk. High-Resolution CT of the Chest in Children and Young Adults Who Were Born Prematurely: Findings in a
Population-Based Study. 1999. Diunduh dari: http://www.ajronline.org/content/187/4/1012.figures-only. Diakses pada tanggal 24 April 2016.
CT SCAN

Gadis 9 tahun dengan dispnea dan sianosis.CT Scan


menunjukkan semua tiga kelainan: hypoattenuated daerah
diparu-paru kanan, yang berisi opacity linear, dan penebalan
subpleural di paru-paru kiri.

Catherine, O, dkk.. Bronchopulmonary Dysplasia : Value of CT in Identifying pulmonary squelae. 2004. Diunduh dari: http://
www.ajronline.org/content/163/1/169.full.pdf+html?sid=6d7a30c5-36f9-4148 b79a-2644a62af844 . Diakses pada tanggal 24 April
2016.
Diagnosis Banding
Pembeda
Nama Retikulogranula Air
Infiltrat Lusen Kistik Hiperinflasi
r Bronchogram
Bronkopulmonar +/- (stage 1) + (stage 1-2) - + (vakuol + (tahap 3) + (tahap 4)
Displasia (BPD) lusen
tahap 2)
Emfisema Paru - + - + (lebih - +
Interstisial (PIE) jelas)
 
Aspirasi - - + - - -
mekonium (kasar)

Aspirasi - - + - - -
pneumoni (opak)

(RDS) + - - - - -
Prinsip Tatalaksana BPD
• Menurunkan keluhan respirasi
• Memperbaiki fungsi respirasi
• Meminimalkan jejas paru dan inflamasi
• Memberi oksigenasi adekuat
• Memfasilitasi perkembangan paru
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
• Studi yang dilakukan oleh Cole pada tahun 2010 menyatakan
bahwa pemberian inhalasi beklometason tidak mencegah
terjadinya BPD, tetapi berhubungan dengan penurunan
penggunaan kortikosteroid sistemik dan ventilator.
• Deksametason diberikan dengan dosis awal 0,2-0,5 mg/kgBB
po/iv dan dilanjutkan dengan dosis rumatan 0,1 mg/KgBB/
po/iv selama 6-8 jam.
• Nutrisi
• Inositol
• Asam lemak
• Karnitin
• Sistein
• Vitamin A,C,E
• Protein,lemak,karbohidrat,vitamin, dan mineral dalam 24-
48 jam setelah lahir
• ASI
Masalah Kesehatan BPD setelah
keluar RS / Komplikasi
Prognosis
• Sebagian bayi dapat berthan hidup, tetapi terdapat
peningkatan resiko infeksi, hiperreaktifitas saluran respiratorik,
disfungsi jantung, dan kelainan neurologis.
• 24% dari bayi dgn BPD akan mempunyai keluhan respiratorik
hingga dewasa,
• 50% kembali masuk rumah sakit pd usia 12-24 bulan pertama
setelah lahir.
• 50% mempunyai riwayat menghi atau asma pada masa anak-
anak.
• 20% mengancam jiwa
• 3% kematian mendadak
DAFTAR PUSTAKA
• Janet, M.R. and Roberton, N.R.C. 2010. Textbook of Neonatology 3rd Edition. England: Churcill Livingstone,
halaman 608-622.
• Landia, S. dan Retno, A.S. 2008. Buku Ajar Respirologi Anak. Jakarta: IDAI, halaman 483-490.
• Tricia, LG, dkk. 2009. Neonatology. USA: Lange, halaman 416-421.
• Nelson, WE, dkk. 2007. Textbook of Pediatrics 18th Edition. USA: Saunders, chapter 415.
• Leonard, ES. 2004. 5th Edition Imaging of The Newborn, Infant, and Young Child. USA: Lippincott Williams.
• Rudolph, AM, dkk. 2003. Pediatrics 21st Edition. USA:McGraw-Hill, chapter 23.9.
• Prabhakar Rajiah. Imaging in Bronchopulmonary Dysplasia. 2011. Diunduh dari: http
://emedicine.medscape.com/article/406564-overview. Diakses pada tanggal 24 April 2016.
• Learning Radiology.com. Bronchopulmonary Dysplasia (BPD). Diunduh dari:
http://www.learningradiology.com/archives2007/COW%20284-BPD/bpdcorrect.html . Diakses pada tanggal
24 April 2016.
• Aukland, Stein Magnus, dkk. High-Resolution CT of the Chest in Children and Young Adults Who Were Born
Prematurely: Findings in a Population-Based Study. 1999. Diunduh dari:
http://www.ajronline.org/content/187/4/1012.figures-only. Diakses pada tanggal 24 April 2016.
• Catherine, O, dkk.. Bronchopulmonary Dysplasia : Value of CT in Identifying pulmonary squelae. 2004.
Diunduh dari:
http://www.ajronline.org/content/163/1/169.full.pdf+html?sid=6d7a30c5-36f9-4148-b79a-2644a62af844 .
Diakses pada tanggal 24 April 2016.
• Kirks, Donald R. and Laurin, Sven. Respiratory Radiology. 2011. Diunduh dari:
http://www.medcyclopaedia.com/library/radiology/chapter15/15_3.aspx . Diakses pada tanggal 24 April
2016.
• Wood, Beverly P. Imaging in Pulmonary Emphisema Interstisial. 2011. Diunduh dari:
http://emedicine.medscape.com/article/412482-overview . Diakses pada tanggal 24 April 2016.
TERIMA KASIH
Patogenesis (5)
• Dari hasil autopsi ditemukan abnormalitas
perkembangan dan morfologi paru pada bayi yang
menderita BPD, dengan penurunan pembentukan
alveoli dan septum.

• Diketahui juga bahwa alveoli terus berkembang


hingga usia 5 tahun, sehingga sebagian besar bayi
dengan BPD membaik secara klinis meskipun
kelainan patologis dan radiologis biasanya menetap
hingga dewasa.

Nelson, WE, dkk. 2007. Textbook of Pediatrics 18th Edition. USA: Saunders, chapter 415.
Leonard, ES. 2004. 5th Edition Imaging of The Newborn, Infant, and Young Child. USA: Lippincott
Williams.
Rudolph, AM, dkk. 2003. Pediatrics 21st Edition. USA:McGraw-Hill, chapter 23.9.
CT SCAN

Anak 3 tahun dengan episode berulang mengi dan pneumonia. Elektron-


beam CT scan paru memperlihatkan paru tajam, tipis, dengan kekeruhan
terlihat dari pinggir menuju hilus kiri. Linier kekeruhan (atelektasis atau
fibrosis) yang berdekatan dengan penebalan pleura segitiga.

Aukland, Stein Magnus, dkk. High-Resolution CT of the Chest in Children and Young Adults Who Were Born Prematurely: Findings in a
Population-Based Study. 1999. Diunduh dari: http://www.ajronline.org/content/187/4/1012.figures-only. Diakses pada tanggal 24 April 2016.

Anda mungkin juga menyukai