Anda di halaman 1dari 55

Retno Wulandari

DEMAM TIFOID dr. Woro Triaksiwi, Sp.A

20110310086
IDENTITAS PASIEN
•Nama Ibu : Ny. S H
•Nama : An. S K •Umur : 31 tahun
•Tanggal lahir : 26 Oktober 2010 •Pekerjaan : IRT
•Usia : 6 tahun •Agama: Islam
•Jenis kelamin : Perempuan •Pendidikan terakhir : SMA
•Suami : Tn. N
•Alamat: Dukuh Wetan, Salaman, Magelang
•Umur : 34 tahun
•Masuk RS : 13 Oktober 2016
•Pekerjaan : Sopir BUS antar Provinsi
•Agama: Islam
•Pendidikan terakhir : SMA
KELUHAN UTAMA
(Alloanamnesis dengan ibu pasien tangga 14 Oktober 2016 pukul 09.00 WIB)

Demam sudah 11 hari disertai badan yang terasa lemas


RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang dibawa orang tuanya ke Poliklinik Anak RSUD Tidar dengan keluhan demam yang
sudah dirasakan sejak 11 hari yang lalu disertai dengan rasa lemas dan juga nafsu makan yang
menurun. Orang tua mengeluhkan bahwa anaknya menjadi pendiam dan gampang rewel sejak
demam. Demam yang dirasakan pasien pada awalnya tidak terlalu dikeluhkan dan dilihat
orangtuanya, hal ini dikarenakan anak masih dapat sekolah dan bermain bersama teman-
temannya. Tapi saat demam hari ke 5 (11 Oktober 2016) anak mulai mengeluhkan lemas dan
tidak mau makan, akhirnya orangtua membawa anak ke klinik Faskes tingkat 1 terdekat. Oleh
dokter di klinik, pasien diberikan obat penurun panas. Selama minum obat dari dokter klinik,
demam pasien hanya turun ketika habis minum obat setelah 1 jam panas anak akan naik lagi.
Demam yang dialami pasien juga lebih sering terjadi sejak sore sampai malam hari, pada pagi
dan siang hari demam akan turun dan anak menjadi sedikit lebih tenang.
Pada hari ke 7 demam anak juga mulai mengalami batuk kering dan semakin lama menjadi
berdahak serta dahaknya sulit keluar. Anak sempat mengalami muntah pada malam hari
sebelum ke RS, berdasarkan pengakuan ibu hal ini terjadi setelah anak minum susu. Anak juga
sejak mulai demam menjadi sulit BAB, kadang hanya BAB 3 hari sekali tapi dengan konsistensi
yang normal. Untuk keluhan nyeri saat berkemih, kejang, mimisan serta gusi berdarah disangkal
oleh ibu pasien. Riwayat penurunan berat badan disangkal oleh ibu pasien.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat penyakit serupa : Disangkal
Riwayat batuk lama : Disangkal
Riwayat demam lama disangkal : Disangkal
Riwayat sering gatal dan alergi : Disangkal
Riwayat asma dan sering sesak nafas : Disangkal
Riwayat pengobatan paru disangkal : Disangkal
Riwayat rawat inap di RS : Disangkal
Riwayat Diare :Satu kali dan setelah berobat ke Puskesmas langsung
sembuh
Kesimpulan : tidak terdapat riwayat penyakit dahulu pasien yang berhubungan dengan kondisi
pasien saat ini.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Riwayat dengan keluhan yang sama : Disangkal
Riwayat demam lama : Disangkal
Riwayat batuk lama dan pengobatan paru : Disangkal
 Riwayat penyakit jantung dan gula : Disangkal
 Riwayat Hipertensi : Kakek pasien

Kesimpulan : tidak terdapat riwayat penyakit keluarga pasien yang berhubungan dengan
kondisi pasien saat ini.
SILSILAH
RIWAYAT KEHAMILAN
Ibu usia 27 tahun, G1P1A0. Saat mengandung pasien, merupakan kehamilan yang
diharapkan. Ibu pasien kontrol rutin di bidan setiap satu bulan sekali. Keluhan yang
dirasakan ibu pasien selama hamil adalah mual muntah pada bulan pertama
kehamilan dan rasa pusing yang dirasakan sampai usia 4 bulan kehamilan. Ibu
pasien mengaku selama hamil menjadi sulit makan dan lebih sering mengemil
dibanding makan nasi biasa. Tetapi dalam satu hari minimal ibu pasien makan
sebanyak 2 kali yaitu makan siang dan makan malam. Lauk yangd imakan juga
bervariasi tetapi lebih sering telur dan ikan serta sayur-sayuran. Kenaikan berat
badan selama hamil 8 kg (sebelum hamil 43 kg, menjelang persalinan 51 kg).
RIWAYAT PERSALINAN
Bayi lahir tanggal 26 Oktober 2016 pada usia kehamilan 40 minggu. Persalinan
spontan ditolong oleh bidan di Salaman. BBL 3000 gram, PB: 47 cm. Ibu lupa ukuran
lingkar kepala, lingkar dada, dan lingkar lengan atas pasien. Bayi gerak aktif (+)
dan menangis (+), biru (-), ikterik (-). Air ketuban jernih. IMD (-). Diberikan injeksi Vit
K dan tetes mata gentamisin oleh bidan.
RIWAYAT PASCA PERSALINAN
Ibu dan bayi selamat. BAB/BAK bayi < 24 jam setelah lahir. Bayi gerak aktif (+), menangis
(+), tampak kemerahan, sianosis (-), demam (-), kelainan lain(-). ASI ibu (+) sejak bayi usia 0
hari

Kesimpulan : Riwayat kehamilan, persalinan dan pasca persalinan baik


RIWAYAT MAKANAN
ASI : 0-6 bulan
Bubur halus : 6-9 bulan
Nasi tim : mulai usia 9 bulan
Nasi lembek : mulai usia 12 bulan
Nasi biasa : mulai usia 15 bulan
Pemberian ASI kadang menggunakan botol dan dot yang selalu dicuci dan direbus
setiap sekali pakai
Kesimpulan : riwayat ASI eksklusif dan tahap pengenalan makanan baik
RIWAYAT PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN
Berat badan lahir cukup sesuai umur kehamilan, anak tidak pernah terlihat gemuk tetapi
terlihat lebih tinggi dibanding teman-temannya

Pada aspek personal sosial, pasien sudah dapat makan sendiri dan sudah berani untuk tidur
dikasur sendiri walaupun masih dalam satu kamar denga kedua orang tua serta adiknya.
Pada aspek adaptif dan motorik halus, pasien dapat menggambar dan sudah mulai dapat
membaca serta menulis huruf.
Pada aspek bahasa, pasien sudah dapat berbicara dengan jelas dan dimengerti oleh orang
rumah.
Pada aspek motorik kasar, saat ini pasien dapat berlari dan sudah dapat menjaga
keseimbangannya.

Riwayat pertumbuhan pasien baik, riwayat perkembangan pasien baik sesuai usia.
RIWAYAT IMUNISASI
Saat lahir : HbO
1 bulan : BCG, Polio 1
2 bulan : DPT, Hb1, Polio 2
3 bulan : DPT, Hb2, Polio 3
4 bulan : DPT, HB3, Polio 4
9 bulan : Campak

Kesimpulan : riwayat imunisasi pasien baik dan lengkap.


RIWAYAT SOSIAL DAN EKONOMI
Sosial
Hubungan dengan tetangga baik, ibu pasien selalu ikut serta jika ada acara seperti posyandu
dan arisan warga. Ayah pasien sendiri tetap sering berkomunikasi dengan warga sekitar
walalupun sering pergi keluar kota dalam waktu yang cukup lama, hal ini dikarenakan ayah
pasien berprofesi sebagai sopir dan sering pergi selama satu minggu dan pulang selama satu
minggu.

Ekonomi
Ibu tidak bekerja dan ayah bekerja sebagai sopir BUS, penghasilan ayah sendiri sekitar Rp.
2.500.000 yang digunakan untuk menghidupi istri, kedua anaknya serta 2 orang adik istrinya,
dan ibu istrinya.
RIWAYAT LINGKUNGAN
Keluarga menempati rumah peninggalan orangtua ibu pasien, dengan ukuran 8x10 meter
dengan berisi 3 buah kamar, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 ruang makan, 1 garasi, 1
dapur, dan 1 buah kamar mandi. Ventilasi dari tiap kamar cukup karena ada2 buah jendela
dari masing-masing kamar. Kamar mandi sendiri menggunakan kloset jongkok dan air yang
digunakan berasal dari air pompa. Di samping rumah terdapat kolam ikan yang berair keruh
kecoklatan berukuran 2x2 meter. Kebersihan dalam rumah sendiri cukup baik, tetapi untuk
dapur, kamar mandi dan garasi terlihat berantakan dan tidak bersih. Rumah pasien berada di
daerah dekat persawahan, sehingga jarak antar rumah cukup jauh.

Kesimpulan : Sosial baik, ekonomi cukup, dan kondisi lingkungan kurang


ANAMNESIS SISTEM
Sistem serebrospinal : pasien sadar, demam (+), sakit kepala (-), gangguan neurologis (-),
kejang (-).
Sistem kardiovaskular : tidak sesak napas, tidak sianosis. berdebar-debar (-), nyeri dada (-).
Sistem pernapasan : napas cuping hidung (-), retraksi (-), sesak nafas (-), nafas cepat (+),
batuk (+), pilek (-), mimisan (-).
Sistem gastrointestinal : kembung (-), perdarahan gusi (-), mual (-), muntah (+) , BAB (+) 3 hari
sekali.
Sistem muskuloskeletal : tonus otot baik, gerakan bebas kekuatan dan sensibilitas normal, nyeri
sendi (-), bengkak pada sendi (-). Tetapi pasien merasa lemas untuk menggerakkan badannya.
Sistem urogenital : tidak ada keluhan, BAK (+) normal, nyeri saat BAK (-).
Kesimpulan : terdapat gangguan pada sistem pernapasan, gastroinstestinal, serebrospinal dan
muskuloskeletal.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : kondisi pasien lemas dan tidak semangat
Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign
Frekuensi jantung : 96 x/menit, teratur
Suhu aksila : 37,5o C
Frekuensi napas : 28 x/menit
Kesimpulan : tidak takikardi, tidak takipnea, tidak hipertermia
STATUS GIZI
Berat Badan anak : 19 kg
Tinggi badan : 119 cm
Usia : 6 tahun

BMI : 13,4

Kesimpulan : anak underweight dan BMI nya 13,4.


PEMERIKSAAN KHUSUS
Leher :
tidak terdapat pembesaran limfonodi, JVP tidak meningkat, pembesaran kelenjar tiroid (-).
Dada :
Bentuk normal, simetris, tidak ada ketinggalan gerak, tidak ada retraksi.
Paru
Inspeksi : simetris, tidak ada ketinggalan gerak, tidak retraksi
Palpasi : simetris, tidak ada ketinggalan gerak
Perkusi : sonor
Auskultasi : SDV +/+, suara tambahan +/+ , rhonki basah halus +/+, wheezing -/-

Kesimpulan : pemeriksaan paru terdapat kelainan berupa rhonki basah halus.


Jantung
Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : iktus cordis teraba kuat di ruang intercostal IV
Perkusi :
Batas jantung kiri atas = SIC II kiri linea parasternalis kiri
Batas jantung kiri bawah = SIC V kiri agak ke medial line midclavicularis kiri.
Batas jantung kanan atas = ruang intercostal II kanan linea parasternalis kanan.
Batas jantung kanan bawah = sekitar ruang intercostal III-IV kanan, line parasternalis kanan
Auskultasi : suara jantung dalam batas normal, bising jantung (-)

Kesimpulan : pemeriksaan jantung dalam batas normal


Abdomen
Inspeksi : permukaan dinding perut tidak ada luka, datar.
Auskultasi : Bising usus (+) menurun.
Palpasi : dinding perut supel, turgor baik, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba.
Perkusi : Timpani
Kesimpulan : pemeriksaan abdomen terdapat penurunan bising usus

Anogenital
Anus : tidak dapat dilakukan karena pasien menolak.
Genital : tidak dapat dilakukan karena pasien menolak.
Kesimpulan : tidak dapat dinilai.
Ekstremitas

Akral hangat, perfusi jaringan baik, tidak ada sianosis ataupun ptekie

Superior Inferior

Deformitas -/- -/-

Akral Dingin -/- -/-

Akral Sianosis -/- -/-

CRT <2” <2”

Tonus Normal Normal

Kesimpulan : dalam batas normal.


Kepala

Bentuk : Mesocephal, rambut hitam dan lurus.


Mata : Sclera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (+/+), tidak terdapat discharge
Hidung : Bentuk normal, nafas cuping hidung (-/-), sekret jernih (-/-), septum deviasi (-), epitaksis (-).
Telinga : ukuran normal, discharge (-/-), bentuk normal.
Mulut : Sianosis (-), labioschizis (-), palatoschizis (-), stomatitis (-).
Gigi : karies dentis (+), gigi seri atas pasien nampak rusak dan kehitaman.
Tenggorokan : lidah kotor (+), nyeri telan (-), faring hiperemis (-), tonsil T2-T2.

Kesimpulan : pemeriksaan fisik terdapat kelainan di bagian mata, lidah, gigi, dan tonsil.
Kesimpulan :
pasien anemia, hematokrit yang rendah,
dan hasil pemeriksaan Tubex yang positif
8.
DIAGNOSIS BANDING
Demam Tifoid
Demam Dengue
Adenotonsilitis
Pneumonia
TB Paru
DIAGNOSIS KERJA
Demam Tifoid
Pneumonia
PLANNING
Medikamentosa
Non Medikamentosa
Infus KAEN 3B 20 tpm makro
 Cek darah rutin, Tubex, Tes Mantoux,
Inj. Ceftriaxone 3x500 mg
Rontgen Thorax.
Paracetamol syr 4x 2cth
 Diet Makanan lunak rendah serat
Codein syr 4x2cth
 Minum obat teratur
 Kontrol post opname
PLANNING
Monitoring
Edukasi
Pemantauan keadaan umum  Sanitasi dan kebersihan lingkungan
Pemantauan Tanda-tanda vital  Pengelolaan bahan makanan dan minuman
yang higienis dan matang
Pemantauan nutrisi dan cairan
 Menjaga pola makan dan sumber makanan si
anak
 Segera ke tenaga kesehatan jika keluhan
anak muncul lagi
FOLLOW UP
DEMAM TIFOID
DEFINISI :
Penyakit sistemik akut yang ditandai demam akut akibat infeksi Salmonella sp.

ETIOLOGI:
Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang menular pada kondisi
dengan sanitasi buruk dan padat penduduk.

Antigen terletak pada kapsul sel


 H ( Antigen Flagellar)
 Vi (Polisakarida virulence Ag)
 O (Somatic Ag)
MORFOLOGI
Gram negatif
Enterobacteriaceae
Batang pendek
Kebanyakan berflagella
Tidak berspora
Tidak berkapsul
STRUKTUR ANTIGEN
Antigen somatik (O) atau dinding sel
- heat stable and alcohol resistant
- identifikasi serological
Antigen Surface ( envelope)
- Antigen surface dapat menutupi antigen O, sehingga bakteri tidak teraglutinasi
dengan antisera O
Antigen Flagellar (H)
- heat labile protein
TRANSMISI
Salmonella typhi tidak memiliki vektor selain manusia:

1. Via makanan
2. Via tangan – mulut
3. Via transmisi oral (air)
EPIDEMIOLOGI
FAKTOR RESIKO
Anak-anak merupakan faktor resiko terbesar
Bekerja atau berkunjung ke daerah endemik
Kontak dengan orang yang terinfeksi tifoid
Imunitas yang lemas seperti pada orang denga HIV/AIDS
Meminum air yang terkontaminasi S typhi
PATOFISIOLOGI
PRESENTASI KLINIS
Masa inkubasi dari demam tifoid adalah 7-14 hari (dengan rentang 3-60 hari)
Jika tidak dilakukan pengobatan maka gejala akan berkembang selama 4 minggu,
dengan gejala baru yang muncul setiap minggu
GEJALA DAN TANDA
Demam > 7 hari
Terlihat sakit dan kondisi serius tanpa sebab yang jelas
Nyeri perut
Kembung
Mual
Muntah
Diare
Konstipasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
BIAKAN DARAH
5-10 ml darah di inokulasikan dengan 50-100 ml kaldu empedu.
Jika volume darah 10-30 ml maka akan menigkatkan sensitifitas
Tingkat keberhasilan biakan:
Minggu ke 1 : 90%
Minggu ke 2 : 75%
Minggu ke 3 : 60%
Minggu ke 4 : 25%

BIAKAN SUMSUM TULANG


Merupakan pemeriksaan paling senstif walaupun pasien sudah mendapat AB selama 5 hari
ANTIBIOTIK
KOMPLIKASI
intestinal Ekstra-
intestinal

Proses
infeksi relaps

relaps karier
KOMPLIKASI
Intestinal bleeding
Terlepasnya darah dari pembuluh darah
intestinal oleh karena erosi pembuluh darah
yang hiperplastik dan kelenjar peyer yang
nekrose, perdarahan ke dalam traktus
intestinalis, berupa darah segar/melena
 Biasanya muncul pada minggu ke 2-3
 Dapat perdarahan ringan maupun berat
 Biasanya ditandai dengan suhu yang turun
mendadak, nadi meningkat, rebound tenderness,
berkeringat dan adanya feses dengan darah
segar atau berwarna gelap
 Biasa terjadi di bagian descenden dan juga ileum
 Adanya free air di foto abdomen
 Lekositosis
PATOGENESIS
Setelah bakteriema kedua, kuman  jaringan tubuh  kandung empedu  usus,
kelenjar peyer  reaksi peradangan akut  terhadap jaringan limfoid  infiltrasi
sel mononuclear  nekrosis  immunitas local  reaksi antigen  antibody local 
ulcerasi  nekrosis  erosi pembuluh darah  lesi  perdarahan massif
VAKSIN
PENCEGAHAN
Wash your hands.

Avoid drinking untreated


water.

Avoid raw fruits and vegetables

Choose hot foods.


TERIMA KASIH
Etiologi dan pervedaan tiap bakteri, karakteristik
Persebaran
Gejala tanda, bagaimana mendiagnosis (anamnesis, px fisik
Perbedaan karier, dll
Faktor resiko
Pemeriksaan penunjang
Pengobatan
Komplikasi
Pencegahan, edukasi, vaksin

Anda mungkin juga menyukai