Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

PENGGUNAAN EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.)

SEBAGAI OVISIDA KEONG MAS (Pomacea canaliculata L.)

Nama : Amelia Septiani

Nim : 17330076

Tanggal Praktikum : 25 Juni 2020

Asisten : Tim Dosen

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

JAKARTA

2020

I. JUDUL PERCOBAAN :
PENGGUNAAN EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.)
SEBAGAI OVISIDA KEONG MAS (Pomacea canaliculata L.)
II. TUJUAN PERCOBAAN :
untuk mengidentifikasi kandungan kimia apa yang terdapat dalam sampel Daun
Jambu Biji ( Psidium guajava L.) dengan mereaksikan dengan beberapa pereaksi
kimia.

III. PRINSIP PERCOBAAN :


Berdasarkan komposisi kandungan kimia dalam tumbuhan atau bagian tumbuhan
yang dimiliki dengan senyawa target yang diamati/dianalisa.
IV. DASAR TEORI
Skrining fitokimia atau disebut juga penapisan fitokimia merupakan uji
pendahuluan dalam menentukan golongan senyawa metabolit sekunder yang
mempunyai aktivitas biologi dari suatu tumbuhan. Skrining fitokimia tumbuhan
dijadikan informasi awal dalam mengetahui golongan senyawa kimia yang terdapat
didalam suatu tumbuhan. Dalam percobaan ini, skrining fitokimia dilakukan dengan
menggunakan pereaksi-pereaksi tertentu sehingga dapat diketahui golongan senyawa
kimia yang terdapat pada tumbuhan tersebut.
Penapisan Fitokimia merupakan analisis kualitatif terhadap senyawa-senyawa
metabolit sekunder. Suatu ekstrak dari bahan alam terdiri atas berbagai macam
metabolit sekunder yang berperan dalam aktivitas biologinya. Senyawa-senyawa
tersebut dapat diidentifikasi dengan pereaksi-pereaksi yang mampu memberikan ciri
khas dari setiap golongan dari metabolit sekunder.
Penapisan fitokimia dilakukan apabila ekstrak dari tumbuhan yang diperoleh tidak
diketahui kandungan kimianya. Penapisan fitokimia ini ditujukan untuk mengetahui
kandungan senyawa atau golongan senyawa dalam suatu tanaman atau ekstrak
tanaman.
Metode yang digunakan dalam skrining fitokimia harus memiliki persyaratan:
 Metodenya sederhana dan cepat
 Peralatan yang digunakan sesedikit mungkin
 Selektif dalam mengidentifikasi senyawa-senyawa tertentu
 Dapat memberikan informasi tambahan mengenai keberadaan senyawa
tertentu dalam kelompok senyawa yang diteliti.
Golongan senyawa kimia dapat ditentukan dengan cara:
 uji warna
 penentuan kelarutan
 bilangan Rf
 ciri spektrum UV

Masalah pada skrining fitokimia biasanya adalah kesalahan menafsirkan hasil


analisis pengujian/skrining, seperti :
 Reaksi positif palsu adalah hasil pengujian menyatakan ada (positif), tapi
sebenarnya tidak ada (negatif), hal ini bisa disebabkan kesalahan alat, atau
pengaruh senyawa yang memiliki kesamaan sifat maupun struktur atom yang
identik
 Reaksi negatif palsu adalah hasil pengujian menyatakan tidak ada (negatif), tapi
sebenarnya ada (positif), hal ini bisa disebabkan kurang sensitifnya alat, atau karena
kadar didalam bahan uji terlalu sedikit, atau bahan ujinya (ekstrak simplisia) tidak
memenuhi syarat, oleh karena itu senyawa yang tadinya ada hilang/rusak karna
reaksi enzimatik maupun hidrolisis.

Klasifikasi Tumbuhan

Klasifikasi tumbuhan jambu biji atau nama ilmiahnya yakni Psidium guajava yakni
sebagai berikut

 KINGDOM : Plantae
 DIVISI : Spermathophyta
 SUB DIVISI : Angiospermae
 KELAS : Dycotyledoneae
 ORDO : Myrtales
 FAMILI : Myrtaceae
 GENUS : Psidium
 SPESIES : Psidium guajava L.

V. GAMBAR RANGKAIAN ALAT

VI. ALAT DAN BAHAN


ALAT
• Timbangan analitik
• Kiesel gel GF 254 (fase diam)
• Kertas saring
• Hot plate
• Beaker glass
• Tabung reaksi

BAHAN
Daun jambu, akuades, H2SO4, etanol 96%, FeCl3, klorofom, HgCl2, KI, serbuk Mg,
HCl.

VII. PROSEDUR/CARA KERJA


1. Saponin
Sebanyak 0,5 mL sampel dilarutkan pada 5 mL akuades, kemudian
dihomogenkan selama 30 detik, jika terdapat buih atau busa menunjukkan
positif mengandung saponin.
2. Steroid
Steroid dapat diketahui dengan membuat campuran yang terdiri dari 0,5 mL
sampel, 0,5 mL asam asetat glasial dan 0,5 mL H2SO4. Perubahan warna
pada sampel yang berubah menjadi biru atau ungu menandakan positif
mengandung steroid.
3. Terpenoid
Terpenoid dapat diuji dengan cara mencampurkan sampel, asam asetat glasial
dan H2SO4 masing-masing sebanyak 0,5 ml. Perubahan warna pada sampel
yang berubah menjadi merah atau kuning menandakan positif mengandung
terpenoid.
4. Tanin
Uji tanin diperoleh dari mencampurkan 1 ml sampel dan 3 tetes larutan FeCl3
10%. Warna yang berubah pada larutan menjadi hitam kebiruan menandakan
positif mengandung tanin.
5. Alkaloid
Sebanyak 0,5 ml sampel dan 5 tetes kloroform ditambahkan pereaksi mayer,
yaitu 1 g Kl dilarutkan dalam 20 ml akuades, kemudian ditambahkan lagi
dengan 0,271 g HgCl2 hingga larut, jika menunjukkan perubahan warna pada
larutan, menjadi putih kecoklatan menandakan positif mengandung alkaloid
6. Flavonoid
Sampel sebanyak 0,5 ml ditambahkan 0,5 g serbuk Mg dan 5 ml HCl pekat
yaitu tetes demi setetes, adanya perubahan pada larutan menjadi merah atau
kuning dan ada busa menandakan positif mengandung flavonoid

VIII. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil uji kualitatif fitokimia ekstrak daun jambu biji memperlihatkan tidak
ditemukannya steroid dapat dilihat pada Tabel 1.

N JENIS UJI HASIL UJI


O
1 SAPONIN +
2 STEROID -
3 TERPENOID +
4 TANIN +
5 ALKALOID +
6 FLAVONOID +

Skrining fitokimia merupakan suatu metode atau uji pendahuluan dalam suatu
sampel yang digunakan untuk mengetahu ikandungan kimia yang terdapat dalam
suatu sampel.
Alkaloid yaitu senyawa kimia yang biasa ditemukan pada tumbuhan dan
digunakan sebagai bahan dasar untuk pembuatan obat, misalnya morpin, atropine,
dan codein. Alkaloid dapat menembus barrier darah otak (blood-brain barrier),
apabila kandungan alkaloid berlebihan dalam tubuh maka alkaloid dapat
menyebabkan kerusakan hati.
Flavonoid merupakan senyawa polar sehingga flavonoid dapat larut dalam pelarut
polar, seperti etanol, methanol, aseton, dimetil sulfoksida (DMSO), dimetil fonfamida
(DMF) dan air.
Tanin merupakan senyawa fenolik yang kerjanya bersifat adstringen (menciutkan
selaput usus/pengelat) yang dapat mengurangi kontraksi usus, menghambat diare,
mengurangi penyerapan, dan melindungi usus dengan cara melapisi permukaan
lumen.
Saponin adalah suatu glikosida triterpana dan sterol yang mungkin terdapat pada
banyak tanaman. Kata saponin berasal dari bahasa Latin “sapo” yaitu suatu bahan
yang akan membentuk busa jika dilarutkan dalam larutan yang encer. Saponin
berfungsi sebagai ekspektoran, kemudian emetikum jika dikonsumsi dalam jumlah
yang besar. Saponin juga merupakan senyawa kimia yang dapat menyebabkan sel
darah merah terganggu akibat dari kerusakan membran sel, menurunkan kolestrol
plasma, dan dapat menjaga keseimbangan flora usus, serta sebagai antibakteri.
Dalam praktikum ini dilakukan skrining fitokimia terhadap tanaman daun jambu
biji yang dipercaya memiliki banyak manfaat dalam pengobatan. Dimana dalam
skiring fitokimia ini dilakukan pengujian alkaloid, steroid, tanin, dan flavonoid.
Pada pengujian golongan tanin, khususnya terhadap, sampel dibasahi dengan larutan
FeCl3
Pada pengujian golongan alkaloid, masing-masing ditambahkan dengan pereaksi
Mayer, positif mengandung alkaloid jika terbentuk endapan kuning. Dengan pereaksi
Bauchardat, positif mengandung alkaloid jika terbentuk endapan coklat
Pada uji alkaloid dengan pereaksi Mayer, diperkirakan nitrogen pada alkaloid
akan bereaksi dengan ion logam K+ dari kalium tetraiodomerkurat(II) dalam pereaksi
mayer membentuk kompleks kalium-alkaloid yang mengendap. Hasil positif alkaloid
pada uji Dragendorff ditandai dengan terbentuknya endapan coklat muda sampai
kuning. Endapan tersebut adalah kalium-alkaloid
Pada Identifikasi golongan flavonoid. Pada identifikasi golongan dilakukan
dengan 2 cara. Yang pertama sampel di ekstrak denga etanol, kemudian di saring dan
ditambahkan HCl pekat,kemudian ditambahkan serbuk magnesium. Positif
mengandung flavonoid jika terjadi perubahan warna merah muda. Cara kedua yaitu
serbuk sampel ditambahkan FeCl3 dan ditambahkan pula HCl pekat. Positif
mengandung flavonoid jika terjadi perubahan warna menjadi merah. Logam Mg dan
HCl pekat pada uji ini berfungsi untuk mereduksi inti benzopiron yang terdapat pada
struktur flavonoid sehingga terbentuk perubahan merah atau jingga. Jika dalam suatu
ekstrak tumbuhan terdapat senyawa flavonoid akan terbentuk garam flavilium saat
penambahan Mg dan HCl yang berwarna merah muda.

IX. KESIMPULAN
1. Skrining fitokimia merupakan suatu metode atau uji pendahuluan dalam suatu
sampel yang digunakan untuk mengetahu ikandungan kimia yang terdapat dalam
suatu sampel.
2. Penapisan fitokimia dilakukan apabila ekstrak dari tumbuhan yang diperoleh tidak
diketahui kandungan kimianya. Penapisan fitokimia ini ditujukan untuk
mengetahui kandungan senyawa atau golongan senyawa dalam suatu tanaman
atau ekstrak tanaman.

X. DAFTAR PUSTAKA
1. I. S. Rohaya, E. Aryanti, dan Suripto, "Kandungan fitokimia beberapa jenis
tumbuhan lokal yang sering dimanfaatkan sebagai bahan baku obat di pulau
lombok," Prosiding Sem Nas Masy Bi Odiv Indonesia, vol. 1, no. 2, pp. 388-391,
2015.
2. Anonim, 1977, Materia Medika Indonesia, Jilid I. Jakrta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai