Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID

TABLET IMMEDIATE RELEASE

Nama : Amelia Septiani

Nim : 17330076

Kelas : Teksol (B)

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

JAKARTA

202
I
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-NYA, saya
dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Tablet immediate release”. Penulisan makalah ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan matakuliah
Kosmetologi Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi Institut Sain dan Teknologi Nasional.

Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan
sampai penyusunan makalah ini, sangatlah sulit dalam menyelesaikan makalah ini. Oleh karena
itu, dengan segala kerendahan hati saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Nurul selaku
dosen matakuliah Teknologi sediaan solid, keluarga dan untuk kawan seperjuangan lainnya
yang selalu memotivasi saya selama ini.

Saya menyadari bahawa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya
mengharapkan saran dan masukan dari semua pihak. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi
pengembangan bidang ilmu farmasi.

Jakarta, Januari 2021

Amelia Septiani

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................................................3
A. Pengertian tablet immediate release.................................................................................................3
B. Formulasi tablet immediate release pada obat levofloksasin...........................................................3
C. Mekanisme kerja tablet levofloksasin..............................................................................................5
D. Evaluasi tablet levofloxsasin............................................................................................................5
E. Kelebihan tablet immediate releas...................................................................................................7
BAB III..........................................................................................................................................................8
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................8
1. PRA FORMULASI........................................................................................................................8
1.1 Sifat kimia..............................................................................................................................8
1.2 Sifat fisika...............................................................................................................................8
1.3 Sifat farmakologis..................................................................................................................9
1.4 Preformulation study...........................................................................................................13
BAB IV.......................................................................................................................................................17
PENUTUP...................................................................................................................................................17
Kesimpulan..........................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................18

II
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tablet merupakan salah satu sediaan farmasi yang sangat digemari, karena
bentuknya yang padat, mudah di bawa dan dapat menghasilkan efek yang cepat.
Dalam proses pembuatan tablet, bahan aktif dapat diformulasikan bersama dengan
bahan tambahan farmasetik atau tanpa bahan tambahan. Sifat bahan aktif yang
memiliki berbagai variasi mulai dari ukuran, bentuk, berat, kekerasan, dan ketebalan,
maka memiliki waktu hancur yang berbeda juga. Tablet konvesional saat ini dapat
dicetak menggunakan cara kompresi. Kemajuan teknologi yang berkembang pesat
dibidang farmasi memberikan banyak kemudahan dalam proses pencetakan tablet.
Penggunaan teknologi alat yang dilengkapi dengan punch dan die dalam berbagai
ukuran memudahkan dalam pencetakan tablet. Tekanan atau kompresi yang sama dan
kecepatan yang tinggi dalam produksi tablet, memudahkan memproduksi tablet yang
berukuran konstan. Pada teknologi terdahulu, pembuatan tablet dengan cara mencetak
formula kedalam cetakan, menggunakan mesin alat tangan yang ditekan kemudian
dikeluarkan dari cetakannya setelah itu tablet dibiarkan kering (Ansel dan Ibrahim,
1989).
Berbagai jenis tablet beredar di pasaran, mulai dari tablet cetak, tablet triturat,
tablet hipodermik, tablet bukal, tablet efervesen, tablet kunyah, tablet multilapis,
tablet vaginal, tablet hancur cepat, dan tablet hisap. Tablet sebaik apapun jika tidak
mengenai sasaran target penyembuhan tidak akan berarti, maka diperlukan sistem
penghantaran obat yang baik supaya dapat mencapai target yang sesuai. Tablet dapat
dihantarkan melalui beragam cara mulai dari formulasi yang sederhana.
Immediate release, sediaan pelepasan diperlama maupun pelepasan modifikasi.
Dalam hal ini perlu dipikirkan sistem pelepasan mana yang diinginkan supaya
sediaan mencapai target, dengan mempertimbangkan jumlah dan kecepatan yang
akan dihantarkan dengan stabilitas bahan aktif sediaan. Metode pembuatan tablet
kompresi antara lain adalah granulasi basah, granulasi kering dan secara kempa
langsung. Pada ketiga metode ini memiliki masing masing kelemahan dan

1
keunggulan, pemilihan penggunaan metode ini tergantung dari bahan aktif yang
digunakan (Agoes, 2012).

A. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud tablet immediate release ?
2. Apa saja formulasi pada tablet immediate release ?
3. Apa saja praformulasi pada tablet immediate release ?
4. Bagaimana mekanisme kerja tablet immediate release ?
5. Bagaimana evaluasi tablet immediate release ?
6. Apa saja keuntungan dari tablet immediate release ?

B. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengertian dari tablet immediate release
2. Untuk mengetahun apa saja dan bagaimana formulasi tablet immediate release
3. Untuk mengetahui apa saja dan bagaimana praformulasi tablet immediate release
4. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme kerja tablet immediate release
5. Untuk mengetahu cara evaluasi tablet immediate release
6. Untuk mengetahui keuntungan dari tablet immediate release

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian tablet immediate release


Tablet lepas cepat (immediate release) adalah bentuk sediaan yang di
rancang untuk melepaskan obatnya segera setelah digunakan. Tablet pelepasan
segera/cepat ditemukan untuk menghancurkan dan melepaskan bentuk sediaan
nya tanpa fitur pengontrol laju khusus seperti fitur khusus, seperti pelapis khusus
dan teknik lainnya. Tablet pelepasan segera adalah tablet yang hancur dengan
cepat dan larut untuk melepaskan obat-obatan

B. Formulasi tablet immediate release pada obat levofloksasin


Optimasi Formula Tablet Levofloksasin
Batas minimal jumlah disintegran yang digunakan dalam formula adalah
2% (b/b) dan batas maksimal adalah 10% (b/b) sedangkan unuk bahan pengisi,
batas minimal adalah 44% hingga 52% dari bobot tablet dengan jumlah kedua
variabel tersebut adalah 82 mg. Bahan pengikat, lubrikan, dan glidan dibuat
konstan dan menghasilkan bobot tablet levofloksasin untuk setiap formula yaitu
sebesar 150 mg.
Tablet levofloksasin dibuat dengan menggunakan metode granulasi basah.
Sejumlah levofloksasin, laktosa, dan crospovidone dari formula dicampur hingga
homogen sebagai fase internal tablet. Sebanyak 5 mL larutan PVP K30 2% (untuk
200 tablet levofloksasin) ditambahkan sedikit demi sedikit. Campuran tersebut
diaduk hingga mendapatkan konsistensi massa yang elastis. Massa yang diperoleh
dilakukan pengayakan menggunakan ayakan ukuran mesh 16 kemudian
dikeringkan dalam oven pada suhu 45◦C selama 12 jam. Massa hasil pengeringan
diayak dengan ayakan mesh 20. Granul hasil pengayakan dicampurkan dengan
fase eksternal yang terdiri dari sebagian talkum, dan magnesium stearat.
Campuran tersebut kemudian dikempa dengan mesin cetak single punch dengan
diameter punch 5 mm.

3
1. Kecepatan Alir
Serbuk dengan berat 50 gram ditimbang kemudian dimasukkan ke
dalam corong uji waktu alir. Tutup corong dibuka dan dicatat waktu
yang diperlukan granul keluar dari corong (United States
Pharmacopeial, 2009).
2. Keragaman bobot
Sebanyak 10 tablet ditimbang satu per satu, dihitung jumlah persen zat
aktif dalam tiap tablet dari jumlah yang tertera pada etiket dari hasil
penetapan kadar masing-masing tablet kemudian dihitung nilai
penerimaan. Nilai penerimaan maksimal yang diperbolehkan untuk 10
tablet adalah 15% (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2014).
3. Kekerasan tablet
Sebanyak 6 tablet diambil secara acak untuk dilakukan uji kekerasan
dengan menggunakan hardness tester (Stoke Mosanto®). Nilai rata-
rata kekerasan 6 tablet dihitung beserta nilai standar deviasinya.
4. Kerapuhan tablet
Sebanyak 20 tablet dibersihkan dan ditimbang bobotnya. Seluruh
tablet dimasukan ke friability tester dan alat uji dijalankan dengan
jumlah rotasi sebanyak 100 kali. Setelah selesai tablet dibersihkan dari
debu dan ditimbang.
5. Waktu hancur
Sebanyak enam tablet dimasukan kedalam keranjang alat
disintegration tester. Media yang digunakan berupa air dengan suhu
37±0,5ºC. Waktu hancur tablet dihitung mulai saat keranjang masuk
ke medium sampai semua tablet hancur sempurna. Alat dijalankan
hingga 15 menit. Tablet levofloksasin memenuhi persyaratan waktu
hancur jika enam tablet hancur sempurna dalam waktu 15 menit.
6. Penentuan kadar levofloksasin dalam tablet
Metode yang digunakan telah dilakukan validasi dengan
spektrofotometer UV-Vis. Sebanyak 10 tablet digunakan untuk uji
penentuan kadar. Masing-masing tablet ditimbang kemudian

4
dilarutkan menggunakan 0,1 N HCl dalam labu 25 mL. Larutan
kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring Whatman
ukuran 42. Dari larutan tersebut diambil sebanyak 25 μL kemudian
ditambahkan 0,1 N HCl hingga volume 25 mL (pengenceran 1000
kali). Sampel ditentukan absorbansinya menggunakan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimal (295
nm) (Desai et al., 2011).
7. Disolusi efisiensi hingga menit ke-60 (DE60)
Uji disolusi menggunakan metode pengaduk tipe dayung (paddle)
dengan medium 900 ml (± 1%) 0,1 N HCl. Suhu dijaga pada 37±0,5ºC
dengan kecepatan perputaran dayung adalah 100 rpm. Sampel larutan
diambil setelah 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 menit. Sebanyak 5 ml
medium diambil dan diganti dengan medium baru dengan jumlah yang
sama. Sampel kemudian dianalisis dengan spektrofotometer UV-Vis
pada panjang gelombang maksimal (295 nm).
C. Mekanisme kerja tablet levofloksasin
levofloxacin bekerja dengan berdifusi masuk melalui dinding sel bakteri dan
menginhibisi DNA gyrase (topoisomerase II bakterial). DNA gyrase merupakan
enzim yang dibutuhkan untuk replikasi DNA, transkripsi RNA, dan perbaikan
kesalahan pada DNA bakteri. Dengan menginhibisi DNA gyrase akan
menghentikan pertumbuhan bakteri.

D. Evaluasi tablet levofloxsasin

Berdasarkan pengujian kecepatan alir, diperoleh hasil kecepatan alir yang


bagus yaitu memiliki kecepatan diatas 10g/detik. Penentuan sifat alir sangat
penting dikarenakan dapat mempengaruhi keseragaman bobot, kekerasan dan
kadar zat aktif dalam sediaan. Parameter keragaman bobot juga telah memenuhi
persyaratan Farmakope Indonesia Edisi V dengan nilai penerimaan kurang dari
15% untuk 10 tablet yaitu berada pada rentang nilai penerimaan (NP) antara 1,65-
4,58%. Selain itu, tablet yang dihasilkan memiliki rentang kadar 97-101%.

5
Rentang tersebut juga telah memenuhi persyaratan kompendian yaitu kadar
levofloksasin dalam tablet berada pada rentang 90-110%.
1. Kekerasan tablet
Hasil analisis uji kekerasan memiliki p value model sebesar 0,1932
(tidak signifikan) yang memiliki makna bahwa formula yang
direkomendasikan oleh perangkat lunak, yaitu adanya perbedaan
jumlah crospovidone antar formula, tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap nilai kekerasan observasi. Tablet memiliki
kekerasan yang baik apabila hasil pengujian menunjukkan nilai antara
4-8 kg. Namun terkadang kekerasan tablet yang tidak termasuk dalam
rentang nilai tersebut masih dapat diterima apabila memenuhi syarat
kerapuhan tablet, waktu hancur hingga disolusi.
2. Kerapuhan tablet
Dari hasil tersebut, nilai kerapuhan semua formulasi sudah berada
dibawah 1% dan telah memenuhi persyaratan kompendial (ICH,
2017). Dari hasil tersebut juga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
perbedaan nilai kerapuhan dengan adanya variasi jumlah crospovidone
pada tablet levofloksasin karena hasil menunjukkan nilai kerapuhan
tablet yang hampir sama pada tiap formula yang dibuktikan dengan
nilai p-value model dari Design Expert, memberikan nilai yang tidak
signifikan sebesar 0,6614 (>0,05).
3. Waktu hancur
Model linear digunakan untuk menjelaskan hubungan jumlah
crospovidone terhadap waktu hancur dan diperoleh nilai p-value model
0.0033. hal tersebut memiliki makna bahwa adanya perbedaan jumlah
crospovidone, memiliki pengaruh yang bermakna terhadap nilai waktu
hancur observasi. Hubungan antara perbedaan jumlah dan respon
tersebut dapat dilihat berdasarkan persamaan respon waktu hancur dan
contour plot
4. Disolusi efisiensi hingga menit ke-60 (DE60)

6
Disolusi efisiensi merupakan metode untuk menggambarkan kurva
disolusi menjadi lebih sederhana karena dengan satu ekspresi dapat
menggambarkan semua titik dalam kurva disolusi sehingga dapat
mempermudah membandingkan hasil disolusi banyak formula. Dari
hasil p-value model (linear) diperoleh nilai 0,7973. Nilai model >0,05
menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
formula yang direkomendasikan oleh Design Expert terhadap hasil
persen disolusi efisiensi obsevasi. Hal tersebut mengandung arti bahwa
perbedaan jumlah crospovidone pada tablet tidak berpengaruh
terhadap hasil disolusi levofloksasin.
5. Penentuan formula optimal
Berdasarkan komponen pada tabel III, didapatkan formula optimal
dengan nilai desirability 0,546, yaitu formula dengan jumlah
crospovidone maksimal sebesar 15 mg dan jumlah laktosa minimal
sebesar 67 mg dalam 1 tablet. Formula tersebut diuji kebenarannya
dengan membuat kembali tablet dengan komposisi bahan rekomendasi
dan dilakukan uji sifat fisik berupa kekerasan, kerapuhan, waktu
hancur, dan DE60. Selanjutnya, nilai prediksi respon dan nilai
observasi respon yang diperoleh dilakukan uji one sample t-test.
Dari hasil uji analisis dengan one sample t-test, nilai signifikansi >0,05
pada semua respon. Hal tersebut menunjukkan bahwa perangkat lunak
Design Expert mampu menunjukkan hasil respon sifat tablet
levofloksasin dengan disintegran crospovidone dengan benar.

E. Kelebihan tablet immediate releas


- Peningkatan kepatuhan / kenyamanan tambahan, kelarutan, stabilitas,
ketersediaan hayati
- Memungkingkan pemuatan obat yang tinggi, hemat biaya
- Penurunan disolusi dan waktu disintegrasi untuk bentuk sediaan oral rilis
segera

7
BAB III

PEMBAHASAN

1. PRA FORMULASI
1.1 Sifat kimia
Nama : Levofloxacin
Nama Kimia : 9-fluoro-2,3-dihydro-3-methyl-10-(4-methyl-1-piperazinyl)-7-
oxo- 7H-pyrido[1,2,3-de]-1,4-benzoxazine-6-carboxylic acid,
hemihydrates
Rumus Kimia : C 18 H 20 FN 3 O 4- H 2 O
Struktur Kimia :

Berat molekul : 361,3675


Kadar bahan aktif Tablet Levofloxacin (250 mg) Levaquin:
Tablet Levaquin tersedia sebagai tablet salut dan mengandung bahan aktif berikut:
250 mg (seperti yang dinyatakan dalam bentuk anhydrous): hidroksipropil
metilselulosa, crospovidone, mikrokristalin selulosa, magnesium stearat, polietilen
glikol, titanium dioksida, polisorbat 80, dan oksida besi merah sintetis; 500 mg
(seperti yang dinyatakan dalam bentuk anhydrous): hidroksipropil metilselulosa,
crospovidone, mikrokristalin selulosa, magnesium stearat, polietilen glikol, titanium
dioksida, polisorbat 80, dan sintetis merah dan kuning oksida besi.
(Sumber: Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations)

1.2 Sifat fisika


Pemerian : serbuk kristal padat kuning pucat

8
Kelarutan : mudah larut dalam asam asetat glasial, kloroform; sedikit larut
dalam air.
Titik leleh : 225-227°C
Ketersediaan : 99%
Ikatan protein : 24-38%
Waktu paruh : 6-8 jam
Derivatif/Turunan : Levlevofloxacin adalah kuinolon / antibiotik fluorokuinolon
terkait dengan ciprlevofloxacin, enoxacin, fleroxacin, gatifloksasin, gemifloxacin,
grepafloxacin, lomefloxacin, moksifloksasin, norfloksasin, levofloxacin, pefloxacin,
prulifloxacin, rufloxacin, sparfloksasin, temafloxacin, trovafloxacin, sitafloxacin.
Spesifikasi :

Karakteristik Serbuk kristal kuning


terang
Identifikasi +
Kelarutan +
Kehilangan pada ≤4.0%
pengeringan
Logam berat ≤20ppm
Residu pada ≤0.2%
pembakaran
Rotasi spesifik -95° hingga -103°
Pengotor lain ≤0.32%
Pengujian 98.5%-99.5%

1.3 Sifat farmakologis


 Overdosis : saat terjadi overdosis akut, perut harus dikosongkan. Pasien harus
diperhatikan dan hidrasi yang tepat dipertahankan. Levofloxacin tidak efisien
dihilangkan dengan hemodialisis atau dialisis peritoneal.
 Farmakologi : Levofloxacin adalah L-isomer dari levofloxacin rasemat,
kuinolon agen antimikroba. Pada istilah kimia, levofloxacin adalah sebuah
kiral carboxyquinolone terflorinasi, (-) - (S)-enansiomer bahan obat rasemat
murni levofloxacin. Nama kimianya adalah (-) - (S)-9fluoro-2,3-dihidro-3-

9
metil-10-(4-metil-1-piperazinil)-7-oxo-7H-pyrido [1,2,3-de] -1,4 benzoxazine-
6-karboksilat hemihydrate.
 Rumus empirisnya adalah C 18 H 20 FN 3 O 4 • ½ H2O, dan berat molekul 370,38.
Levofloxacin merupakan kekuningan terang-putih kekuningan-kristal putih
atau serbuk kristal.
 Beberapa senyawa endogen yang dipengaruhi oleh levofloxacin termasuk
reseptor GABA (inhibitor), OCTN2 (inhibitor), glukosa darah (perubahan)
saluran kalium (dalam sel miokard - inhibitor), saluran pankreas kalium sel-β
(inhibitor) dan glutathione (depletor).
 Farmakokinetik : Farmakokinetik levofloxacin linier dan dapat diprediksi
setelah pemakaian oral tunggal dan ganda atau IV rejimen pendosisan.
Levofloxacin cepat dan, pada intinya, benar-benar diserap setelah pemberian
oral. Konsentrasi plasma puncak biasanya mencapai satu sampai dua jam
setelah dosis oral. Profil konsentrasi plasma levlevofloxacin setelah
pemberian IV serupa dan sebanding dalam tingkat paparan (AUC) dengan
yang diamati untuk Tablet Levaquin ketika dosis yang sama (mg / mg) yang
diberikan. Levofloxacin diekskresikan sebagian besar sebagai obat yang tak
berubah dalam urin. Rata-rata terminal eliminasi waktu paruh plasma
levofloxacin berkisar dari sekitar 6 sampai 8 jam setelah satu atau beberapa
dosis levofloxacin diberikan secara oral atau intravena. Glukoronidasi dan
hidroksilasi telah ditentukan sebagai salah satu jalur metabolik utama untuk
hidroklorida levofloxacin. Waktu paruhnya adalah 6-8 jam.
 Mekanisme aksi : Levlofloxacin adalah antibiotik spektrum luas yang aktif
terhadap bakteri gram-positif dan bakteri gram-negatif. Berfungsi untuk
menghambat DNA girase, sebuah topoisomerase tipe II, dan topoisomerase iv,
yang merupakan enzim yang diperlukan untuk memisahkan replicated-DNA,
sehingga menghambat pembelahan sel. Fluoroquinolones mengganggu
replikasi DNA dengan menghambat kompleks enzim yang disebut DNA
girase. Hal tesebut juga dapat mempengaruhi replikasi sel mamalia. Secara
khusus, beberapa penyusun kimia kecil dari keluarga obat ini menunjukkan
aktivitas yang tinggi tidak hanya terhadap topoisomerase bakteri tetapi juga

10
terhadap topoisomerase eukariotik, dan bersifat racun bagi sel-sel cultured-
mamalia dan jenis tumor in vivo. Meskipun kuinolon yang sangat beracun
bagi sel mamalia pada biakan, mekanisme kerja sitotoksik aksinya tidak
diketahui. Kerusakan DNA yang diinduksi kuinolon pertama kali dilaporkan
pada tahun 1986. Penelitian terbaru telah menunjukkan korelasi antara
sitotoksisitas sel mamalia dari kuinolon dan induksi mikronukleus. Seperti
pada beberapa fluoroquinolone dapat menyebabkan kerusakan pada
kromosom sel eukariotik. Terdapat lanjutan yang menjadi perdebatan
mengenai apakah kerusakan DNA ini harus atau tidak dianggap sebagai salah
satu mekanisme tindakan mengenai efek samping yang parah dan reaksi tidak
mereda yang merugikan yang dialami oleh beberapa pasien terapi
fluoroquinolone.
 Interaksi : Toksisitas obat yang dimetabolisme oleh sistem sitokrom P450
ditingkatkan dengan seiring penggunaan beberapa kuinolon. Pemberian secara
bersamaan mungkin berbahaya dan meningkatkan aktivitas warfarin
(Coumadin); INR harus dipantau ketat. Selain itu juga dapat berinteraksi
dengan reseptor GABA A dan menyebabkan gejala-gejala neurologis; efek ini
ditambah dengan obat anti-inflamasi non-steroid tertentu. Quercetin, flavonol,
jenis flavonoid, kadang-kadang digunakan sebagai suplemen makanan, dapat
berinteraksi dengan fluoroquinolones, seperti quercetin kompetitif mengikat
girase DNA bakteri. Beberapa makanan seperti bawang putih dan apel
mengandung kadar quercetin yang tinggi; menghambat ataukah meningkatkan
efek fluoroquinolones tidak sepenuhnya jelas. Studi interaksi obat spesifik
belum dilakukan dengan levofloxacin. Namun, pemberian sistemik beberapa
kuinolon telah terbukti mengganggu metabolisme kafein, meningkatkan
konsentrasi plasma teofilin, dan meningkatkan efek dari warfarin dan
turunannya. Pada pasien yang menerima siklosporin sistemik bersamaan,
peningkatan sementara kreatinin serum telah dicatat.
 Indikasi : berlaku untuk strain sensitive yang disebabkan oleh:
- Infeksi kemih, prostatitis bakteri, uretritis Neisseria gonorrhoeae atau
servisitis.

11
- Infeksi pernapasan, termasuk basil Gram-negatif yang sensitif menginduksi
infeksi bronkial dan infeksi paru-paru akut.
- Infeksi saluran pencernaan, Shigella, Salmonella spp, enterotoksigenik E. coli
endotoksin, hidrofilik Aeromonas.
- Tifoid. Donor. Infeksi tulang dan sendi.
- Infeksi kulit dan jaringan lunak.
- Infeksi sistemik Septicemia
Interaksi signifikan obat: Levofloxacin telah dilaporkan untuk berinteraksi
dengan sejumlah besar obat lain, serta sejumlah suplemen herbal dan alami.
Interaksi tersebut meningkatkan risiko cardiotoxicity dan aritmia, efek
antikoagulan, pembentukan kompleks non-absorbable, serta meningkatkan
risiko toksisitas. Beberapa interaksi obat yang berhubungan dengan
modifikasi struktural molekul cincin kuinolon, khususnya interaksi yang
melibatkan OAINS dan teofilin. Fluoroquinolones juga telah terbukti
mengganggu metabolisme kafein dan penyerapan levothyroxine. Gangguan
pada metabolisme kafein dapat menyebabkan berkurangnya pembersihan
kafein dan perpanjangan serum paruh, mengakibatkan overdosis kafein.
Ciprlevofloxacin telah terbukti berinteraksi dengan obat tiroid (levothyroxine)
mengakibatkan hipotiroidisme. Dengan demikian ada kemungkinan bahwa
levofloxacin dapat berinteraksi pula dengan obat tiroid.
Efek samping : Efek samping serius yang mungkin terjadi sebagai akibat dari
terapi levlevofloxacin termasuk neuropati perifer ireversibel, spontan tendon
pecah dan tendonitis, QTc perpanjangan / torsades de pointes, nekrolisis
epidermal toksik (TEN) dan sindrom Stevens-Johnson, eritema multiforme,
gangguan parah sistem saraf pusat (SSP), termasuk kejang dan Clostridium
Difficile Associated Disease (CDAD: kolitis pseudomembranosa) reaksi
fotosensitifitas / fototoksisitas, hipoglikemia fatal, kerusakan ginjal,
rhabdomyolysis (pengecilan otot), serta reaksi anafilaktoid dan krisis
miastenia.
Pediatri : Keselamatan tidak ditetatapkan
Kehamilan & Menyusui : Keselamatan tidak ditetatapkan

12
Lansia : Aman
Side-Effect : Sensasi pedih ringan sementara dan gatal.
Penglihatan kabur sementara, mata pedih, gatal, kemerahan, kekeringan,
merasa seolah-olah ada sesuatu pada mata, atau dapat terjadi sensitivitas
terhadap cahaya.
Kemurnian : Tidak kurang dari 99%
Kontraindikasi : Penggunaan tetes mata Levofloxacin merupakan
kontraindikasi pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap levofloxacin atau
kuinolon lain atau pada salah satu komponen obat.
Penggunaan : Obat ini digunakan untuk mengobati infeksi mata.
Levofloxacin termasuk dalam kelas obat yang disebut antibiotik kuinolon. Ia
bekerja dengan menghentikan pertumbuhan bakteri. Obat ini hanya mengobati
infeksi mata bacterial dan tidak akan bekerja untuk jenis infeksi mata yang
lain. Penggunaan yang tidak perlu atau terlalu sering menggunakan antibiotik
apapun dapat menyebabkan efektivitasnya menurun.
Penyimpanan : Pertahankan dalam wadah tertutup baik, terlindung
dari cahaya. Simpan pada 25 atau di antara 15 dan 30.

13
1.4 Preformulation study
Metode :
Identifikasi Obat;
Analisis Obat Spektrofotometri UV: penyerapan ultraviolet dalam kisaran 200
hingga 400 nm dari 25 mg / ml larutan dalam metanol yang ditentukan.
Analisis Obat Fourier Transform Infra Red: Analisis FTIR sampel dilakukan untuk
identifikasi senyawa kualitatif. Pelet KBr dengan diameter sekitar 1 mm dari obat
disiapkan grinding 3-5 mg sampel dengan 100-150 mg KBr dalam mesin kompresi
tekanan. Spektrum inframerah dari levofloxacin dalam pelet KBr untuk bilangan
gelombang pada kisaran 4000- 500 cm^(-1)
Pembuatan Larutan Buffer Dan Reagen :
 Larutan Sodium hydroxide 0,2 M - 8,0 gram natrium hidroksida dilarutkan
dalam air suling dan diencerkan sampai 1000 ml dengan air suling.
 Larutan fosfat Kalium dihidrogen 0.2 M - 27,218 gm kalium dihidrogen fosfat
dilarutkan dalam air suling dan diencerkan sampai 1000 ml ..
 Larutan buffer Fosfat PH 7,4 - 250 ml 0,2 M kalium dihidrogen fosfat
ditempatkan dalam 1000 ml labu ukur. 112 ml dari 0,2 M natrium hidroksida
ditambahkan dan kemudian volume yang telah disesuaikan dengan air suling
hingga 1000 ml. PH diatur sampai 7,4 dengan natrium hidroksida encer.
Estimasi kuantitatif Obat
 Penentuan penyerapan maksimal (λmax) / panjang gelombang maksimal -
Larutan standar levofloxacin dibuat dengan melarutkan 50 mg obat dalam
metanol dalam 100 ml labu ukur. Larutan stok Levofloxacin telah terdilusi
dalam metanol untuk mendapatkan konsentrasi larutan standar 100 mcg / ml.
Larutan yang dihasilkan kemudian dipindai antara 200 -400 nm. UV
spektrofotometer terlihat (shimadzu 1601 UV Jepang).
 Kurva Standar levofloxacin dalam larutan buffer fosfat (PH 7.4) – ditimbang
secara kuantitatif sebanyak 100 mg levofloxacin dilarutkan dalam 100 ml pH
7.4 dapar fosfat untuk memberikan solusi dari 1 mg / ml (1000 mg / ml)

14
konsentrasi dan thi sebagai larutan stok standar pertama. Dari larutan stok
tersebut sebanyak 1 ml diambil dan diencerkan sampai 100 ml dengan
menggunakan pH 7.4 buffer fosfat untuk mendapatkan larutan dari
konsentrasi 10 µg/m dan larutan ini sebagai larutan standar kedua. Masing-
masing dari 10 ml labu volumetrik, aliquot larutan kedua standar (yaitu) 2 ml,
4 ml, 6 ml, 8ml, 10ml dan 12 ml ditambahkan dan volume dibuat sampai 10
ml dengan menggunakan pH 7.4 dapar fosfat. Absorbansi larutan ini diukur
terhadap reagen blanko pada 292 nm menggunakan Shimadzu (UV-1601)
spektrofotometer UV. Kurva standar diplot dengan konsentrasi pada sumbu x
dan absorbansi pada sumbu y.
Studi preformulasi obat
Studi Preformulasi diperlukan untuk memastikan perkembangan yang stabil serta
bentuk sediaan terapi efektif dan aman. Studi Preformulasi, meliputi identifikasi
obat, analisis kelarutan, koefisien partisi dan kompatibilitas obat.
 Penentuan kelarutan: - Untuk studi kelarutan kuantitatif, diketahui jumlah
obat (10mg) tersuspensi pada beberapa pelarut yang berbeda dan dikocok
selama 24 jam. Menggunakan wrist action shaker (York India). Kelarutan
levofloxacin dalam pelarut yang berbeda dicatat.
 Penentuan titik lebur: - Penentuan titik lebur dari levofloxacin dilakukan
dengan menggunakan Melting Point Apparatus. Pada metode tersebut
kapiler presealed diisi oleh sejumlah kecil obat. Kemudian kapiler dan
termometer ditempatkan pada Melting Point Apparatus. Kemudian amati
kapiler yang melelehkan obat. Suhu dicatat ketika obat mulai mencair dan
obat sampai meleleh sempurna.
 Penentuan koefisien partisi: - Koefisien partisi Levofloxacin ditentukan
dengan metode labu getar pada n-oktanol: air. 10 mg obat Levofloxacin
telah ditambahkan ke dalam 50 ml masing-masing n-oktanol dan air.
Campuran dikocok selama 24 jam sampai kesetimbangan tercapai. Fase
dipisahkan dalam corong pisah dan fase berair disaring melalui filter 0.2μ,
secara sesuai diencerkan dan jumlah Levofloxacin dalam fase berair
ditentukan dengan mengukur absorbansi pada 258nm menggunakan

15
spektrofotometer UV. Koefisien partisi (P o/w) dari Levofloxacin dihitung
dari rasio antara konsentrasi levofloxacin dalam organik (minyak C) dan
fase berair (C aq.) Menggunakan persamaan berikut.

Po / w = (C oil /¿ C aq.)equilibrium

Sifat Organoleptik

Warna : putih kekuningan.

Kristalinitas : bubuk kristal.

Hygroscopicity: Tidak higroskopik

Rasa : Pahit

Bau : tidak berbau

Identifikasi Obat

Penentuan λmax : λmax itu ditemukan berada pada 293 nm.

16
BAB IV

PENUTUP
Kesimpulan

Tablet lepas cepat (immediate release) adalah bentuk sediaan yang di rancang untuk melepaskan
obatnya segera setelah digunakan. Tablet pelepasan segera/cepat ditemukan untuk
menghancurkan dan melepaskan bentuk sediaan nya tanpa fitur pengontrol laju khusus seperti
fitur khusus, seperti pelapis khusus dan teknik lainnya. Tablet pelepasan segera adalah tablet
yang hancur dengan cepat dan larut untuk melepaskan obat-obatan

Formula optimal yang didapatkan adalah formula dengan jumlah crospovidone 10% ditandai
dengan nilai desirability 0,55 menghasilkan sifat fisik tablet berupa rata-rata kekerasan 4,33 kg,
kerapuhan 0,49%, waktu hancur 6,36 menit, dan rata rata DE60 sebesar 75,00%.

17
DAFTAR PUSTAKA

Niazi, S. K. 2009. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations Second Edition.


New York: Informa Healthcare USA, Inc.

Shahwal et al. 2012. Preformulation study of Levofloxacin. International Journal of Advances in


Pharmaceutics , 1-8.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia.

18

Anda mungkin juga menyukai