DISUSUN OLEH:
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas segala limpahan rahmat d
an karunia-Nya sehinggan penyusun dapat menyelesaikan makalah laporan ini yang berjudu
l “Konsep Dasar Hematologi“. Makalah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas
mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I
Penyusun menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantua
n berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini saya menghanturkan rasa hormat dan teri
mah kasih kepada dosen Keperawatan Medikal Bedah, serta teman-teman yang membantu d
alam makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam proses makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penyusun telah berupaya dengan s
egala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat menyelesaikannya. Oleh k
arena itu penyusun menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Se
moga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................... 2
D. Manfaat................................................................................................... 2
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................25
B. Saran......................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Di dalam tubuh manusia, ada alat transportasi yang berguna sebagai pengedar oksige
n dan zat makanan ke seluruh sel-sel tubuh serta mengangkut karbon dioksida dan zat sisa k
e organ pengeluaran. Alat transportasi pada manusia terkoordinasi dalam suatu sistem yang
disebut sistem peredaran darah. Sistem peredaran darah manusia terdiri atas darah, jantung,
dan pembuluh darah. Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali
tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi untuk mengirimkan zatzat dan oksigen yang dibutu
hkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga seba
gai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo atau hemato ya
ng berasal dari kata Yunani yang berarti haima yang berarti darah. Darahmanusia berwarna
merah, namun dalam hal ini warna darah ada dua jenis warna merah pada darah manusia. W
arna merah terang menandakan bahwa darah tersebut mengandung banyak oksigen, sedangk
an warna merah tua menandakan bahwa darah tersebut mengandung sedikit oksigen atau dal
am arti lain mengandung banyak karbondioksida. Warna merah pada darah disebabkan oleh
adanya hemoglobin. Hemoglobin adalah protein pernafasan (respiratory protein) yang meng
andung besi (Fe) dalam bentuk heme yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul o
ksigen. Darah juga mengangkut bahan-bahan sisa metabolisme, obatobatan dan bahan kimia
asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
Tujuan Umum : Mengetahui bagaimana proses asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan sistem hematologi
Tujuan Khusus :
D. Manfaat
1. Mahasiswa memahami konsep dan proses keperawatan pada klien dengan gangguan
sistem hematologi sehingga menunjang pembelajaran mata kuliah.
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI HEMATOLOGI
2. DEFINISI DARAH
3
ke jaringan vital. Untuk menghindari komplikasi ini, tubuh memiliki mekanisme
febrinolitik yang kemudian akan melarutkan bekuan yang terbentuk dalam
pembuluh darah. Darah dan komponennya mempunyai fungsi lainnya, yaitu:
a. Transportasi (sari makanan, oksigen, Karbondioksida, sisa
metabolisme, dan air)
b. Transpotasi hormon menuju organ target dan enzim menuju sel sel
tubuh
c. Termoregulasi (pengatur suhu tubuh)
d. Imunitas (pertahanan tubuh terhadap bakteri dan virus)
e. Homeostasis (mengatur keseimbangan zat dan pH tubuh) melalui buffer
dan asam amino yang ada di dalam plasma
f. Membantu dalam mencegah tubuh kehilangan cairan yaitu dengan
pembekuan darah
Darah manusia terdiri atas dua komponen, yakni cairan darah (plasma
darah) dan komponen padat (butir-butir padat atau platelet). Jika darah
disentrifugasi, kemudian didiamkan sebentar, darah akan mengandap dan
menunjukkan komponen-komponen utamanya, bagian paling atas merupakan
plasma darah (cairan berwarna pucat) yang jumlahnya berkisar 55% lapisan di
bawahnya adalah buffy coat (lapisan kuning) yang merupakan sel-sel darah putih.
4
Sisanya lebih kurang 45%, berupa sel-sel darah merah (Karmana, 2006).
1) Plasma darah
Adalah bagian darah yang encer tanpa sel-sel darah, warnanya bening
kekuningan. Hampir 90% dari plasma terdiri atas air. Plasma diperoleh denga
n memutar sel darah, plasme diberikan secara intra vena untuk Mengembalik
an volume darah, Menyediakan substansi yang hilang dari darah klien. Misal
nya faktor pembekuan darah I, VIII dan IX. Zat-Zat Yang Terdapat Dalam Pl
asma adalah Fibrinogen, Garam-garam mineral (kalsium, natrium, kaliu
m,dll), Protein darah (albumin, globulin), Zat makanan (asam amino, glukosa,
lemak, mineral dan vitamin), Hormon, Antibodi.
2) Sel-sel darah
ERITROSIT
LEUKOSIT
Beberapa jenis leukosit atau sel darah putih terdapat dalam darah.
Leukosit pada umumnya dibagi menjadi granulosit, yang mempunyai granula
khas, dan agranulosit yang tidak mempunyai granula khas. Granulosit terdiri
dari neutrofil, eusinofil, dan basofil. Agranulosit terdiri dari limfosit dan
Gambar.1. Basofil
(sumber:Weiss dan Wardrop, 2010)
7
Gambar.3. Neutrofil Segmen
(Sumber:Weiss dan Wardrop, 2010)
8
Gambar 4. Limfosit
(sumber:Weiss dan Wardrop, 2010)
Gambar. 5 Monosit
(sumber:Weiss dan Wardrop, 2010)
TROMBOSIT
Berbentuk cakram bulat, oval, bikonveks, tidak berinti dan hidup seki
ta 10 hari. Jumlah trombosit 150-400x109 /l (150.000- 400.000/ml). 30-40%
Terkonsentrasi di limpa dan sisanya bersirkulasi dalam darah.
9
Berperan dalam pembentukan bekuan darah. Trombosit dalam keadaa
n normal bersirkulasi ke seluruh tubuh melalui aliran darah, namun dalam be
berapa detik setelah kerusakan suatu pembuluh darah, trombosit akan tertarik
ke daerah tersebut. Trombosit akan menjadi lengket dan menggumpal bersam
a membentuk sumbat trombosit (platelet plug) yang akan menambal daerah y
ang luka.
10
2) Produksi sel darah putih (leukopoiesis)
Leukopoises adalah proses pembuatan leukosit
3) Produksi trombosit
Trombosit berasal dari sel megakariosit yang pecah menjadi bagian kecil
kecil yang disebut platelet atau trombosit. Megakariosit berasal dari sel mieloblast
yang juga merupakan induk sel leukosit.
11
4) Sumsum tulang
Sumsum tulang sebagai mesin pembentuk sel darah. Pada orang dewasa normal
menghasilkan dan melepaskan kurang lebih 2.5 juta sel darah merah, 2.5 juta trombosit,
dan satu juta granulosit per kg BB. Semua sel darah yang beredar di dalam tubuh berasal
dari satu sel induk yang pluripoten (Pluripotent Stem Cell) : proliferasi, diferensiasi dan
maturasi. Sel Induk Hemopoesis akan mampu menjadi sel darah apa saja setelah melalui
diferensiasi menjadi sel progenitor/ bakal sel darah merah, bakal sel lekosit (granulosit dan
non granulosit) serta bakal sel trombosit.
5) Limpa
Limpa merupakan organ ungu lunak kurang lebih berukuran satu kepalan tangan.Li
mpa terletak pada pojok atas kiri abdomen dibawah kostae. Limpa memiliki permukaan lua
r konveks yang berhadapan dengan diafragma dan permukaan medialyang konkaf serta ber
hadapan dengan lambung, fleksura, linealis kolon dan ginjalkiri.Limpa terdiri atas kapsula
jaringan fibroelastin, folikel limpa (masa jaringan limpa),dan pilpa merah (jaringan ikat, se
l eritrost, sel leukosit). Suplai darah oleh arterilinealis yang keluar dari arteri coeliaca.
Fungsi limpa :
1. Pembentukan sel eritrosit (hanya pada janin).
2. Destruksi sel eritrosit tua.
3. Penyimpanan zat besi dari sel-sel yang dihancurkan.
4. Produksi bilirubin dari eritrosit.
5. Pembentukan limfosit dalam folikel limpa.
6. Pembentukan immunoglobulin.
7. Pembuangan partikel asing dari darah
12
2. Stadium II : perubahan dari protrombin menjadi thrombin.
3. Stadium III : perubahan dari fibrinogen menjadi fibrin.
13
BAB III
A. PENGKAJIAN
Pengkajian pada klien dengan gangguan hematologi perlu dilakukan dengan teliti,
sistematis, serta memahami dengan baik fisiologis dari setiap organ system hematologi. H
al ini perlu dilakukan agar kemungkinan adanya kesulitan dikarenakan gambaran klinis at
au tanda serta gejala yang hampir sama antara gangguan hematologi primer dan sekunder
dapat diminimalkan. Informasi dilakukan baik dari klien maupun keluarga tentang riway
at penyakit dan kesehatan dapat dilakukan dengan anamnesis ataupun pemeriksaa
n fisik.
1. Data demografi
a. Usia
Usia merupakan data dasar yang penting karena ada beberapa gangguan hematologi
yang menyebabkan klien tidak berusia panjang (6-7 tahun).
c. Golongan darah
Penting untuk dikaji karena untuk memperoleh kecocokan dengan donor darah klien b
ila diperlukan tranfusi darah.
d. Tempat tinggal
Perlu dilakukan untuk mengetahui adanya anggota keluarga yang mengalami ganggua
n seperti gangguan yang dialami klien seperti perdarahan dan anemia.
Tanda-tanda infeksi, perdarahan, warna kulit, dispnea, pica, perut terasa penuh menun
jukkan splenomegaly, alkoholik, neurologi, pruritus
14
4. Riwayat kesehatan klien
Perawat melakukan pengkajian kondisi yang pernah dialami oleh klien yang berhubun
gan dengan system hematologi seperti berikut ini:
a. Keganasan, kemoterapi
b. Risiko HIV
c. Hepatitis
d. Kehamilan
e. Thrombosis vena
5. Pemeriksaan fisik
3) Petekie (trombositopenia)
5) Limfadenopati (limfoma)
b. System integumenta
1) Pucat (anemia)
2) Jaundice (hyperbilirubinemia)
c. System kardiovaskuler
e. Abdomen
Splenomegali (polisitemia, limfoma)
f. System neurologi
Kehilangan sensasi getar (anemia megaloblastic)
g. System muskuloskleletal
15
Nyeri tulang/ terderness (myeloma multiple)
6. Evaluasi Pemeriksaan: Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan secara valid melalui persiap
an klien, alat dan bahan, serta pemeriksanya sendiri. Pemeriksaan laboratoriu
m meliputi berikut :
a. Pemeriksaan Hb (bila nilainya < 5 g/dl, indikasi dilakukan tranfusi meski t
idak ada gejala)
b. Pemeriksaan Hct (bila nilaninya >70 % indikasi dilakukan flebotomi seger
a)
c. Hitung platelet (bila nilainya < 10.000.mm2 maka risiko terjadi perdaraha
n spontan, bila nilainya < 50.000/mm2 maka risiko perdarahan meningkat
pada trauma dan pembedahan, bila > 2.000.000mm2 maka terdapat risiko
thrombosis)
d. Hitung neutrophil (bila nilainya <5oo.mm2 maka terdapat risiko tinggi inf
eksi)
e. Protrombine time (PT), Bila nilainya <1,5x control maka tidak ada pening
katan risiko perdarahan, tetapi bila <2,5 x control dapat terjadi risik per
darahan spontan. Pada PTT, Bila nilainya <1,5x control maka ada penig
katan risiko perdarahan, bila 2,5 kontrol maka risiko tinggi adanya perdara
han spontan
f. Waktu perdarahan (bila nilainya >20 menit maka terdapat risiko perdaraha
n spontan)
g. Antitrombin III (Bila nilainya <50% maka terdapat risiko terjadi thrombosi
s spontan)
7. Evaluasi Pemeriksaan: diagnostic
b. Biopsi sum-sum tulang : mengambil sedikit jaringan yang ada di sum-sumtula
ng
c. Pungsi sum-sum tulang : pengambilan sedikit cairan sum-sumtulang.
d. Pungsi vena : pengambilan darah vena, atau memasukan kontras.
e. Pemeriksaan darah serologi dan imunologi
16
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Intolerasi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen, kelemahan
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan
3. Resiko perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan keabnormalan masa
protombin dan/atau masa tromboplastin parsial
4. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin
5. Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh
sekunder
Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
17
3. Merasa lemah saat/ menigkatkan asupan makanan
setelah
Objektif: aktivitas
Aritmia 1 2 3 4 5
1. Tekanan darah berubah > 20% saat /
dari kondisi istirahat setelah
2. Gambaran EKG menunjukkan aktivitas
aritmia saat / setelah aktivitas
3. Gambaran EKG menunjukkan Sianosis 1 2 3 4 5
iskemia Perasaan 1 2 3 4 5
4. Sianosis lemah
* Menurun (1) Cukup menurun (2) Sedang (3) Cukup Meningkat (4) Meningkat (5)
** Meningkat (1) Cukup Meningkat (2) Sedang (3) Cukup Menurun (4) Menurun (5)
*** Memburuk (1) Cukup Memburuk (2) Sedang (3) Cukup Membaik (4) Membaik (5)
Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Observasi:
Defisit Nutrisi Tujuan: 5. Identifikasi status nutrisi
Definisi: Setelah dilakukan intervensi 6. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Asupan nutrisi tidak cukup untuk keperawatan 7. Identifikasi makanan yang disukai
memenuhi kebutuhan selama ....................... maka 8. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutri
metabolisme status nutrisi membaik dengan en
kriteria hasil : 9. Identifikasi penyebab BB kurang
Penyebab: * 10. Identifikasi perlunya penggunaan selang na
1. Kurangnya supan makanan Porsi 1 2 3 4 5 sogastric
2. Ketidakmampuan menelan makanan 11. Monitor adanya mual muntah
makanan yg di 12. Monitor asupan makanan dan jumlah kalori
3. Ketidakmampuan mencerna habiskan yang dikonsumsi sehari hari
makanan Kekuatan 1 2 3 4 5 13. Monitor berat badan
4. Ketidakmampuan otot
mengabsorbsi nutrien pengunyah Terapeutik:
5. Peningkatan kebutuhan Kekuatan 1 2 3 4 5 1. Lakukan oral hygiene sebelum makan jika
18
metabolisme otot perlu
6. Faktor ekonomi ( mis,finansial menelan 2. Fasilitasi menentukan pedoman diet
tdk mencukupi ) Serum 1 2 3 4 5 3. Sajikan makanan secara menarik dan suhu s
7. Faktor psikologis (mis,stres) albumin esuai
4. Berikan makanan tinggi serat untuk mence
Gejala dan Tanda Mayor Verbalisasi 1 2 3 4 5 gah konstipasi
Subjektif: keinginan 5. Berikan makanan tinggi kalori, tinggi protei
(tidak tersedia) untuk n
meningkat 6. Berikan suplemen makanan , jika perlu
Objektif: kan nutrisi 7. Hentikan makanan melalui NGT jika asupa
1. Berat badan menurun minimal n oral dapat ditoleransi
10% di bawah rentang ideal Pengetahuan 1 2 3 4 5 8. Berikan pujian kepada pasien /keluarga unt
tentang uk peningkatan yang dicapai
Gejala dan Tanda Minor pemilihan
Subjektif: makanan yg Edukasi:
1. Cepat kenyang setelah makan sehat 1. Anjurkan duduk, jika mampu
2. Kram/nyeri abdomen Pengetahuan 1 2 3 4 5 2. Ajaarkan diet yang diprogramkan
3. Nafsu makan menurun tentang 3. Jelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi,
standar namun tetap terjangkau
Objektif: asupan nutrisi 4. Jelaskan peningkatan asupan kalori yang
1. Bising usus hiperaktif yg tepat dibutuhkan
2. Otot pengunyah lemah Penyiapan 1 2 3 4 5
3. Otot menelan lemah dan Kolaborasi:
4. Memran mukosa pucat penyimpanan 1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
5. Sariawan makanan makan (mis. Anti nyeri,anti emetik), jika
6. Serum albumin turun yang aman perlu
7. Rambut rontok berlebihan 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
Penyiapan 1 2 3 4 5
8. Diare menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
dan
yang dibutuhkan, jika perlu
penyimpanan
KondisiKlinisTerkait:
minuman
1. Stroke
yang aman
2. Parkinson
3. Mobius syndrome Sikap thd 1 2 3 4 5
4. Cerebral palsy makanan/min
5. Cleft lip uman sesuai
6. Kerusakan neuromuscular dg tujuan
7. Luka bakar kesehatan
8. Kanker
9. Infeksi **
10. AIDS Perasaan 1 2 3 4 5
11. Crohn disease cepat
kenyang
Nyeri 1 2 3 4 5
abdomen
Sariawan 1 2 3 4 5
Rambut 1 2 3 4 5
rontok
Diare 1 2 3 4 5
***
Berat 1 2 3 4 5
badan
IMT 1 2 3 4 5
Frekuensi 1 2 3 4 5
makan
Nafsu 1 2 3 4 5
makan
Bising 1 2 3 4 5
19
usus
Tebal 1 2 3 4 5
lipatan
Kulit
Trisep
Keterangan skor :
* Menurun (1) Cukup menurun (2) Sedang (3) Cukup Meningkat (4) Meningkat (5)
** Meningkat (1) Cukup Meningkat (2) Sedang (3) Cukup Menurun (4) Menurun (5)
*** Memburuk (1) Cukup Memburuk Sedang (3) Cukup Membaik (4) Membaik (5)
(2)
Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
20
24. Terapi trombolitik
25. Efek samping tindakan
* Menurun (1) Cukup menurun (2) Sedang (3) Cukup Meningkat (4) Meningkat (5)
** Meningkat (1) Cukup Meningkat (2) Sedang (3) Cukup Menurun (4) Menurun (5)
*** Memburuk (1) Cukup Memburuk Sedang (3) Cukup Membaik (4) Membaik (5)
(2)
Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
21
tentang faktor pemberat (mis, ** 3. Hindari penekanan dan pemasangan tourniq
rokok, gaya hidup monoton, Warna 1 2 3 4 5 uet pada area yang cidera
trauma, obesitas, asupan garam, kulit 4. Lakukan pencegahan infeksi
imobilitas) pucat 5. Lakukan perawatan kaki dan kuku
7. Kurang terpapar informasi Edema 1 2 3 4 5 6. Lakukan hidrasi
tentang proses penyakit (mis, perifer
diabetes melitus, Nyeri 1 2 3 4 5 Edukasi:
hiperlipidemia) ekstermita 1. Anjurkan berhenti merokok
8. Kurang aktivitas fisik s 2. Anjurkan berolahraga rutin
Parastesia 1 2 3 4 5 3. Anjurkan mengecek air mandi untuk
Gejala dan Tanda Mayor Kelemaha 1 2 3 4 5 menghin dari kulit terbakar
Subjektif: n otot 4. Anjurkan menggunakan obat penurun
(tidak tersedia) Kram otot 1 2 3 4 5 tekanan darah, antikoagulan, dan penurunan
Bruit 1 2 3 4 5 kolesterol, jika perlu
Objektif: femoralis 5. Anjurkan minum obat pengontrol tekanan
1. Pengisisan kalpiler >3 detik Nekrosis 1 2 3 4 5 darah secara teratur
2. Nadi perifer menurun atau tidak *** 6. Anjurkan menghindari penggunaan obat
teraba Pengisian 1 2 3 4 5 penyekat beta
3. Akral teraba dingin kapiler 7. Anjurkan melakukan perawatan kulit yang
4. Warna kulit pucat Akral 1 2 3 4 5 tepat (mis, melembabkan kulit kering pada
5. Turgor kuit menurun Turgor 1 2 3 4 5 kaki)
kulit 8. Anjurkan program rehabilitasi vaskular
Gejala dan Tanda Minor Tekanan 1 2 3 4 5 9. Ajarkan program diet untuk memperbaiki
Subjektif: darah sirkulasi (mis, rendah lemak jenuh, minyak
1. Parastesia sistolik ikan omega 3)
2. Nyeri ektermitas (klaudikasi Tekanan 1 2 3 4 5 10. Informasikan tanda dan gejala darurat yang
intermiten) darah harus dilaporkan (mis, rasa sakit yang tidak
diastolik hilang saat istirahat, luka tidak sembuh,
Objektif: Tekanan 1 2 3 4 5 hilang rasa)
1. Edema arteri
2. Penyembuhan luka lambat rata-rata
3. Indeks ankle-brachial <0,90 Indeks 1 2 3 4 5
4. Bruit femoralis ankl-
brachial
Kondisi klinis terkait:
1. Tromboflebitis
2. Diabetes mellitus
3. Anemia
4. Gagal jantung kongestif
5. Kelainan jantung konginetal
6. Thrombosis arteri
7. Varises
8. Thrombosis vena dalam
9. Sindrom kompartemen
Keterangan skor :
* Menurun (1) Cukup menurun (2) Sedang (3) Cukup Meningkat (4) Meningkat (5)
** Meningkat (1) Cukup Meningkat (2) Sedang (3) Cukup Menurun (4) Menurun (5)
*** Memburuk (1) Cukup Memburuk (2) Sedang (3) Cukup Membaik (4) Membaik (5)
22
Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
23
10. Gagal ginjal Kultur 1 2 3 4 5
11. Imunosupresi urine
12. Lymphedema Kultur 1 2 3 4 5
13. Leukositopenia sputum
14. Gangguan fungsi hati
Kultur 1 2 3 4 5
area luka
Kultur 1 2 3 4 5
feses
Nafsu 1 2 3 4 5
makan
Keterangan skor :
* Menurun (1) Cukup menurun (2) Sedang (3) Cukup Meningkat (4) Meningkat (5)
** Meningkat (1) Cukup Meningkat (2) Sedang (3) Cukup Menurun (4) Menurun (5)
*** Memburuk (1) Cukup Memburuk (2) Sedang (3) Cukup Membaik (4) Membaik (5)
24
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hematologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari darah, organ pembent
ukdarah dan penyakitnya. Pemeriksaan panel hematologi (hemogram) terdiri dari leukosit, eri
trosit hemoglobin, hematokrit, indeks eritrosit dan trombosit. Sel darah merah merupakan sel
darah yang jumlahnya terbanyak dalam tubuh manusia. Jumlah sel darah merah dapat membe
rikan informasi yang mengindikasikan adanya gangguan hematologi.
Gangguan hematologi adalah gangguan pada pembentukan sel darah merah, meliputi
penurunan dan peningkatan jumlah sel (polisitemia). Kelainan eritrosit digolongkan menjadie
mpat yaitu berdasarkan ukuran, bentuk, warna dan benda inklusi eritrosit.
B. Saran
Dari pemaparan diatas, penulis memberikan saran agar dalam ilmu kesehatan penting
sekali memahami sistem hematologi secara tepat agar terhindar dari kelalaian dalam
memberikan asuhan keperawatan baik itu dirumah sakit atau layanan kesehatan
25
DAFTAR PUSTAKA
St. Louis: mosby.Hudak dan Galo. 1996. Keperawatan Kritis: Volume II. Jakarta: EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI.2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI.2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI
26