Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

STRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN

“Sistem Peredaran Darah ”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah

Fisiologi Tumbuhan yang Dibina Oleh Dr. Meria Tirsa Gundo M.Si / Nining Kasim
Muhdin. S.Pd,M.Pd

Di Susun oleh Kelompok 6:

Rahmawati (91811402111026)

Nur Avivah (91811402111001)

Nadya B. Payaman (91811402111017)

Siti Ramlah A.Kasang (91811402111008)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO

POSO

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
RahmatNya penulis dapat menyelesaikan makalah “Alokasi, Translokasi dan Partisining
Fotoasimilat” demi untuk menjalankan tugas mata kuliah Fisiologi tumbuhan.

Pada kesempatan ini, penulis mengharapka kritik dan saran pembaca dalam
penyusunan makalah ini, jika ada penulisan yang tidak sesuai dengan materi penulis mohon
maaf.

Poso, 14 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan masalah...................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3
A. Alokasi....................................................................................................................3
B. Translokasi..............................................................................................................3
C. Partisining fotoasimilat...........................................................................................13

BAB III PENUTUP............................................................................................................14


A. Kesimpulan.............................................................................................................14
B. Saran.......................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali
tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan olehjaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme,
dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.Istilah medis yang
berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari
bahasa Yunani haima yang berarti darah.

Sirkulasi darah terjadi melalui satu lengkungan arteri dan vena yang kontinu
serta terbagi menjadi sirkuit pulmonal dan sistemik. Sirkuit pulmonal menghantarkan
darah dari jantung ke paru, di mana darah dioksigenasi dan kemudian dikembalikan ke
jantung. Sirkulasi sistemik, atau sistem vaskular perifer, meliputi arteri, arteriol, vena,
venula, dan kapiler, dimana sistem ini membawa darah dari jantung ke seluruh organ
dan jaringan lain dan kemudian membawa darah kembali ke jantung. Pada bab ini,
hanya sistem vaskular perifer yang akan dibahas.
Jantung memompa darah baru yang telah teroksigenasi melalui arteri, arteriol,
dan bantalan kapiler menuju seluruh organ dan jaringan. Arteri tersusun atas otot polos
yang tebal dan serat elastis. Serat yang kontraktil dan elastis membantu menahan
tekanan yang dihasilkan saat jantung mendorong darah menuju sirkulasi sistemik. Arteri
utama/mayor dari sirkulasi sistemik meliputi aorta, karotis, subklavia dan iliaka. Aorta
melengkung membentuk seperti busur di belakang jantung dan turun ke bawah hingga
pertengahan tubuh.
Arteri lain merupakan cabang dari aorta dan mengalirkan darah menuju
kepala, leher dan organ-organ utama di dalam abdomen. Arteri karotis bergerak naik
di dalam leher dan mengalirkan darah ke organ di dalam kepala dan leher, termasuk
otak. Arteri subklavia mengalirkan darah menuju lengan, dinding dada, bahu,
punggung, dan sistem saraf pusat.
Pada serangga, darah (atau lebih dikenal sebagai hemolimfe) tidak terlibat
dalam peredaran oksigen.Oksigen pada serangga diedarkan melalui sistem trakea
berupa saluran-saluran yang menyalurkan udara secara langsung ke jaringan
tubuh.Darah serangga mengangkut zat ke jaringan tubuh dan menyingkirkan bahan
sisa metabolisme.

3
Pada hewan lain, fungsi utama darah ialah mengangkut oksigen dari paru-paru
atau insang ke jaringan tubuh. Dalam darah terkandung hemoglobin yang berfungsi
sebagai pengikat oksigen.Pada sebagian hewan tak bertulang belakang atau
invertebrata yang berukuran kecil, oksigen langsung meresap ke dalam plasma darah
karena protein pembawa oksigennya terlarut secara bebas.Hemoglobin merupakan
protein pengangkut oksigen paling efektif dan terdapat pada hewan-hewan bertulang
belakang atau vertebrata.

B. Rumusan Masalah
 Pengertian peredaran darah?
 Sistem Peredaran Darah pada pembuluh:
1. Arteri
2. Vena
3. Kapiler
4. Jantung
5. Limf
C. Tujuan
 Mengetahui Pengertian peredaran darah.
 Mengetahui system peredaran darah pada pembuluh:
1. Arteri
2. Vena
3. Kapiler
4. Jantung
5. Limf

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian system peredaran darah


Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali
tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan olehjaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme,
dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang
berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari
bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Sistem peredaran darah adalah suatu sistem organ yang berfungsi
memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH
tubuh (bagian dari homeostasis).

Pada darah, terdapat beberapa bagian darah, yaitu sebagai berikut.

1. Sel darah merah (eritrosit)


Sel darah merah adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi
membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lewat darah pada hewan bertulang
belakang. Bagian dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah biomolekul yang
dapat mengikat oksigen.Hemoglobin akan mengambil oksigen dari paru-paru dan
insang, dan oksigen akan dilepaskan saat eritrosit melewati pembuluh kapiler.
Warna merah sel darah merah sendiri berasal dari warna hemoglobin yang unsur
pembuatnya adalah zat besi.
Pada manusia, sel darah merah dibuat di sumsum tulang belakang, lalu
membentuk kepingan bikonkaf.Di dalam sel darah merah tidak terdapat nukleus.Sel
darah merah sendiri aktif selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan.Sel darah
merah atau yang juga disebut sebagai eritrosit berasal dari Bahasa Yunani, yaitu
erythros berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel).

2. Sel darah putih (leukosit)


Sel darah putih adalah sel yang membentuk komponen darah.Sel darah putih
ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai
bagian dari sistem kekebalan tubuh.Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti,
dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis.

5
Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109hingga 11x109 sel darah putih di
dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per
tetes.Dalam setiap milimeter kubil darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000)
sel darah putih .Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000
sel per tetes.

3. Keping darah (trombosit)


Keping darah adalah sel anuclear nulliploid (tidak mempunyai nukleus pada
DNA-nya) dengan bentuk tak beraturan dengan ukuran diameter 2-3 µm yang
merupakan fragmentasi dari megakariosit. Keping darah tersirkulasi dalam darah
dan terlibat dalam mekanisme hemostasis tingkat sel dalam proses pembekuan darah
dengan membentuk darah beku.
Rasio plasma keping darah normal berkisar antara 200.000-300.000
keping/mm³, nilai dibawah rentang tersebut dapat menyebabkan pendarahan,
sedangkan nilai di atas rentang yang sama dapat meningkatkan risikotrombosis.
Trombosit memiliki bentuk yang tidak teratur, tidak berwarna, tidak berinti,
berukuran lebih kecil dari eritrosit dan leukosit, dan mudah pecah bila tersentuh
benda kasar.

4. Plasma darah
Plasma darah adalah komponen darah berbentuk cairan berwarna kuning yang
menjadi medium sel-sel darah, dimana sel darah ditutup.55% dari jumlah/volume
darah merupakan plasma darah.Volume plasma darah terdiri dari 90% berupa air dan
10% berupa larutanprotein, glukosa, faktor koagulasi, ion mineral, hormon dan
karbon dioksida.
Plasma darah juga merupakan medium pada prosesekskresi. Plasma darah
dapat dipisahkan di dalam sebuah tuba berisi darah segar yang telah dibubuhi zat
anti-koagulan yang kemudian diputar sentrifugal sampai sel darah merah jatuh ke
dasar tuba, sel darah putih akan berada di atasnya dan membentuk lapisan buffy
coat, plasma darah berada di atas lapisan tersebut dengan kepadatan sekitar 1025
kg/m3, or 1.025 kg/l.
Serum darah adalah plasma tanpafibrinogen, sel dan faktor koagulasi lainnya.
Fibrinogen menempati 4% alokasi protein dalam plasma dan merupakan faktor
penting dalam proses pembekuan darah.
6
B. Fungsi Darah
Darah mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Mengedarkan sari makanan ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh plasma darah
b) Mengangkut sisa oksidasi dari sel tubuh untuk dikeluarkan dari tubuh yang dilakukan
oleh plasma darah, karbon dioksida dikeluarkan melalui paruparu, urea dikeluarkan
melalui ginjal
c) Mengedarkan hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar buntu (endokrin) yang
dilakukan oleh plasma darah.
d) Mengangkut oksigen ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh sel-sel darah merah
e) Membunuh kuman yang masuk ke dalam tubuh yang dilakukan oleh sel darah putih
f) Menutup luka yang dilakuakn oleh keping-keping darah
g) Menjaga kestabilan suhu tubuh.

C. System peredaran darah


I. Pembulu Arteri
Pembuluh nadi (Arteri) adalah jenis pembuluh darah berotot yang berfungsi
membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh. Fungsi ini bertolak belakang dengan
fungsi pembuluh balik yang membawa darah menuju jantung. Arteri membawa
darah dari jantung dan disebarkan ke berbagai jaringan tubuh melalui cabang-
cabangnya. Arteri yang terkecil, diameternya kurang dari 0,1 mm, dinamakan
arteriol. Persatuan cabang-cabang arteri dinamakan anastomosis.
Pada arteri tidak terdapat katup. arteri merupakan pembuluh darah yang
cabang-cabang terminalnya tidak mengadakan anastomosis dengan cabang cabang
arteri yang memperdarahi daerah yang berdekatan. End arteri fusngsional adalah
pembuluh darah yang cabang-cabang terminalnya mengadakan anastomosis dengan
cabang-cabang terminal arteri yang berdekatan, tetapi besarnya anastomosis tidak
cukup untuk mempertahankan jaringan tetap hidup bila salah satu arteri tersumbat.
Sistem sirkulasi sangat penting dalam mempertahankan hidup. Fungsi
utamanya adalah menghantarkan oksigen dan nutrisi ke semua sel, serta mengangkut
zat buangan seperi karbon dioksida. Pada negara berkembang, dua kejadian
kematian utama disebabkan oleh infark miokardium dan stroke pada sistem
pembuluh nadi, misalnya arterosklerosis.
Sistem pembuluh nadi memiliki bagian tekanan yang tinggi pada sistem
sirkulasi. Tekanan darah biasanya menunjukkan tekanan pada pembuluh nadi utama.
7
Tekanan pada saat jantung mengembang dan darah masuk ke jantung disebut diastol.
Tekanan sistol berarti tekanan darah saat jantung berkontraksi dan daeah keluar
jantung. Tekanan darah ini dapat dikur dengan tensimeter atau sfigmomanometer.
Lapisan terluar disebut tunika adventitia yang tersusun dari jaringan
penyambung. Di lapisan selanjutnya terdapat tunika media yang tersusun atas otot
polos dan jaringan elastis. Lapisan terdalam adalah tunika intima yang tersusun atas
sel endothelial. Darah mengalir di dalam pada lumen.

a. Jenis pembuluh nadi


 Arteri Pulmonaris. Pembuluh ini membawa darah yang telah dideoksigenasi
yang baru saja dialirkan dari paru-paru.
 Arteri Sistemik. Arteri sistemik membawa darah menuju arteriol dan
kemudian ke pembuluh kapiler, di mana zat nutrisi dan gas ditukarkan.
 Aorta, Aorta adalah pembuluh nadi terbesar dalam tubuh yang keluar dari
ventrikel jantung dan membawa banyak oksigen.
 Arteriol. Arteriol adalah pembuluh nadi terkecil yang berhubungan dengan
pembuluh kapiler.
 Pembuluh Kapiler. Pembuluh ini bukan pembuluh nadi sesungguhnya. Di
sinilah terjadinya pertukaran zat yang menjadi fungsi utama system sirkulasi.

Pembuluh kapiler adalah pembuluh yang menghubungkan cabang-cabang


pembuluh nadi dan cabang-cabang pembuluh balik yang terkecil dengan sel-sel
tubuh. Pembuluh nadi dan pembuluh balik itu bercabang-cabang, dan ukuran
cabang-cabang pembuluh itu semakin jauh dari jantung semakin kecil. Pembuluh
kapiler sangat halus dan berdinding tipis.

b. Fungsi pembulu arteri


Fungsi dari pembuluh nadi adalah sebagai berikut:
 Berfungsi untuk mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh
 Berfungsi sebagai pengantar oksigen dan nutrisi ke seluruh sel
 Berfungsi sebagai pengangkut zat buangan misalnya karbon dioksida
 Berfungsi sebagai penjaga keseimbangan mobilitasi protein, kimia dan unsur
system kekebalan tubuh dan sel.

8
c. Ciri-Ciri Pembuluh Arteri
Ciri-ciri dari pembuluh nadi atau pembuluh arteri adalah sebagai berikut:
 Dindingnya terdiri dari tiga lapis. Lapisan terluar berbentuk sel otot elastis,
lapisan tengah berbentuk sel otot polos, dan lapisan dalam terbentuk oleh
selapis sel berdinding tipis.
 Mempunyai dinding tebal, kuat dan elastis
 Membawa darah bersih
 Mempunyai satu katup yaitu awal pembuluh yang letaknya di dekat jantung
 Jika terluka, darah akan memancar
 Berada pada bagian dalam tubuh

II. Vena
Vena merupakan pembuluh darah yang mengembalikan darah dari seluruh
tubuh ke jantung sehingga dinamakan pula pembuluh balik.Vena mempunyai tiga
lapisan seperti arteri tetapi mempunyai lapisan otot polos yang lebih tipis, kurang
kuat dan mudah kempes (kolaps). Vena dilengkapi dengan katup vena yang
berfungsi mencegah aliran balik darah ke bagian sebelumnya karena pengaruh
gravitasi. Katup vena berbentuk lipatan setengah bulat yang terbuat dari lapisan
dalam vena yaitu lapisan endotelium yang diperkuat oleh jaringan fibrosa.
Pembuluh darah vena merupakan kebalikan dari pembuluh darah arteri yang
membawa darah dari alat – alat tubuh masuk kedalam jantung. Bentuk dan
susunannya hampir sama dengan arteri

a. Vena Yang Masuk Ke Jantung

1) V. Kava superior merupakn vena besar yang menerima darah dari bagian atas
leher dan kepala yang dibentuk dibentuk oleh persatuan dua vena
brakhiosefalika yang masuk ke dalam atrium dektra. Vena azigos bersatu pada
permukaan posterior vena kava superior sebelum masuk ke perikardium.
2) V.kava inferior menerima darah dari alat-alat tubuh bagian bawah, menembus
sentrum pendineum setinggi veterbraitorakalis, dan masuk kebagian terbawah
atrium dekstra.
3) V.purmonalis. dua vena pulmonalis yang meninggalkan paru-paru membawa
darah teroksigenasi (banyak mengandung oksigen) dan masuk keatriumsinistra.

9
Pembuluh balik vena adalah pembuluh yang membawa darah menuju
jantung. Darahnya banyak mengandung karbondioksida. Umumnya terletak dekat
permukaan tubuh,tampak kebiruan .Dinding pembuluhnya tipis dan tidak elastis ,jik
a diraba denyut jantungnya tidak terasa .Pembuluh vena mempunyai katup
sepanjang pembuluhnya .Katup sepanjang pembuluhnya .Katup ini berfungsi agar
darah tetap mengalir satu darah.Dengan adanya katuo tersebut,aliran darah tetap
mengalir menuju jantung .Jika vena terluka darah tidak memancar tetapi mermbes
dari seluruh tubuh pembuluh darah balik bermuara menjadi satu.

b. Ciri-Ciri Pembuluh Darah Vena


Ada beberapa cirri-ciri pembuluh darah vena yang diantaranya yaitu:
1) Memiliki ukuran yang berdiameter antara 1 hingga 1,5 cm.
2) Terletak dekat permukaan tubuh dan tampak kebiru-biruan.
3) Dinding pembuluhnya tipis dan tidak elastic
4) Apabila diraba maka denyut jantungnya akan tidak terasa.
5) Memiliki katup di sepanjang pembuluhnya yang berfungsi supaya darah tetap
mengalir satu arah.
Dengan adanya katup tersebut, aliran darah akan tetap meengalir menuju jantung,
oleh karena itu, bila pembuluh darah vena terluka, maka darah tidak akan memancar
akan tetapi merembes.

c. Jenis-jenis pembuluh darah ven


Secara umum, ada 4 jenis pembuluh darah vena yang diantaranya yaitu:
1) Vena Pulmonalis “Vena Paru-Paru”
Yang dalam hal ini merupakan pembuluh darah balik yang banyak
mengandung oksigen dari paru-paru yang menuju ke antrium kiri jantung, vena
pulmonalis terbagi atas 2 jenis yaitu vena pulmonalis kanan dan vena pulmonalis.
2) Vena Cava “Cena Sistemik”
Yang merupakan pembuluh darah balik yang membawa darah dari seluruh
tubuh menuju ke jantung bagian antrium kanan. Vena cava terbagi atas 2 yaitu
vena cava superior dan vena cava interior.
3) Vena Superfisialis
Merupakan pembuluh darah balik yang terletak dekat dengan permukaan kulit
dan tidak terletak dekat dengan arteri yang tepat.
10
4) Vena Dalam “Deep Vein”
Yang merupakan pembuluh darah balik yang menyertai arteri dan biasanya
tersimpan dalam selubung pembungkus vena dan arteri.
5) Vena-vena di Lengan
Arkus vena palmaris meluas dari tangan menuju lengan bawah, dimana vena-
vena ini menjadi vena radialis dan vena ulnaris (Gambar 13-6). Saat vena ulnaris
dan radialis mencapai fosa kubiti (yaitu lipatan siku), vena-vena ini bergabung
untuk membentuk vena brakhialis.

Saat vena brakhialis meluas melalui lengan atas, vena ini bergabung dengan
vena superfisialis lenan untuk membentuk vena aksilaris, yang berjalan melalui
aksila dan menjadi vena subklavia di dalam rongga toraks. Vena subklavia
membawa arau dari lengan dan area toraks/dada menuju vena kava superior.

Darah yang meninggalkan kapiler-kapiler di setiap jari kaki bergabung


membentuk jaringan vena plantaris (Gambar 13-7). Jaringan plantar mengalirkan
darah menuju vena dalam kaki (yaitu vena tibialis anterior, tibialis posterior,
poplitea, dan femoralis). Vena safena magna dan safena parva superfisial
mengalirkan darah di telapak kaki dari arkus vena dorsalis menuju vena poplitea
dan femoralis.

d. Proses Kerja Pembuluh Darah Vena


Ada beberapa proses kerja pembuluh darah vena yang diantaranya yaitu:
1) Dari seluruh tubuh, pembuluh darah vena bermuara menjadi satu pembuluh
darah vena besar, yang disebut dengan vena cava.
2) Pembuluh darah ini masuk ke jantung melalui serambi kanan.
3) Darah kapiler dalam jaringan tubuh kemnali ke jantung melalui dengan
venula, setelah itu ke pembuluh balik atau vena, ini terjadi karena darah
dalam perjalanannya kembali ke jantung memiliki tekanan yang sangat
rendah.
4) Tekanan yang rendah tersebut akan dapat menyebabkan darah cenderung
mengalir kembali meninggalkan jantung, untuk mencegah peristiwa itu,
pembuluh balik memiliki banyak katup yang akan memastikan bahwa darah
mengalir ke satu arah yang menuju jantung. Tekanan darah yang rendah
11
dalam pembuluh balik akan menyebabkan tidak terasa adanya denyutan
sehingga darah hanya menetes “tidak memancar” apabila pembuluh balik
terluka.
5) Setelah terjadi pertukaran gas diparu-paru, darah mengalir ke jantung lagi
melalui vena paaru-paru. Pembuluh darah vena ini akan membawa darah
yang kaya akan oksigen. Jadi, darah dalam semua pembuluh darah vena
banyak mengandung karbon dioksida kecuali vena Pulmonalis.

III. Jantung
Jantung (bahasa Latin, cor) adalah sebuah rongga, rongga organ berotot yang
memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang.
Istilah kardiak berarti berhubungan dengan jantung, dari kata Yunani cardia untuk
jantung. Jantung adalah salah satu organ manusia yang berperan dalam sistem
peredarandarah.

Permukaan Jantung
Jantung terletak dalam rongga dada agak sebelah kiri, di antara paru-paru
kanan dan paru-paru kiri. Massanya kurang lebih 300 gram, besarnya sebesar
kepalan tangan. Jantung adalah satu otot tunggal yang terdiri dari lapisan
endothelium. Jantung terletak di dalam rongga torakik, di balik tulang dada. Struktur
jantung berbelok ke bawah dan sedikit ke arah kiri.
Jantung hampir sepenuhnya diselubungi oleh paru-paru, namun tertutup oleh
selaput ganda yang bernama perikardium, yang tertempel pada diafragma. Lapisan
pertama menempel sangat erat kepada jantung, sedangkan lapisan luarnya lebih
longgar dan berair, untuk menghindari gesekan antar organ dalam tubuh yang terjadi
karena gerakan memompa konstan jantung.
Jantung dijaga di tempatnya oleh pembuluh-pembuluh darah yang meliputi
daerah jantung yang merata/datar, seperti di dasar dan di samping. Dua garis
pembelah (terbentuk dari otot) pada lapisan luar jantung menunjukkan di mana
dinding pemisah di antara serambi & bilik jantung.

a. Struktur internal jantung


Secara internal, jantung dipisahkan oleh sebuah lapisan otot menjadi dua belah
bagian, dari atas ke bawah, menjadi dua pompa. Kedua pompa ini sejak lahir tidak

12
pernah tersambung. Belahan ini terdiri dari dua rongga yang dipisahkan oleh
dinding jantung. Maka dapat disimpulkan bahwa jantung terdiri dari empat rongga,
serambi kanan & kiri dan bilik kanan & kiri.
Dinding serambi jauh lebih tipis dibandingkan dinding bilik karena bilik harus
melawan gaya gravitasi bumi untuk memompa dari bawah ke atas dan memerlukan
gaya yang lebih besar untuk mensuplai peredaran darah besar, khususnya
pembuluh aorta, untuk memompa ke seluruh bagian tubuh yang memiliki
pembuluh darah.
Tiap serambi dan bilik pada masing-masing belahan jantung disambungkan
oleh sebuah katup. Katup di antara serambi kanan dan bilik kanan disebut katup
trikuspidalis atau katup berdaun tiga. Sedangkan katup yang ada di antara serambi
kiri dan bilik kiri disebut katup mitralis atau katup bikuspidalis (katup berdaun
dua).

b. Cara Kerja Jantung


Pada saat berdenyut setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut
diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang
jantung (disebut sistol). Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara
bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan.
Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida
(darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava)
menuju ke dalam atrium kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, ia akan
mendorong darah ke dalam ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis.
Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam
arteri pulmonalis menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh
yang sangat kecil (pembuluh kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-
paru, menyerap oksigen, melepaskan karbondioksida dan selanjutnya dialirkan
kembali ke jantung.
Darah yang kaya akan oksigen mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke
atrium kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium
kiri disebut sirkulasi pulmoner karena darah dialirkan ke paru-paru.
Darah dalam atrium kiri akan didorong menuju ventrikel kiri melalui katup
bikuspidalis/mitral, yang selanjutnya akan memompa darah bersih ini melewati
katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya
13
oksigen ini disirkulasikan ke seluruh tubuh, kecuali paru-paru. dan sebagainya.
 
c. Fungsi bilik jantung
 Serambi kanan berfungsi untuk menerima darah dari seluruh tubuh dan
kaya karbondioksida.
 Serambi kiri berfungsi untuk menerima darah dari paru-paru dan kaya
oksigen.
 Bilik kanan berfungsi untuk memompa darah ke paru-paru dan banyak
mengandung karbon-dioksida
 Bilik kiri berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh dan banyak
mengandung oksigen.

IV. Kapiler
Pembuluh darah kapiler ini merupakan sebuah cabang dari saluran halus yang
berhubungan secara langsung dengan jaringan. Saluran halus tersebut merupakan
bagian dari pembuluh nadi yakni arteriol. Arteriol ini adalah arteri bercabang yang
membentuk sebuah saluran pembuluh darah yang memiliki fungsi pada mekanisme
peredaran darah di manusia itu dengan diameter yang lebih kecil.
Fungsi dari pembuluh darah ini adalah tempat pertukaran oksigen dan karbon
dioksida antara sel darah merah dan jaringan tubuh. Kapiler merupakan pembuluh
darah yang memiliki rongga dan diameter paling kecil jika dibandingkan dengan
arteri dan vena sehingga hanya satu sel darah saja yang bisa melewati pembuluh
darah ini.
Pembuluh darah kapiler rentan terhadap benturan dan cukup mudah untuk
pecah apabila terkena benturan yang cukup keras. Ketika pecah, sel darah yang
diangkut oleh kapiler akan mengendap yang dapat menimbulkan bekas merah serta
rasa nyeri ketika disentuh. Kondisi ini sering kita kenal dengan sebutan memar atau
lebam.
Pembuluh kapiler Memiliki diameter antara 7 sampai 9 micrometer, hampir
sama dengan diameter eritrosit. Panjang total dalam tubuh sekitar 96000 km (60.000
mil). Kapiler disebut juga pembuluh sebagai tempat pertukaran air, larutan,
makromolekul antar darah dan jaringan ke darah karena dindingnya tipis dan aliran
darahnya lambat.

14
Pembuluh kapiler ini dibatasi oleh sel endotel yang berinti gepeng, terletak
memanjang sesuai dengan aliran darah, berwarna biru dan menonjol kedalam lumen.
Kapiler dikelilingi oleh selubung tipis atas serat kolagen dan elastin tipis disertai sel
perivaskular (perisit).
a. Jenis-jenis Kapiler
1. Kapiler Kontinu (somatik)
Merupakan kapiler yang paling umum ditemukan pada kebanyakan
organ jaringan seperti pada otot, paru, sistem saraf pusat, kulit, jaringan ikat,
dan kelenjar eksokrin.
Gambaran khas nya adalah tidak memiliki fenestra (lubang) pada
dindingnya, pada beberapa tempat, namun tidak di susunan saraf, banyak
vesikel pinositotik terdapat pada kedua permukaan sel endotel baik yang
menghadap ke lumen maupun membran basal. Fungsi dari vesikel pinositotik
ini adalah mentraspor makromolekul melintasi sitoplasma endotel melalui dua
arah.

2. Kapiler bertingkap (kapiler bertingkap)


Kapiler ini dijumpai pada jaringan tempat berlangsungnya pertukaran
zat secara cepat antara jaringan dan darah. Misalnya pada mukosa usus,
kelenjar endokrin, glomerulus ginjal, dan pancreas.
Gambaran khas : ditandai dengan adanya fenestra berukuran besar di
dinding sel endotel yang ditutupi diafragma yang lebih tipis dari membran sel.
Sel-sel endotel kapiler ini dipisahkan satu sama lain oleh taut rekah (Gap
Junction).

3. Kapiler sinusoidal
Kapiler ini terutama ditemukan didalam hati dan organ hematopoietik
seperti sumsum tulang dan limpa. Kapiler berkelok-kelok dengan diameter
antara 30 sampai dengan 40 micrometer yang melambatkan aliran darah.

b. Ciri-ciri kapiler
Pembuluh darah kapiler ini mempunyai ciri-ciri umum yang berbeda dari pembuluh
darah lain itu meliputi
 Ukuran garis tengah 1/100 milimeter
15
 Tekanan darah pada pembuluh darah kapiler sangat kecil
 Dinding pembuluh darah tipis
 Jaring-jaring pembuluh ada di seluruh tubuh
 Saat tubuh aktif maka kulit tampak kemerahan
 Pembuluh darah paling dapat dilihat pada retina mata
 Merupakan tempat bertemunya daro cabang pembuluh nadi (arteri) serta juga
pembuluh Balik (Vena)
 Berdiameter itu sekitar 5 – 10 mikrometer
 Memiliki sifat selective permeable (artinya Hanya dapat atau bisa dilewati
oleh komponen tertentu)

c. Fungsi kapiler
Pada fungsi pembuluh darah kapiler bisa atau dapat berfungsi sebagai berikut
1. Proses pertukaran oksigen serta karbondioksida di paru-paru
Pertukaran oksigen serta karbondioksida pada paru-paru terjadi
disebabkan karna pembuluh darah kapiler ini membawa darah dari seluruh
tubuh menuju jantung. Lalu darah yang terdapat dijantung itu menuju ke paru-
paru yakni sebagai perbedaan pernafasan dada serta perut.

2. Mengalirkan darah serta cairan itu penting di dalam sistem sirkulasi tubuh
Seperti yang diketahui bersama, di dalam sistem sirkulasi atau juga
sistem peredaran darah, selain jantung yang terlibat, pembuluh darah seperti
hal nya vena, arteri, serta kapiler juga terlibat di dalam peredaran darah
tersebut. Secara umum, fungsi dari pembuluh darah kapiler ini ialah
mengalirkan darah serta cairan penting di dalam sistem sirkulasi tubuh.
Berhubungan dengan pembuluh kapiler, terdapat suatu daya dorong
yang menentukan dari pergerakan cairan dengan melalui membran pembuluh
kapiler, yakni dengan adanya perbedaan tekanan hidrostatik serta osmotik
koloid. Guyton dan juga Hall (2012) di dalam buku Fisiologi Kedokteran
menyatakan bahwa:
 Pada tekanan hidrostatik pembuluh kapiler tersebut mendorong cairan dan
juga zat terlarutnya dengan melewati pori-pori kapiler itu ke dalam ruang
interstisial. Sedangkan untuk,

16
 Pada tekanan osmotik koloid itu menimbulkan suatu pergerakan cairan
dengan secara osmosis dari ruang interstisial itu ke dalam darah.

3. Menghubungkan arteriol serta venula


Terdapat banyak jaringan penyusun di dalam organ pada tubuh.
Kehadiran dari pembuluh kapiler yang mempunyai struktur tipis itu mampu
untuk menjangkau itu semua, berbeda dengan pembuluh arteri serta vena.
Dengan adanya pembuluh kapiler ini, darah yang berasal dari pembuluh arteri
tersebut dilewatkan dengan melalui kapiler yang terhubung itu dengan vena.
Kemudian dari vena, darah tersebut diteruskan menuju jantung dan juga
masuk dengan melalui serambi kanan. Fungsi serambi kanan ini sangat
memiliki peran penting dalam sirkulasi darah.

4. Pengaturan suhu tubuh


Fungsi pembuluh darah kapiler yakni sebagai pengatur suhu tubuh
disebabkan karna pembuluh ini berada di dalam lapisan kulit. Lapisan kulit
yang terdapat pembuluh darah kapiler ini adalah lapisan malpighi. Lapisan
malpighi ini memiliki fungsi melindungi kulit dari sinar matahari berlebihan
dan juga mengatur suhu tubuh.
Hal tersebut disebabkan karena pembuluh kapiler darah yang berada
pada lapisan kulit ini mempunyai saluran pembuluh darah kapile ke kelenjar
keringat serta juga ke akar rambut. Kita semua mengetahui bahwa pada
kelenjar keringat atau kelenjar kulit ini mempunyai fungsi kelenjar minyak
pada kulit serta juga sebagai tempat yang mana keringat bisa atau dapat
diproduksi. Tanda keringat keluar pada tubuh sendiri bisa menjadi salah satu
tanda bahwa tubuh sedang beradaptasi itu dengan lingkungan supaya dapat
atau bisa mengatur suhu tubuh yang sesuai.

5. Mendistribusikan metabolit atau limbah yang tidak diperlukan ke organ


ekskresi
Metabolit yang sifatnya itu adalah sampah berasal dari aktivitas sel-sel
di dalam jaringan serta dikeluarkan dengan melalui cairan ekstraseluler.
Metabolit tersebut kemudian diserap oleh pembuluh kapiler yang berdinding

17
tipis setelah itu didorong masuk vena untuk kemudian disebarkan ke organ-
organ eksresi.

6. Penyerap sari makanan di usus


Pembuluh darah kapiler ini dapat menyerap sari-sari makanan
disebabkan karna pembuluh darah kapiler ini terdapat pada vili usus. Vili ini
merupakan bagian bagian-bagian usus halus yang mempunyai fungsi usus
halus itu berbentuk lipatan serta lekukan disebut dengan jonjot-jonjot usus.
Fungsi vili ini ialah memperluas ileum. Pengangkutan sari-sari makanan oleh
pembuluh darah kapiler ini dilakukan untuk disebarkan ke seluruh tubuh serta
juga ke organ-organ tubuh tertentu.

7. Penanda kesehatan seseorang


Pada saat kondisi normal maka seseorang yang mempunyai pembuluh
darah kapiler di dalam kondisi ini tidak menunjukkan pembuluh darah kapiler
itu tampak tersumbat atau juga lebih besar dari biasanya.

8. Pengatur tekanan cairan limfa


Pada pembuluh limfa yang terdapat nodus limfa, tentunya itu diiringi
dengan kehadiran pembuluh darah kapiler yang ada di dalamnya. Keberadaan
pembuluh darah kapiler itu dapat atau bisa membantu cairan yang keluar
maupun masuk itu ke dalam membran kapiler.

d. Cara Kerja kapiler

Cara kerja pembuluh darah ini dimulai dari sistem peredaran darah yang
mengalir dari jantung itu menuju paru-paru. Darah tersebut melepaskan sisa
metabolisme itu berupa karbondioksida serta  menyerap oksigen dengan melalui
pembuluh arteri pulmonalis. Setelah itu darah kemudian dibawa kembali ke jantung
lewat vena pulmonalis. Sesampainya darah pada jantung, kemudian darah dialirkan
ke seluruh tubuh. Pada saat darah itu dialirkan ke seluruh tubuh ini lah, pembuluh
darah kapiler baru tersebut bisa bekerja.

18
Saat darah yang berasal dari peredaran darah jantung tersebut maka tekanan
darah itu di dalam keadaan yang kurang. Dengan demikian, untuk meningkatkan
tekanan darah supaya darah yang sudah sampai pada jantung itu bisa kembali lagi
maka perlu terdapat tekanan darah dari bagian bawah tubuh. Adanya aliran darah
yang mengalir ke atas jantung ini melawan daya tarik bumi. Kemudian darah yang
kembali dari seluruh tubuh menuju jantung tersebut melewati saluran pembuluh
darah vena cava superior dan juga vena cafa inferior.

V. Sistem Peredaran limf


Limfa merupakan limfoid terbesar pada tubuh manusia yang letaknya
berada di antara diagframa dan lambung yang berwarna ungu tua . limfa
merupakan kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan cairan tubuh
dan berhubungan erat dengan sistem transportasi serta berfungsi
manghancurkan sel-sel darah merah yang sudah tua atau mati. Sistem limfa
berkaitan erat dengan sistem peredaran darah. Sistem limfa terdiri dari cairan
limfa, pembuluh limfa, dan kelenjar limfa.
Cairan limfa mengandung sel-sel darah putih yang berfungsi
mematikan kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Cairan ini keluar dari
pembuluh darah dan mengisi ruang antarsel sehingga membasahi seluruh
jaringan tubuh. Pembuluh limfa mempunyai banyak katup dan terdapat pada
semua jaringan tubuh, kecuali pada sistem saraf pusat.

a. Ciri-ciri Limf
Ada beberapa Ciri-ciri Limfa (Getah Bening), yaitu:
Ada beberapa perbedaan yang cukup spesifik antara limfa dengan darah, antara lain
sebagai berikut :
1. sistem limfa berasal darah yang keluar dari pembuluh darah.
2. cairan limfa berwarna kuning keputih-putihan menyerupai susu.Cairan ini
disebabkan karena adanya kandungan lemak yang berasal dari usus. Hal ini
sangat berbeda dengan darah yang pada dasarnya berwarna merah karena
adanya hemoglobin pemberi pigmen merah pada darah.

19
3. Limfa hanya tersusun oleh satu sel yang disebut limfosit. Hal ini
membedakan limfa dengan darah, sebab darah tersusun atas sel darah merah
(eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit).
4. Antibodi yang membentuk sistem kekebalan tubuh (imunitas) tubuh pada
limfa di bentuk oleh limfosit, sedangkan antibodi pada darah di bentuk oleh
serum.
5. Kandungan protein yang terdapat pada cairan limfa jumlahnya lebih sedikit
dari pada kandungan protein yang terdapat pada plasma darah.
6. Cairan limfa mengandung lemak yang dihasilkan oleh usus sedangkan pada
darah yang sehat tidak terdapat lemak.
7. Limfa memiliki jumlah katup atau klep yang lebih banyak daripada pembuluh
darah kecuali pada bagian sistem saraf pusat.
8. Bagian ujung pembuluh limfa terbuka sedangkan bagian ujung pembuluh
darah tertutup.
9. Disepanjang pembuluh limfa terdapat kelenjar-kelnjar limfa (nodus) yang
berfungsi untuk menyaring atau mematikan kuman-kuman bibit penyakit
yang membahayakan kesehatan tubuh.

b. Sistem Peredaran Getah Bening


Selain sistem peredaran darah, manusia juga memiliki sistem peredaran getah
bening (limfa) yang keduanya berperan dalam sistem transportasi. Sistem limfa
berkaitan erat dengan sistem peredaran darah. Sistem limfa ini terdiri dari cairan
limfa, pembuluh limfa, dan kelenjar limfa. Sistem peredaran limfa mempunyai peran
dalam pengangkutan lemak dan pemberantasan penyakit.

i. Cairan limfa
Cairan limfa ini mengandung sel-sel darah putih yang memiliki fungsi untuk
mematikan kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Cairan ini keluar dari
pembuluh darah dan mengisi ruang antarsel sehingga membasahi semua
jaringan tubuh. Pembuluh limfa memiliki banyak katup dan terdapat pada
semua jaringan tubuh, kecuali pada sistem saraf pusat.
ii. Pembuluh limfa
Pembuluh limfa ini terletak di sela-sela otot, memiliki cabang-cabang halus,
dan bagian ujungnya terbuka. Melalui ujung inilah cairan tubuh masuk ke
20
dalam pembuluh limfa. Struktur pembuluh limfa mirip dengan vena, tetapi
memiliki lebih banyak katup. Pembuluh limfa ini dibedakan atas 2 macam,
yakni :
 Pembuluh limfa kanan
ini berfungsi menampung cairan limfa yang berasal dari daerah kepala,
leher bagian kanan, dada kanan, dan lengan kanan. Pembuluh ini
bermuara pada vena yang berada di bawah selangka kanan.
 Pembuluh limfa kiri
ini mempunyai fungsi menampung getah bening yang berasal dari
daerah kepala, leher kiri, dada kiri, dan lengan kiri serta tubuh bagian
bawah. Pembuluh ini bermuara pada vena di bawah selangka kiri.

iii. Kelenjar limfa


Kelenjar limfa ini mempunyai fungsi untuk menghasilkan sel darah
putih dan menjaga agar tidak terjadi infeksi lebih lanjut. Kelenjar limfa
terdapat di sepanjang pembuluh limfa, terutama terdapat di pangkal paha,
ketiak, dan leher. Alat tubuh yang memiliki fungsi yang sama dengan kelenjar
limfa yakni limpa dan tonsil. Limpa adalah sebuah kelenjar yang terletak di
belakang lambung dan berwarna ungu.
Fungsinya antara lain yaitu sebagai tempat penyimpanan cadangan sel
darah, membunuh kuman penyakit, pembentukan sel darah putih dan antibodi,
dan tempat pembongkaran sel darah merah yang sudah mati. Tonsil atau
amandel terletak di bagian kanan dan kiri pangkal tenggorokan. Tonsil yang
berada di belakang anak tekak yakni di dalam rongga hidung disebut polip
hidung. Fungsi tonsil ini yaitu untuk mencegah infeksi yang masuk melalui
hidung, mulut, dan tenggorokan.

c. Fungsi Sistem Peredaran Getah Bening


 Berfungsi untuk sistem pertahanan tubuh.
 Untuk mengangkut kembali cairan tubuh, cairan plasma darah, sel darah putih
yang berada di luar pembuluh darah, dan mengangkut lemak dari usus ke
dalam sistem peredaran darah.

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
 Sistem peredaran darah adalah suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan
zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian
dari homeostasis).
 ada darah, terdapat beberapa bagian darah, yaitu sel darah merah, Keping darah, sel
darah merah, plasma darah.
 Fungsi darah:
 Mengedarkan sari makanan ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh plasma
darah
 Mengangkut sisa oksidasi dari sel tubuh untuk dikeluarkan dari tubuh yang
dilakukan oleh plasma darah, karbon dioksida dikeluarkan melalui paruparu,
urea dikeluarkan melalui ginjal
 Mengedarkan hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar buntu (endokrin) yang
dilakukan oleh plasma darah.
 Mengangkut oksigen ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh sel-sel darah
merah
 Membunuh kuman yang masuk ke dalam tubuh yang dilakukan oleh sel darah
putih
 Menutup luka yang dilakuakn oleh keping-keping darah
 Menjaga kestabilan suhu tubuh.
 Pembuluh darah ada arteri, vena, kapiler, jantung dan limf.

B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.

22
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. A. 1993. Biology, Third Edition.Benjamin Cummings Publishing Company,


Inc. Redwood City.

Kimball, J.W. 1987.Biologi Umum Edisi 5 Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Ethel Sloane. 1995. Anatomi Fisiologi untuk Pemula. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Evelyn C. Pearce. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Penerbit PT. Gramedia, Jakarta.
Drs. H. Syaifuddin, AMK. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Edisi 3.
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

American Cancer Society. How many people get melanoma skin cancer? April 24, 2006.
Available at: http://www.cancer.org/ docroot/CRI/content/
CRI_2_2_1X_How_many_people_get_nmelanoma_skin_cancer_50.asp?sitearea=
Accessed January 18, 2007.

Baker JD. Assessment of peripheral arterial occlusive disease. Crit Care Nurs Clin North Am
1991;3:493-498.

Blank CA, Irwin GH. Peripheral vascular disorders: assessment and intervention. Nurs Clin
North Am 1990;25:777-794.

Cantwell-Gab K. Identifying chronic peripheral arterial disease. Am J Nurs 1996;96:40-47.

Gehring P. Vascular assessment. RN 1992;55:40-47.

Haines ST, Seolla M, Witt DM. Venous thromboembolism. In: Dipiro JT, Talbert RL, Yee
GC, et al. Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, 6th ed. Stamford:
Appleton & Lange, 2005:373-412.

Hirsch AT, Haskal ZJ, Hertzer NR, et al. American College of Cardiology (ACC)/American
Heart Association (AHA) guidelines for the management of patients with peripheral
arterial disease (lower extremity, renal, mesenteric, and abdominal aortic). J Am Col
Card 2006;20(2):1-75.

Hoeben BJ, Talbert RL. Peripheral arterial disease. In: Dipiro JT, Talbert RL, Yee GC, et al.
Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, 6th ed. Stamford: Appleton &
Lange, 2005:453-460.

Krenzer ME. Peripheral vascular assessment: finding your way through arteries and veins.
AACN Clin Issues 1995;6:631-634.

O'Beirne-Woods B. Clinical evaluation of the peripheral vasculature. Cardiol Clin 1991;


9:413-427.

23
Wittkowsky AK. Thrombosis. In: Koda-Kimble MA, Young LY, Kradjan WA, et al. Applied
Therapeutics: The Clinical Use of Drugs, 8th ed. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins, 2005:16.1-16.34

24

Anda mungkin juga menyukai