Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH

MATA KULIAH
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

Judul Makalah:
Sistem Hematologi
Dosen:

Triana Arisdiani S. Kep., M. Kep., Ns., Sp.Kep.,M.B

Disusun Oleh:

Aprilia Eka Larasati (SK121004)

Dewi Yulia Agustina (SK121010)

Himatul Ila M. (SK121016)

Leony Hediana (SK121022)

Nabila Abida Masyhar (SK121029)

Rahmawati Khoerunisa’ (SK121035)

Sulis Dyah Utami (SK121041)

Program Studi Keperawatan (S1)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

September 2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, dimana atas segala rahmat dan izin-nya,
kami dapat menyelesaikan makalah tentang Sistem Hematologi.

Shalawat serta salam tak lupa penulis hanturkan kepada junjungan kita Nabi semesta
alam Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Alhamdulillah, kami dapat menyelesaikan makalah ini, walaupun penulis menyadari


bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan didalam makalah ini. Untuk itu kami
berharap adanya kritik dan saran yang membangun guna keberhasilan penulis yang akan
datang.

Akhir kata, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga terselesainya makalah ini semoga segala upaya yang telah dicurahkan
mendapat berkah dari Allah SWT. Aamin.

Kendal, 19 September 2022

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul..................................................................................................................
Kata Pengantar.....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................
1.3 Tujuan............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Anatomi Sistem Hematologi.........................................................................................

2.2 Fisiologi Sistem Hematologi.........................................................................................

2.3 Pengkajian Sistem Hematologi......................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................

3.2 Saran..............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem Hematologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi, termasuk
didalamnya sumsum tulang dan nodus limpa. Darah merupakan medium transport tubuh,
volume darah manusia sekitar 7-10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter.
Keadaan jumlah darah pada setiap orang itu berbeda-beda tergantung pada usia, pekerjaan,
serta keadaan jantung atau pembuluh darah (Handayani dan Haribowo, 2012).

Hematologi merupakan salah satu ilmu yang mempelajari tentang darah dan jaringan
pembentuk darah. Darah merupakan salah satu organ tubuh yang sangat penting bagi tubuh
manusia karena didalamnya terkandung berbagai macam komponen, baik komponen cairan
berupa plasma darah, maupun komponen padat berupa sel-sel (Firani, 2018). Darah juga
memiliki peran didalam tubuh makhluk hidup khususnya untuk mengangkut zat-zat untuk
proses metabolisme. Apabila darah mengalami gangguan atau hambatan, proses metabolisme
tubuh menjadi terganggu. Kelainan pada darah adalah kondisi dimana darah tidak dapat
berfungsi secara normal. Dampak kelainan darah akan menganggu fungsi dan bagian-bagian
darah tersebut. Kelainan darah dapat terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Kelainan
pada darah diantaranya yaitu, kelainan eritrosit seperti anemia, kemudian kelainan pada
leukosit seperti leukemia, adapun kelainan pada trombosit seperti trombositopenia, dan
kelainan hemostasis : hemophilia.

Dari beberapa contoh penyakit kelainan darah, salah satu penyakit masih menjadi
masalah dan harus diperhatikan dalam perawatan bagi orang tua dan tenaga kesehatan yaitu
anemia. Dampak anemia pada anak sekolah adalah meningkatnya angka kesakitan dan
kematian, terhambatnya pertumbuhan fisik dan otak, serta terhambatnya perkembangan
motorik, mental dan kecerdasan. Anemia merupakan salah satu masalah keperawatan
diseluruh dunia terutama Negara berkembang. Perkiraan prevalensi anemia secara global
adalah sekitar 88%. Untuk balita sekitar 25%, anak usia sekolah 32%, pria dewasa 11%,
wanita tidak hamil 20% (Menurut Arisman 2009, dalam jurnal keperawatan Arifin, dkk yang
meneliti tentang “ Hubungan Asupan Zat Gizi Dengan Anemia Pada Anak Sekolah” 2013 :5).
iv
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang diatas yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan anatomi sistem hematologi?
2. Apa yang dimaksud dengan fisiologi sistem hematologi?
3. Apa yang dimaksud dengan pengkajian sistem hmatologi?

1.3 Tujuan

Makalah ini dibuat dengan tujuan agar :

1. Mahasiswa keperawatan mengerti apa itu Anatomi sistem hematologi


2. Mahasiswa keperawatan mengerti tentang fisiologi sistem hematologi
3. Mahasiswa keperawatan mengerti dan memahami tentang pengkajian sistem
hematologic

v
BAB II

PEMBAHASAN

2.1Anatomi Sistem Hematologi


Sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi, termasuk tulang
nodus limpa. Darah merupakan medium transport tubuh, volume darah manusia sekitar
7%-10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter.
Darah terdiri atas 2 komponen utama, yaitu sebagai berikut:
1. Plasma darah, bagian cairan darah yang sebagai besar terdiri atas air, elektrolit dan
protein darah.
2. Butir-butir darah (blood corpuscles), yang terdiri atas komponen-komponen berikut
ini:
a. Eritrosit: sel darah merah (SDM-red blood cell)
b. Leukosit: sel darah putih (SDM-white blood cell)
c. Trombosit: butir pembeku darah-platelet
 Sel Darah Merah Eritrosit merupakan cairan bionkaf dengan sekitar 7 mikron.
Warnanya kuning kemerah-merahan, karena di dalamnya mengandung suatu zat yang
disebut hemoglobin. Tidak memiliki inti sel, mitokondria dan ribosom, serta tidak
dapat bergerak.
Komponen eritrosit:
1. Membran eritrosit
2. Sistem enzim: enzim G6PD (Glucose 6-Phosphatede hydrogenase)
3. Hemoglobin
Sifat-sifat Sel Darah Merah:
1. Normositik à sel yang ukurannya normal.
2. Normokromil à sel dengan jumlah hemoglobin yang normal.
3. Mikrositik à sel yang ukurannya terlalu kecil.
4. Makrositik à sel yang ukurannya terlalu besar.
5. Hipokromik à sel yang jumlah hemoglobinnya terlalu sedikit.
6. Hiperkromik à sel yang jumlah hemoglobinnya terlalu banyak.
 Antigen Sel Darah Merah
Sel darah merah mempunyai bermacam antigen spesifik yang terdapat di membran
selnya yang tidak ditemukan di sel lain, yaitu A, B, O, dan Rh.

vi
 Sel Darah Putih (Leukosit)
Sel darah putih yang akan dibahas mencangkup yaitu, struktur leukosit, fungsi
sel darah putih, jenis-jenis sel darah putih, dan jumlah sel darah putih.
Struktur leukosit yaitu, bentuknya berubah-ubah dan dapat bergerak dengan
perantaraan kaki palsu (pseudopodia). Mempunyai bermacam-macam inti sel, sehingga
dapat dibedakkan menurut inti selnya serta warnanya bening (tidak berwarna). Sel
sarah putih dibentuk di sumsum ruling dari sel-sel bakal. Jenis-jenis golongan dari
golongan sel yang tidak bergranula, yaitu limfosit T dan B; monosit dan makrofag;
serta golongan yang bergranula yaitu, eosinophil, basofil, dan neutrophil.

2.2 Fisiologi Sistem Hematologi


a Plasma darah

Komposisi : air B1%, albumin, globulin, fibrinogen 7%, zat terlarut (ion, nutrien,
produk sisa enzim, hormon) 2 %.
Plasma darah mengandung protein-protein penting seperti fibrinogen (pembekuan
darah), globulin (antibodi dan komplemen penting dalam respon imun /pertahanan
tubuh ), albumin (membantu aliran darah / keseimbangan cairan antara darah dan
jaringan serta mengatur tekanan osmosis darah), dan lipoprotein. Fungsi plasma
darah:
-Sebagai pelarut bahan-bahan kimia.
-Membawa mineral-mineral terlarut, seperti glukosa, asam amino, vitamin,
CO2, dan bahan buangan lain.
-Menyebarkan panas dari organ yang lebih hangat ke organ yang lebih dingin.
-Menjaga keseimbangan antara cairan di dalam sel dan cairan di luar sel.

b Eritrosit

Sel darah merah merupakan cairan bikonkaf dengan diameter sekitar 7 mikron.
Bikonkavitas memungkinkan gerakan oksigen masuk dan keluar sel secara
cepatdengan jarak yang pendek antara membran dan inti sel. Warna kuning
kemerahan-merahan, karena di dalamnya mengandung suatu zat yang dsebut
Hemoglobin. Komponen eritrosit adalah membrane eritrosit, sistem enzim;
enzim G6PD ( Glucose6- Phosphatedehydrogenase) dan hemoglobin yang terdiri

vii
atas heme dan globin. Jumlah eritrosit normal pada orang dewasa kira-kira 11,5-
15 gr dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan Hb laki-laki 13,0 mg
%. Sel darah merah memiliki bermacam antigen : Antigen A, B dan O Antigen Rh
Proses penghacuran sel darah merah terjadi karena proses penuaan dan proses
patologis. Hemolisis yang tejadi pada eritrosit akan mengakibatkan
terurainyakomponen hemoglobin yaitu komponen protein dan komponen heme.
Fungsi dari sel darah merah :

-Mentranspor O2 ke jaringan melalui pengikatan Hb terhadap O2


-Mentranspor CO2 ke paru melalui pengikatan Hb + CO2. Sebagian lagi dalam
bentuk ion bikarbonat
-Berperan dalam pengaturan pH darah. Karena ion bikarbonat dan Hb
merupakan bu fer asam-basa.

c Leukosit
Bentuknya dapat berubah-ubah dan dapat bergerak dengan perantaraan
kaki kapsul(pseudopodia). Mempunyai macam- macam inti sel, sehingga ia dapat
dibedakan menurut inti selnya serta warna bening (tidak berwarna). Sel darah
putih dibentuk di sumsum tulang dari sel-sel bakal. Jenis jenis dari golongan sel
ini adalah golongan yang tidak bergranula, yaitu limfosit T dan B ; monosit dan
makrofag; serta golongan yang bergranula yaitu eosinofil, basofil, neutrofil
Fungsi sel darah putih :
- Sebagai serdadu tubuh, yaitu membunuh kuman dan memakan bibit penyakit,
bakteri yang masuk ke dalam tubuh jaringan RES (sistem retikulo endotel)/
pagositosis.
- Sebagai pengangkut, yaitu mengangkut/ membawa zat lemak dari dinding usus
mealui limpa terus ke pembuluh darah.
Jenis sel darah putih
1) Agranulosit

Memiliki granula kecil di dalam protoplasmanya, memiliki diameter 10-


12mikron. Dibagi menjadi 3 jenis berdasarkan pewarnaannya:
- Neutrofil : Granula yang tidak berwarna mempunyai inti sel yang terangkai,
kadangseperti terpisah pisah, protoplasmanya banyak berbintik-bintik
halus/granula, serta banyaknya sekitar 60-70%. Neutrofil berhubungan dengan

viii
pertahanan tubuh terhadap bakteri. Fungsinya sebagai fagosit
- Eusinofil : Granula berwarna merah, banyaknya kira-kira 2-4%. Eusinofil
berhubungan dengan parasit, dan merusak sel kanker. Fungsinya dalam
merespon alergi ( tempat bagi histamin, serotonin, heparin)
- Basofil : Granula berwarna biru dengan pewarnaan basa, banyak nya kira kira
0,5 – 1 % , sel ini lebih kecil daripadaeosinofil, tetapi mempunyai inti yang
bentuknya teratur. Basofil ini juga berhubungan dalam merespon alergi.
Fungsinya juga sebagai tempat untuk histamin, serotonin dan heparin.
2) Granulosita

- Limfosit : Limfosit memiliki nucleus bear bulat dengan menempati sebagian


besar sel limfosit berkembang dalam jaringan limfe.
 Limfosit T
Limfosit T meninggalkan sumsum tulang dan berkembang lama,kemudian
bermigrasi menuju timus. Setelah meninggalkan timus, sel-sel ini beredar
dalam darah sampai mereka bertemu dengan antigen dimana mereka telah di
program untuk mengenalinya. Setelah dirangsang oleh antigennya, sel-sel ini
menghasilkan bahan-bahankimia yang menghancurkan mikrooranisme dan
menghasilkan limfokin serta memberitahu sel darah putih lainnya bahwa telah
terjadi infeksi.

 Limfosit B
Terbentuk di sumsum tulang lalu bersirkulasi dalam darah sampaimenjumpai
antigen dimana mereka telah diprogram untuk mengenalinya. Pada tahap ini
limfosit B mengalami pematangan lebih lanjut dan menjadi el plasma serta
menghasilkan antibodi.
- Monosit : Monosit dibentuk dalam bentuk imatur dan mengalami proses
pematanganmenjadi makrofag setelah msuk ke jaringan. Fungsinya sebagai
fagosit, mencerna sel-sel rusak/ mati, memberi perlawanan immunologis
terhadap penyebab penyakit. Jumlahnya 34% dari total komponen yang ada di
sel darah putih.
d. Trombosit
Trombosit adalah bagian dari beberapa sel-sel besar dalam sumsum tulang yang
terbentuk cakram bulat, oval, bikonveks, tidak berinti, dan hidup sekitar 10 hari.
Trombosit berperan penting dalam pembentukan bekuan darah. Fungsi lain dalam

ix
trombosit yaitu untuk mengubah bentuk dan kualitas setelah berikatan dengan pembuluh
darah yang cedera.

e. Limpa

Limpa merupakan organ ungu lunak kurang lebih berukuran satu kepalan
tangan.Limpa terletak pada pojok atas kiri abdomen dibawah kostae. Limpa memiliki
permukaan luar konveks yang Berhadapan dengan diafragma dan permukaan medialyang
konkaf serta berhadapan dengan lambung, fleksura, linealis kolon dan ginjalkiri.Limpa
terdiri atas kapsula jaringan fibroelastin, folikel limpa (masa jaringan limpa),dan pilpa
merah ( jaringan ikat, sel eritrost, sel leukosit). Suplai darah oleh arterilinealis yang
keluar dari arteri coeliaca.

Fungsi limpa :

- Pembentukan sel eritrosit (hanya pada janin).

- Destruksi sel eritrosit tua.

- Penyimpanan zat besi dari sel-sel yang dihancurkan.

- Produksi bilirubin dari eritrosit.

- Pembentukan limfosit dalam folikel limpa.

- Pembentukan immunoglobulin.

- Pembuangan partikel asing dari darah.


f. Sumsum tulang

Sumsum tulang menempati bagian dalam tulang spons dan bagian tengah
rongga tulang panjang. Sumsum merupakan 4% sampai 5% berat badan total,
sehingga merupakan yang paling besar dalam tubuh. Sumsum bisa berwarna merah
dan kuning. Sumsum merah merupakan tempat produksi sel darah merah aktif dan
merupakan organ hematopoetik (penghasil darah) utama. Sedang sumsum kuning,
tersusun terutama oleh lemak dan tidak aktif dalam produksi elemen

Darah. Selama masa kanak — kanan, sebagian besar sumsum berwarna merah.
Sesuai dengan pertambahan usia, sebagian besar sumsum tulang panjang mengalami
perubahan menjadi sumsum kuning, namun masih mempertahankan potensi untuk
kembali berubah menjadi jaringan hematopoetik apabila diperlukan. Sumsum merah
pada orang dewasa terbatas terutama pada rusuk, kolumna vertebralis, dan tulang
pipih lainnya.

x
Sumsum sangat banyak mengandung pembuluh darah dan tersusun atas
jaringan ikat yang Mengandung sel bebas. Sel paling primitif dalam populasi sel
bebas ini adalah sel stem yang merupakan prekursor dari dua garis keturunan sel yang
berbeda. Garis keturunan mieloid meliputi eritrosit, berbagai jenis lekosit, dan
trombosit. Garis keturunan limfoid berdiferensiasi menjadi limfosit

3.3 Pengkajian Sistem Hematologi

Pengkajian pada klien dengan gangguan hematologi perlu dilakukan dengan teliti,
sistematis, serta memahami dengan baik fisiologis dari setiap organ system hematologi.
Hal ini perlu dilakukan agar kemungkinan adanya kesulitan dikarenakan gambaran klinis
atau tanda serta gejala yang hamper sama antara gangguan hematologi primer dan
sekunder dapat diminimalkan. Informasi dilakukan baik dari klien maupun keluarga
tentang riwayat penyakit dan kesehatan.

Agar data dapat terkumpul dengan baikdan terarah, sebaiknya dilakukan


penggolongan atau klasifikasi data berdasarkan identitas klien, keluhan utama, riwayat
kesehatan, keadaan fisik, psikologis, sosial, spiritual, intelegensi, hasil-hasil pemeriksaan
dan keadaan khusus lainnya.

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data keperawatan pada tahap


pengkajian adalah:

1. Wawancara (Interview)
2. Pengamatan (Observasi)
3. Pemeriksaan Fisik (Pshysical assessment)
Ada 4 teknik dalam pemeriksaan fisik, yaitu:
a. Inspeksi
Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang
diperiksa melalui pengamatan.
b. Palpasi
Adalah suatu Teknik yang menggunakan indera peraba.
c. Perkusi

xi
Adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu
untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri kanan) dengan tujuan
menghasilkan suara.
d. Auskultasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yang
dihasilkan oleh tubuh.
Suara tidak normal yang dapat diauskultasi pada nafas adalah.
- Rales
- Ronchi
- Wheezing
- Pleura Friction Rub

Pendekatan pengkajian fisik dapat mengunakan

1. Head to toe (kepala ke kaki)


2. ROS (Review of System/system tubuh
3. Pola fungsi kesehan Gordon
4. Doengeos (1993)

1. Data demografi
a. Usia
b. Golongan darah
c. Tempat tinggal
2. Riwayat Kesehatan keluarga
3. Masalah kesehatan klien sekarang
a. Tanda-tanda infeksi
b. Perdarahan
c. Warna kulit
d. Dispnea
e. Pica
f. Perut terasa penuh menunjukkan splenomegaly
g. Alkoholik
h. Neurologi
i. Pruritus
4. Riwayat kesehatan klien

xii
a. Keganasan, kemoterapi
b. Risiko HIV
c. Hepatitis
d. Kehamilan
e. Thrombosis vena
5. Pemeriksaan fisik
6. Evaluasi pemerikasaan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hematologic adalah ilmu yang mempelajari tentang darah serta jaringan yang
membentuk darah. Darah merupakan bagian penting dari sistem transport. Darah
merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari dua bagian besar yaitu
plasma darah dan bagian korpuskuli.

Dalam arti lain hermantology juga dikenal sebagai cabang ilmu kedokteran
mengenai sel darah.organ pembentuk darah,dan kelainan yang berhubungan dengan sel
serta organ pembentuk darah.

3.2 Saran

Dari pemaparan diatas,kami memberikan saran agar dalam ilmu kesehatan maupun
ilmu alam lainya penting sekali memahami anatomi sistem hematologi secara tepat agar
terhindar dari kesalahan dalam Tindakan baik itu dirumah sakit maupun dialam yang
berkaitan dengan perubahan fungsi tubuh akibat kurangnya aktifitas positif untuk
memberikan kesehatan terhadap jantung sebagai pusat kehidupan dan berhubungan pula
dengan darah.

xiii
DAFTAR PUSTAKA

Utami, Sindi Muthiah. 2017. “Anatomi Fisiologi Sistem Hematologi”,


https://www.scribd.com/document/3417551135/anatomi-fisiologi-sistem-hematologi,
diakses pada 19 September 2022 pukul 20.35

xiv

Anda mungkin juga menyukai