( LEUKOSIT )
ANATOMI FISIOLOGI
Disusun Oleh :
PAULINA SILABAN
Dosen Pembimbing :
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
dengan hikmat yang telah Tuhan berikan sehingga makalah ini dapat
selesai tepat pada waktunya. Secara singkat makalah ini kami buat agar
pembaca dapat mengetahui lebih jelas, dalam memahami mengenai
“Sel Darah Putih “ yang terdapat pada materi Anatomi Fisiologi
tentang Sel-sel Darah.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................................. i
Daftar Isi...................................................................................................................... ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui lebih jelas tentang pengertian dari Sel darah
putih
2. Pembaca juga dapat tahu fungsi dan peran Sel darah putih dalam
tubuh
3. Membantu pembaca agar lebih memahami lebih baik tentang Sel
darah putih
4. Agar pembaca dapat mengerti dan memahami proses
pembentukan Sel darah putih
1.4. MANFAAT
1. Untuk menambah wawasan bagi pembaca
2. Untuk menambah ilmu dan wawasan bagi penulis
3. Untuk mengetahui lebih mendalam tentang fungsi dari sel darah
putih dan
4. Untuk semua yang terlibat agar dapat lebih menjaga tubuhnya dari
luka dan lingkungan luar untuk tidak terinfeksi
2
BAB II
ISI
3
Sel darah putih juga merupakan sel yang membentuk komponen
darah yang mengandung inti. Sel darah putih atau leukosit adalah sel lain
yang terdapat di dalam darah, yang berperan dalam mempertahankan
tubuh dalam penyusupan benda asing yang selalu dipandang mempunyai
kemungkinan untuk mendatangkan bahaya bagi kelangsungan hidup
individu.
Bentuk dan sifat dari sel darah putih (leukosit) berbeda dengan
eritrosit. Bentuknya bening, tidak berwarna, lebih besar dari erittrosit,
dapat berubah dan bergerak dengan perantaraan kaki palsu (pseudopodia),
mempunyai bermacam-macam inti sel yang banyaknya 6000-9000/mm³.
Ukurannya 10-25 nm.
4
dan Monosit mmepunyai peranan penting dalam perlindungan badan
terhadap mikroorganisme dengan kemampua sebagai fagosit, mereka
memakan makanan bakteria hidup yang masuk ke sistem peredaran darah,
dengan kekuatan gerakan amuboidnya ia dapat bergerak bebas di dalam
dan dapat keluar pembuluh darah dan berjalan mengitari seluruh tubuh.
Mengepung daerah yang terkena infeksi atau cedera,
menangkap organisme hidup dan menghancurkannya, menyingkirkan
bahan lain seperti kotoran-kotoran, serpihan-serpihan dan lainnya, dengan
cara yang sama, dan sebagai granulosit memiliki enzim yang dapat
memecah protein yang memungkinkan merusak jaringan hidup,
menghancurkan dan membuangnya. dengan cara ini jaringan yang sakit
atau terluka dapat dibuang dan penyembuhannya dimungkinkan.
Sebagai hasil kerja fagositik dari sel darah putih, peradangan dapat
dihentikan sama sekali. Bila kegiatannya tidak berhasil dengan sempurna,
maka dapat terbentuk nanah. Nanah berisi "jenazah" dari kawan dan
lawan - fagosit yang terbunuh dalam kinerjanya disebut sel nanah.
demikian juga terdapat banyak kuman yang mati dalam nanah itu dan
ditambah lagi dengan sejumlah besar jaringan yang sudah mencair. dan
sel nanah tersebut akan disingkirkan oleh granulosit yang sehat yang
bekerja sebagai fagosit .
5
Sel lekosit yang dibentuk di dalam sumsum tulang disebut
granulopoiesis. Bertambahnya jumlah lekosit terjasi dengan mitosis, yaitu
suatu proses pertumbuhan dan pembelahan secara berurutan yang
kemudian dilepaskan oleh sumsum tulang ke dalam sirkulasi.
Pembentukan sel darah putih dimulai dari diferensiasi dini dari sel sitem
hemopoietik pluripoten menjadi berbagai tipe sel stem committed. Selain
sel-sel committed tersebut, untuk membentuk eritrosit dan membentuk
leukosit. Dalam pembentukan leukosit terdapat dua tipe yaitu mielositik
dan limfositik.
Pembentukan leukosit tipe mielositik dimulai dengan sel muda
yang berupa mieloblas sedangkan pembentukan leukosit tipe limfositik
dimulai dengan sel muda yang berupa limfoblas.Leukosit yang dibentuk
di dalam sumsum tulang, terutama granulosit, disimpan dalam sumsum
sampai sel-sel tersebut diperlukan dalam sirkulasi.
Masa hidup granulosit setelah dilepaskan dari sumsum tulang
normalnya 4-8 jam dalam sirkulasi darah, dan 4-5 jam berikutnya dalam
jaringan. Pada keadaan infeksi jaringan yang berat, masa hidup
keseluruhan sering kali berkurang. Hal ini dikarenakan granulosit dengan
cepat menuju jaringan yang terinfeksi, melakukan fungsinya, dan masuk
dalam proses dimana sel-sel itu sendiri harus dimusnahkan. Monosit
memiliki masa edar yang singkat, yaitu 10-20 jam, berada di dalam darah
sebelum berada dalam jaringan.Begitu masuk ke dalam jaringan, sel-sel
ini membengkak sampai ukurannya yang sangat besar untuk menjadi
makrofag jaringan.Dalam bentuk ini, sel-sel tersebut dapat hidup hingga
berbulan-bulan atau bahkan Makrofag jaringan ini akan menjadi dasar
bagi sistem makrofag jaringan yang merupakan system pertahanan
lanjutan dalam jaringan untuk melawan infeksi.
Sel polimorfonuklear dan monosit normalnya dibentuk hanya
dalam sumsum tulang. Sebaliknya limfosit dan sel plasma dihasilkan
dalam berbagai organ limfogen termasuk kelenjar limfe, limfa, kelenjar
timus, tonsil, dan sisa limfoid yang terleatk dalam usus dan tempat lain.
Beberapa sel darah putih yang dibentuk dalam sumsum tulang, khususnya
6
granulosit, disimpan dalam sumsum tulang sampai dibutuhkan dalam
sirkulasi, bila dibutuhkan aka dilepas.
7
2. Basofil
Basofil terutama bertanggung jawab untuk memberi reaksi alergi
dan antigen dengan jalan mengeluarkan histamine kimia yang
menyebabkan peradangan. Berbentuk U dan berbintik-bintik. Basofil
melepaskan histamin pada saat terjadi reaksi alergi.
3. Eosinofil
Eusinofil berhubungan dengan infeksi parasite, dengan
meningkatnya eosinopfil menandakan banyaknya parasit. Berbintik-
bintik kemerahan. Meningkat apabila terjadi infeksi atau reaksi alergi.
Agranulsit hanya mempunyai sebuah nucleus dan tidak seluruhnya
bersifat fagosit.
8
patogen dapat dihafal dan dibunuh atau dapat membuat
tanggapan antibodi untuk menjaga.Jenis sel darah putih
terbesar, bersifat fagosit, nukleusnya berbentuk seperti kacang,
dan dapat bergerak cepat.
Monosit yang berada pada suatu jaringan dapat
berdiferensiasi menjadi makrofag yang berukuran lebih besar.
Makrofag berfungsi untuk memfagosit patogen, sel using, dan
puing-puing seluler dan dapat merangsang sel-sel darah putih
yang lain untuk melindungi tubuh.
b. Limfosit
Jenis sel darah putih yang tidak bersifat fagosit, selnya
cenderung berbentuk lingkaran, berinti tunggal, dan hanya
memperhatikan sedikit pergerakan.
Fungsi limfosit untuk imunitas (kekebalan) terhadap
patogen dan toksin tertentu. Ada dua macam limfosit yaitu
limfosit B dan limfosit T. Limfosit B melindungi kita dengan
memproduksi antibody yang akan menghancurkan patogen,
sedangkan limfosit T secara langsung menghancurkan sel-sel
yang mengandung antigen.
9
BAB III
PENUTUP
Penelitian ini telah menjelaskan tentang sel darah putih serta proses
pembentukan sel darah putih. Analisis hasil telah dilakukan pada berbagai
sumber yang ada dengan tujuan untuk menyempurnakan makalah ini dan agar
lebih baik lagi dalam menjelaskan dan menginformasikan tentang sel darah
putih. Pada bab ini akan dipaparkan kesimpulan dari penelitian yang telah
dilakukan dan saran untuk pengembangan penulisan tentang sel darah putih
agar lebih baik dan jelas.
3.1. KESIMPULAN
Sel darah putih atau leukosit adalah komponen darah yang memiliki fungsi
melawan infeksi dan serangan benda asing.Sederhananya, leukosit adalah
bagian dari sistem imun untuk melindungi tubuh dari risiko penyakit dan
gangguan kesehatan lainnya.
Beberapa sel darah putih yang dibentuk dalam sumsum tulang, khususnya
granulosit, disimpan dalam sumsum tulang sampai dibutuhkan dalam
sirkulasi, bila dibutuhkan aka dilepas.
Granula mengandung beragam enzim dan protein yang membantu sel
darah putih dalam melindungi tubuh. Granulosit mempunyai nucleus yang
banyak dan bersifat fagosit.
Sel darah putih atau leukosit adalah sel lain yang terdapat dalam darah.
Sel darah putih berperan dalam mempertahankan tubuh terhadap penyusupan
benda asing yang selalu dipandang mempunyai kemungkinan untuk
mendatangkan bahaya bagi kelangsungan hidup individu.
3.2. SARAN
10
DAFTAR PUSTAKA
11