Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SEL-SEL DARAH MERAH (ERITROSIT)

Dosen Pengampuh: Ns. Nelfa F Takahepis, S.Kep,. M.Kep


Disusun Oleh Kelompok 1
Putri Cahyani Santoso (2101051)
Mahdia Maylav Aizha Masihor (2101069)
Dea Ananda Dwi Elvionita (2101072)
Nazila Musa (2101063)
Puput Sartana (2101056)
Krisfadhil HIrel Kaser (2101067)
Anjas Arhadi Umasangaji (2101076)

Progam Studi Ners


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MANADO
T.A 2022/2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1.Latar Belakang...........................................................................................................................1
A. Fungsi Darah...........................................................................................................................1
b. Kandungan Darah....................................................................................................................2
1.2.Tujuan........................................................................................................................................2
1.3.Ruang Lingkup..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................3
2.1 DEFINISI..............................................................................................................................3
2.2 STRUKTUR ERITROSIT....................................................................................................4
2.3 FISIOLOGI ERITROSIT.....................................................................................................5
2.4 PEMBENTUKAN ERITROSIT...........................................................................................6
2.5 MASA HIDUP ERITTROSIT..............................................................................................7
2.6 Metabolisme Sel Darah Merah.............................................................................................7
➢ JALAN EMBDEN-MEYERHOF........................................................................................7
➢ JALAN HEKSOSA MONOFOSFAT (PENTOSA FOSFAT).............................................8
2.7 Membran Sel Darah Merah..................................................................................................8
2.8 Penghancuran Eritrosit..........................................................................................................9
BAB III SIMPULAN........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................12

i
KATA
PENGANTAR

Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah keperawatan dewasa : system pernapasan
kardiovaskuler dan hematologi, dengan judul Makalah : sel-sel darah merah (Trombosit).

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan do’a, saran dan kritik. Sehingga makalah ini dapat di
terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki oleh karena itu, kami mengharapakan
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya
kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
Pendidikan.

Manado, 25 oktober 2022

Penyusun

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang
warnannya merah. Warna merah itu keadaannya tidak tetap tergantung pada banyaknya kadar
oksigen dan karbondioksida didalamnya. Darah yang banyak mengandung karbon diogsida
warnanya merah tua. Adanya oksigen dalam darah di ambil dengan cara bernapas, dan zat
tersebut sangat berguna pada peristiwa pembakaran/ metabolisme di dalam tubuh. Vikositas/
kekentalan darah lebih kental dari pada air yang mempunyai BJ 1,041-1,065, temperatur
380C, dan PH 7,37-7,45.
Darah selamanya beredar di dalam tubuh oleh karena adanya kerja atau pompa
jantung. Selama darah beredar dalam pembuluh maka darah akan tetap encer, tetapi kalau ia
keluar dari pembuluhnya maka ia akan menjadi beku. Pembekuan ini dapat dicegah dengan
jalan mencampurkan ke dalam darah tersebut sedikit obat anti- pembekuan/ sitrus natrikus.
Dan keadaan ini akan sangat berguna apabila darah tersebut diperlukan untuk transfusi darah.
Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira 1/13 dari
berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama,
bergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung, atau pembuluh darah.
A. Fungsi Darah
a.Sebagai alat pengangkut yaitu:
 Mengambil oksigen/ zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh
jaringan tubuh.
 Mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk
dikeluarkan melalui paru-paru.
 Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke
seluruh jaringan/ alat tubuh.
 Mengangkat / mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan
melalui ginjal dan kulit.

1
b. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh dengan
perantaraan leukosit dan antibodi/ zat–zat anti racun.
c. Menyebarkan panas keseluruh tubuh.

b. Kandungan Darah
Kandungan dalam darah:
▪ Air : 91%
▪ Protein : 3% (albumin, globulin, protombin dan fibrinigen)
▪ Mineral : 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat,magnesium,
kalsium, dan zat besi).
▪ Bahan organik : 0,1% (glukosa, lemak asam urat, kreatinin, kolesterol, dan asam
amino).

1.2. Tujuan

Dengan disusunya makalah ini, kami dapat menuangkan apa pun yang berhubungan
dengan bahan diskusi, sehingga makalah ini dapat berguna bagi pembaca.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
▪ Sebagai tugas mata kuliah patologi
▪ Menjelaskan tentang sel darah merah .
▪ Sebagai pengetahuan para pembaca.
▪ Sebagai informasi untuk para pembaca .

1.3. Ruang Lingkup

Dalam makalah ini di uraikan dan dijelaskan mengenai “ sel darah merah“. Selain itu,
diterangkan pula pembentukan sel darah merah dan fungsi sel farah merah serta banyak
lagi informasi di makalh ini.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI

Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Setiap mm kubiknya darah
pada seorang laki-laki dewasa mengandung kira-kira 5 juta sel darah merah dan pada
seorang perempuan dewasa kira-kira 4 juta sel darah merah. Sel darah merah (eritrosit)
bentuknya seperti cakram/ bikonkaf dan tidak mempunyai inti. Ukuran diameter kira-kira
7,7 unit (0,007 mm), tidak dapat bergerak. Banyaknya kira–kira 5 juta dalam 1 mm3
(41/2 juta). Warnanya kuning kemerahan, karena didalamnya mengandung suatu zat yang
disebut hemoglobin, warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya banyak
mengandung oksigen.
Tiap-tiap sel darah merah mengandung 200 juta molekul hemoglobin. Hemoglobin
(Hb) merupakan suatu protein yang mengandung senyawa besi hemin. Hemoglobin
mempunyai fungsi mengikat oksigen di paru-paru dan mengedarkan ke seluruh jaringan
tubuh. Jadi, dapat dikatakan bahwa di paruparu terjadi reaksi antara hemoglobin dengan
oksigen.
▪ 2 Hb2+ 4 O2 ==> 4 Hb O2 (oksihemoglobin)
Setelah sampai di sel-sel tubuh, terjadi reaksi
pelepasan oksigen oleh Hb.
▪ 4 Hb O2 ==> 2 Hb2+ 4 O2
Kandungan hemoglobin inilah yang membuat darah berwarna merah. Amatilah
Gambar 5.2 untuk mengenal struktur hemoglobin.

3
2.2 STRUKTUR ERITROSIT

Eritrosit mempunyai bentuk bikonkaf, seperti cakram dengan garis tengah 7,5
uM dan tidak berinti. Warna eritrosit kekuning-kuningan dan dapat berwarna merah
karena dalam sitoplasmanya terdapat pigmen warna merah berupa hemoglobin. Sel
darah merah (eritrosit) diproduksi di dalam sumsum tulang merah, limpa dan hati.
Proses pembentukannya dalam sumsum tulang melalui beberapa tahap. Mula-mula
besar dan berisi nukleus dan tidak berisi hemoglobin kemudian dimuati hemoglobin
dan akhirnya kehilangan nukleusnya dan siap diedarkan dalam sirkulasi darah yang
kemudian akan beredar di dalam tubuh selama kebih kurang 114 - 115 hari, setelah
itu akan mati. Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang mati akan terurai menjadi
dua zat yaitu hematin yang mengandung Fe yang berguna untuk membuat eritrosit
baru dan hemoglobin yaitu suatu zat yang terdapat didalam eritrisit yang berguna
untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida.
Jumlah normal pada orang dewasa kira- kira 11,5 – 15 gram dalam 100 cc
darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darah merah
memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam amino dan memerlukan pula
zat besi, sehingga diperlukan diit seimbang zat besi.
Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian juga
banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang
maka

4
keadaan ini disebut anemia, yang biasanya disebabkan oleh perdarahaan yang
hebat, penyakit yang melisis eritrosit, dan tempat pembuatan eritrosit terganggu.

2.3 FISIOLOGI ERITROSIT


Sel darah merah atau lebih dikenal sebagai eritrosit memiliki fungsi utama
untuk mengangkut hemoglobin, dan seterusnya membawa oksigen dari paru-paru
menuju jaringan. Jika hemoglobin ini bebas dalam plasma, kurang lebih 3 persennya
bocor melalui membran kapiler masuk ke dalam ruang jaringan atau melalui membran
glomerolus pada ginjal terus masuk dalam saringan glomerolus setiap kali darah
melewati kapiler. Oleh karena itu, agar hemoglobin tetap berada dalam aliran
darah, maka ia harus tetap berada dalam sel darah merah. Dalam minggu-minggu
pertama kehidupan embrio, sel-sel darah merah primitif yang berinti diproduksi dalam
yolk sac. Selama pertengahan trimester masa gestasi, hepar dianggap sebagai organ
utama untuk memproduksi eritrosit, walaupun terdapat juga eritrosit dalam jumlah
cukup banyak dalam limpa dan limfonodus. Lalu selama bulan terakhir kehamilan dan
sesudah lahir, sel-sel darah merah hanya diproduksi sumsum tulang.

Pada sumsum tulang terdapat sel-sel yang disebut sel stem hemopoietik
pluripoten, yang merupakan asal dari seluruh sel-sel dalam darah sirkulasi. Sel pertama
yang dapat dikenali dari rangkaian sel darah merah adalah proeritroblas. Kemudian
setelah membelah beberapa kali, sel ini menjadi basofilik eritroblas pada saat ini sel
mengumpulkan sedikit sekali hemoglobin. Pada tahap selanjutnya hemoglobin
menekan

5
nukleus sehingga menjadi kecil, tetapi masih memiliki sedikit bahan basofilik, disebut
retikulosit. Kemudian setelah bahan basofilik ini benar-benar hilang, maka
terbentuklah eritrosit matur (Guyton&Hall Fisiologi Kedokteran Edisi 9:529).
Hemoglobin terdiri dari 4 rantai polpeptida globin yang berikatan secara non-
kovalen, yang masing-masing mengandung sebuah grup heme (molekul yang
mengandung Fe) dan sebuah “oxygen binding site”. Dua pasang rantai globin yg
berbeda membtk struktur tetramerik dengan sebuah “heme moiety” di pusat (center).
Molekul heme penting bagi RBC untuk menangkap O2 diparu-paru dan membawanya
keseluruh tubuh. Protein Hb lengkap dapat membawa 4 molekul O2 sekaligus. O2
yang berikatan dengan Hb memberi warna darah merah cerah. Konsentrasi sel-sel
darah merah dalam darah pada pria normal 4,6-6,2 juta/mm3, pada perempuan 4,2-5,4
juta/mm3, pada anak- anak 4,5-5,1 juta/mm3. Dan konsentrasi hemoglobin pada pria
normal 13-18 g/dL, pada perempuan 12-16 g/dL, pada anak-anak 11,2-16,5 g/dL
(Kamus Kedokteran Dorland, edisi 29).
Dalam keadaan normal, sel darah merah atau eritrosit mempunyai waktu hidup
120 hari didalam sirkulasi darah, Jika menjadi tua, sel darah merah akan mudah sekali
hancur atau robek sewaktu sel ini melalui kapiler terutama sewaktu melalui limpa.
penghancuran sel darah merah bisa dipengaruhi oleh faktor intrinsik seperti :genetik,
kelainan membran, glikolisis, enzim, dan hemoglobinopati, sedangkan faktot ekstrinsik
: gangguan sistem imun, keracunan obat, infeksi seperti akibat plasmodium Jika suatu
penyakit menghancurkan sel darah merah sebelum waktunya (hemolisis), sumsum
tulang berusaha menggantinya dengan mempercepat pembentukan sel darah merah
yang baru, sampai 10 kali kecepatan normal. Jika penghancuran sel darah merah
melebihi pembentukannya, maka akan terjadi anemia hemolitik.

2.4 PEMBENTUKAN ERITROSIT


Eritrosit (sel darah merah) dihasilkan pertama kali di dalam kantong kuning
telah saat embrio pada minggu-minggu pertama. Proses pembentukan eritrosit disebut
eritropoisis. Setelah beberapa bulan kemudian, eritrosit terbentuk di dalam hati, limfa,
dan kelenjar sumsum tulang. Produksi eritrosit ini dirangsang oleh hormon
eritropoietin.

6
Setelah dewasa eritrosit dibentuk di sumsum tulang membranosa. Semakin bertambah
usia seseorang, maka produktivitas sumsum tulang semakin turun.
Sel pembentuk eritrosit adalah hemositoblas yaitu sel batang myeloid yang
terdapat di sumsum tulang. Sel ini akan membentuk berbagai jenis leukosit, eritrosit,
megakariosit (pembentuk keping darah). Rata-rata umur sel darah merah kurang
lebih 120 hari. Sel-sel darah merah menjadi rusak dan dihancurkan dalam sistem
retikulum endotelium terutama dalam limfa dan hati.
Globin dan hemoglobin dipecah menjadi asam amino untuk digunakan sebagai
protein dalam jaringan-jaringan dan zat besi dalam hem dari hemoglobin dikeluarkan
untuk dibuang dalam pembentukan sel darah merah lagi. Sisa hem dari hemoglobin
diubah menjadi bilirubin (warna kuning empedu) dan biliverdin, yaitu yang berwarna
kehijau-hijauan yang dapat dilihat pada perubahan warna hemoglobin yang rusak pada
luka memar.

2.5 MASA HIDUP ERITTROSIT


Masa hidup eritrosit hanya sekitar 120 hari atau 4 bulan, kemudian dirombak di
dalam hati dan limpa. Sebagian hemoglobin diubah menjadi bilirubin dan
biliverdin, yaitu pigmen biru yang memberi warna empedu. Zat besi hasil penguraian
hemoglobin dikirim ke hati dan limpa, selanjutnya digunakan untuk membentuk
eritrosit baru. Kira- kira setiap hari ada 200.000 eritrosit yang dibentuk dan dirombak.
Jumlah ini kurang dari 1% dari jumlah eritrosit secara keseluruhan.

2.6 Metabolisme Sel Darah Merah

➢ JALAN EMBDEN-MEYERHOF

Eritrosit tidak mempunyai mitokondria atau organel lainnya dan juga


metabolisme di dalam sitoplasmanya sangat berkurang. Yang diperlukan untuk
fungsinya tentu saja adalah penambahanglukosa yang dipecahkan melalui glikolisis
menjadi laktat. Untuk setiap molekul glukosa yang digunakan, dihasilkan dua
molekul ATP dan dengan demikian dua ikatan fostat berenergi tinggi. ATP ini
menyediakan energi untuk pemeliharaan volume, bentuk dan kelenturan

7
(flexibility)
sel darah merah. ATP juga berfungsi menyediakan energi bagi Na+/K+ -ATPase,
yang menjaga lingkungan ion di dalam eritrosit, dan ini memakai satu molekul
ATP untuk menggerakkan tiga ion natrium
ke luar dan dua ion kalium ke dalam sel. BPG (2,3-Bifosfogliserat) juga berasal
dari pemecahan glukosa.Jalan Embden-Meyerhof juga menghasilkan NADH yang
diperlukan oleh enzim methhemoglobin reduktase untuk mereduksi methemoglobin
yang tidak berfungsi (hemoglobin teroksidasi) yang mengandung besi Ferri
(Fe3+OH)-yang diproduksi oleh oksidasi sekitar 3% hemoglobin setiap hari- untuk
menjadi aktif berfungsi sebagai bentuk hemoglobin tereduksi (mengandung besi
ferro, Fe2+).

➢ JALAN HEKSOSA MONOFOSFAT (PENTOSA FOSFAT)

Kira-kira 5% glikolisis terjadi dengan cara oksidatif ini di mana glukosa 6-


fosfat dikonversi menjadi 6-fosfoflukonat dan terus menjadi ribulosa 5-fosfat.
NADPH dihasilkan dan berikatan dengan glutation (GSH) yang menjaga keutuhan
gugus sulfidril (-SH) dalam sel termasuk yang di dalam hemoglobin dan membran
sel darah merah. NADPH yang digunakan oleh methemoglobin reduktase lainnya
memelihara besi hemoglobin dalam keadaan Fe2+ yang fungsional aktif. Selain itu
dengan adanya O2 selalu terbentuk peroksida yang sangat reaktif, yang juga harus
dimusnahkan. Hal ini terjadi secara enzimatik dengan bantuan glutation (GSH).
Tripeptida (-Glu-Cys-Gly) yang atipikal ini membawa satu gugus

2.7 Membran Sel Darah Merah

Ini merupakan lapisan lipid bipolar yang mengandung protein structural dan
kontraktil dan banyak enzim serta antigen permukaan. Kira-kira 50% membran adalah
protein, 40% lemak dan sampai 10% karbohidrat. Lipid terdiri dari 60% fosfolipid
netral (terutama kolesterol) dan 10% glikolipid. Fosfolipid dan glikolipid adalah
structural dengan gugus polar pada permukaan eksterna dan interna dan gugus

8
nonpolar pada tengah membran. Karbohidrat terdapat hanya pada permukaan
eksterna sedangkan
protein diduga baik sebagai bagian tepi (perifer) ataupun integral, yang menembus
bilamina lipid (lipid bilayer). Satu dari protein tersebut –spektrin – diduga structural
pada permukaan dalam, yang memperthankan bentuk bikonkaf. Cacat protein ini dapat
menerangkan abnormalitas bentuk membran sel darah merah, misalnya sferositosis
herediter dan elliptositosis, sedangkan perubahan dalam komposisi lipid yang
disebabkan abnormalitas congenital atau akuisita dalam kolesterol atau fosfolipid
plasma dapat berkaitan dengan abnormalitas membran lain. Gambar 13 : Unit
membran eritrosit dengan simpanan protein.

2.8 Penghancuran Eritrosit

Ini terjadi setelah umur rata-rata 120 hari ketika sel dipindahkan ke
ekstravaskular oleh makrofag system retikuloendotelial (RE), teristimewa dalam
sumsum tulang tetapi juga dalam hati dan limpa. Mebabolisme sel darah merah
perlahan-lahan memburuk karena enzim tidak diganti, sampai sel menjadi tidak
mampu (non-viable), tetapi alasan yang tepat mengapa sel darah merah mati tidak
jelas. Sel darah merah pecah membebaskan besi untuk sirkulasi melalui transferin
plasma ke eritroblas sumsum, dan protoporfirin yang dipecah menjadi bilirubin.
Bilirubin beredar ke hati dimana ia dikonjugasikan dengan glukoronida yang

9
dieksresi ke dalam usus melalui empedu dan dikonversi menjadi sterkobilinogen dan
sterkobilin (diekskresi dalam feses). Sterkobilinogen dan sterkobilin sebagaian
diserap kembali (reabsorpsi)
dan diekskresi dalam urin sebagai urobilinogen dan urobilin. Fraksi kecil
protoporfirin dikonversi menjadi karbon monoksida (CO) dan diekskresi melalui
paru-paru. Rantai globin dipecah menjadi asam amino yang dipakai kembali
(reutilisasi) untuk sintesis protein umum dalam tubuh. Hemolisis intravaskular
(pemecahan sel darah merah di dalam pembuluh darah) memainkan peranan sedikit
atau tidak sama sekali pada penghancuran sel darah merah.

10
BAB III
SIMPULAN

Dari uraian-uraian pada bab sebelumnya dapat diambil simpulan


sebagai berikut :
1. Hemoglobin berfungsi untuk transpor O2 dan CO2 antara paru-paru dan jaringan
2. Oksigen binding/disosiasi dipengaruhi oleh pO2, pCO2, pH, suhu tubuh dan
konsentrasi 2,3-DPG. Sintesis dari 2,3-BPG dalam eritrosit adalah penting untuk
mengontrol afinitas hemoglobin terhadap oksigen.
3. Pada proses penguraian hem, hem akan diuraikan menjadi bilirubin yang kemudian
dikonjugasikan dengan glukoronat dan diekskresikan dalam empedu.
4. Struktur sel eritrosit bersifat lentur dan bikonkaf sehingga dapat berubahubah
ketika sel berjalan melewati kapiler yang sangat kecil.
5. Eritrosit tidak mempunyai mitokondria atau organel lainnya dan juga metabolisme
di dalam sitoplasmanya sangat berkurang, sehingga untuk melaksanakan fungsinya
diperlukan penambahan glukosa yang dipecahkan melalui glikolisis menjadi laktat.
6. Metabolisme yang dominan pada eritrosit adalah glikolisis, PPP dan 2,3-BPG.
Glikolisis penting untuk menyediakan ATP untuk pompa ion membran dan NADH
untuk re-oksidasi methemoglobin. PPP menyediakan NADPH untuk menjaga
keadaan tereduksi dari glutation. Jika hal ini gagal, maka pada RBC akan
meningkat jumlah peroxide terutama hal ini akan mengakibatkan lemahnya dinding
sel dan akan menyebabkan hemolisis.

11
DAFTAR
PUSTAKA
pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/.../metabolisme_eritrosit.pdf
www.sentra-edukasi.com/.../pengertian-pembentukan-fungsi-
eritrosit....
www.ebookkedokteran.com/.../makalah-anatomi-fisiologi-sel-darah-...
www.scribd.com/.../Bahan-Skripsi-Menghitung-Besar-Kepingan-Sel-...
www.ilmupengetahuan.net/fisiologi-darah-menghitung-sel-darah-sel-...

12

Anda mungkin juga menyukai