Anda di halaman 1dari 31

Demam Berdarah Dengue

Oleh Kelompok 1

Nama Anggota Kelompok :

1. A.A.Istri Citra Adnyanita (17C10135)


2. Desak Putu Diah ambarawati (17C10137)
3. I Komang Gede Putra Adnyana (17C10144)
4. Komang Ayu Trisna Maharani (17C10149)
5. Ni Luh Candra Purnama Dewi (17C10154)
6. Ni Kadek Putri Caniswari (17C10156)
7. Ni Ketut Ariasih (17C10169)
8. Gusti Ayu Kartika Asri Utari (17C10175)
9. Ni Luh Putu Novia Purnama Dewi (17C10188)

TINGKAT II/SEMESTER 4
ILMU KEPERAWATAN C
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat Beliau
dan kerja keras penulis, maka makalah dengan judul “Laporan Pendahuluan dan Pengkajian
Demam Berdarah Dengue” dapat penulis selesaikan dengan tepat waktu. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam
pembuatan makalah, diantaranya :

1. Bapak I G.P. Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.D. selaku Rektor Institut Teknologi dan
Kesahatan Bali yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk menuntut ilmu.
2. Bu sarahselaku dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Paliatif yang telah
membimbing penulis dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah yang telah penulis susun masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca, sehingga
penulisan makalah berikutnya dapat lebih baik.

Denpasar, 20 Juni 2019

Penulis
BAB I

KONSEP UMUM DEMAM BERDARAH DENGUE

A. DEFINISI PENYAKIT

Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
Dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes
Albocpictus. Di Indonesia merupakan wilayah endemis dengan sebaran di seluruh
wilayah tanah air. Gejala yang akan muncul seperti ditandai dengan demam mendadak,
sakir kepala, nyeri belakang bola mata, mual dan menifestasi perdarahan seperti mimisan
atau gusi berdarah serta adanya kemerahan di bagian permukaan tubuh pada
penderita. Pada umumnya penderita DBD (Demam Berdarah Dengue) akan mengalami
fase demam selama 2-7 hari, fase pertama: 1-3 hari ini penderita akan merasakan demam
yang cukup tinggi 400C, kemudian pada fase ke-dua penderita mengalami fase kritis
pada hari ke 4-5, pada fase ini penderita akan mengalami turunnya demam hingga 370C
dan penderita akan merasa dapat melakukan aktivitas kembali (merasa sembuh kembali)
pada fase ini jika tidak mendapatkan pengobatan yang adekuat dapat terjadi keadaan
fatal, akan terjadi penurunan trombosit secara drastis akibat pemecahan pembuluh darah
(pendarahan). Di fase yang ketiga ini akan terjadi pada hari ke 6-7 ini, penderita akan
merasakan demam kembali, fase ini dinamakan fase pemulihan, di fase inilah trombosit
akan perlahan naik kembali normal kembali.(Depkes,2017)
.
Sampai saai ini BD masih menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat dan
menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi. Kerugian sosial yang terjadi antara lain
karena menimbulkan kepanikan dalam keluarga, kematian anggota keluarga dan
berkurang usia harapan dalam keluarga, kematian anggota keluarga dan berkurangnya
usia harapan hidup msyarakat. Dampak ekonomi langsung adalah biaya pengobatan yang
cukup mahal, sedangkan dampak tidak langsung adalah kehilangan waktu kerja dan biaya
lain yang dikeluarkan selain pengobatan seperti transportasi dan akomodasi selama
perawatan sakit. Mengingat obat untuk membunuh virus Dengue hingga saat ini belum
ditemukan dan vaksin untuk mencegah DBD masih dalam tahap ujicoba, maka cara yang
dapat dilakukan sampai saat ini adalah dengan memberantas nyamuk penular (vektor).
Pemberantasan vektor ini dapat dilakukan pada saat masih berupa jentik atau nyamuk
dewasa.

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI


Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang
warnanya merah. Warna merah itu keadaanya tidak tetap bergantung pada banyaknya
oksigen dan karbon dioksida di dalamnya. Darah yang banyak mengandung banyak
karbondioksida warnanya merah tua. Adanya oksigen dalam darah diambil dengan jalan
bernapas,dan zat ini sangat berguna pada peristiwa pembakaran atau metabolisme di
dalam tubuh. Viskositas atau kekentalan darah lebih kental daripada air yang mempunyai
BJ 1,041-1,067, temperatur 38⁰ C,dan Ph 7,37-7,45. Darah selamanya beredar di dalam
tubuh oleh karena adanya kerja pompa jantung.
Selama darah berada dalam pembuluh maka akan tetap encer, tetapi kalau ia
keluar dari pembuluhnya maka ia akan manjadi beku. Pembekuan ini dapat dicegah
dengan jalan mencampurkan ke dalam darah tersebut sedikit obat anti pembekuan/sitras
natrikus. Dan keadaan ini sangat berguna apabila darah tersebut diperlukan untuk tranfusi
darah. Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kirakira ⅟13
dari berat badan atau kira-kira 4 sampai 5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap
orang tidak sama, bergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung atau pembuluh
darah. 8 Darah terdiri dari 4 baguan utama yaitu plasma darah, sel darah merah, sel darah
putih dan keping darang.
1. Plasma Darah Bagian 55% dari darah yang berupa cairan kekuningan dan
membentuk medium cairan darah disebut plasma darah. 90% bagian plasma plasma darah
terdiri dari air, plasma darah ini memiliki fungsi mengangkut sari makanan ke dalam sel
dan membawa sisa pembakaran dari sel ke tempat pembuangan, plasma darah ini juga
bermanfaat untuk menghasilkan zat antibodi untuk menjaga kekebalan tubuh dari
penyakit. Bagian cairan darah yang membentuk sekitar 5% dari berat badan, merupakan
mediasirkulasi elemen-elemen darah yang membentuk sal darah merah, sal darah
putih,dan sel pembeku darah juga sebagai media transportasi bahan organik dan
anorganik dari suatu organ atau jaringan. Zat-zat plasma darah : a. Fibrinogen yang
berguna dalam peristiwa pembekuan darah.
b. Garam-garam mineral(garam kalsium, kalium, natrium dan lain-lain).
c. Protein darah(albumin, globulin)meningkatkan viskositas darah dan juga menimbulkan
takanan osmotik untuk memelihara keseimbangan cairan dalam tubuh.
d. Zat makanan (asam amino, glukosa, lemak, mineral dan vitamin)
e. Hormon yaitu suatu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuh
f. Antibodi/antitoksin.
(SDM) atau eritrosit adalah cakram bikonfak tidak berinti yang kira-kira
berdiameter 8 µm, tebal bagian tepi 2μm dan ketebalannya berkurang di bagian tangah
menjadi hanya 1 mm atau karang. Karena lunak dan lentur maka salama melewati
mikrosirkulasi selsel ini mengalami perubahan konfigurasi.Erirosit tidak mempunyai
nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit
mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen.Sel darah merah juga berperan
dalam penentuan golongan darah. Sel darah merah atau eritrosit adalah jenis sel darah
yang banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lewat darah
dalam hawan bertulang belakang. Sel darah merah adalah salah satu contoh sel yang tidak
berinti.Sel darah merah berbentuk pipih dan cekung di bagian tengahnya, tidak memiliki
inti, tidak dapat menembus dinding kapiler darah dan berwarna kekuning-kuningan. Pada
orang dewasa sel darah merah berjumlah sekitar 5 juta sel/mm² darah pada laki-laki dan 4
juta sel/mm² darah pada perempuan. Pada orang dewasa sel darah merah dibentuk dalam
sumsum tulang pipih, sedangkan pada janin sel darah 10 merah dibentuk dalam hati dan
limfa.Setelah berumur 120 hari, sel darah merah akan mati dan diubah menjadi bilirubin
atau zat pewarna empedu. Sel darah merah mengandung hemoglobin, sel darah merah
dihasilkan dari limfa, hati, kura dan sumsum merah pada tulang pipih, sel darah merah
yang sudah rusak akan dibuang ke dalam hati. Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang
mati akan terurai menjadi 2 zat yaitu hematin yang mengandung Fe yang berguna untuk
pembuatan eritrosit baru dan hemoglobin yaitu suatu zat yang terdapat dalam eritrosit
berguna untuk mengikat oksigen dan karbondioksida. Jumlah normal pada orang dewasa
kira-kira 11,5-15gr dalam 100cc darah.
Normal Hb wanita11,5 mg% dan Hb laki-laki 13,0 mg% .Sel darah putih atau
lekosit adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk
membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem
kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara
amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler/diapedesis. Normalnya kita memiliki
hingga sel darah putih dalam satu liter darah 11 manusia dewasa yang sehat atau sekitar
7000-25000 sel per tetes. Dalam kasus leukimia, jumlahnya dapat meningkat hingga
500000 sel per tetes. Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuhdan
bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh
tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk
yang tetap. Fungsinya sebagai serdadu tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit
penyakit/bakteri yang masuk ke dalam jaringan RES (sistem retikulo endotel) tempat
pembiakannya di dalam limpa dan kelenjar limfe, sebagai pengangkut yaitu
mengangkut/membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa terus ke pembuluh
darah.
Sel leukosit disamping berada di pembuluh darah juga terdapat di seluruh jaringan
tubuh manusia. Pada kebanyakan penyakit disebabkan oleh masuknya kuman/infeksi
maka jumlah leukosit yang ada dalam darah akan lebih banyak dari biasanya. Hal ini
disebabkan leukosit yang biasanya tinggal di dalam kelenjar limfe, sekarang beredar di
dalam darah untuk mempertahankan tubuh dari serangan penyakit tersebut. Jika jumlah
leukosit dalam darah melebihi 10000/mm³ disebut leukositosis dan kurang dari 6000/mm³
disebut leukopenia. Keping darah Keping darah, lempeng darah, trombosit atau platelet,
adalah flagmen sel yang tersirkulasi dalam darah yang terlibat dalam mekanisme
hemostatis tingkat sel yang menimbulkan pembekuan darah (trombus). Disfungsi atau
jumlah keping darah yang sedikit dapat menyebabkan pendarahan, sedangkan jumlah
yang tinggi dapat meningkatkan resiko trombosis. Trombosit memiliki bentuk yang tidak
teraur, tidak berwarna, tidak berinti, berukuran lebih kecil dari eritrosit dan leukosit, dan
mudah pecah bila tersentuh benda kasar, jumlah trombosit adalah 200000-300000
keping/mm³ darah. Trombosit diproduksi di sumsum merah, keping darah berfungsi
dalam pembekuan darah, jika ada orang yang terkena demam berdarah, maka jumlah
trombosit ini akan semakin sedikit sehingga darah semakin mengental dan menyebabkan
kematian, oleh karena itu penderita demam berdarah harus di tranfusi darah agar
mendapat pasukan trombosit yang banya.
Fungsi Darah Fungsi darah terdiri atas :
1. Sebagai alat pengangkut yaitu :
a. Mengambil oksigen/zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan
keseluruh jaringan tubuh.
b. Mengangkat karbon dioksida dari jaringan untuk di keluarkan melalui
paru-paru. 13
c. Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan
ke seluruh jaringan/alat tubuh.
d. Mengangkat/mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk
dikelarkan melalui kulit dan ginjal.
2. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh
dengan perantaraan leukosit dan antibodi/zat-zat antiracun.
3. Menyebarkan panas ke seluruh tubuh. Jika darah dilihat begitu saja maka ia
merupakan zat cair yang warnanya merah, tetapi apabila dilihat di baeah
mikroskop maka nyatalah bahwa dalam darah terdapat benda-benda kecil bundar
yang disebut sel-sel darah. Sedang cairan berwarna kekuning-kuningan disebut
plasma. Jadi nyatalah bahwa darah terdiri dari dua bagian yaitu :
a. Sel-sel darah :
1) Eritrosit (sel darah merah)
2) Leukosit (sel darah putih)
3) Trombosit (sel pembeku darah)
b. Plasma darah
C. ETIOLOGI PENYAKIT
Virus dengue yang termasuk kelompok B Arthropod Borne Virus (Arboviroses) yang
sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, famili Flaviviridae, dan mempunyai 4 jenis
serotipe, yaitu; DEN-1, DEN2, DEN-3, DEN-4. Infeksi salah satu serotipe akan
menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibodi yang
terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan
perlindungan yang memadai terhadap serotipe lain tersebut. Seseorang yang tinggal di
daerah endemis dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya. Keempat
serotipe virus dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Di Indonesia,
pengamatan virus dengue yang dilakukan sejak tahun 1975 di beberapa rumah sakit
menunjukkan bahwa keempat serotipe ditemukan dan bersirkulasi sepanjang tahun.
Serotipe DEN-3 merupakan serotipe yang dominan dan diasumsikan banyak yang
menunjukkan manifestasi klinik yang berat.
1. Klasifikasi
1) Diagnosis presumtif dengue adalah dengan ditemukannya demam dan dua dari
kriteria berikut, anoreksia dan mual, ruam, pegal-pegal atau nyeri, tanda
peringatan, leukopenia, tes torniket (+), ditambah dengan adanya riwayat orang
sekitar yang terinfeksi dengue atau tinggal di / bepergian ke daerah endemis
dengue.
2) Dengue tanpa tanda peringatan memenuhi kriteria untuk diagnosis presumtif
dengue tanpa tanda peringatan
3) Dengue dengan tanda peringatan memenuhi kriteria untuk diagnosis presumtif
dengue, dimana salah satu manifestasinya termasuk dalam tanda peringatan, yaitu
nyeri perut atau tegang pada perut, muntah yang persisten, secara klinis
didapatkan adanya akumulasi cairan, perdarahan mukosa, letargi atau gelisah,
pembesaran hati > 2cm, secara laboratorium didapatkan adanya peningkatan
hematokrit yang bersamaan dengan turunnya trombosit secara drastis
4) Infeksi dengue berat. - Kebocoran plasma berat yang mengakibatkan: - Syok
(sindrom syok dengue) - Akumulasi cairan dengan distres pernafasan -
Perdarahan hebat - Gangguan organ spesifik yang berat: - Hati: peningkatan AST
atau ALT t1000 - SSP: gangguan kesadaran - Jantung dan organ-organ lainnya
D. VEKTOR PENYAKIT
Nyamuk Aedes aegypti dewasa berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan
rata-rata nyamuk lain. Nyamuk ini mempunyai dasar hitam dengan bintik- bintik putih
pada bagian badan, kaki, dan sayapnya. Nyamuk Aedes aegypti jantan mengisap cairan
tunlbuhan atan sari bunga untuk keperluan hidupnya. Sedangkan yang betina mengisap
darah. Nyamuk betina ini lebih menyukai darah manusia dari pada binatang. Biasanya
nyamuk betina mencari mangsanya pada siang hari. Aktivitas menggigit biasanya pagi
(pukul 9.00-10.00) sampai petang hari (16.00-17.00. Aedes aegypti mempunyai kebiasan
mengisap darah berulang kali untuk memenuhi lambungnya dengan darah Dengan
demikian nyamuk ini sangat infektif sebagai penular penyakit. Setelah mengisap darah,
nyamuk ini hinggap (beristirahat) di dalam atau diluar runlah. Tempat hinggap yang
disenangi adalah benda-benda yang tergantung dan biasanya ditempat yang agak gelap
dan lembab. Disini nyamuk menunggu proses pematangan telurnya. Selanjutnya nyamuk
betina akan meletakkan telurnya didinding tempat perkembangbiakan,sedikit diatas
permukaan air. Pada umumnya telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu 2 hari
setelah terendam air. Jentik kemudian menjadi kepompong dan akhirnya menjadi nyamuk
dewasa.
E. WEB OF CAUTION DEMAM BERDARAH DENGUE
F. MANIFESTASI KLINIS
1. Demam tinggi mendadak, terus - menerus selama 2-7 hari. Ini terjadi karena infeksi
dari virus dengue ini mengeluarkan toksin yang menyebabkan terjadinya pelepasan
pirogen ke dalam darah yang di stimulasi oleh hipotalamus dan dikirim oleh impuls
ke pusat vasomotor.
2. Nyeri kepala, nyeri retro-orbital, nyeri otot (Myalgia) dan nyeri sendi (Artralgia). Ini
terjadi karena IFN-y diproduksi terlalu banyak yang dapat menyebabkan efek toksik.
Karena IFN-y ini berfungsi sebagai penginduksi makrofag yang poten, menghambat
replikasi virus dan menstimulasi sel B untuk memproduksi antibody.
3. Ruam kulit. Ini terjadi karena adanya perdarahan dari pembuluh darah di balik kulit.
4. Leukopenia. Karena adanya infeksi virus dengue yang menyebabkan perubahan yang
kompleks dan unik pada berbagai mekanisme homeostasis termasuk penurunan
jumlah sel darah putih.
5. Terdapat manifestasi perdarahan seperti torniquet positif, petechiae, echimosis,
purpura, perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi dan hematemesis dan atau
melena. Terjadi karena adanya penurunan jumlah trombosit
6. Pembesaran hati . Terjadi karena kerja hepar yang berlebihan untuk mendestruksi
trombosit dan untuk menghasilkan albumin, selain itu terjadi kerusakan sel-sel
terutama sel kupffer akibat dari infeksi virus dengue.
7. Syok ditandai dengan nadi lemah dan cepat, tekanan nadi turun, tekanan darah turun,
kulit dingin dan lembab terutama di ujung jari dan ujung hidung, sianosis sekitar
mulut, dan gelisah. Ini terjadi karena adanya pembesaran plasma ke ruang
ekstraseluler akibat dari aktivasi C3 dan C5 yang akan melepas C3a dan C5a yaitu
dua peptide yang berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat
sebagai faktor meningkatnya permeabilitas dinding kapiler pembuluh darah.
G. KOMPLIKASI
1. Ensefalitis seperti kejang dan koma mungkin muncul sehingga komplikasi pada kasus
syok yang cukup lama yang disertai dengan perdarahan berat.
2. Intoksikasi air, satu komplikasi introgenik yang relative umum yang dapat
menyebabkan enselopati. ensefalopati terjadi sebagai komplikasi syok yang
berkepanjangan dengan pendarahan, tetapi dapat juga terjadi pada DBD yang tidak
disertai syok. Gangguan metabolik seperti hipoksemia, hiponatremia, atau perdarahan,
dapat menjadi penyebab terjadinya ensefalopati. Melihat ensefalopati DBD bersifat
sementara, maka kemungkinan dapat juga disebabkan oleh trombosispembuluh darah
otak, sementara sebagai akibat dari koagulasi intravaskular yang menyeluruh.
Dilaporkan bahwa virus dengue dapat menembus sawar darah otak. Dikatakan pula
bahwa keadaan ensefalopati berhubungan dengan kegagalan hati akut.
3. Udem paru adalah komplikasi yang mungkin terjadi sebagai akibat pemberian cairan
yang berlebihan. Pemberian cairan pada hari sakit ketiga sampai kelima sesuai
panduan yang diberikan, biasanya tidak akan menyebabkan udem paru oleh karena
perembesan plasma masih terjadi. Tetapi pada saat terjadi reabsorbsi plasma dari
ruang ekstravaskuler, apabila cairan diberikan berlebih (kesalahan terjadi bila hanya
melihat penurunan hemoglobin dan hematokrit tanpa memperhatikan hari sakit),
pasien akan mengalami distress pernafasan, disertai sembab pada kelopak mata, dan
ditunjang dengan gambaran udem paru pada foto rontgen dada.

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut NANDA NIC-NOC, 2015, jenis pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada
penderita demam berdarah dengue adalah :
1. Trombositopeni (100.000/mm3)
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk menghitung jumlah trombosit secara
kuantitatif dan mengukur kemampuan fungsi trombosit secara kualitatif terutama
untuk transfusi darah bila diperlukan.
2. Hematokrit
Tujuannya, untuk mengetahui keberadaan hemokosentrasi yang terjadi pada penderita
DBD. Nilai Hematokrit adalah volume total sel-sel darah, khusus eritrosit, volume
keseluruhan, dan dinyatakan dalam %
3. Leukopeni (mungkin normal atau lekositosis)
Hasil pemeriksaan ini menunjukkan adanya jumlah menurun pada awal penyakit
kemudian normal dengan dominasi dari sel netrofil. Mendekati pada fase akhir
penyakit ditunjukan dengan penurunan jumlah total leukosit bersamaan dengan
penurunan sel polimorfonuklear.
4. Isolasi Virus
Bahan pemeriksaan adalah darah penderita atau jaringan-jaringan untuk penderita
yang hidup melalui biopsy sedang untuk penderita yang meninggal melalui autopay.
Hal ini jarang dikerjakan
5. Serologi (Uji H) : respon antibody sekunder
Diambil sebanyak 3 kali dengan memakai kertas saring (filter paper) yang pertama
diambil pada waktu pasien masuk rumah sakit, kedua diambil pada waktu akan
pulang dan ketiga diambil 1-3 mg setelah pengambilan yang kedua. Kertas ini
disimpan pada suhu kamar sampai menunggu saat pengiriman.
6. Pada renjatan berat periksa Hb dan PCV ulang (setiap jam atau 4-6 jam apabila sudah
menunjukan tanda perbaikan),faal hemostasis,FDP,EKG,Foto dada,BUN,Creatinin
Serum.
Albuminuria yang sifatnya ringan dan sementara, karena perubahan permeabilitas
kapiler glomerulus. Darah dalam tinja, baik yang tahan darah samar maupun profus.
Protein serum menunjukkan adanya karena hipoproteinemia / hipoalbuminemia ada
kebocoran plasma. Hiponatremia juga terjadi karena adanya gangguan keseimbangan
elektrolit. Kadar SGOT dan SGPT akan ditemukan semakin ringan, karena ada
pembesaran hati akibat radang. Asidosis metabolik yang biasanya terjadi pada kasus
shok berkepanjangan nitrogen Urea (BUN) juga meningkat pada stadium terminal
kasus shok yang berkepanjangan.

I. PENATALAKSANAAN MEDIS
 Indikasi :
1. Pasien yang secara klinis sesuai dengan DBD dengan hasil laboratorium Hb, Ht, dan
Trombosit dalam batas normal
2. DBD grade II tanpa perdarahan masif
3. Pasien yang belum jelas diagnosa DBD, tapi karena alasan tempat tinggal yang jauh
sehingga sulit datang kontrol atau penderita yang minta di observasi 24 jam di rumah
sakit.

 Tempat:
1. Ruang di UGD
2. Ruang Rawat Sehari (Khusus)
3. Puskesmas Setelah masa perawatan 24 jam
 Dapat dipastikan penderita :
1. Bukan DBD : dipulangkan atau perawatan dilanjutkan sesuai dengan diagnosa kerja.
2. DBD dengan perbaikan : dipulangkan
3. DBD dengan perburukan : dilanjutkan masa perawatan atau dirujuk
 Persiapan yang diperlukan :
1. Tim KLB-DBD Rumah sakit (bila diperlukan)
2. Ruang rawat „
3. Tenaga : Dokter, Perawat, Analis
4. Sarana Diagnostik : Hb, Ht,Trombosit, Leukosit (minimal) dan serologis.
5. Farmasi : obat-obatan dan cairan infus
6. Alat Kesehatan
 Prinsip penanganan :
1. Masa krisis DBD adalah hari ke 3 sampai ke 5 demam (umumnya). Oleh karena itu
peranan anamnese yang cermat sangat penting
2. Pemberian cairan yang optimal dengan menghitung initial loading dose dan
maintenance yang tepat. Untuk itu Berat Badan harus ditimbang, dan anamnese Berat
Badan sebelum sakit (kalau ada).
3. Patokan secara umum, penderita dianggap mengalami dehidrasi sedang, dengan
taksiran kehilangan cairan 5- 8 % dari Berat Badan .
4. Pemantauan keadaan klinis yang cermat dan pemantauan laboratorium yang yang
akurat dan tepat waktu.
 Penatalaksanaan Penderita
1. Tirah baring
2. Diet makanan lunak, atau makanan biasa tanpa bahan perangsang.
3. Infus Ringer Lactate atau Ringer Acetate atau NaCl 0,9% dengan tetesan 20 cc / Kg
BB / Jam diguyur, atau secara praktis : 1 – 1,5 liter di guyur (cor), selanjutnya 5 cc /
Kg BB / Jam atau 50 cc / Kg BB / 24 jam, atau secara praktis 40 tetes/menit, sebagai
kebutuhan cairan rumatan. Cairan oral sebanyak mungkin. Larutan Oralit lebih baik
4. Keadaan klinis di monitor : TD, Nadi, Pernafasan tiap 30 menit, Suhu ( minimal 2
kali sehari, pagi dan sore dan dicatat pada grafik suhu pada status), jumlah urine
perjam (sebaiknya ≥ 50 cc / jam).
5. Obat-obat simtomatik hanya diberikan bila benar-benar diperlukan, seperti
parasetamol atau Xylomidon/Novalgin injeksi bila suhu tubuh ≥ 38,50 C dan
Metoklopramide bila terjadi muntah-muntah.
6. Bila TD sistolik menurun ≥ 20 mmHg, atau Nadi ≥ 110 x / menit, atau tekanan nadi
(TD sistol – TD diastol ≤ 20 mmHg), atau jumlah urine ≤ 40 cc / jam, pertanda
adanya kebocoran plasma (plasma leakage) → tambahkan cairan infus guyur 5 cc /
KgBB / Jam sampai keadaan kembali stabil. Setelah Tekanan darah dan nadi stabil,
kembali ke tetesan rumatan.
7. Monitor Laboratorium tergantung keadaan klinis. Bila terjadi penurunan TD,
peningkatan Nadi, atau penurunan volume urine yang berlanjut, atau terjadi
perdarahan masif, atau penurunan kesadaran, perlu di periksa Hb, Ht, Trombosit.
Penurunan jumlah trombosit perlu dipantau secara laboratorium dan kondisi klinis.
Dan bila diperlukan periksa Haemorrhagic test.
8. Bila selama pemantauan lebih dari 12 jam, keadaan klinis makin memberat atau
respons pemberian cairan minimal, maka penderita dinyatakan untuk dirujuk (bila
dirawat di Puskesmas atau klinik atau rumah sakit daerah) atau dilakukan tindakan
yang lebih intensif, kalau perlu di rawat di ICU.
9. Infus trombosit diberikan bila ada penurunan jumlah trombosit yang menyolok
disertai dengan tanda-tanda perdarahan masif. Bila terjadi perdarahan yang masif
dengan penurun kadar Hb dan Ht, segera beri tansfusi Whole blood.
10. Bila keadaan syok masih belum teratasi dengan pemberian cairan yang cukup sesuai
perhitungan, tanda-tanda perdarahan tidak nyata, dan pemantauan laboratorium tidak
menunjukkan perbaikan, maka pilihan kita adalah pemberian FFP (Fresh Frozen
Plasma) atau Plasma biasa.
11. Bila keadaan klinis stabil, pemeriksaan ulangan laboratorium pada fase
penyembuhan.
 Pasien dikirim ke ruang rawat DBD/dirujuk bila selama pemantauan didapati :
1. Terjadi perdarahan massif.
2. Trombosit terus menurun sampai < 50.000/ mm3.
3. Dengan pemberian cairan diatas, terjadi perburukan kondisi klinis.
4. Terjadi komplikasi atau keadaan klinis yang tidak lazim, seperti kejang,
penurunan kesadran, dan lainnya.

TINJAUAN TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Pengkajian tahap pertama dari proses keperawatan, dimana data dikumpulkan.
Dalam proses asuhan keperawatan, pengkajian merupakan dasar utama dan
penting dilakukan oleh perawat. Hasil pengkajian yang dilakukan perawat dikumpulkan
dalam bentuk data. Adapun metode yang dilakukan dalam pengkajian ; wawancara,
pemeriksaan (fisik, laboratorium, rontgen), observasi, konsultasi.

a. Identitas klien meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, suku/bangsa, alamat, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian,
diagnose medis.
b. Keluhan utama meliputi alasan atau keluhan yang menonjol pada pasien DHF saat
dating ke rumah sakit
c. Riwayat kesehatan sekarang meliputi keluhan utam yang merupakan keluhan klien,
data yang dikaji yang dirasakan klien saat ini.
d. Riwayat kesehatan dahulu apakah klien pernah menderita penyakit yang diderita
sekarang.
e. Pola pengkajian menurut Virginia Henderson
1. Makan dan minum
Mengkaji tentang kemampuan pasien dalam memenuhi kebutuhan makan dan
minum , tentang prilaku makan dan minum , kemampuan menentukan makan
dan minum yang memenuhi syarat kesehatan.
2. Eliminasi
Mengkaji kemampuan BAK dan BAB serta fungsi dari organ-organ tersebut
dan bagaimana pasien mempertahankan fungsi normal BAK dan BAB
3. Istirahat dan tidur
Mengkaji kemampuan pasien dalam pemenuhan pola kebutuhan tidur.
4. Suhu tubuh
Mengkaji pasien dalam hal mempertahankan suhu tubuh tetap normal.
5. Belajar
Mengkaji bagaimana cara klien mempelajari sesuatu yang baru.
6. Bernafas
Kemampuan pasien dalam melakukan ekspirasi dan inspirasi.
7. Mobilisasi
Mengkaji kemampuan aktifitas dan mobilitas kehidupan klien sehari-hari.
8. Berpakaian
Mengkaji apakah ada kesulitan dalam memakai pakaian.
9. Kebersihan diri
Mengkaji apakah ada kesulitan dalam memelihara kebersihan dirinya.
10. Rasa aman
Mengkaji kemampuan pasien dalam melakukan keamanan dan pencegahan pada
saat melaksanakan aktifitas hidup sehari-hari , termasuk faktor lingkungan ,
faktor sensori , serta faktor psikososial.
11. Berkomunikasi
Melalui komunikasi antar perawat , pasien , dan keluarga dapat dikaji mengenai
pola komunikasi dan interaksi sosial pasien dengan cara mengidentifikasi
kemampuan pasien dalam berkomunikasi.
12. Bekerja
Mengkaji pekerjaan pasien saat ini ataupun yang lalu.
13. Spiritual
Mengkaji bagaimana klien memenuhi kebutuhan spiritualnya sebelum dan
ketika sakit.
14. Rekreasi
Mengkaji kemampuan aktifitas rekreasi dan relaksasi.

B. Diagnose Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik mengenai respon individu, keluarga


dan komunitas terhadap masalah kesehatan/ proses kehidupan yang actual dan potensial.
Diagnose keperawatan member dasarh untuk pemilihan intervensi keperawatan untuk
mencapai hasil yang merupakan tanggung jawab perawat.

Diagnose keperawatan untuk pasien demam berdarah dengue yaitu:

1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan inflamasi ditandai dengan


peningkatan suhu tubuh (370C)
2. Nyeri berhubungan dengan proses patologis penyakit
3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual, muntah, anoreksia.
4. Kurang volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas
dinding plasma.
5. Resiko terjadi syok hipovolemik berhubungan dengan kurangnya volume
cairan
6. Kecemasan berhubungan dengan kondisi buruk pasien dan pendarahan yang
dialami.
7. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit
TINJAUAN KASUS

Pada tanggal 20 Februari 2015 klien sudah mengalami panas badan selama 5 hari
terutama pada malam hari, dan mengalami mual, karena sudah mengalami panas lebih dari 3
hari. Keluarga mengatakan kurang memahami tentang hal yang dialami oleh klien sehingga
keluarga melakukan perilaku yang tidak sesuai anjuran dokter, seperti pemberian obat yang tidak
sesuai anjuran. Maka dari itu keluarga memutuskan klien untuk di bawa ke RS Bhayangkara.
Klien langsung dibawa ke poli umum, di poli umum dokter langsung melakukan pemeriksaan
Observasi TTV yaitu TD: 100/60mmHg, N:78x/menitR: 20x/menit,S: 38,5˚C karena klien sudah
mengalami panas lebih dari 3 hari, klien di suruh ke LABORATORIUM untuk di ambil darah
setelah di ambil darah klien kembali ke poli dan dokter memeriksa HASIL LABORATORIUM:
Hb:15,5 g/dl, Leukosit: 3,500/mm, Pcv: 40%, Trombosit: 3,1000/mm, sesudah melihat hasil lab,
dokter mengatakan trombosit turun maka klien harus di rawat, klien di bawa ke Ruang Fajar dan
perawat langsung melakukan tindakan infus RL 30gtt/menit dan di kasih obat oral yaitu
paracetamol, maka klien di rawat di ruangan fajar kamar 4 bed 1.
Saat di ruangan klien masih mengalami panas di malam hari dan turun di pagi hari,
perawat memberikan obat paracetamol tapi panas klien tidak menurun, maka perawat
mengompres klien dengan air hangat di bagian prontal dan axila setelah di kompres beberapa
saat kemudian panasnya klien sedikit menurun sesudah panasnya menurun klien mengalami
nyeri pada persendian, pusing, mual, maka klien tidak nafsu makan, dan di anjurkan makan
sedikit tapi sering kurang lebih selama di RS Bhayangkara klien panasnya terkadang turun,
terkadang naik. Dan kurang lebih 4 hari klien dirawat klien sudah bisa pulang.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.N DENGAN GANGGUAN SISTEM
HAEMATOLOGI: DHF ( DENGUE HAEMORAGIC FEVER)
DI RUANG FAJAR 4.1 DI RS. BHAYANGKARA

A. PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 21 februari 2015 pukul 11.00 di Ruang Fajar RS
Bhayangkara Sartika Asih Bandung dengan metode observasi, wawancara, pemeriksaan fisik dan
dokumentasi (rekam medis)

1. PENGUMPULAN DATA
a. Identitas Pasien
Pasien Penanggung
(hubungan dg penanggung)
Nama :Tn. N Tn.W
Umur : 8 tahun 39 tahun
Jenis Kelamin : Laki- laki Laki-laki
Status Perkawinan : Belum menikah -
Suku /Bangsa : Sunda/ Indonesia -
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SD SMA
Pekerjaan :- Wiraswasta
Alamat : Kp. Cisaranten Rt03/01 Kp. Cisaranten Rt03/01
Alamat Terdekat :- -
Nomor Telepon :- 081337567xxx
Nomor Register : 1456xxx
Tanggal MRS : 20 Februari 2015

b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama masuk rumah sakit
Klien mengeluh deman sejak 5 hari lalu
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengeluh demam, tidak nafsu makan, mual dan lemah, sejak 5 hari yang
lalu, klien di minumkan obat penurun panas namun tidak ada perbaikan
3) Riwayat penyakit keluarga
Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang lain yang mengalami
penyakit seperti yang di derita klien
c. Pola Kebiasaan

1) Makan dan minum


Sebelum Pengkajian :- Keluarga pasien mengatakan frekuensi makan
2x/hari dengan porsi makan 1 porsi. Jenis makanannya
nasi dan lauk pauk dan tidak ada
pantangan maupun alergi makanan.
- Keluarga pasien mengatakan minum 8 gelas/hari. Dengan
jenis minuman air putih, susu dan teh
Saat Pengkajian : - Keluarga pasien mengatakan saat sakit frekuensi
makan 3x/hari dengan porsi makan ¾ porsi. Jenis
makanan bubur dan sayur. Pasien mengatakan saat
makan sering mual.
- Keluarga pasien mengatakan saat sakit minum 5
gelas/hari. Jenis minuman air putih.
Data lain : pasien mengalami mual saat makan ,nafsu makan
menurun dan sering haus akibat dari peningkatan suhu
tubuh

Masalah keperawatan : Perubahan Nutrisi dan deficit volume cairan

2) Eliminasi
Sebelum Pengkajian : - Keluarga pasien mengatakan frekuensi BAK pasien
tidak terhitung dengan konsistensi cair, warna kuning
urine dan tidak terdapat darah.
- Keluarga pasien mengatakan frekuensi BAB 2x/hari.
Dengan frekuensi padat, warna kuning feses, bau
seperti feses dan tidak ada darah.
Saat Pengkajian : - Frekuensi BAK pasien 3x/hari dengan konsistensi cair,
warna kuning urine dan tidak ada terpasang kateter.
- Frekuensi BAB pasien 1x/hari dengan konsistensi padat,
warna feses kuning kecoklatan dan tidak adanya keluhan
Masalah keperawatan :
3) Gerak dan aktivitas
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan sebelum sakit melakukan
aktivitas dengan normal.
Saat Pengkajian : Keluarga Pasien mengatakan saat sakit pasien hanya
terbaring di tempat tidur kerana badannya sangat
lemah dan pusing. Keluarga Pasien mengatakan ADL
dibantu keluarga

Masalah keperawatan : Intoleransi Aktivitas

4) Istirahat dan tidur


Sebelum Pengkajian : Keluarga Pasien mengatakan frekuensi tidurnya 8jam/hari.
Saat Pengkajian : Jumlah tidur pasien saat sakit 1-2 jam/hari pada siang
hari dan malam hari 6 jam/hari. Pasien mengatakan
tidur kurang nyenyak karena badannya panas dan
menggigil sehingga mengalami susah tidur

Masalah keperawatan : Gangguan Pola Tidur

5) Pengaturan suhu tubuh


Sebelum Pengkajian : Keluarga Pasien mengatakan sebelum sakit suhu
pasien normal.

Saat Pengkajian : Keluarga pasien mengeluh badannya menggigil dan


Berkeringat
Data lain : Suhu : 38.5 Celcius
Masalah keperawatan : Hipertermia

6) Rasa nyaman
Sebelum Pengkajian : Keluarga pasien mengatakan tidak adanya gangguan
rasa nyaman.
Saat Pengkajian : Keluarga pasien mengeluh pusing dan nyeri di seluruh
persendiannya.

Masalah keperawatan : Nyeri Akut

7) Rasa aman
Sebelum Pengkajian : Keluarga pasien mengatakan tidak ada kecemasan atau
pun rasa takut yang di alaminya.
Saat Pengkajian : Keluarga pasien mengatakan cemas, akibat
dirawat di rumah sakit.
Masalah keperawatan : Ansietas (kecemasan)

8) Belajar
Sebelum Pengkajian : Keluarga pasien mengatakan belum mengetahui
tentang penyakit pasien

Saat Pengkajian : Keluarga pasien mengatakan masih bingung dengan


penyakit pasien.
Masalah keperawatan : Kurang Pengetahuan

d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
a) Kesadaran : compos mentis
b) Bangun Tubuh : sedang
c) Postur Tubuh : tegak
d) Cara Berjalan : terkoondinir
e) Gerak Motorik : normal
f) Keadaan Kulit
Warna : sawo matang
Turgor : kurang elastis
Kebersihan : bersih
Luka : tidak ada
g) Gejala Kardinal : TD: 100/60mmhg
N : 70x/mnt
S : 38,5oC
RR : 20x/mnt
h) Ukuran lain : BB :………….kg
TB :………….cm
LL :………….cm
Masalah keperawatan :………………………………………………………
2) Kepala
a) Kulit kepala : bersih
b) Rambut : hitam
c) Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
Masalah keperawatan :……………………………………………………..
3) Mata
a) Konjungtiva : pucat
b) Sklera : putih
c) Kelopak mata : lingkaran hitam
d) Pupil : reflek pupil baik,

4) Hidung
a) Keadaan : Secret
b) Penciuman : Terganggu
c) Nyeri : tidak ada
Masalah keperawatan :……………………………………………………

5) Telinga
a) Keadaan : Bersih,
b) Nyeri : tidak nyeri
c) Pendengaran : baik/normal
d) Pemeriksaan □ test rinne……………………………………………………
□ test webber………………………………………………….
□ test swabach…………………………………………………
Masalah keperawatan :…………………………………………………..

6) Mulut
a) Mukosa bibir : kering
b) Gusi : tidak berdarah
c) Gigi : gigi bersih
d) Lidah : bersih
e) Tonsil : normal
Masalah keperawatan :………………………………………………………

7) Leher
a) Inspeksi
Keadaan : baik/normal
b) Palpasi : tidak ada pembengkakan kelenjar limfe dan benjolan
Masalah keperawatan :……………………………………………………..

8) Thorax
a) Inspeksi
 Bentuk : simetris
 Gerakan dada: retraksi dada
 Payudara : simetris
□ Nyeri : tidak terdapat nyeri
□ Palpasi
 Pengembangan dada : simetris,
 Vibrasi tactile premitus : simetris
b) Nyeri tekan: tidak ada nyeri tekan
c) Perkusi
 Suara paru : Sonor/resonan
d) Auskultasi
 Suara paru : vesikuler/normal
 Suara jantung: Regular

Masalah keperawatan :…………………………………………………..

9) Abdomen
a) Inspeksi
 Pemeriksaan : simetris
 Luka :tidak ada
b) Auskultasi
 Peristaltic usus: 14x/mnt
b) Palpasi : tidak ada nyeri tekan
c) Perkusi : tympani
Masalah keperawatan :……………………………………………………
10) Genetalia
a) Keadaan : bersih
b) Letak Uretra : normal
c) Prosedur invasife : Tidak
Masalah keperawatan :………………………………………………………

11) Anus
Keadaan : bersih
Masalah keperawatan :………………………………………………………

12) Ekstremitas
a) Ektremitas Atas
pergerakan bebas, CRT 2 detik
□ Luka : tidak ada luka
□ Terpasang infuse di tangan bagian kanan
b) Ektremitas Bawah
pergerakan bebas, CRT2 .detik
□ Luka, tidak ada luka

c) Kekuatan Otot
5 5

5 5

Data lainnya………………………………………………………….............
Masalah keperawatan :………………………………………………………
e. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
No. Hari/Tanggal/Jam Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Lab Pemeriksaan
20 Februari 2015 Hemoglobin 15,5 g/dl 11,5 – 14,5

Leukosit 3,500/mm Anak:

4500- 13500/mm3

Pcv 40% 36% - 40%

Trombosit 31.000/mm 150.00 – 450.000

2) Pemeriksaan Radiologi

N Hari/Tanggal/Ja Jenis Hasil Kesan


o m Pemeriksaan Pemeriksaan
………………… ………………… ………………… …………………
…………. …………. …………. ………….

………………… ………………… …………………


…………. …………. ………….

3) Pemeriksaan lain-lain
a) Pemeriksaan EKG
b) Pemeriksaan Diagnostik CAG
c) Dll…..

DAFTAR PUSTAKA
Candra,Aryu.2010. Demam Berdarah Dengue: Epidemiologi, Patogenesis, dan Faktor
Risiko Penularan,2,110-119.Fakultas Kedokteran Universitas Diponogoro.Semarang.Diakses
pada 20 Juni 2019. < file:///D:/Data%20Family/Istri%20Citra/semester%204/paliatif/53636-ID-
demam-berdarah-dengue-epidemiologi-patog.pdf>

Depkes.2017.Demam Berdarah Dengue.Kementrian Kesehatan RI.Jakarta.Diakses pada


20 Juni 2019.< http://www.depkes.go.id/development/site/depkes/index.php?cid=1-
17042500004&id=demam-berdarah-dengue-dbd-.html>

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction

Purwanto.2002.Pemeriksaan Laboratorium Pada Penderita Demam Berdarah


Dengue,12,Media Litbang Kesehatan.Semarang.Diakses pada 20 Juni 2019.<
file:///C:/Users/GungWid/Downloads/Documents/829-1021-1-PB.pdf>
DAFTAR PUSTAKA
Candra,Aryu.2010. Demam Berdarah Dengue: Epidemiologi, Patogenesis, dan Faktor
Risiko Penularan,2,110-119.Fakultas Kedokteran Universitas Diponogoro.Semarang.Diakses
pada 20 Juni 2019. < file:///D:/Data%20Family/Istri%20Citra/semester%204/paliatif/53636-ID-
demam-berdarah-dengue-epidemiologi-patog.pdf>

Depkes.2017.Demam Berdarah Dengue.Kementrian Kesehatan RI.Jakarta.Diakses pada


20 Juni 2019.< http://www.depkes.go.id/development/site/depkes/index.php?cid=1-
17042500004&id=demam-berdarah-dengue-dbd-.html>

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction

Purwanto.2002.Pemeriksaan Laboratorium Pada Penderita Demam Berdarah


Dengue,12,Media Litbang Kesehatan.Semarang.Diakses pada 20 Juni 2019.<
file:///C:/Users/GungWid/Downloads/Documents/829-1021-1-PB.pdf>

Anda mungkin juga menyukai