Oleh Kelompok 1
TINGKAT II/SEMESTER 4
ILMU KEPERAWATAN C
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat Beliau
dan kerja keras penulis, maka makalah dengan judul “Laporan Pendahuluan dan Pengkajian
Demam Berdarah Dengue” dapat penulis selesaikan dengan tepat waktu. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam
pembuatan makalah, diantaranya :
1. Bapak I G.P. Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.D. selaku Rektor Institut Teknologi dan
Kesahatan Bali yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk menuntut ilmu.
2. Bu sarahselaku dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Paliatif yang telah
membimbing penulis dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah yang telah penulis susun masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca, sehingga
penulisan makalah berikutnya dapat lebih baik.
Penulis
BAB I
A. DEFINISI PENYAKIT
Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
Dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes
Albocpictus. Di Indonesia merupakan wilayah endemis dengan sebaran di seluruh
wilayah tanah air. Gejala yang akan muncul seperti ditandai dengan demam mendadak,
sakir kepala, nyeri belakang bola mata, mual dan menifestasi perdarahan seperti mimisan
atau gusi berdarah serta adanya kemerahan di bagian permukaan tubuh pada
penderita. Pada umumnya penderita DBD (Demam Berdarah Dengue) akan mengalami
fase demam selama 2-7 hari, fase pertama: 1-3 hari ini penderita akan merasakan demam
yang cukup tinggi 400C, kemudian pada fase ke-dua penderita mengalami fase kritis
pada hari ke 4-5, pada fase ini penderita akan mengalami turunnya demam hingga 370C
dan penderita akan merasa dapat melakukan aktivitas kembali (merasa sembuh kembali)
pada fase ini jika tidak mendapatkan pengobatan yang adekuat dapat terjadi keadaan
fatal, akan terjadi penurunan trombosit secara drastis akibat pemecahan pembuluh darah
(pendarahan). Di fase yang ketiga ini akan terjadi pada hari ke 6-7 ini, penderita akan
merasakan demam kembali, fase ini dinamakan fase pemulihan, di fase inilah trombosit
akan perlahan naik kembali normal kembali.(Depkes,2017)
.
Sampai saai ini BD masih menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat dan
menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi. Kerugian sosial yang terjadi antara lain
karena menimbulkan kepanikan dalam keluarga, kematian anggota keluarga dan
berkurang usia harapan dalam keluarga, kematian anggota keluarga dan berkurangnya
usia harapan hidup msyarakat. Dampak ekonomi langsung adalah biaya pengobatan yang
cukup mahal, sedangkan dampak tidak langsung adalah kehilangan waktu kerja dan biaya
lain yang dikeluarkan selain pengobatan seperti transportasi dan akomodasi selama
perawatan sakit. Mengingat obat untuk membunuh virus Dengue hingga saat ini belum
ditemukan dan vaksin untuk mencegah DBD masih dalam tahap ujicoba, maka cara yang
dapat dilakukan sampai saat ini adalah dengan memberantas nyamuk penular (vektor).
Pemberantasan vektor ini dapat dilakukan pada saat masih berupa jentik atau nyamuk
dewasa.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut NANDA NIC-NOC, 2015, jenis pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada
penderita demam berdarah dengue adalah :
1. Trombositopeni (100.000/mm3)
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk menghitung jumlah trombosit secara
kuantitatif dan mengukur kemampuan fungsi trombosit secara kualitatif terutama
untuk transfusi darah bila diperlukan.
2. Hematokrit
Tujuannya, untuk mengetahui keberadaan hemokosentrasi yang terjadi pada penderita
DBD. Nilai Hematokrit adalah volume total sel-sel darah, khusus eritrosit, volume
keseluruhan, dan dinyatakan dalam %
3. Leukopeni (mungkin normal atau lekositosis)
Hasil pemeriksaan ini menunjukkan adanya jumlah menurun pada awal penyakit
kemudian normal dengan dominasi dari sel netrofil. Mendekati pada fase akhir
penyakit ditunjukan dengan penurunan jumlah total leukosit bersamaan dengan
penurunan sel polimorfonuklear.
4. Isolasi Virus
Bahan pemeriksaan adalah darah penderita atau jaringan-jaringan untuk penderita
yang hidup melalui biopsy sedang untuk penderita yang meninggal melalui autopay.
Hal ini jarang dikerjakan
5. Serologi (Uji H) : respon antibody sekunder
Diambil sebanyak 3 kali dengan memakai kertas saring (filter paper) yang pertama
diambil pada waktu pasien masuk rumah sakit, kedua diambil pada waktu akan
pulang dan ketiga diambil 1-3 mg setelah pengambilan yang kedua. Kertas ini
disimpan pada suhu kamar sampai menunggu saat pengiriman.
6. Pada renjatan berat periksa Hb dan PCV ulang (setiap jam atau 4-6 jam apabila sudah
menunjukan tanda perbaikan),faal hemostasis,FDP,EKG,Foto dada,BUN,Creatinin
Serum.
Albuminuria yang sifatnya ringan dan sementara, karena perubahan permeabilitas
kapiler glomerulus. Darah dalam tinja, baik yang tahan darah samar maupun profus.
Protein serum menunjukkan adanya karena hipoproteinemia / hipoalbuminemia ada
kebocoran plasma. Hiponatremia juga terjadi karena adanya gangguan keseimbangan
elektrolit. Kadar SGOT dan SGPT akan ditemukan semakin ringan, karena ada
pembesaran hati akibat radang. Asidosis metabolik yang biasanya terjadi pada kasus
shok berkepanjangan nitrogen Urea (BUN) juga meningkat pada stadium terminal
kasus shok yang berkepanjangan.
I. PENATALAKSANAAN MEDIS
Indikasi :
1. Pasien yang secara klinis sesuai dengan DBD dengan hasil laboratorium Hb, Ht, dan
Trombosit dalam batas normal
2. DBD grade II tanpa perdarahan masif
3. Pasien yang belum jelas diagnosa DBD, tapi karena alasan tempat tinggal yang jauh
sehingga sulit datang kontrol atau penderita yang minta di observasi 24 jam di rumah
sakit.
Tempat:
1. Ruang di UGD
2. Ruang Rawat Sehari (Khusus)
3. Puskesmas Setelah masa perawatan 24 jam
Dapat dipastikan penderita :
1. Bukan DBD : dipulangkan atau perawatan dilanjutkan sesuai dengan diagnosa kerja.
2. DBD dengan perbaikan : dipulangkan
3. DBD dengan perburukan : dilanjutkan masa perawatan atau dirujuk
Persiapan yang diperlukan :
1. Tim KLB-DBD Rumah sakit (bila diperlukan)
2. Ruang rawat „
3. Tenaga : Dokter, Perawat, Analis
4. Sarana Diagnostik : Hb, Ht,Trombosit, Leukosit (minimal) dan serologis.
5. Farmasi : obat-obatan dan cairan infus
6. Alat Kesehatan
Prinsip penanganan :
1. Masa krisis DBD adalah hari ke 3 sampai ke 5 demam (umumnya). Oleh karena itu
peranan anamnese yang cermat sangat penting
2. Pemberian cairan yang optimal dengan menghitung initial loading dose dan
maintenance yang tepat. Untuk itu Berat Badan harus ditimbang, dan anamnese Berat
Badan sebelum sakit (kalau ada).
3. Patokan secara umum, penderita dianggap mengalami dehidrasi sedang, dengan
taksiran kehilangan cairan 5- 8 % dari Berat Badan .
4. Pemantauan keadaan klinis yang cermat dan pemantauan laboratorium yang yang
akurat dan tepat waktu.
Penatalaksanaan Penderita
1. Tirah baring
2. Diet makanan lunak, atau makanan biasa tanpa bahan perangsang.
3. Infus Ringer Lactate atau Ringer Acetate atau NaCl 0,9% dengan tetesan 20 cc / Kg
BB / Jam diguyur, atau secara praktis : 1 – 1,5 liter di guyur (cor), selanjutnya 5 cc /
Kg BB / Jam atau 50 cc / Kg BB / 24 jam, atau secara praktis 40 tetes/menit, sebagai
kebutuhan cairan rumatan. Cairan oral sebanyak mungkin. Larutan Oralit lebih baik
4. Keadaan klinis di monitor : TD, Nadi, Pernafasan tiap 30 menit, Suhu ( minimal 2
kali sehari, pagi dan sore dan dicatat pada grafik suhu pada status), jumlah urine
perjam (sebaiknya ≥ 50 cc / jam).
5. Obat-obat simtomatik hanya diberikan bila benar-benar diperlukan, seperti
parasetamol atau Xylomidon/Novalgin injeksi bila suhu tubuh ≥ 38,50 C dan
Metoklopramide bila terjadi muntah-muntah.
6. Bila TD sistolik menurun ≥ 20 mmHg, atau Nadi ≥ 110 x / menit, atau tekanan nadi
(TD sistol – TD diastol ≤ 20 mmHg), atau jumlah urine ≤ 40 cc / jam, pertanda
adanya kebocoran plasma (plasma leakage) → tambahkan cairan infus guyur 5 cc /
KgBB / Jam sampai keadaan kembali stabil. Setelah Tekanan darah dan nadi stabil,
kembali ke tetesan rumatan.
7. Monitor Laboratorium tergantung keadaan klinis. Bila terjadi penurunan TD,
peningkatan Nadi, atau penurunan volume urine yang berlanjut, atau terjadi
perdarahan masif, atau penurunan kesadaran, perlu di periksa Hb, Ht, Trombosit.
Penurunan jumlah trombosit perlu dipantau secara laboratorium dan kondisi klinis.
Dan bila diperlukan periksa Haemorrhagic test.
8. Bila selama pemantauan lebih dari 12 jam, keadaan klinis makin memberat atau
respons pemberian cairan minimal, maka penderita dinyatakan untuk dirujuk (bila
dirawat di Puskesmas atau klinik atau rumah sakit daerah) atau dilakukan tindakan
yang lebih intensif, kalau perlu di rawat di ICU.
9. Infus trombosit diberikan bila ada penurunan jumlah trombosit yang menyolok
disertai dengan tanda-tanda perdarahan masif. Bila terjadi perdarahan yang masif
dengan penurun kadar Hb dan Ht, segera beri tansfusi Whole blood.
10. Bila keadaan syok masih belum teratasi dengan pemberian cairan yang cukup sesuai
perhitungan, tanda-tanda perdarahan tidak nyata, dan pemantauan laboratorium tidak
menunjukkan perbaikan, maka pilihan kita adalah pemberian FFP (Fresh Frozen
Plasma) atau Plasma biasa.
11. Bila keadaan klinis stabil, pemeriksaan ulangan laboratorium pada fase
penyembuhan.
Pasien dikirim ke ruang rawat DBD/dirujuk bila selama pemantauan didapati :
1. Terjadi perdarahan massif.
2. Trombosit terus menurun sampai < 50.000/ mm3.
3. Dengan pemberian cairan diatas, terjadi perburukan kondisi klinis.
4. Terjadi komplikasi atau keadaan klinis yang tidak lazim, seperti kejang,
penurunan kesadran, dan lainnya.
A. Pengkajian
Pengkajian tahap pertama dari proses keperawatan, dimana data dikumpulkan.
Dalam proses asuhan keperawatan, pengkajian merupakan dasar utama dan
penting dilakukan oleh perawat. Hasil pengkajian yang dilakukan perawat dikumpulkan
dalam bentuk data. Adapun metode yang dilakukan dalam pengkajian ; wawancara,
pemeriksaan (fisik, laboratorium, rontgen), observasi, konsultasi.
a. Identitas klien meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, suku/bangsa, alamat, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian,
diagnose medis.
b. Keluhan utama meliputi alasan atau keluhan yang menonjol pada pasien DHF saat
dating ke rumah sakit
c. Riwayat kesehatan sekarang meliputi keluhan utam yang merupakan keluhan klien,
data yang dikaji yang dirasakan klien saat ini.
d. Riwayat kesehatan dahulu apakah klien pernah menderita penyakit yang diderita
sekarang.
e. Pola pengkajian menurut Virginia Henderson
1. Makan dan minum
Mengkaji tentang kemampuan pasien dalam memenuhi kebutuhan makan dan
minum , tentang prilaku makan dan minum , kemampuan menentukan makan
dan minum yang memenuhi syarat kesehatan.
2. Eliminasi
Mengkaji kemampuan BAK dan BAB serta fungsi dari organ-organ tersebut
dan bagaimana pasien mempertahankan fungsi normal BAK dan BAB
3. Istirahat dan tidur
Mengkaji kemampuan pasien dalam pemenuhan pola kebutuhan tidur.
4. Suhu tubuh
Mengkaji pasien dalam hal mempertahankan suhu tubuh tetap normal.
5. Belajar
Mengkaji bagaimana cara klien mempelajari sesuatu yang baru.
6. Bernafas
Kemampuan pasien dalam melakukan ekspirasi dan inspirasi.
7. Mobilisasi
Mengkaji kemampuan aktifitas dan mobilitas kehidupan klien sehari-hari.
8. Berpakaian
Mengkaji apakah ada kesulitan dalam memakai pakaian.
9. Kebersihan diri
Mengkaji apakah ada kesulitan dalam memelihara kebersihan dirinya.
10. Rasa aman
Mengkaji kemampuan pasien dalam melakukan keamanan dan pencegahan pada
saat melaksanakan aktifitas hidup sehari-hari , termasuk faktor lingkungan ,
faktor sensori , serta faktor psikososial.
11. Berkomunikasi
Melalui komunikasi antar perawat , pasien , dan keluarga dapat dikaji mengenai
pola komunikasi dan interaksi sosial pasien dengan cara mengidentifikasi
kemampuan pasien dalam berkomunikasi.
12. Bekerja
Mengkaji pekerjaan pasien saat ini ataupun yang lalu.
13. Spiritual
Mengkaji bagaimana klien memenuhi kebutuhan spiritualnya sebelum dan
ketika sakit.
14. Rekreasi
Mengkaji kemampuan aktifitas rekreasi dan relaksasi.
B. Diagnose Keperawatan
Pada tanggal 20 Februari 2015 klien sudah mengalami panas badan selama 5 hari
terutama pada malam hari, dan mengalami mual, karena sudah mengalami panas lebih dari 3
hari. Keluarga mengatakan kurang memahami tentang hal yang dialami oleh klien sehingga
keluarga melakukan perilaku yang tidak sesuai anjuran dokter, seperti pemberian obat yang tidak
sesuai anjuran. Maka dari itu keluarga memutuskan klien untuk di bawa ke RS Bhayangkara.
Klien langsung dibawa ke poli umum, di poli umum dokter langsung melakukan pemeriksaan
Observasi TTV yaitu TD: 100/60mmHg, N:78x/menitR: 20x/menit,S: 38,5˚C karena klien sudah
mengalami panas lebih dari 3 hari, klien di suruh ke LABORATORIUM untuk di ambil darah
setelah di ambil darah klien kembali ke poli dan dokter memeriksa HASIL LABORATORIUM:
Hb:15,5 g/dl, Leukosit: 3,500/mm, Pcv: 40%, Trombosit: 3,1000/mm, sesudah melihat hasil lab,
dokter mengatakan trombosit turun maka klien harus di rawat, klien di bawa ke Ruang Fajar dan
perawat langsung melakukan tindakan infus RL 30gtt/menit dan di kasih obat oral yaitu
paracetamol, maka klien di rawat di ruangan fajar kamar 4 bed 1.
Saat di ruangan klien masih mengalami panas di malam hari dan turun di pagi hari,
perawat memberikan obat paracetamol tapi panas klien tidak menurun, maka perawat
mengompres klien dengan air hangat di bagian prontal dan axila setelah di kompres beberapa
saat kemudian panasnya klien sedikit menurun sesudah panasnya menurun klien mengalami
nyeri pada persendian, pusing, mual, maka klien tidak nafsu makan, dan di anjurkan makan
sedikit tapi sering kurang lebih selama di RS Bhayangkara klien panasnya terkadang turun,
terkadang naik. Dan kurang lebih 4 hari klien dirawat klien sudah bisa pulang.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.N DENGAN GANGGUAN SISTEM
HAEMATOLOGI: DHF ( DENGUE HAEMORAGIC FEVER)
DI RUANG FAJAR 4.1 DI RS. BHAYANGKARA
A. PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 21 februari 2015 pukul 11.00 di Ruang Fajar RS
Bhayangkara Sartika Asih Bandung dengan metode observasi, wawancara, pemeriksaan fisik dan
dokumentasi (rekam medis)
1. PENGUMPULAN DATA
a. Identitas Pasien
Pasien Penanggung
(hubungan dg penanggung)
Nama :Tn. N Tn.W
Umur : 8 tahun 39 tahun
Jenis Kelamin : Laki- laki Laki-laki
Status Perkawinan : Belum menikah -
Suku /Bangsa : Sunda/ Indonesia -
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SD SMA
Pekerjaan :- Wiraswasta
Alamat : Kp. Cisaranten Rt03/01 Kp. Cisaranten Rt03/01
Alamat Terdekat :- -
Nomor Telepon :- 081337567xxx
Nomor Register : 1456xxx
Tanggal MRS : 20 Februari 2015
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama masuk rumah sakit
Klien mengeluh deman sejak 5 hari lalu
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengeluh demam, tidak nafsu makan, mual dan lemah, sejak 5 hari yang
lalu, klien di minumkan obat penurun panas namun tidak ada perbaikan
3) Riwayat penyakit keluarga
Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang lain yang mengalami
penyakit seperti yang di derita klien
c. Pola Kebiasaan
2) Eliminasi
Sebelum Pengkajian : - Keluarga pasien mengatakan frekuensi BAK pasien
tidak terhitung dengan konsistensi cair, warna kuning
urine dan tidak terdapat darah.
- Keluarga pasien mengatakan frekuensi BAB 2x/hari.
Dengan frekuensi padat, warna kuning feses, bau
seperti feses dan tidak ada darah.
Saat Pengkajian : - Frekuensi BAK pasien 3x/hari dengan konsistensi cair,
warna kuning urine dan tidak ada terpasang kateter.
- Frekuensi BAB pasien 1x/hari dengan konsistensi padat,
warna feses kuning kecoklatan dan tidak adanya keluhan
Masalah keperawatan :
3) Gerak dan aktivitas
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan sebelum sakit melakukan
aktivitas dengan normal.
Saat Pengkajian : Keluarga Pasien mengatakan saat sakit pasien hanya
terbaring di tempat tidur kerana badannya sangat
lemah dan pusing. Keluarga Pasien mengatakan ADL
dibantu keluarga
6) Rasa nyaman
Sebelum Pengkajian : Keluarga pasien mengatakan tidak adanya gangguan
rasa nyaman.
Saat Pengkajian : Keluarga pasien mengeluh pusing dan nyeri di seluruh
persendiannya.
7) Rasa aman
Sebelum Pengkajian : Keluarga pasien mengatakan tidak ada kecemasan atau
pun rasa takut yang di alaminya.
Saat Pengkajian : Keluarga pasien mengatakan cemas, akibat
dirawat di rumah sakit.
Masalah keperawatan : Ansietas (kecemasan)
8) Belajar
Sebelum Pengkajian : Keluarga pasien mengatakan belum mengetahui
tentang penyakit pasien
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
a) Kesadaran : compos mentis
b) Bangun Tubuh : sedang
c) Postur Tubuh : tegak
d) Cara Berjalan : terkoondinir
e) Gerak Motorik : normal
f) Keadaan Kulit
Warna : sawo matang
Turgor : kurang elastis
Kebersihan : bersih
Luka : tidak ada
g) Gejala Kardinal : TD: 100/60mmhg
N : 70x/mnt
S : 38,5oC
RR : 20x/mnt
h) Ukuran lain : BB :………….kg
TB :………….cm
LL :………….cm
Masalah keperawatan :………………………………………………………
2) Kepala
a) Kulit kepala : bersih
b) Rambut : hitam
c) Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
Masalah keperawatan :……………………………………………………..
3) Mata
a) Konjungtiva : pucat
b) Sklera : putih
c) Kelopak mata : lingkaran hitam
d) Pupil : reflek pupil baik,
4) Hidung
a) Keadaan : Secret
b) Penciuman : Terganggu
c) Nyeri : tidak ada
Masalah keperawatan :……………………………………………………
5) Telinga
a) Keadaan : Bersih,
b) Nyeri : tidak nyeri
c) Pendengaran : baik/normal
d) Pemeriksaan □ test rinne……………………………………………………
□ test webber………………………………………………….
□ test swabach…………………………………………………
Masalah keperawatan :…………………………………………………..
6) Mulut
a) Mukosa bibir : kering
b) Gusi : tidak berdarah
c) Gigi : gigi bersih
d) Lidah : bersih
e) Tonsil : normal
Masalah keperawatan :………………………………………………………
7) Leher
a) Inspeksi
Keadaan : baik/normal
b) Palpasi : tidak ada pembengkakan kelenjar limfe dan benjolan
Masalah keperawatan :……………………………………………………..
8) Thorax
a) Inspeksi
Bentuk : simetris
Gerakan dada: retraksi dada
Payudara : simetris
□ Nyeri : tidak terdapat nyeri
□ Palpasi
Pengembangan dada : simetris,
Vibrasi tactile premitus : simetris
b) Nyeri tekan: tidak ada nyeri tekan
c) Perkusi
Suara paru : Sonor/resonan
d) Auskultasi
Suara paru : vesikuler/normal
Suara jantung: Regular
9) Abdomen
a) Inspeksi
Pemeriksaan : simetris
Luka :tidak ada
b) Auskultasi
Peristaltic usus: 14x/mnt
b) Palpasi : tidak ada nyeri tekan
c) Perkusi : tympani
Masalah keperawatan :……………………………………………………
10) Genetalia
a) Keadaan : bersih
b) Letak Uretra : normal
c) Prosedur invasife : Tidak
Masalah keperawatan :………………………………………………………
11) Anus
Keadaan : bersih
Masalah keperawatan :………………………………………………………
12) Ekstremitas
a) Ektremitas Atas
pergerakan bebas, CRT 2 detik
□ Luka : tidak ada luka
□ Terpasang infuse di tangan bagian kanan
b) Ektremitas Bawah
pergerakan bebas, CRT2 .detik
□ Luka, tidak ada luka
c) Kekuatan Otot
5 5
5 5
Data lainnya………………………………………………………….............
Masalah keperawatan :………………………………………………………
e. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
No. Hari/Tanggal/Jam Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Lab Pemeriksaan
20 Februari 2015 Hemoglobin 15,5 g/dl 11,5 – 14,5
4500- 13500/mm3
2) Pemeriksaan Radiologi
3) Pemeriksaan lain-lain
a) Pemeriksaan EKG
b) Pemeriksaan Diagnostik CAG
c) Dll…..
DAFTAR PUSTAKA
Candra,Aryu.2010. Demam Berdarah Dengue: Epidemiologi, Patogenesis, dan Faktor
Risiko Penularan,2,110-119.Fakultas Kedokteran Universitas Diponogoro.Semarang.Diakses
pada 20 Juni 2019. < file:///D:/Data%20Family/Istri%20Citra/semester%204/paliatif/53636-ID-
demam-berdarah-dengue-epidemiologi-patog.pdf>