LP Anemia
Mata Kuliah : Praktik Klinik Keperawatan Dewasa Sistem Kardiovaskuler, Respitarori Dan
Hematologi
Disusun Oleh
Dosen Pembimbing
202
2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................i
BAB I.........................................................................................................................................1
KONSEP DASAR PENYAKIT .............................................................................................1
1.1 Anatomi Fisiologi...........................................................................................................1
1.2 Pengertian.......................................................................................................................4
1.3 Etiologi ..........................................................................................................................4
1.4 Patofisiologi/Patoflow....................................................................................................5
1.5 Manifestasi Klinik .........................................................................................................7
1.6 Komplikasi ....................................................................................................................7
1.7 Penatalaksanaan .............................................................................................................8
1.8 Pemeriksaan Penunjang..................................................................................................9
BAB II ....................................................................................................................................10
ASUHAN KEPERAWATAN................................................................................................10
2.1 Pengkajian ...................................................................................................................10
2.2 Diagnosa Keperawatan................................................................................................12
2.3 Rencana Keperawatan .................................................................................................13
2.4 Implementasi Keperawatan .........................................................................................15
2.5 Evaluasi .......................................................................................................................17
DAFTAR REFERENSI ........................................................................................................17
a. Darah
Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup yang berada dalam ruang
vaskuler, karena peranannya sebagai media komunikasi antar sel ke berbagai
bagian tubuh dengan dunia luar karena fungsinya membawa oksigen dari paru-
paru ke jaringan dan karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru untuk
dikeluarkan, membawa zat nutrein dari saluran cerna ke jaringan kemudian
menghantarkan sisa metabolisme melalui organ sekresi seperti ginjal,
menghantarkan hormon dan materi-materi pembekuan darah.
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah
mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga
menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme,
dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem
endokrin juga diedarkan melalui darah.
Darah terdiri dari dua komponen, yaitu plasma darah dan sel-sel darah.
Banyaknya volume darah yang beredar di dalam tubuh manusia 8% dari berat
badan atau sekitar 5600 cc pada orang yang bobot tubuhnya 70kg. Dari 5600 cc
darah tersebut sekitar 55% adalah plasma darah dan sekitar 45% adalah sel-sel
darah.
Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah
yang warnannya merah. Warna merah itu keadaannya tidak tetap tergantung pada
banyaknya kadar oksigen dan karbondioksida di dalamnya. Darah yang banyak
mengandung karbondioksida warnanya merah tua. Adanya oksigen dalam darah
di ambil dengan cara bernapas, dan zat tersebut sangat berguna pada peristiwa
pembakaran/ metabolisme di dalam tubuh.
b. Karakteristik Darah
Karakteristik umum darah meliputi warna, viskositas, pH. Volume dan
komposisinya warna, darah arteri berwarna merah muda karena banyak oksigen
Pembagian derajat anemia menurut WHO dan NCI (National Cancer Institute)
Derajat WHO NCI
Derajat 0 (normal) > 11 g/dL Perempuan : 12 - 16 g/dL
Laki-laki : 14 - 18 g/dL
Derajat 1 (ringan) 9,5 - 10,9 g/dL 10 g/dL - nilai normal
Derajat 2 (sedang) 8 - 9,4 g/dL 8 - 10 g/dL
Derajat 3 (berat) 5,5 - 7,9 g/dL 6,5 - 7,9 g/dL
Derajat 4 (mengancam jiwa) < 6,5 g/dL < 6,5 g/dL
1.2 Pengertian
Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin, hematokrit, berakibat pada
penurunan kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah. Anemia adalah defisiensi sel
darah merah yang dapat disebabkan oleh kehilangan sel darah merah terlalu banyak
atau pebentukan sel darah merah terlalu lambat. Pada anemia berat, viskositas
(kekentalan) darah dapat turun sampai kurang dari setengah dari nilai normal yang
menurunkan resistensi aliran darah dalam pembuluh perifer sehingga jauh lebih
banyak darah kembali ke jantung. (SAPUTRA, 2018)
1.3 Etiologi
a. Berdasarkan Ukuran Sel Darah Merah
1. Anemia Mikrositik (penurunan ukuran sel darah merah)
a) Kekurangan zat besi
b) Talasemia (eritropoiesis tidak efektif dan meningkatnya hemolisis yang
mengakibatkan ketidakadekuatan kandungan hemoglobin)
1.4 Patofisiologi/Patoflow
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum tulang atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum tulang
(misalnya, berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, terpapar
zat toksik, invasi tumor, atau kebanyakan akibat idiopatik. Sel darah merah dapat
hilang melalui perdarahan atau hemolysis. Pada kasus yang disebut terakhir,
masalahnya dapat terjadi akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan
ketahanan sel darah normal atau akibat beberapa faktor di luar sel darah merah yang
menyebabkan destruksi sel darah merah. Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi
terutama dalam sel fagositik atau dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati
dan limpa. Sebagai efek samping proses ini, bilirubin, yang terbentuk dalam fagosit
akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah (hemolisis) segera
direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma.
PATHWAY
1.6 Komplikasi
a. Gagal jantung
Pembesaran jantung pada penderita anemia telah ditemukan sejak satu abad
yang lalu. Anemia akan menginduksi terjadinya mekanisme kompensasi terhadap
penurunan konsentrasi Hb untuk memenuhi kebutuhan oksigen jaringan. Pada
keadaan anemia, jantung akan meningkatkan venois terurn maka sesuai
mekanisme Frank-Starling, jantung akan meningkatkan stroke volume sehingga
dapat terjadi hipetrofi ventrikel kiri, dengan myofibril jantung yang memanjang,
gagal jantung kongestif, kejadian gagal jantung berulang dan kematian.
b. Gagal ginjal
Berkurangnya asupan oksigen ke jaringan misalnya pada ginjal akan terjadi
kerusakan ginjal yang menyebabkan gagal ginjal.
c. Hipoksia
Hipoksia adalah penurunan pemasukan oksigen ke jaringan sampai fisiologik.
Hb berfungsi untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh, jika terjadi penurunan
Hb maka akan terjadi hipoksia bahkan dapat menyebabkan kematian.
d. Anemia pada ibu hamil
Seorang wanita yang menderita anemia kemungkinan besar akan melahirkan
bayi yang mempunyai persendian zat besi sedikit atau tidak mempunyai
persendian zat besi sama sekali di dalam tubuhnya. Selain itu, anemia pada ibu
hamil juga dapat megakibatkan daya tahan ibu menjadi rendah terhadap infeksi.
1.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti
darah yang hilang :
a. Anemia Aplastik,
Dengan melakukan transplantasi sumsum tulang dan pemberian terapi
Imunosupresif dengan globulin antitimosit (ATG). Transplantasi sumsum tulang
dilakukan untuk memberikan persediaan aringan hematopoetik yang masih dapat
berfungsi.
Terapi imunosupresif globulin antitimosit diberikan untuk menghentikan
fungsi imunologis yang memperpanjang kondisi, sehingga memungkinkan
sumsum tulang mengalami penyembuhan. Klien yang berespons terhadap terapi
7
1
0
1 Pola Napas Tidak Setelah dilakukan tindakan selama Manajemen Jalan Napas 1. Agar perawat dapat
Efektif b.d Depresi ... diharapkan masalah pola napas (I.01011) SIKI hal.186 mengetahui tingkat
pusat pernapasan tidak efektif pada pasien dapat 1. Monitor pola napas keparahan dari sesak
teratasi dengan kriteria hasil : 2. Monitor bunyi napas napas yang dirasakan
Pola Napas (L.01004) SLKI tambahan pasien
hal.97 3. Posisikan semi fowler 2. Agar perawat dapat
1. Klien tidak sesak napas atau fowler mengetahui apakah ada
2. Tidak ada otot bantu 4. Berikan oksigen, jika produksi sputum
pernapasan perlu berlebih pada pasien
3. Tidak ada pernafasan 3. Agar tidak terjadi
cuping hidung hambatan pada jalan
4. Frekuensi napas normal napas pasien sehingga
(12-20 x/menit) sesak berkurang
4. Untuk mengurangi sesak
nafas pada pasien
2 Perfusi Perifer Tidak Setelah dilakukan tindakan selama Perawatan Sirkulasi 1. Untuk mengetahui
Efektif b.d penurunan ... diharapkan masalah perfusi (I.02079) SIKI hal.345 perkembangan sirkulasi
konsentrasi perifer tidak efektif pada pasien 1. Periksa sirkulasi perifer pasien
hemoglobin, dapat teratasi dengan kriteria hasil perifer 2. Untuk mencegah
penurunan aliran arteri 2. Hindari pemasangan kekurangan/perubahan
dan/atau vena Perfusi Perifer (L.02011) SLKI infus atau hemoglobin dalam
hal.86 pengambilan darah di darah
1. Warna kulit tidak pucat area keterbatasan 3. Agar pasien tidak
perfusi dehidrasi dan semakin
1
1
This document is available free of charge on studocu
Downloaded by Asep Syarifuddin (asepsyarifuddin99@gmail.com)
2. Tidak ada edema perifer 4. Anjurkan minum obat kekurangan oksigen
3. Kelemahan otot menurun pengontrol tekanan 4. Untuk mencegah
4. Pengisian kapiler darah secara teratur terjadinya penyempitan
membaik pembuluh darah dan
5. Akral teraba hangat membuat pasokan
6. Turgor kulit elastis oksigen makin
7. Tekanan darah normal terhambat
(90/60 - 120/80 mmHg)
3 Defisit Nutrisi b.d Setelah dilakukan tindakan selama Manajemen Nutrisi (I.03119) 1. Agar perawat dapat
ketidakmampuan ... diharapkan masalah defisit SIKI hal.200 mengetahui makanan
mencerna makanan, nutrisi pada pasien dapat teratasi 1. Identifikasi alergi dan apa yang cocok untuk
ketidakmampuan dengan kriteria hasil : intoleransi makanan pasien
mengabsorbsi nutrien Status Nutrisi (L.03030) SLKI 2. Berikan makanan 2. Untuk mencegah
hal.123 tinggi serat terjadinya konstipasi
1. Porsi makan yang 3. Identifikasi kebutuhan 3. Untuk mengetahui
dihabiskan membaik kalori dan jenis nutrien berapa banyak kalori
2. Klien tidak sariawan 4. Monitor asupan yang dibutuhkan untuk
3. Berat badan membaik makanan pasien
4. Bising usus normal (5-30 4. Agar perawat dapat
x/menit) mengetahui apakah
pasien memiliki
perkembangan selama
4 Intoleransi Aktifitas Setelah dilakukan tindakan selama Manajemen Energi (I.05178) perawatan
1. Agar pasien dapat
b.d ketidakseimbagan ... diharapkan masalah intoleransi SIKI hal.176 memulihkan kondisinya
suplai & kebutuhan aktivitas pada pasien dapat 1. Sediakan lingkungan terlebih dahulu
O2, kelemahan teratasi dengan kriteria hasil : nyaman dan rendah 2. Agar otot pasien tidak
Toleransi Aktivitas (L.05047) stimulus kaku dan meningkatkan
SLKI hal.151 2. Lakukan latihan kerja otot,
1
2
1
6
17
Karmila, M. (2019). Anemia. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689-
1699.