Anda di halaman 1dari 19

studocu

LP Anemia

Nursing (Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or


university
Downloaded by Asep Syarifuddin
LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ANEMIA

DI RSUD KHIDMAT SEHAT AFIAT (KiSA) KOTA DEPOK

Mata Kuliah : Praktik Klinik Keperawatan Dewasa Sistem Kardiovaskuler, Respitarori Dan
Hematologi

Disusun Oleh

Puti Nuurmuizz 2110711076

Dosen Pembimbing

Ns. Fiora Ladesvita,M.Kep.,Sp.Kep.MB

Pembimbing Praktik Klinik/CI/Karu

Pratitis Citra Sari, S.Kep.Ners

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

202
2

This document is available free of charge on studocu


Downloaded by Asep Syarifuddin (asepsyarifuddin99@gmail.com)
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................i
BAB I.........................................................................................................................................1
KONSEP DASAR PENYAKIT .............................................................................................1
1.1 Anatomi Fisiologi...........................................................................................................1
1.2 Pengertian.......................................................................................................................4
1.3 Etiologi ..........................................................................................................................4
1.4 Patofisiologi/Patoflow....................................................................................................5
1.5 Manifestasi Klinik .........................................................................................................7
1.6 Komplikasi ....................................................................................................................7
1.7 Penatalaksanaan .............................................................................................................8
1.8 Pemeriksaan Penunjang..................................................................................................9
BAB II ....................................................................................................................................10
ASUHAN KEPERAWATAN................................................................................................10
2.1 Pengkajian ...................................................................................................................10
2.2 Diagnosa Keperawatan................................................................................................12
2.3 Rencana Keperawatan .................................................................................................13
2.4 Implementasi Keperawatan .........................................................................................15
2.5 Evaluasi .......................................................................................................................17
DAFTAR REFERENSI ........................................................................................................17

Downloaded by Asep Syarifuddin


BAB I
KONSEP DASAR PENYAKIT

1.1 Anatomi Fisiologi


Anatomi darah manusia adalah sebagai berikut:

a. Darah
Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup yang berada dalam ruang
vaskuler, karena peranannya sebagai media komunikasi antar sel ke berbagai
bagian tubuh dengan dunia luar karena fungsinya membawa oksigen dari paru-
paru ke jaringan dan karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru untuk
dikeluarkan, membawa zat nutrein dari saluran cerna ke jaringan kemudian
menghantarkan sisa metabolisme melalui organ sekresi seperti ginjal,
menghantarkan hormon dan materi-materi pembekuan darah.
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah
mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga
menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme,
dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem
endokrin juga diedarkan melalui darah.
Darah terdiri dari dua komponen, yaitu plasma darah dan sel-sel darah.
Banyaknya volume darah yang beredar di dalam tubuh manusia 8% dari berat
badan atau sekitar 5600 cc pada orang yang bobot tubuhnya 70kg. Dari 5600 cc
darah tersebut sekitar 55% adalah plasma darah dan sekitar 45% adalah sel-sel
darah.
Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah
yang warnannya merah. Warna merah itu keadaannya tidak tetap tergantung pada
banyaknya kadar oksigen dan karbondioksida di dalamnya. Darah yang banyak
mengandung karbondioksida warnanya merah tua. Adanya oksigen dalam darah
di ambil dengan cara bernapas, dan zat tersebut sangat berguna pada peristiwa
pembakaran/ metabolisme di dalam tubuh.
b. Karakteristik Darah
Karakteristik umum darah meliputi warna, viskositas, pH. Volume dan
komposisinya warna, darah arteri berwarna merah muda karena banyak oksigen

This document is available free of charge on studocu


Downloaded by Asep Syarifuddin (asepsyarifuddin99@gmail.com)
yang berkaitan dengan hemoglobin dalam sel darah merah. Viskositas
(kekentalan) darah 3/4 lebih tinggi dari pada viskositas air yaitu sekitar 1.048
sampai 1.066. pH darah bersifat alkalin dengan pH 7.35 - 7.45. Volume darah
pada orang dewasa sekitar 70-75 ml/kgBB, atau sekitar 4-5 liter darah.
Komposisi, darah tersusun atas dua komponen utama yaitu plasma darah dan sel-
sel darah.
c. Bagian-bagian Darah
1. Eritrosit (Sel Darah Merah)
Merupakan cakram bikonkaf yang tidak berinti, ukurannya 0.007 mm,
tidak bergerak, banyaknya kira-kira 4,5-5 juta/mm3, warnanya kuning
kemerah-merahan karena didalamnya mengandung hemoglobin. Hemoglobin
terdiri atas protein yang di sebut globin dan pigmen non-protein yang disebut
heme, setiap eritrosit mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin,
sifatnya kenyal sehingga dapat berubah bentuk sesuai dengan pembuluh darah
yang dilalui. Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya
terbentuk dari asam amino.
Wanita memerlukan lebih banyak zat besi karena beberapa diantaranya
dibuang sewaktu menstruasi. Sewaktu hamil diperlukan zat besi dalam jumlah
yang lebih banyak lagi untuk perkembangan janin dan pembuatan susu. Sel
darah merah dibentuk didalam sumsum tulang, terutama dari tulang pendek,
pipih, dan tak beraturan dari jaringan konselus pada ujung tulang pipa dan dari
sumsum dalam batang iga-iga dan dari sternum. Perkembangan sel darah
dalam sumsum tulang melalui berbagai tahap mula-mula besar dan berisi
nukleus tetapi tidak ada hemoglobin, kemudian dimuati hemoglobin dan
akhirnya kehilangan nukleusnya dan baru diedarkan ke dalam sirkulasi darah.
2. Leukosit (Sel Darah Putih)
Berbentuk bening, tidak bewarna, memiliki inti, lebih besar dari sel
drah merah (eritrosit), dapat berubah dan bergerak dengan perantaraan kaki
palsu (psedoupodia). Dalam setiap milimeter kubik darah terdapat 6000
sampai 10000 (rata-rata 8000) sel darah putih. Leukosit selain berada di dalam
pembuluh darah juga terdapat di seluruh jaringan tubuh manusia. Pada
kebanyakan penyakit disebabkan oleh masuknya kuman/infeksi maka jumlah
leukosit yang ada di dalam darah akan lebih banyak dari biasanya. Hal ini

Downloaded by Asep Syarifuddin


disebabkan sel leukosit yang biasanya tinggal di dalam kelenjar limfe,
sekarang beredar dalam darah untuk mempertahankan tubuh dari serangan
penyakit tersebut.
3. Trombosit (Sel Pembeku Darah)
Trombosit merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk dan
ukurannya bermacam-macam, ada yang bulat dan lonjong, warnanya putih,
normal pada orang dewasa 200.000-300.000/mm3. Bagian inti yang
merupakan fragmen sel tanpa nukleus yang berasal dari sumsum tulang.
Ukuran trombosit mencapai setengah ukuran sel darah merah. Sitoplasmanya
terbungkus suatu membran plasma dan mengandung berbagai jenis granula
yang berhubungan dengan proses koagulasi darah.
Trombosit lebih dari 300.000 disebut trombositosis. Trombosit yang
kurang dari 200.000 disebut trombositopenia. Trombosit memiliki masa hidup
dalam darah antara 5-9 hari. Trombosit yang tua atau mati di ambil dari sistem
peredaran darah, terutama oleh makrofag jaringan. Lebih dari separuh
trombosit diambil oleh makrofag dalam limpa, pada waktu darah melewati
organ tersebut. Di dalam plasma darah terdapat suatu zat yang turut membantu
terjadinya peristiwa pembekuan darah yaitu Ca2+ dan fibrinogen.
Fibrinogen mulai bekerja apabila tubuh mendapat luka. Ketika kita luka
maka darah akan keluar, trombosit pecah dan akan mengeluarkan zat yang
dinamakan trombokinase. Trombokinase ini akan bertemu dengan protrombin
dengan pertolongan Ca2+ akan menjadi trombin. Trombin akan bertemu
dengan fibrin yang merupakan benang-benang halus, bentuk jaringan yang
tidak teratur letaknya, yang akan menahan sel darah, dengan demikian
terjadilah pembekuan. Protrombin ini dibuat di dalam hati dan untuk
membuatnya diperlukan vitamin K, dengan demikian vitamin K penting untuk
pembekuan darah. Trombosit memegang peranan penting dalam pembekuan
darah (hemostatis). Jika banyaknya kurang dari normal, maka kalau ada luka
darah tidak lekas membeku sehingga timbul perdarahan yang terus-menerus.
4. Plasma Darah
Merupakan komponen terbesar dalam darah dan merupakan bagian
darah yang cair, tersusun dari air 91%, protein plasma darah 7%, asam amino,
lemak, glukosa, urea, garam sebanyak 0,9%, dan hormon, antibodi sebanyak
0,1%. Protein Plasma mencapai 7% dari plasma dan merupakan satu-satunya
3

Downloaded by Asep Syarifuddin


unsur pokok plasma yang tidak dapat menembus membran kapiler untuk
mencapai sel. Ada 3 jenis protein plasma yang utama, yaitu:
a) Albumin, bertanggung jawab untuk mempertahankan tekanan osmotik
koloid darah agar normal (25 mmHg).
b) Globulin, sebagai molekul pembawa lipid, beberapa hormone, berbagai
subtrat, dan zat penting lainna. Immunoglobulin berfungsi sebagai antibodi
dan pengangkut sari makanan ke sel-sel serta membawa sisa pembakaran
dari sel ke tempat pembuangan.

Pembagian derajat anemia menurut WHO dan NCI (National Cancer Institute)
Derajat WHO NCI
Derajat 0 (normal) > 11 g/dL Perempuan : 12 - 16 g/dL
Laki-laki : 14 - 18 g/dL
Derajat 1 (ringan) 9,5 - 10,9 g/dL 10 g/dL - nilai normal
Derajat 2 (sedang) 8 - 9,4 g/dL 8 - 10 g/dL
Derajat 3 (berat) 5,5 - 7,9 g/dL 6,5 - 7,9 g/dL
Derajat 4 (mengancam jiwa) < 6,5 g/dL < 6,5 g/dL

1.2 Pengertian
Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin, hematokrit, berakibat pada
penurunan kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah. Anemia adalah defisiensi sel
darah merah yang dapat disebabkan oleh kehilangan sel darah merah terlalu banyak
atau pebentukan sel darah merah terlalu lambat. Pada anemia berat, viskositas
(kekentalan) darah dapat turun sampai kurang dari setengah dari nilai normal yang
menurunkan resistensi aliran darah dalam pembuluh perifer sehingga jauh lebih
banyak darah kembali ke jantung. (SAPUTRA, 2018)

1.3 Etiologi
a. Berdasarkan Ukuran Sel Darah Merah
1. Anemia Mikrositik (penurunan ukuran sel darah merah)
a) Kekurangan zat besi
b) Talasemia (eritropoiesis tidak efektif dan meningkatnya hemolisis yang
mengakibatkan ketidakadekuatan kandungan hemoglobin)

c) Keracunan timah, Efek keracunan timah dalam darah ditandai dengan


adanya gangguan sintesis hemoglobin sehingga kadar hemoglobin
menurun dan menyebabkan anemia.
d) Penyakit kronis (infeksi, tumor)

Downloaded by Asep Syarifuddin


2. Anemia Normositik (ukuran sel darah merah normal)
a) Sel darah merah yang hilang atau rusak meningkat
b) Kehilangan sel darah merah akut
c) Gangguan hemolisis (kerusakan sel darah merah) darah
d) Gangguan hemoglobin C
Tidak dapat membawa oksigen di dalam sel darah merah dengan baik.
Umumnya ditemukan pada anemia tingkat ringan.
e) Penyakit sel sabit hemoglobin
f) Kekurangan G6PD, enzim yang membantu kerja sel darah merah sekaligus
melindunginya dari substansi yang mungkin merusak.
3. Penurunan produksi sel darah merah
a) Anemia aplastik (kerusakan sumsum tulang belakang)
b) Penyakit kronis seperti penyakit hati, gagal ginjal, infeksi, dan tumor
4. Kelebihan volume plasma pada kehamilan dan hidrasi berlebihan
b. Anemia Defisiensi Zat Besi (Fe)
Kekurangan zat besi (Fe) dapat disebabkan karena asupan yang kurang
mengandung zat besi dan tidak dipasok pemberian nutrisi yang cukup, sehingga
dapat mengalami defisiensi zat besi.

1.4 Patofisiologi/Patoflow
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum tulang atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum tulang
(misalnya, berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, terpapar
zat toksik, invasi tumor, atau kebanyakan akibat idiopatik. Sel darah merah dapat
hilang melalui perdarahan atau hemolysis. Pada kasus yang disebut terakhir,
masalahnya dapat terjadi akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan
ketahanan sel darah normal atau akibat beberapa faktor di luar sel darah merah yang
menyebabkan destruksi sel darah merah. Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi
terutama dalam sel fagositik atau dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati
dan limpa. Sebagai efek samping proses ini, bilirubin, yang terbentuk dalam fagosit
akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah (hemolisis) segera
direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma.

Konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang, kadar diatas 1,5 mg/dl


mengakibatkan ikterik pada skelera. Apabila sel darah merah mengalami
penghancuran dalam sirkulasi, seperti yang terjadi pada berbagai kelainan hemolitik,
maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi
plasmanya melebihi kapasitas hemoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin

This document is available free of charge on studocu


Downloaded by Asep Syarifuddin (asepsyarifuddin99@gmail.com)
bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan terdufusi dalam glomerulus ginjal
dan ke dalam urine (hemoglobinuria). Jadi ada atau tidak adanya hemoglobinemia dan
hemoglobinuria dapat memberikan informasi mengenai lokasi penghancuran sel darah
merah abnormal pada klien dengan hemolisis dan dapat merupakan petunjuk untuk
mengetahui sifat proses hemolitik tersebut.

PATHWAY

1.5 Manifestasi Klinik


Tanda dan gejala anemia bisa berupa :

a. Klien terlihat lemah, letih, lesu


Hal ini karena oksigen yang dibawa keseluruh tubuh berkurang karena media
transport hemoglobin berkurang sehingga tentunya yang membuat energy
berkurang dan dampaknya adalah lemah, letih dan lesu.
b. Mata berkunang-kunang.
Karena darah yang membawa oksigen berkurang, aliran darah serta oksigen ke
otak berkurang pula dan berdampak pada indra penglihatan dengan pandangan
mata yang berkunang-kunang

Downloaded by Asep Syarifuddin


c. Menurunnya daya pikir, akibatnya adalah sulit untuk berkonsentrasi
d. Daya tahan tubuh menurun yang ditandai dengan mudah terserang sakit
e. Pada tingkat lanjut atau anemia yang berat maka klien bisa menunjukkan tanda-
tanda detak jantung cepat dan bengkak pada tangan dan kaki.

1.6 Komplikasi
a. Gagal jantung
Pembesaran jantung pada penderita anemia telah ditemukan sejak satu abad
yang lalu. Anemia akan menginduksi terjadinya mekanisme kompensasi terhadap
penurunan konsentrasi Hb untuk memenuhi kebutuhan oksigen jaringan. Pada
keadaan anemia, jantung akan meningkatkan venois terurn maka sesuai
mekanisme Frank-Starling, jantung akan meningkatkan stroke volume sehingga
dapat terjadi hipetrofi ventrikel kiri, dengan myofibril jantung yang memanjang,
gagal jantung kongestif, kejadian gagal jantung berulang dan kematian.
b. Gagal ginjal
Berkurangnya asupan oksigen ke jaringan misalnya pada ginjal akan terjadi
kerusakan ginjal yang menyebabkan gagal ginjal.
c. Hipoksia
Hipoksia adalah penurunan pemasukan oksigen ke jaringan sampai fisiologik.
Hb berfungsi untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh, jika terjadi penurunan
Hb maka akan terjadi hipoksia bahkan dapat menyebabkan kematian.
d. Anemia pada ibu hamil
Seorang wanita yang menderita anemia kemungkinan besar akan melahirkan
bayi yang mempunyai persendian zat besi sedikit atau tidak mempunyai
persendian zat besi sama sekali di dalam tubuhnya. Selain itu, anemia pada ibu
hamil juga dapat megakibatkan daya tahan ibu menjadi rendah terhadap infeksi.

1.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti
darah yang hilang :

a. Anemia Aplastik,
Dengan melakukan transplantasi sumsum tulang dan pemberian terapi
Imunosupresif dengan globulin antitimosit (ATG). Transplantasi sumsum tulang
dilakukan untuk memberikan persediaan aringan hematopoetik yang masih dapat
berfungsi.
Terapi imunosupresif globulin antitimosit diberikan untuk menghentikan
fungsi imunologis yang memperpanjang kondisi, sehingga memungkinkan
sumsum tulang mengalami penyembuhan. Klien yang berespons terhadap terapi
7

This document is available free of charge on studocu


Downloaded by Asep Syarifuddin (asepsyarifuddin99@gmail.com)
biasanya akan sembuh dalam beberapa minggu sampai 3 bulan, tetapi respon
dapat lambat sampai 6 bulan setelah penanganan.
Dengan transplantasi sumsum tulang dan terapi ATG yang diperlukan melalu
jalur sentral selama 7-10 hari. Prognosis buruk jika transplantasi sumsum tulang
tidak berhasil. Bila diperlukan dapat diberikan transfuse RBC rendah leukosit dan
platelet.
b. Anemia pada penyakit ginjal, yaitu pada pasien dialisis harus ditangani dengan
pemberian besi dan asam folat.
c. Anemia pada defisiensi besi, yaitu menggunakan preparat besi oral seperti sulfat
feros, glukonat, ferosus, fumarate ferosus.
d. Anemia megaloblastik, yaitu defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian
vitamin B12.
e. Anemia pasca perdarahan
Dengan memberikan transfusi darah dan plasma secukupnya untuk mengatasi
gejala. Selanjutnya klien tersebut akan mengembangkan antibody terhadap antigen
sel darah merah dan antigen trombosit, sehingga transfusi tidak lagi mampu
menaikkan jumlah sel.

1.8 Pemeriksaan Penunjang


a. Pemeriksaan Penyaring
Pemeriksaan penyaring pada anemia terdiri dari pengukuran kadar
hemoglobin, hapusan darah tepi, indeks eritrosit. Dari pemeriksaan ini dapat
dipastikan adanya anemia serta jenis morfologik anemia, dan sangat berguna
untuk menentukan diagnosis lebih lanjut.
b. Pemeriksaan darah seri anemia
Pemeriksaan darah seri anemia terdiri dari hitungan trombosit, leukosit, laju
endap darah dan hitungan retikulosit. Automatic hematology analyzer yang dapat
memberikan presisi hasil lebih baik.
c. Pemeriksaan sumsum tulang
Pemeriksaan sumsung tulang memberikan informasi mengenai keadaan sistem
hematopoiesis. Pemeriksaan ini dibutuhkan untuk menentukan diagnosis definitif
pada beberapa jenis anemia. Pemeriksaan sumsung tulang diperlukan untuk
diagnosis anemia aplastic, anemia megaloblastic serta kelainan hematologik
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian
a. Identitas pasien, meliputi
1. Nama, Umur : biasa nya yang terserang anemia umumnya adalah dewasa
8

Downloaded by Asep Syarifuddin


2. Jenis Kelamin : biasa nya yang dominan terkena Anemia adalah perempuan
3. Agama, Status perkawinan, Pendidikan, Pekerjaan, Tanggal Masuk, No.
Register, Diagnosa medis
4. Penanggung jawab (Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
hubungan dengan pasien)
b. Alasan Masuk
Klien biasanya mengeluh pusing, lemah, mual dan muntah, badan terasa letih,
pucat, akral dingin.
c. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
a) Apakah sebelumnya klien pernah menderita anemia.
b) Apakah meminum suatu obat tertentu dalam jangka lama.
c) Apakah pernah menderita penyakit malaria.
d) Apakah pernah mengalami pembesaran limfe.
e) Apakah pernah mengalami penyakit keganasan yang tersebar seperti
kanker payudara, leukimia, dan multipel mieloma
f) Apakah pernah kontak dengan zat kimia toksik dan penyinaran dengan
radiasi.
g) Apakah pernah menderita penyakit menahun yang melibatkan ginjal dan
hati.
h) Apakah pernah menderita penyakit infeksi dan defisiensi endoktrin.
i) Apakah pernah mengalami kekurangan vitamin penting, seperti vitamin
B12 asam folat, vitamin C dan besi.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga beserta Genogram
d. Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran : Composmentis
2. TTV : TD menurun, N meningkat, RR cepat, S meningkat

3. Kepala : Simetris, warna rambut, kebersihan kepala


4. Mata : Sclera anikterik, konjungtiva anemis, pupil isokor
5. Telinga : Simetris, fungsi pendengaran, kebersihan
6. Hidung : Simetris, fungsi penciuman, perdarahan/tidak
7. Mulut : Keadaan mukosa mulut, kebersihan mulut, keadaan gigi, kebersihan
gigi, stomatitis
8. Leher: Simetris, adanya pembesaran kelenjar tiroid/tidak, adanya
pembesaran kelenjar getah bening
9. Paru-Paru
9

This document is available free of charge on studocu


Downloaded by Asep Syarifuddin (asepsyarifuddin99@gmail.com)
a) Inspeksi : Pergerakan dinding dada, takipnea, orthopnea, dispnea
(kesulitan bernapas), napas pendek, dan cepat lelah saat melakukan
aktivitas jasmani merupakan menifestasi berkurangnya pengiriman
oksigen.
b) Palpasi : Taktil premitus simetris
c) Perkusi : Sonor
d) Auskultasi : Vesikuler/ada bunyi napas tambahan lain
10. Jantung
a) Inspeksi: Jantung berdebar, takikardia, dan bising jantung yang
menggambarkan beban jantung dan curah jantung meningkat
b) Palpasi : Tidak teraba massa
c) Perkusi : Pekak
d) Auskultasi : Bunyi jantung murmur
11. Abdomen
a) Inspeksi : Simetris, diare, muntah
b) Auskultasi : Suara bising usus (5-30 x/menit)
c) Perkusi : Timpani
d) Palpasi : Teraba pembesaran hepar/tidak, ada nyeri tekan/tidak
12. Genetalia: Normal/abnormal
13. Integumen : Mukosa, turgor kulit
14. Ekstremitas : Kulit pucat, kuku, membran mukosa
15. Punggung : Simetris, warna kulit, dan kebersihan
e. Pemeriksaan penunjang
2.2 Diagnosa Keperawatan
a. Pola Napas Tidak Efektif b.d Depresi pusat pernapasan (D.0005)
b. Perfusi Perifer Tidak Efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin, penurunan
aliran arteri dan/atau vena (D.0009)
c. Defisit Nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan, ketidakmampuan
mengabsorbsi nutrien (D.0019)
d. Konstipasi b.d penurunan motilitas gastrointestinal (D.0049)
e. Intoleransi Aktifitas b.d ketidakseimbagan suplai & kebutuhan O2, kelemahan
(D.0056)
f. Resiko Infeksi b.d penurunan hemoglobin, imunosupresi (D.0142)

1
0

Downloaded by Asep Syarifuddin


2.3 Rencana Keperawatan

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil


No Intervensi (SIKI) Rasional
Keperawatan (SLKI)

1 Pola Napas Tidak Setelah dilakukan tindakan selama Manajemen Jalan Napas 1. Agar perawat dapat
Efektif b.d Depresi ... diharapkan masalah pola napas (I.01011) SIKI hal.186 mengetahui tingkat
pusat pernapasan tidak efektif pada pasien dapat 1. Monitor pola napas keparahan dari sesak
teratasi dengan kriteria hasil : 2. Monitor bunyi napas napas yang dirasakan
Pola Napas (L.01004) SLKI tambahan pasien
hal.97 3. Posisikan semi fowler 2. Agar perawat dapat
1. Klien tidak sesak napas atau fowler mengetahui apakah ada
2. Tidak ada otot bantu 4. Berikan oksigen, jika produksi sputum
pernapasan perlu berlebih pada pasien
3. Tidak ada pernafasan 3. Agar tidak terjadi
cuping hidung hambatan pada jalan
4. Frekuensi napas normal napas pasien sehingga
(12-20 x/menit) sesak berkurang
4. Untuk mengurangi sesak
nafas pada pasien
2 Perfusi Perifer Tidak Setelah dilakukan tindakan selama Perawatan Sirkulasi 1. Untuk mengetahui
Efektif b.d penurunan ... diharapkan masalah perfusi (I.02079) SIKI hal.345 perkembangan sirkulasi
konsentrasi perifer tidak efektif pada pasien 1. Periksa sirkulasi perifer pasien
hemoglobin, dapat teratasi dengan kriteria hasil perifer 2. Untuk mencegah
penurunan aliran arteri 2. Hindari pemasangan kekurangan/perubahan
dan/atau vena Perfusi Perifer (L.02011) SLKI infus atau hemoglobin dalam
hal.86 pengambilan darah di darah
1. Warna kulit tidak pucat area keterbatasan 3. Agar pasien tidak
perfusi dehidrasi dan semakin
1
1
This document is available free of charge on studocu
Downloaded by Asep Syarifuddin (asepsyarifuddin99@gmail.com)
2. Tidak ada edema perifer 4. Anjurkan minum obat kekurangan oksigen
3. Kelemahan otot menurun pengontrol tekanan 4. Untuk mencegah
4. Pengisian kapiler darah secara teratur terjadinya penyempitan
membaik pembuluh darah dan
5. Akral teraba hangat membuat pasokan
6. Turgor kulit elastis oksigen makin
7. Tekanan darah normal terhambat
(90/60 - 120/80 mmHg)
3 Defisit Nutrisi b.d Setelah dilakukan tindakan selama Manajemen Nutrisi (I.03119) 1. Agar perawat dapat
ketidakmampuan ... diharapkan masalah defisit SIKI hal.200 mengetahui makanan
mencerna makanan, nutrisi pada pasien dapat teratasi 1. Identifikasi alergi dan apa yang cocok untuk
ketidakmampuan dengan kriteria hasil : intoleransi makanan pasien
mengabsorbsi nutrien Status Nutrisi (L.03030) SLKI 2. Berikan makanan 2. Untuk mencegah
hal.123 tinggi serat terjadinya konstipasi
1. Porsi makan yang 3. Identifikasi kebutuhan 3. Untuk mengetahui
dihabiskan membaik kalori dan jenis nutrien berapa banyak kalori
2. Klien tidak sariawan 4. Monitor asupan yang dibutuhkan untuk
3. Berat badan membaik makanan pasien
4. Bising usus normal (5-30 4. Agar perawat dapat
x/menit) mengetahui apakah
pasien memiliki
perkembangan selama
4 Intoleransi Aktifitas Setelah dilakukan tindakan selama Manajemen Energi (I.05178) perawatan
1. Agar pasien dapat
b.d ketidakseimbagan ... diharapkan masalah intoleransi SIKI hal.176 memulihkan kondisinya
suplai & kebutuhan aktivitas pada pasien dapat 1. Sediakan lingkungan terlebih dahulu
O2, kelemahan teratasi dengan kriteria hasil : nyaman dan rendah 2. Agar otot pasien tidak
Toleransi Aktivitas (L.05047) stimulus kaku dan meningkatkan
SLKI hal.151 2. Lakukan latihan kerja otot,

1
2

Downloaded by Asep Syarifuddin (asepsyarifuddin99@gmail.com)


1. Klien tidak merasakan rentang gerak pasif menghilangkan
sesak napas saat aktivitas dan/atau aktif kesemutan yang
maupun setelah aktivitas 3. Anjurkan melakukan dirasakan pasien, dan
2. Perasaan lemah menurun aktivitas secara mencegah terjadinya
3. Frekuensi nadi normal bertahap cedera lebih lanjut
(60-100 x/menit) 3. Agar pasien tidak kaget
4. Warna kulit normal dan mencegah
5. Tekanan darah normal terjadinya cedera pada
6. Saturasi oksigen normal otot pasien
7. Frekuensi napas normal

2.4 Implementasi Keperawatan

Hari/Tanggal No.Dx Jam Tindakan Keperawatan Evaluasi Hasil


Minggu, 25 1,2,3,4 07.30 Memonitor TTV pasien TD : 140/90 mmHg
Desember RR: 23 x/menit
2022 N: 110 x/menit
SpO2: 97%
Pola napas pasien dangkal dan cepat, tidak ada
suara napas tambahan
1 07.35 Memposisikan pasien semi fowler Pasien merasa nyaman setelah berada di posisi
semi fowler.
2 07.40 Memeriksa sirkulasi perifer pasien Tidak ada edema, warna kulit normal
CRT : 1 detik
15

Downloaded by Asep Syarifuddin (asepsyarifuddin99@gmail.com)


Suhu : 36,6 celcius
4 09.00 Menyediakan lingkungan nyaman dan Pasien mengatakan merasa nyaman setelah
rendah stimulus perawat membatasi pengunjung dan mengatur
suasana di lingkungan pasien
3 10.00 Mengidentifikasi alergi dan intoleransi Pasien mengatakan tidak memiliki alergi ataupun
makanan pasien intoleransi pada makanan
3 10.30 Memberikan pasien makanan tinggi Pasien menerima makanan yang diberikan dan
serat mengatakan akan memakannya setelah tidur
sebentar
1,2,3,4 13.00 Memonitor TTV Pasien TD : 120/80 mmHg
RR: 20 x/menit
N: 98 x/menit
SpO2: 99%
Pola napas pasien dalam dan lambat, tidak ada
suara napas tambahan
3 13.05 Memonitor asupan makanan pasien Pasien mengatakan sudah menghabiskan 1 porsi
makanan yang telah diberikan

1
6

Downloaded by Asep Syarifuddin (asepsyarifuddin99@gmail.com)


2.5 Evaluasi

Diagnosa Keperawatan Evaluasi


S: Klien mengatakan sesak napas menghilang O:
Pola Napas Tidak Efektif b.d - Tidak terlihat adanya otot bantu
Depresi pusat pernapasan
pernapasan
- Tidak ada pernafasan cuping hidung
- RR: 12-20x/menit
A: Masalah Pola Napas Tidak Efektif Teratasi
P: Intervensi dihentikan

S: Klien mengatakan tidak merasakan nyeri pada


Perfusi Perifer Tidak Efektif b.d bagian ekstremitasnya dan tidak merasakan
penurunan konsentrasi kesemutan lagi
hemoglobin, penurunan aliran
arteri dan/atau vena O:
- Warna kulit normal
- Edema perifer menghilang
- CRT : <2 detik
- Akral teraba hangat
- Turgor kulit elastis
- TD : 90/60 - 120/80 mmHg
A: Masalah Perfusi Perifer Tidak Efektif Teratasi
P: Intervensi dihentikan
5: Klien mengatakan sudah mau makan 3x/hari
Defisit Nutrisi b.d dan habis 1 porsi makanan setiap makan
ketidakmampuan mencerna O:
makanan, ketidakmampuan
mengabsorbsi nutrien - Sariawan menghilang
- Bising usus : 5-30x/menit
- Membran mukosa normal
A: Masalah Defisit Nutrisi Teratasi
P: Intervensi dihentikan
S: Klien mengatakan tidak merasakan sesak napas
Intoleransi Aktifitas b.d saat aktivitas maupun setelah aktivitas dan dapat
ketidakseimbagan suplai & beraktivitas seperti biasa
kebutuhan O2, kelemahan
O:
- N : 60-100 x/menit
- Warna kulit normal
- TD : 90/60 - 120/80 mmHg
- SpO2 : 95-100%
- RR : 12-20 x/menit
A: Masalah Konstipasi Teratasi
P: Intervensi dihentikan

17

Downloaded by Asep Syarifuddin


DAFTAR REFERENSI

Karmila, M. (2019). Anemia. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689-
1699.

SAPUTRA, A. (2018). ASUHAN KEPERAWATANPADA Ny.Y DENGAN ANEMIA DI


RUANG RAWAT INAP AMBUN SURI LANTAI III. In Bitkom Research (Vol. 63,
Issue 2).
http://forschungsunion.de/pdf/industrie_4_0_umsetzungsempfehlungen.pdf
%0Ahttps://www.dfki.de/fileadmin/user_upload/import/9744_171012-KI-Gipfelpapier-

online.pdf%0Ahttps://www.bitkom.org/ sites/default/files/ pdf/Presse/Anhaenge-an-PIs/


2018/180607 -Bitkom

Universitas Muhammadiyah Banjarmasin. (2018). Landasan Teori Anemia. 12-42.

Downloaded by Asep Syarifuddin

Anda mungkin juga menyukai