Anda di halaman 1dari 43

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK An. S DENGAN DEMAM


BERDARAH DENGUS (DBD) DIRUANG ARAFAH RSU ALIYAH 2

Studi Kasus Ini Di Ajukan Memenuhi Tugas Dari Mata Kuliah


Keperawatan Anak Semester IV

OLEH:

NURUL ZEIKA HAIRUNNISA

P00320018078

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK


KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Alah Swt. Yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya-Nya sehingga penulis dapat meyelesaikan tugas dengan judul “asuhan
keperawatan pada pasien anak dengan DBD” dalam waktu yang telah ditentukan.
Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW yang telah
membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang. Dengan
adanya penulisan makalah ini semoga dapat membantu dalam pembelajaran kita dan
bisa menyelesaikan masalah-masalah, yang khususnya dalam ruang lingkup ilmu
keperawatan.
Penulis menyadari bahwa susunan pembuatan makalah ini belum mencapai
hasil yang sempurna. Oleh karena itu, kritikan dan saran sangat diharapkan yang
bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga makalah ini
dapat membantu pembaca dalam mengupas imajinasi mengenai hal-hal yang masih
belum diungkapkan dalam membahas asuhan keperawatan pada penyakit DBD.

Kendari, april 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................................

BAB I : LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Definisi........................................................................................................................

1.2 Anatomin dan fisiologi................................................................................................

1.3 Etiologi........................................................................................................................

1.4 Patofsiologi..................................................................................................................

1.5 Klasifikasi....................................................................................................................

1.6 Manifestasi klinik........................................................................................................

1.7 Pengobatan dan pencegahan........................................................................................

1.8 Komplikasi..................................................................................................................

1.9 Pemeriksaan penunjang...............................................................................................

1.10 penatalaksanaan.........................................................................................................

1.1 1 patoflow Demam Berdarah dengue..........................................................................

BAB II :TINJAUN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DBD

2.1 Pengkajian...................................................................................................................

2.2 klasifikasi data.............................................................................................................

2.3 Analisa Data................................................................................................................

2.4 Diagnosa keperawatan ................................................................................................

2.5 Intervensi Keperawatan ..............................................................................................

2.6 . Implementasi dan Implementasi................................................................................


BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................

3.2 Saran .............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Definisi Demam Berdarah

Demam berdarah Dengue adalah Infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus
(arthropadborn Virus) dan di tularkan melalui gigitan nyamuk Aides (Aides albipices
dan Aedes Aegypti).
Demam berdarah dengue adalah penyakit yang diesebabkan oleh virus dengue
sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui
gigitan nyamuk aedes aegypti (betina), terutama menyerengan anak, remaja, dan
dewasa dan seringkali menyebabkan kematian bagi penderita.
Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang teradapat pada anak-
anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang disertai
leucopenia, dengan atau tanpa tanda ruam dan limfadenopati.

1.2 Anatomi dan Fisiologi


Anatomi dan fisiologi yang berhubungan dengan penyakit DHF adalah system
sirkulasi. System sirkulasi adalah sarana untuk menyalurkan makanan dan oksigen
dari traktus distivus dari paru-paru ke sela-sela tubuh. Selain itu, system sirkulasi
merupakan sarana untuk membuang sisa-sisa metabolism dari sel- sel ginjal, paru-
paru dan kulit yang merupakan tempat ekskresi pembuluh darah, dan darah.
1. Jantung.
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung merupakan
jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan
otot serat lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu diluar
kemauan kita.
Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal
jantung) dan disebut juga basis kordis. Disebelah bawah agak runcing yang disebut
apeks cordis. Letak jantung didalam rongga dada sebelah depan, sebelah kiri
bawah dari pertengahan rongga dada, diatas diagfragma dan pangkalnya terdapat
dibelakang kiri antara kosa V dan VI dua jari dibawah papilla mamae. Pada tempat
ini teraba adanya denyut jantung yang disebut iktus kordis. Ukurannya lebih
kurang sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram.
2. Pembuluh Darah
Pembuluh darah ada 3 yaitu :
a. arteri
Arteri merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa
darah keseluru bagian dan alat tubuh. Pembuluh darah arteri yang paling besar
yang keluar dari ventrikel sinistra disebut aorta. Arteri ini mempunyai dinding
yang kuat dan tebal tetapi sifatnya elastic dan terdiri dari 3 lapisan.
Arteri yang paling besar didalam tubuh yaitu aorta dan arteri pulmonalis, garis
tengahnya kira-kira 1-3 cm. arteri ini mempunyai cabang-cabang keseluruhan
tubuh yang disebut arteriola yang akhirnya akan menjadi pembuluh darah
rambut (kapiler). Arteri mendapat darah dari darah yang mengalir didalamnya
tetapi hanya untuk tunika intima. Sedangkan untuk lapisan lainnya mendapat
darah dari pembuluh darah yang disebut vasa vasorum.
b. Vena
Vena (pembuluh darah balik) merupakan pembuluh darah yang membawa
darah dari bagian/alat-alat tubuh masuk ke dalam jantung. Tentang bentuk
susunan dan juga pernafasan pembuluh darah yang menguasai vena sama
dengan pada arteri. Katup-katup pada vena kebanyakan terdiri dari dua
kelompok yang gunanya untuk mencegah darah agar tidak kembali lagi. Vena-
vena yang ukurannya besar diantaranya vena kava dan vena pulmonalis. Vena
ini juga mempunyai cabang tang lebih kecil yang disebut venolus yang
selanjutnya menjadi kapiler.
c. Kapiler
Kapiler (pembuluh darah rambut) merupakan pembuluh darah yang sangat
halus. Diameternya kira-kira 0,008 mm. Dindingnya terdiri dari suatu lapisan
endotel. Bagian tubuh yang tidak terdapat kapiler yaitu; rambut, kuku, dan
tulang rawan. Pembuluh darah rambut/kapiler pada umumnya meliputi sel-sel
jaringan. Oleh karen itu dindingnya sangat tipis maka plasma dan zat makanan
mudah merembes ke cairan jaringan antar sel.
3. Darah
Darah adalah jaringan cair dan terdiri dari dua bagian: bagian cair disebut plasma
dan bagian padat disebut sel darah. Warna merah pada darah keadaannya tidak
tetap bergantung pada banyaknya oksigen dan karbon dioksida didalamnya. Darah
yang banyak mengandung karbon dioksida warnanya merah tua. Adanya oksigen
dalam darah diambil dengan jalan bernafas dan zat ini sangat berguna pada
peristiwa pembakaran/metabolisme didalam tubuh. Pada tubuh yang sehat atau
orang dewasa terdapat darah seanyak kira-kira 1/3 dari berat badan atau kira-kira 4
sampai 5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama,
bergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung atau pembuluh darah.
Fungsi darah: 1. Sebagai alat pengangkut
2. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan
racun dalam tubuh dengan perantaraan leukosit dan
antibody/zat-zat antiracun.
3. Mengatur panas keselurh tubuh.
Adapun proses pembentukan sel dara terdapat tiga tempat yaitu: sumsung tulang,
hepar, dan limpa.

1.3 Etiologi

Penyebab penyakit dengue hemoragic fever (DHF) atau demam berdarah


adalah virus dengue. Virus ini tergolong dalam family/suku/grup flaviviridae yang
dikenal ada 4 serotipe, dengue 1, dengue 2, dengue 3, dengue 4, yang ditularkan
melalui vector nyamuk aedes aegypti. Infeksi dengan salah satu serotype akan
menimbulkan antibody seumur hidup terhadap serotype bersangkutan. Tetapi tidak
ada perlindungan terhadap serotype lain.

1.4 Patofisiologi

Virus akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti
pertama-tama terjadi veremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit
kepala, mual nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah
pada kulit (petekie), hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti
pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati, dan pembesaran limpa.
Akibat lain dari virus dengue dalam peredaran darah akan menyebabkan
depresi sumsum tulang sehingga akan terjadi trombositopenia yang berlanjut akan
menyebabkan pendarahan kaena gangguan trombosit dan kelainan koagulasi dan
sampai pada pendarahan kelenjar adrenalin .
Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningkatnya permeabilitas
dinding pembuluh darah, menurunya volume plasma. Terjadinya hipotensi,
trombositopenia dan diathasis hemorahagic renjatan pasti terjadi secara akut. Adanya
kebocoran plasma ke darah ekstra vaskuler dibuktikan dengan ditemukan cairan yang
tertimbun dalam rongga serosa yaitu rongga peritoneum, pleura dan pericardium yang
pada otopsi tenyata melebihi cairan yang diberikan melalui infuse.
Jika renjatan atau syok, hipovelmik berlangsung lama akan timbul anoreksia
jaringan metabolic dan kematian apabila tidak segera diatasi dengan baik.

1.5 Klasifikasi

Mengingat derajat beratnya penyakit bervariasi dan sangat erat kaitannya


dengan pengelolarhan dan prognosis, (WHO) membagi DBD dalam 4 derajat, yaiu:
1. derajat 1
Demam mendadak 2-7 hari disertai gejala tidak khas, dan satu-satunya
manifestasi pendarahan adaalh tes toniquet positif.
2. Derajat 2
Derajat 1 dan disertai pendarahan spontan pada kulit atau pendarahan lain.
3. Derajat 3
Ditemukan kegagalan sirkulasi ringan yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan
darah rendah, gelisa, sianosis mulut, hidung dan ujung jari.
4. Derajat 4
Syok hebat dengan tekanan darah atau nadi tidak terdeteksi.

1.6 Manifestasi klinik

Kasus DHF ditandai oleh manifestasi klinik, yaitu: demam tinggi dan
mendadak yang dapat mencapai 400C atau lebih dan terkadang disertai dengan kejang,
demam, sakit kepala,anoreksia, mual muntah, epigastrik, discomfort, nyeri perut
kanan atas atau seluruh bagian perut dan pendarahan, terutama pendarahan kulit,
walaupun hanya berupa uji tourniquet positif. Selain itu, pendarahan kulit dapat
terwujud memar atau juga berupa pendarahan spontan mulai dari petekie pada
ektremitas, tubuh, dan muka, sampai epistaksis dan pendarahan gusi. Sementara
pendarahan gastrointestinal masih lebih jarang terjadi dan biasanya hanya terjadi pada
kasus dengan syok yang berkepanjangan atau setelah syok yang tidak dapat teratasi.
Pendarahan lain seperti pendarahan sub konjungtiva terkadang juga ditemukan. Pada
masa konvalisen seringkali ditemukan eritema pada telapak kaki dan hepatomegali.
Hepatomegali biasanya dapat diraba pada permukaan penyakit dan pembesaran hati
ini tidak sejajar dengan beratnya penyakit. Nyeri tekan seringkali ditemukan tanpa
ikters maupun kegagalan pendarahan.

1.7 Pengobatan dan Pencegahan

Prinsip pencegahan yang tepat dalam pencegahan demam berdarah ialah


sebagai berikut :

a. Memanfaatkan perubahan keadaan nyamuk akibat pengaruh alamiah dengan


melaksanakan pemberantasan vector pada saat sedikit terdapatnya kasus DHF
b. Memutuskan lingkaran penularan dengan menahan kepadatan vector pada
tingkat sangat rendah untuk memberikan kesempatan penderita veremia
sembuh secara spontan
c. Mengusahakan pemberantasan vector dipusat daerah penyebaran.
d. Mengusahakan pemberantasan vector disemua daerah berpotensi penularan
tinggi. Ada 2 macam pemberantasan vector antara lain:
1. Menggunakan insektisida yang lazim digunakan dalam program
pemberantasan penyakit demam berdarah dengue adalah malathion
untuk membunuh nymuk dewasa dan temophos (abate) untuk
membunuh jentik.
2. Tanpa insektisida :
 Menguras bak mandi, tempayan dan tempat penampungan air
minimal 1X seminggu
 Menutup tempat-tempat penampungan air rapat
 Membersihkan halaman rumah dari kaleng bekas, botol pecah,
dan benda lain yang memungkinkan nyamuk bersarang.

Pengobatan demam berdarah ini bila dalam tahap awal sebelum ketempat pelayanan
kesehatan yaitu dengan banyak minum dan juga minum obat penurun panas. Bila
dilakukan ditempat pelayanan kesehatan baik itu di RS atau di Puskesmas yang ada
rawat inapnya biasanya diberikan pengobatan dengan:

1. Pemberian cairan infuse yang dilakukan untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan
juga hemokonsentrasi yang berlebihan
2. Pemberian obat yang sesuai dengan gejala yang dirasakan pasien seperti
antipiretik untuk menurunkan demam (paracetamol)
3. Pemberian garam elektrolit (oralit) bila pasien mengeluh diare
4. Pemberian antibiotic untuk mencegah terjadi infeksi sekunder yang bisa
ditimbulkan oleh demam berdarah
5. Pemberian transfuse trombosit sesuai indikasi bila kadar trombositnya menurun
6. Bedrest total selama perawatan dan fase demam berdarah.
1.8 Komplikasi

Dalam penyakit DHF atau emam berdarah jika tidak segera ditangani akan
menimbulkan komplikasi adalah sebagai berikut :

1. Pendarahan
2. Kegagalan sirkulasi
3. Hepatomegali
4. Efusi pleura
1.9 Pemeriksaan penunjang

1. Darah

a. Trombosit menurun
b. HB meningkat lebih 20%
c. HT meningkat lebih 20%
d. Leukosit menurun pada hari ke-2 dan ke-3
e. Protein dalam darah rendah
f. Ureum PH bisa meningkat
g. NA dan CL rendah

2. Serologi : HI (Hemaglutination Inhibition Test)

a. Rontgen thorax : efusi ureum


b. Uji tes tuoniket (+)
1.10 Penatalaksanaan
a. Tirah baring
b. Pemberian makanan lunak
c. Minum banyak (2-2,5 liter/24 jam)
d. Pemberian cairan melalui infuse
e. Pemberian obat-obtan; antibiotic, antipiretik
f. Antikonulsi jika terjadi kejang
g. Monitor TTV
h. Monitor adanya tanda-tanda renjatan
i. Monitor tanda-tanda pendarahan lanjut
j. Periksa HB, HT, dan trombosit setiap hari
1.11 Patoflow Demam Berdarah Dengue

Etiologi
Nyamuk Aedes Aegypti
dengan virus dengue

Mengigit manusia

Virus Dengue masuk dalam


aliran darah

Terjadi veremia

Suhu
Nyeri Hepatomegali Depresi sumsum
meningkat
otot tulang

Hipertermi
malaise Trombosit
menurun
Keringat Anoreksia
berlebihan Gangguan rasa Trombositopenia
nyaman
Mual, Kekurangan
Dehidrasi muntah volume cairan Pendarahan
tubuh

Defisit Perubahan Hipovolemia


volume nutrisi kurang
cairan dan dari kebutuhan
Resiko syok
tubuh

Syok
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANAK DENGAN DBD

(SESUAI SDKI,SLKI,SIKI.)
2.1 Pengkajian
1. Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama / Nama Panggilan :An. S
2. Tempat tgl lahir / usia : konawe ,26 maret 2015
3. Jenis kelamin :.perempuan
4. A g a m a :.islam
5. Pendidikan : pelajar
6. Alamat :.konawe
7. Tgl masuk : 4 april 2020
8. Tgl pengkajian : 4 april 2020
9. Diagnosa medik :.DBD
B. Identitas orang tua / wali
1. Ayah / wali
a. N a m a : Tn.. H.
b. U s i a : 40 tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan/sumber penghasilan: petanin
e. A g a m a : islam
f. Alamat :.konawe
2. Ibu
a. N a m a : Ny. T
b. U s i a : 38 tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan/sumber penghasilan: ibu rumah tangga
e. A g a m a : islam
f. Alamat : konawe
C. Identitas Saudara Kandung

NO NAMA USIA HUBUNGAN STATUS


KESEHATAN
1. An, f 19 thun Kakak kandung Sehat
2. An, M 12 tahun Kakak kandung Sehat

Riwayat Kesehatan

A. Riwayat Kesehata utama


Keluhan utama :ibu mengatan klien mengeluh demam, sakit kepala, mual, muntah,
dan tidak nafsu makan
B. Riwayat Keluhan sekarang :

Keluhan Pada Saat Pengkajian : jumat pagi panas, dibawa ke puskesmas dapat
paracetamol. Panas turun. Sabtu malam anak tiba-tiba muntah-muntah air, makan
tidak mau, minum masih mau. sabtu jam 03 pagi keluhan pusing, susah BAB, dibawa
ke UGD.
C. Riwayat Kesehatan Lalu (Khusus untuk anak usia 0-5 tahun)
1. Prenatal care
a. Keluhan selama hamil yang dirasakan oleh ibu
b. Imunisasi TT : Ya/Tidak *)
2. Natal
a. Jenis persalinan : persalinan normal
b. Penolong persalinan : bidan
3. Komplikasi yang dialami oleh ibu pada saat melahirkan dan setelah melahirkan :
tidak ada komplikasi selama persalinan ataupun setelah persalinann
4. Post natal
a. Kondisi bayi : BB 2,2 kg, PB 40 cm APGAR 10
b. Anak pada saat lahir tidak mengalami : tidak ada
(Untuk semua usia)
 Klien pernah mengalami penyakit :
pada usia : demam setelah imunisasi
diberikan obat oleh : bidan
 Riwayat kecelakaan : tidak ada

D. Riwayat Kesehatan Keluarga

Genogram

Keterangan: = Klien
S
= Perempuan
= Laki-laki
= Tinggal bersama

IV. Riwayat Immunisasi (Immunisasi lengkap)

NO Jenis Immunisasi Waktu pemberian Frekuensi Reaksi setelah


pemberiaan
1. BCG Umur 6 bln sekali 0,5 cc Panas

2. DPT (I,II,III) Umur 5 bln inter Panas


5 mg
3. Polio (I,II.II.IV) Tidak diketahui 2 tetes Tidak diketahui

4. Campak Tidak diketahui S.c 0,5 cc Panas

5. Hepatitis Tidak diketahui Panas

V. Riwayat Tumbuh Kembang


A. Pertumbuhan fisik

1. Berat badan : 19 kg
2. Tinggi badan : 115 cm
3. Waktu tumbuh gigi : 6 bln gigi seri tengah bawah
tanggal
Jumlah gigi 2 buah

B. Perkembangan tiap tahap


Usia anak saat
1. Berguling : 4 bulan
2. Duduk : 7 bulan
3. Merangkak: 9 bulan
4. Berdiri : 11 tahun
5. Berjalan : 13 tahun
6. Senyum kepada orang lain pertama kali :4 bulan
7. Bicara pertama kali : lupa tahun dengan menyebutkan :
8. Berpakaian tanpa bantuan :lupa

VI. Riwayat Nutrisi

A. Pemberian ASI : iya


B. Pemberian susu formula
1. Alasan pemberian : untuk memunuhi gizi bayi
2. Jumlah Pemberian : setiap bayi membutuhkan
3. Cara pemberian :menyusui

Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian
1. 0 – 4 Bulan Asi 4 Bulan

2. 4 – 12 Bulan Asi + bubur lunak 8 Bulan

3. 1 – 3 Tahun Asi + susu Formula 2 Tahun

4. 3 – 6 tahun Susu formula + Nasi+ 3 tahun


Lauk
5. 6 – 9 Tahun Nasi + Lauk + Sayur + 3 Tahun
Susu
6. Saat ini Nasi + Lauk + sayur

VII. Riwayat Psikososial

 Anak tinggal bersama : ibu dan ayahnya serta kakak


 Lingkungan berada di : baik
 Rumah dekat dengan : keluarga
 Kamar klien : baik
 Rumah ada tangga :
 Hubungan antar anggota keluarga : harmonis
 Pengasuh anak : anak diasuh oleh kedua orang tuanya

VIII. Riwayat Spiritual


 Support sistem dalam keluarga : baik
 Kegiatan keagamaan : baik

IX. Aktivitas sehari-hari


A. Nutrisi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Selera makan Klien makan 3 kali Klien mengatakan kurang
sehari nafsu makan hanya
menghabiskan stengah
porsi makanan yang
diberikan dan bila makan
perut akan terasa mual.

B. Cairan

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Jenis minuman Susu , air putih Air putih
2. Frekuensi minum 10 gelas 5 gelas
3. Kebutuhan cairan 2500 1000
4. Cara pemenuhan Minum Minum + cairan infuse

C. Eliminasi (BAB/BAK)

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Tempat Toilet Toilet
pembuangan 1 kali sehari Klien mengatakan sudah
2. Frekuensi (waktu) Baik tidak bab selama dir s
Tidak ada Keras
3. Konsistensi
Tidak ada Sulit bab
4. Kesulitan
5. Obat pencahar
D. istrahat dan tidur

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Jam tidur
- Siang 1- 2 jam Kurang tidur karena
- Malam 7- 8 jam panas yang dirasakan
sering terbangun
2. Pola tidur Baik Tidak baik
3. Kebiasaan sebelum tidur Tidak ada Tidak ada
4. Kesulitan tidur Tidak ada Ada

E. olah raga

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Program olahraga Tidak ada Tidak ada
2. Jenis dan frekuensi Tidak ada Tidak ada
3. Kondisi setelah Tidak ada Tidak ada
olah raga

F. personal hygine

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Mandin
- Cara Mandi sendiri Kompres badan
- Frekuensi 2 kai sehari Selama sakit klien
- Alat mandi tidk perna mandi

2. Cuci rambut
- Frekuensi 3 kali seminggu Selama sakit klien
tidak pernah
- Cara Dengan shampoo keramas
Tidak ada
3. Gunting kuku 1 kali seminggu Selama sakit klien
- Frekuensi tidak pernah potong
kuku
- cara Potong sendiri Tidak ada
4. Gosok gigi
- Frekuensi 2 kali sehari 2 kali sehari
- Cara Dilakukan sendiri Dengan sikat gigi +
dengan odol odol
G. aktivitas/ Mobilitas fisik

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Kegiatan sehari hari Bersekolah + gembira Selama sakit klien
Tidak ada hanya berbaring di
2. Pengaturan jadwal Tidakk ada tempat tidur
harian Tidak ada
3. Penggunaan alat Tidak ada
bantu aktivitas Tidak ada
4. Kesulitan Tidak ada
pergerakan tubuh Klien mersa + tertahan
oleh infuse

H. Rekreasi

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Perasaan saat Senang + gembira Tidak ada
sekolah Pada waktu hari libur Tdk ada
2. Waktu luang Ada(senang) Tidak ada
3. Perasaan setelah
rekreasi Senang Tadak ada
4. Waktu senggang Ada Bermain Tidak ada
klg
5. Kegiatan hari libur

X. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum :.Nampak klien lemah dan gelisah


2. Kesadaran :composmentis
3. Tanda-tanda vital :
a. Tekanan darah : 120/80 mmHg
b. Denyut nadi : 100x / menit
c. Suhu : 38,8OC
d. Pernapasan : 26 x / menit
4. Berat Badan : 19 kg
5. Tinggi Badan :115 cm
6. Kepala
Inpeksi

Keadaan rambut & Hygiene kepala : ( Nampak bersih)

a. Warna rambut : Nampak warna rambut kien hitam


b. Penyebaran : Nampak rambut klien merata
c. Mudah rontok : Nampak rambut klien tidak mudah rontok
d. Kebersihan rambut : rambut klien terlihat bersih
Palpasi
Benjolan : ada / tidak ada : tidak ada benjolan
Nyeri tekan : ada / tidak ada :tidak ada nyeri tekan
Tekstur rambut : kasar/halus :tekstur rambut klien halus
7. Muka
Inpeksi
a. Simetris / tidak :nampak muka simetris antara kanan dan kiri
b. Bentuk wajah :simetris
c. Gerakan abnormal :tidak ada gerakan abnormal
d. Ekspresi wajah :kadang kadang Nampak meringis
Palpasi
Nyeri tekan / tidak : Tidak ada nyeri tekann
Data lain :
8. Mata
Inpeksi
a. Pelbebra : Edema / tidak
Radang / tidak
b. Sclera : Icterus / tidak
c. Conjungtiva : Radang / tidak
Anemis / tidak
d. Pupil :- Isokor / anisokor
-Myosis / midriasis
- Refleks pupil terhadap cahaya :baik
e. Posisi mata :
Simetris / tidak : simetris
f. Gerakan bola mata : simetris kanan dan kiri
g. Penutupan kelopak mata : baik
h. Keadaan bulu mata : baik
i. Keadaan visus : baik
j. Penglihatan : - Kabur / tidak
-Diplopia / tidak
Palpasi
Tekanan bola mata :baik
Data lain :
9. Hidung & Sinus
Inpeksi

a. Posisi hidung : simetris kanan dan kiri


b. Bentuk hidung : simetris
c. Keadaan septum : baik
d. Secret / cairan : tidak adac airan
Data lain :Nampak ttidak ada secret
10. Telinga
Inpeksi

a. Posisi telinga :.simetris kanan dan kiri


b. Ukuran / bentuk telinga : simetris kanan dan kiri
c. Aurikel :
d. Lubang telinga : Bersih / serumen / nanah : tidak ada kelainan
e. Pemakaian alat bantu : tidak ada pemakaian alat bantu
f. Palpasi
Nyeri tekan / tidak ada nyeri tekan
Pemeriksaan uji pendengaran
a. Rinne : normal
b. Weber : normal.
c. Swabach : normal
Pemeriksaan vestibular :
Data lain :
11. Mulut
Inspeksi

a. Gigi
- Keadaan gigi : Nampak keadaan gigi baik
- Karang gigi / karies : Nampak tidak ada gigi karies
- Pemakaian gigi palsu :. Nampak tidak ada gigi palsu
b. Gusi
Merah / radang / tidak : tidak meradang
c. Lidah
Kotor / tidak : lidah tidak kotor
d. Bibir
- Clanosis / pucat / tidak :.nampak bibir klien Pucat
- Basah / kering / pecah : nampak bibir klien kering
- Mulut berbau / tidak : mulut klien tidsk berbau
- Kemampuan bicara : Nampak klen berbicara dengan baik

Data lain

12. Tenggorokan
a. Warna mukosa : normal
b. Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
c. Nyeri menelan : Tidak ada nyeri menelan
13. Leher
Inpeksi
Kelenjar thyroid : Membesar / tidak
Palpasi
a. Kelenjar thyroid : teraba / tidak
b. Kaku kuduk / tidak : tidak
c. Kelenjar limfe : membesar atau tidak
Data lain
14. Thorax dan pernapasan
a. Bentuk dada : simetris (barrel chest)
b. Irama pernafasan : irama pernafasan tidak teratur
c. Pengembangan di waktu bernapas: hipoventilasi
d. Tipe pernapasan :dispnea
Data lain :

Palpasi
a. Vokal fremitus : simetris
b. Massa / nyeri :tidak ada nyeri tekan
Auskultasi
a. Suara nafas
Bronchovesikuler : Vesikular / Bronchial
b. Suara tambahan : Ronchi / wheezing / Rales
Perkusi
Redup / pekak / hypersonor / tympani
Data lain :
15. Jantung
Palpasi
Ictus cordis : iktus kortis tidak terlihat
Perkusi
Pembesaran jantung : tidak ada
Auskultasi
a. BJ I : lub
b. BJ II :dup
c. BJ III :
d. Bunyi jantung tambahan :tidak ada bunyi jantug tambahan
Data lain :
16. Abdomen
Inspeksi
a. Membuncit : tidak ada
b. Ada luka / tidak : tidak ada
Palpasi
a. Hepar : normal
b. Lien : normal
c. Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
Auskultasi
Peristaltik :
Perkusi
a. Tympani : tidak terdapat bunyi tympani pada abdomen
b. Redup : tidak terdapat bunyi redup pada abdomen
klien..
Data lain :
17. Genitalia dan Anus : baik
18. Ekstremitas
Ekstremitas atas
a. Motorik
- Pergerakan kanan / kiri : normal (simmetris kanan dan kiri)
- Pergerakan abnormal : tidak ada kelainan
- Kekuatan otot kanan / kiri : normal
- Tonus otot kanan / kiri : normal
- Koordinasi gerak : menurun
b. Refleks
- Biceps kanan / kiri : ada respon
- Triceps kanan / kiri : ada respon
c. Sensori
- Nyeri : ada respon
- Rangsang suhu : ada respon
- Rasa raba : ada respon

Ekstremitas bawah

a. Motorik
- Gaya berjalan : berjalan dengan baik
- Kekuatan kanan / kiri : normal
- Tonus otot kanan / kiri : normal
b. Refleks
- KPR kanan / kiri : normal
- APR kanan / kiri : normal
- Babinsky kanan / kiri : ada
c. Sensori
- Nyeri :.ada respon
- Rangsang suhu :.ada respon
- Rasa raba : ada respon
Data lain :

19. Status Neurologi.


Saraf - saraf cranial
a. Nervus I (Olfactorius) : Penghidung :..berfungsui dengan baik, klien mampu
mencium bau jeruk
b. Nervus II (Opticus) : Penglihatan :Klien mampu melihat dan membaca dengan
baik
c. Nervus III,IV,VI (Oculomotorius, Trochlearis, Abducens)
- Konstriksi pupil : normal
- Gerakan kelopak mata : normal
- Pergerakan bola mata : normal
- Pergerakan mata ke bawah & dalam : normal
d. Nervus V (Trigeminus)
- Sensibilitas / sensori : tidak ada gangguan
- Refleks dagu : tidak ada gangguan
- Refleks cornea : baik (tidak ada gangguan)
e. Nervus VII (Facialis)
- Gerakan mimik :tidak terganggu
- Pengecapan 2 / 3lidah bagian depan : ada, tidak terganggu
f. Nervus VIII (Acuticus)
Fungsi pendengaran : klien dapat mendengar dengan baik
g. Nervus IX dan X (Glosopharigeus dan Vagus)
- Refleks menelan :.ada
- Refleks muntah : ada
- Pengecapan 1/3 lidah bagian belakang : ada
- Suara : ada

h.Nervus XI (Assesorius)

- Memalingkan kepala kiri dan ke kanan : ada

- Mengangkat bahu : baik

i. Nervus XII (Hypoglossus)

- Deviasi lidah : baik

Tanda-tanda perangsangan selaput otak

a. Kaku kuduk :.tidak ada


b. Kering Sign : tidak ada
c. Refleks Brudzinski : tidak ada
d. Refleks Lasegu : tidak ada
Data lain :.

XI. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan ( 0 – 6 Tahun )


Dengan menggunakan DDST
1. Motorik Kasar
2. Motorik halus
3. Bahasa
4. Personal social

XII. Test Diagnostik (Laboratorium, Foto Rotgen, CT Scan, MRI, EEG, ECG)

Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik

Tanggal : 4 april 2020 No Reg :


No medrec : 0-42-47-12 Kelomok pasien : Umum
Nama Pasien : An. S Doker Pengirim :Resident
Jenis Kelamin : perempuan Dokter penanggung jawab :
Umur : 6 tahun
Tgl Lahir : 26 maret 2015 Jam pemeriksa: 12.50 WITA
Alamat : konawe
Poliklinik : RSU aliyah 2

Pemeriksaan Hasil Normal Satuan

Kimia Klinik
GDS 67 70-140 Mg/dl
Ureum 20 10-50 Mg/dl
Creatinin 0.78 0.7-1.3 Mg/dl
SGOT 15 0-37 U/L
SGPT 12 0-42 U/L
Natrium 144 135-155 Mmol/L
Kalium 3.7 5.5-3.6 Mmol/L
Chlorida 105 108-95 Mmol/L

Serologi
1
Salmonela Typhi H /80 Negatif
1
Salmonela Typhi H /80 Negatif
1
Salmonela parayphi AH /80 Negatif
1
Salmonela paratyphi BH /80 Negatif
1
Salmonela paratyphi CH /80 Negatif
1
Salmonela Typhi O /80 Negatif
1
Salmonela paratyphi AO /80 Negatif
1
Salmonela paratyphi BD /80 Negatif
1
Salmonela paratyphi CD /80 Negatif

Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik

Tanggal : 4 april 2020 No Reg :


No medrec : 0-42-47-12 Kelomok pasien : Umum
Nama Pasien :An . s Doker Pengirim :Resident
Jenis Kelamin : perempuan Dokter penanggung jawab :
Umur : 6 tahun
Tgl Lahir : 26 maret 2015 Jam pemeriksa: 12.50 WITA
Alamat : konawe
Poliklinik : RSUD

Pemeriksaan Hasil Normal Satuan

Hematologi
WBC 52 4-10 Sel/mm3
RBC 4.54 4.5-5.5 Sel/mm3
HGB 12.2 14-18 Gr/dl
HGT 38.2 40-48 Vol %
MCV 84.1 76-96 %
MCH 26.7 27-32 %
MCHC 37.2 32-37
PLT 222 100-450 Sel/mm3
LYM % 30.4 %
MXD % 10.9 %
NEUT % 58.7 %

XIII. Terapi saat ini (ditulis dengan rinci)

1. Infus RL 15 tetes/I (mikro)


2. Persiapan tranfusi darah
3. Infus Tridex 2 TB 16 tetes/i
4. Aspar K 300 mg
5. Enzyplex ½
6. Cefxon 800 mg/12 jam
2.2 Klasifikasi Data

Ds :
 Ibu klien mengatan klien demam sejak 4 hari lalu , sakit kepala.
 mengatakan klien sering bangun tengah malam Karena panas yg di rasakan
 Ibu klien mengatakan klien tidak nafsu makan.
 Ibu klien mengatakan klien mual dan muntah
 Ibu klien mengatakan klien tidak nafsu makann
 Klien sering merasa haus
 Klien minum kurang lebih 5 gelas perhari
Do :
 Nampak badan klien teraba panas
 Nampak terdapat bintik merah di kulit
 Nampak klien rewel
 Nampak klien gelisah
 Nampak klien lemah
 Nampak membran mukosa pucat
 Nampak klien sulit menguyah
 Nampak klien berkeringat
 Nampak turgor tidak elastic
 Nampak bercak merah dikulit
 TTV. TD: 120/80 mmhg
R : 20x/menit
N : 72x/menit
S : 38.80C

2.3 Analisa Data


Nama Pasien : An. S
Umur : 6 Tahun

No Data Etiologi Masalah


1. Ds: Nyamuk aedes aegyti yang Hipertermi b.d proses
 Ibu klien memiliki virus dengue penyakit
mengatakan klien
mengeluh demam Mengigit manusia
sejak 4 hari yang
lalu. Virus dengue masuk dalam
 Ibu klien aliran darah
mengatakan klien
sering bangun
tengah malam Terjadi veremia
Karena panas yg di
rasakan
 Suhu meningkat
Do:
 Badan klien
teraba panas
 Nampak klien
rewel
 Nampak klien
gelisah
TTV. TD: -
R : 20x/menit
N : 100x/menit
S : 38.80C

2. Ds: Nyamuk aedes aegyti yang Deficit nutrisi b.d


 ibu klien memiliki virus dengue ketidakmampuan
mengatakan mencerana makanan
anaknya merasa Mengigit manusia
mual, dan muntah
 ibu klien Virus dengue masuk dalam
mengatakan aliran darah
anaknya kurang
nafsu makan Terjadi veremia
 Ibu klien
mengatakan klien Suhu meningkat
makan 3 sedok
Do:
 Klien nampakt Hipertermia
lemah
 Nampak membran Anoreksia
mukosa pucat
 Nampak klien sulit
menguyah. Mual, muntah
 TTV. TD: -
R :
20x/menit
N :
72x/menit
S : 38.80C

3. Ds: Nyamuk aedes aegyti yang hipovolemia b.d.


 Klien sering memiliki virus dengue kehilangan cairan secara
merasa haus aktif.
 Klien minum
kurang lebih 1 Mengigit manusia
botol perhari
Do :
Virus dengue masuk dalam
 Nampak klien
berkeringat aliran darah
 Nampak turgor
kulit jelek kebocoran plasma
 TTV. TD: -
(hemokonsentras)
R :
20x/menit
pendarahan
N :
72x/menit
hipovolemik
S : 38.80C

defisif volume cairan

2.4 Diagnosa keperawatan


1. Hipertermi b.d proses penyakit
2. Deficit nutrisi b.d ketidakmampuan mencerana makanan
3. hipovolemia b.d. kehilangan cairan secara aktif.

2.5 Rencana Tindakan Keperawatan / Intervensi

Nama Pasien : An. S Ruang : arafah No. RM : 02-47-12

Rencana Tindakan Keperawatan


No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
1 Hipertermi b.d proses Setelah dilakukan tindakan Manajemen hipertermia
penyakit keperawatan 2x24 jam  Observasi
maka termoregulasi - Identifikasi penyebab
membaik dengan Kriteria hipertermia (mis,
hasil : dehidtrasi, terpapar
 Suhu tubuh membaik lingkungan panas)
 Menggigil menurun - Monitor suhu

 Kulit merah menurun  Terapeutik

pucat menurun - Sediakan lingkungan


yang dingin
- Basahi dan kipasi
permukaan tubuh
- Berikan cairan oral
- Lakukan pendingin
eksternal ( mis,
kompres dingin pada
dahi, leher, dada,
abdomen aksila.)
- Hindari pemberian
antiperrtik atau aspirin
 Edukasi
- Anjurkan tirah baring
 Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu

Diagnose Tujuan dan Kriteria Intervensi keperawatan


No
Hasil
2 Deficit nutrisi b.d setelah dilakukan  Manajemen nutrisi
ketidakmampuan intervensi keperawatan  Observasi
mencerana makanan selama ...x24 jam maka - Identifikasi status
status nutrisi membaik nutrisi
dengan kriteria hasi: - Identifikasi makanan
 Porsi makanan yang yang disukai
di habiskan - Identifikasi kebutuhan
meningkat kalori dan jenis nutrien
 Kekuatan otot - Monitor asupan
mengunyah makanan
meningkat - Monitor berat badan
 Kekuatan otot  Terapeutik
menelan membaik - Lakukan oral hygiene
 Nyeri abdomen sebelum makan
menurun - Sajikan makanan secara

 Sariawan menurun menarik dan suhu yang

 Berat badan membaik sesuai


- Berikan makanan tinggi
 Frekuensi makan
serat untuk mencegah
membaik
konstipasi
 Nafsu makan
 Edukasi
membaik
- Anjurkan posisi duduk
jika mampu
- Ajarkan diet yang di
programkan
 Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan

Tujuan dan Kriteria


No Diagnos Intervensi keperawatan
Hasil
3 hipovolemia b.d. Setelahdilakukanintervensi Manajemen hivopolemia
kehilangan cairan keperawatan selama ...x24  Tindakan
secara aktif. jam maka status cairan  Observasi
membaik dengan kriteria - Periksa tanda dan gejala
hasi: hipovolemia
 Turgor kulit membaik - Monitor intake dan
 Keluhan haus menurun output cairan
 Terapeutik
 Intake cairan membaik - Berikan asupan cairan
 Suhu tubuh membaik oral

 Perasaan lemah  Edukasi

menurun - Anjurkan

 Frekuensi nadi memperbanyak

membaik asupan cairan oral

 Tekanan darah  Kolaborasi

membaik - Koaborasi pemberian


cairan IV isotonik
 Tekanan nadi
- Kolaborasi Pemberian
membaik
Hipotonis

2.6 Implementasi Dan Evaluasi

Nama Pasien : An. S Ruang : ruang arafah No. RM : 02-47-12

Hari/Tanggal Diagnosa
Waktu Implementasi Evaluasi
Keperawatan
04-04-2020 1. Hipertermi b.d - Memantau TTV: TD: S:ibu Klien
120
08.00 proses penyakit /80 mmhg mengatakan
R : 20x/menit kliensuhu
N : 72x/menit badannya
S : 36.80C masih panas
- mengidentifikasi O: Suhu badan
11.00 penyebab hipertermia kluen masih
(mis, dehidtrasi, teraba panas
terpapar lingkungan dan Nampak
panas) gelisah
11.05 - Memonitor suhu A: Masalah
- melakukan pendingin belum teratasi
eksternal ( mis, P:intervensi di
kompres dingin pada lanjutkan
11.20 dahi, leher, dada,
abdomen aksila.)
- menganjurkan tirah
baring
12.10 - mengkolaborasi
pemberian cairan dan
elektrolit intravena,
jika perlu

08.00 2. Deficit nutrisi - Memantau TTV: TD: - S:ibu Klien


b.d R : 20x/menit mengatakan
ketidakmampuan N : 72x/menit klien masih
mencerana S : 36.80C merasa mual
makanan - mengidentifikasi status O: klien
nutrisi menghabiskan
08.30 - Mengidentifikasi sebagian
makanan yang disukai makan yang
- Mengidentifikasi diberikan
kebutuhan kalori dan A: Masalah
jenis nutrien belum teratasi
09.00 - Memonitor asupan P: intervensi
makanan dilanjutkan
- Memonitor berat badan
- Menyajikan makanan
secara menarik dan
suhu yang sesuai
- Memberikan makanan
12.10 tinggi serat untuk
mencegah konstipasi

08.15 3. hipovolemia - Memriksa tanda dan S : ibu klien


b.d. kehilangan gejala hipovolemia mengatakan klien
cairan secara - Memonitor intake sering mual dan
08.20 aktif. Memberikan asupan muntah
cairan oral O : Nampak kulit
10.00 - Menganjurkan tidak elastic, dan
memperbanyak perdarahan
asupan cairan oral Nampak
12.10 - Mengkolaborasi pendarahn dikulit
pemberian cairan IV A: Masalah
isotonik belum teratasi
- Mengkolaborasi P: Intervensi
Pemberian Hipotonis dilanjutkan

05-04-2020 1. Hipertermi b.d - Memantau TTV: TD: S: ibu Klien


120
11.00 proses penyakit /80 mmhg mengatakan
R : 20x/menit klien suhu
N : 72x/menit badan mulai
S : 36.80C turun
- mengidentifikasi O: Suhu badan
penyebab hipertermia klien teraba
12.00 (mis, dehidtrasi, tidak terlalu
terpapar lingkungan panas
panas) A: Masalah
- Memonitor suhu belum teratasi
- melakukan pendingin P:intervensi di
eksternal ( mis, lanjutkan
kompres dingin pada
dahi, leher, dada,
abdomen aksila.)
- menganjurkan tirah
12.10 baring
- mengkolaborasi
pemberian cairan dan
elektrolit intravena,
jika perlu
08.00 2. Deficit nutrisi - Memantau TTV: TD: - S:ibu Klien
b.d R : 20x/menit mengatakan
ketidakmampuan N : 72x/menit klien masih
mencerana S : 36.80C merasa mual
makanan - mengidentifikasi status O: klien
nutrisi menghabiskan
08.30 - Mengidentifikasi sebagian
makanan yang disukai makan yang
- Mengidentifikasi diberikan
kebutuhan kalori dan A: Masalah
jenis nutrien belum teratasi
- Memonitor asupan P: intervensi
makanan dilanjutkan
- Memonitor berat badan
12.10 - Menyajikan makanan
secara menarik dan
suhu yang sesuai
- Memberikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi

09.00 3. hipovolemia - Memriksa tanda dan S : ibu klien


b.d. kehilangan gejala hipovolemia mengatakan klien
cairan secara - Memonitor intake masih sering
aktif Memberikan asupan mual dan muntah
cairan oral O : turgor kulit
- Menganjurkan tidak elastic dan
12.10 memperbanyak Nampak masih
asupan cairan oral ada pendarahan
- Mengkolaborasi dikulit
pemberian cairan IV A: Masalah
isotonik teratasi
- Mengkolaborasi P: Intervensi di
Pemberian Hipotonis lanjutkan

06-04-2020 1. Hipertermi b.d - Memantau TTV: TD:


11.00 proses penyakit 120
/80 mmhg S;ibu Klien
R : 20x/menit mengatakan klien
N : 72x/menit badan tidak panas
S : 36.80C O: Suhu badan
- mengidentifikasi klien kembali
12.30 penyebab hipertermia normal
(mis, dehidtrasi, A: Masalah
terpapar lingkungan teratasi
panas) P: Intervensi
- Memonitor suhu dihentikan
- melakukan pendingin
eksternal ( mis,
kompres dingin pada
dahi, leher, dada,
abdomen aksila.)
- menganjurkan tirah
20.00 baring
- mengkolaborasi
pemberian cairan dan
elektrolit intravena,
jika perlu

14.00 2. Deficit nutrisi - Memantau TTV: TD: - S:ibu Klien


b.d R : 20x/menit mengatakan klien
ketidakmampuan N : 72x/menit tidak mual dan
mencerana S : 36.80C nafsu makan
makanan - mengidentifikasi status kembali normal
nutrisi O: klien tidak
- Mengidentifikasi terlihat mual dan
makanan yang disukai tampak
- Mengidentifikasi menghabiskan
kebutuhan kalori dan makananya
jenis nutrien A: Masalah
- Memonitor asupan teratasi
makanan P: Intervensi
- Memonitor berat badan dihentikan
- Menyajikan makanan
secara menarik dan
suhu yang sesuai
- Memberikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi

09.00 hipovolemia b.d. - Memriksa tanda dan S : ibu klien


kehilangan gejala hipovolemia mengatakan klien
cairan secara - Memonitor intake tidak mual dan
aktif Memberikan asupan muntah lagi
cairan oral O : turgor kulit
- Menganjurkan elastic dan tidak
memperbanyak ada pendarahan
asupan cairan oral pada kulit lagi
12. 10 - Mengkolaborasi A: Masalah
pemberian cairan IV teratasi
isotonik P: Intervensi di
- Mengkolaborasi lanjutkan
Pemberian Hipotonis
BAB IV
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

DHF / DBD adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti yang betina. (Suriadi : 2001)
Penyebab utama adalah Arbovirus ( Arthropodborn Virus ) melalui gigitan nyamuk
Aedes ( Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty ). Yang vektor utamanya adalah Aedes
aegypti dan Aedes albopictus. Adanya vektor tesebut berhubungan dengan :

1. Kebiasaan masyarakat menampung air bersih untuk keperlauan sehari-hari.


2. Sanitasi lingkungan yang kurang baik.
3. Penyedaiaan air bersih yang langka.

DBD dapat dicegah dengan rutin melakukan 3M,menjaga sanitasi lingkungan


tetap bersih, mengkonsumsi makanan-makanan bergizi.

3.2 SARAN

Menjaga sanitasi lingkungan tetap sehat dan rutin melakukan 3M akan


menghindari kita terjangkit virus DBD.
DAFTAR PUSTAKA

Christantie, Effendy. SKp. Perawatan Pasien DHF. Jakarta, EGC, 1995

Pusponegoro.H.D., dkk, 2004. Standar Pelayanan Medis Kesehatan anak. Edisi I. Ikatan
Dokter Anak Indonesia.

Ralph & Rosenberg, 2003. Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2005-2006,
Philadelphia USA.

Anda mungkin juga menyukai