NIM : P00320018076
2B KEPERAWATAN
TAHUN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN
BAYI BARU LAHIR (BBL)
A. Definisi
Bayi baru lahir (neonatus) normal adalah bayi dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu
dan berat badan lahir 2.500 gr sampai dengan 4.000 gram. Neonatus merupakan masa bayi baru
lahir sampai usia 28 hari. Periode neonatal adalah bulan pertama kehidupan. Selama periode
neonatal bayi mengalami pertumbuhan dan perubahan yang amat manakjubkan (Mary Hamilton,
1995 : 217).
1. Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi mengalami perubahan pada saat bayi dilahirkan. Terdapat dua
perubahan yang harus terjadi untuk mendapatkan sistem sirkulasi yang baik, yaitu
menutupnya foramen ovale pada atrium dan ductus arteriosus antara paru dan aorta.
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem vaskular.
Oksigen menyebabkan sistem vaskular mengubah tekanan dengan cara mengurangi atau
meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.
Terdapat dua peristiwa yang dapat merubah tekanan dalam sistem pembuluh darah,
yaitu:
Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium
kanan menurun, tekanan atrium menurun kerena berkurangnya aliran darah ke atrium
kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan.
Kedua kejadian ini membantu darah dengan sedikit kandungan oksigen mengalir ke paru
untuk menjalani proses oksigenisasi ulang.
Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru dan meningkatkan
tekanan pada atrium kanan. Oksigen pada pernafasan pertama ini menimbulkan relaksasi
dan terbukanya sistem pembuluh darah paru. Peningkatan sirkulasi ke paru
mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan dengan
peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunan pada atrium kiri, foramen ovale
secara fungsional akan menutup.
Frekuensi nadi BBL ±120-160x/menit, kadang mengalami murmur yang akan hilang
pada usia 6 bulan. Tekanan darah bayi bervariasi ± 78/42 mmHg. Menangis menyebabkan
peningkatan tekanan sistolik. Volume darah ± 80-110 cc/kg/BB, menjadi 2x lipat pada akhir
tahun pertama.
Perubahan yang terjadi pada sistem peredaran darah (sistem sirkulasi) antara lain:
Struktur Sebelum Lahir Setelah Lahir
Vena umbilikus Membawa darah dari arteri ke Menutup, menjadi ligamentum
hati dan jantung teres hepatis
Arteri umbilikalis Membawa darah arteri venosa Menutup, menjadi ligamentum
ke placenta vesikale pada dinding abdominal
anterior
Duktus venosus Pirau darah a. ke v. kava inferior Menutup, menjadi ligamentum
venosum
Duktus arteriosus Pirau darah a.dan sebagian darah Menutup, menjadi lig. Arteriosum
v. dari a. pulmonalis ke aorta
Foramen ovale Menghubungkan atrium kanan Biasanya menutup
dan kiri
Paru Tidak ada udara, sedikit darah, Berisi udara dengan suplai darah
berisi cairan yang baik
Arteri pulmonalis Membawa sedikit darah ke paru Membawa banyak darah ke paru
Aorta Menerima darah dari kedua Menerima darah hanya dari
ventrikel ventrikel kiri
Vena cava inferior Membawa darah dari tubuh dan Membawa darah hanya ke atrium
darah arteri ke plasenta kanan
1. Termoregulasi
Pengendalian panas adalah cara kedua untuk menstabilkan fungsi pernafasan dan
sirkulasi bayi. Termoregulasi adalah upaya mempertahankan keseimbangan antara produksi
dan pengeluaran panas. Bayi bersifat homeothermic yang artinya berusaha menstabilkan
suhu badan internal dalam rentang yang pendek. Hipotermi dan kehilangan panas yang
berlebihan merupakan kejadian yang membahayakan.
Termogenesis pada bayi dipenuhi oleh brown fat dan meningkatkan aktivitas
metabolisme otak, jantung dan liver. Brown fat terletak diantara kedua scapula dan axial,
serta di dalam pintu masuk dada, sekitar ginjal dan vertebra. Lemak tersebut banyak
mengandung pembuluh darah dan saraf daripada lemak biasa. Panas diproduksi dengan
metabolisme dalam lemak tersebut. Lemak tersebut ada sampai beberapa minggu setelah
kelahiran dan berkurang dengan suhu dingin. Semakin matur janin semakin banyak brown
fat.
Mekanisme kehilangan panas pada bayi meliputi :
1) Konveksi
Bayi mengalami kehilangan panas karena panas mengalir dari permukaan tubuh ke suhu
udara yang lebih dingin di sekitarnya
2) Radiasi
Bayi mengalami kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan benda padat yang
dekat dengan bayi tetapi tidak dengan kontak langsung.
3) Evaporasi
Bayi mengalami kehilangan panas saat kulitnya basah. Kehilangan panas terjadi oleh
karena penguapan kulit tersebut.
4) Konduksi
Bayi kehilangan panas dari permukaan tubuhnya ke permukaan benda padat yang
menempel ditubuhnya.
RDS
Glikolisis anaerob Membuka right to left sunt
Hyperbilirubinemia
2. Sistem Hematologi
Saat bayi lahir, nilai rata-rata hemoglobin, SDM, dan hematokrit lebih tinggi dari
dewasa. Hemoglobin BBL berkisar antara 14,5 sampai 22,5 gram/dl. Hematokrit bervariasi
dari 44% sampai 72% dan hitung SDM berkisar antara 5 sampai 7,5 juta/mm 3. WBC
18.000/mm. Hb turun 11-17 gr/dl dan RBC turun menjadi 4,2-5,3 pada akhir bulan pertama.
3. Sistem Renal
Pada kehamilan cukup bulan, ginjal menempati sebagian besar dinding abdomen
posterior. Kandung kemih berada di dekat dinding abdomen anterior. Pada bayi baru lahir,
hampir semua massa yang teraba di abdomen berasal dari ginjal. Fungsi renal seperti orang
dewasa baru dapat dipenuhi saat bayi berusia 2 bulan. Bayi baru lahir memiliki rentang
keseimbangan kimia dan rentang keamanan yang kecil. Infeksi, diare, atau pola makan yang
tidak teratur secara cepat dapat menimbulkan asidosis dan ketidakseimbangan cairan, seperti
dehidrasi atau edema. Ketidakseimbangan ginjal juga membatasi kemampuan bayi baru lahir
untuk mengekskresi obat. Saat lahir biasanya bayi akan BAK sedikit dan kemudian tidak
BAK selama 12-2 jam, kemudian akan BAK 6-10x/hari. Urine berwarna kuning jernih,
berjumlah 15-60 cc/kgBB/hari. Kadang- kadang ada noda sedikit merah karena kristal urat.
4. Sistem Gastrointestinal
Bayi baru lahir cukup bulan (aterm) sudah mampu menelan, mencerna,
memetabolisme, dan mengabsorbsi protein dan karbohidarat sederhana serta mengemulsi
lemak. Mukosa mulut basah, berwarna merah muda, pipi penuh karena perkembangan
bantalan menghisap yang baik. Bayi tidak dapat memindahkan makanan dari bibir ke farink,
oleh karena itu puting susu harus diletakkan tepat diatas lidah dekat dengan farink. Aktivitas
peristaltic esofhagus belum terorganisasi, kemudian polanya akan menjadi teratur sehingga
bisa mulai menelan dengan baik. Tidak ada bakteri pada GIT pada saat lahir, bakteri akan
masuk setelah lahir melalui orifisium ovale anal dan udara. Kapasitas lambung bayi 30-90 cc
tergantung besarnya bayi. Keasaman lambung lebih rendah dalam beberapa minggu sampai
usia 2-3 bulan.
Saat lahir perut bawah dipenuhi oleh mekonium yang dibentuk setelah janin di dalam
uterus. Mekonium dibentuk dari cairan amnion, zat-zat yang didalamnya (sel-sel epidermis,
lanugo yang ditelan bayi), sekresi saluran cerna dan pecahan sel dari mukosa. Warna hijau
kehitaman dan lengket, warna tersebut adalah akibat pigmen empedu. Keluaran mekonium
yang pertama adalah steril. Mekonium akan berganti dengan feses dalam 12-24 jam. Distensi
otot abdomen mempengaruhi relaksasi dan kontraksi otot kolon sehingga sering bayi segera
BAB setelah makan.
5. Sistem Hepatika
Hati dan kandung empedu dibentuk pada minggu keempat kehamilan. Pada bayi baru
lahir, hati dapat dipalpasi sekitar 1 cm di bawah batas kanan costae karena hati berukuran
besar dan menempati sekitar 40% rongga abdomen. Hati bertanggung jawab terhadap
metabolisme billirubin. 50% bayi aterm mengalami hyperbillirubinemia fisiologis. Ikterik
neonates terjadi akibat produksi bilirubin dengan kecepatan yang lebih besar dari dewasa dan
terdapat cukup banyak reabsorbsi bilirubin pada usus halus neonates.
Kriteria ikterik fisiologis atara lain:
a. Bayi tampak normal
b. Pada bayi aterm, jaundice muncul setelah 24 jam lalu hilang hari ke-7
c. Pada bayi preterm, jaundice muncul setelah 48 jam lalu hilang pada hari ke-9/10
d. Jumlah bilirubin indirect < 12mg/100ml
e. Jumlah bilirubin direct <1-1,5 mg/ml
f. Peningkatan bilirubin tidak melebihi 5 mg/100ml perhari
6. Sistem Integument
Vernix caseosa, suatu lapisan putih seperti keju, menutupi kulit bayi saat lahir,
fungsinya masih belum jelas. Dalam 24 jam vernix caseosa akan diabsorbsi kulit dan hilang
seluruhnya, jadi tidak perlu dibersihkan. Kulit bayi sangat sensitive dan mudah rusak,
warnanya agak merah beberapa jam setelah lahir. Pada wajah, bahu dan punggung ditumbuhi
rambut lanugo. Bayi baru lahir tampak montok, lemak subkutan terakumulasi sejak trimester
III.
7. Sistem Imunologi
Sel-sel yang menyuplai imunitas bayi berkembang pada awal kehidupan janin, tetapi
sel-sel ini tidak aktif selama beberapa bulan. Selama tiga bulan pertama kehidupan, bayi
dilindungi oleh imunitas pasif yang diperoleh dari ibu. Barier alami, seperti asam lambung
atau produksi pepsin dan tripsin, yang tetap mempertahankan kestterilan usus halus, belum
berkembang dengan baik sampai tiga atau empat minggu. IgA tidak terdapat pada saluran
pernapasan, traktus urinarius, dan GIT. IgA aka nada pada GIT jika bayi mendapatkan ASI.
Bayi baru mensintesis IgG dan mencapai 40% kadar IgG orang dewasa pada usia 9 bulan.
IgA, IgD, dan IgE diproduksi secara bertahap dan tidak mencapai kadar optimal pada masa
kanak-kanak dini. Bayi yang mendapatkan ASI mendapat imunitas pasif dari kolostrum dan
ASI.
8. Sistem musculoskeletal
Pertumbuhan tulang terjadi chepalocaudal. Kepala mempunyai panjang ¼ dari panjang
badan bayi, dengan lengan lebih panjang sedikit dari kaki. Ukuran dan bentuk kepala dapat
sedikit berubah akibat penyesuaian dengan jalan lahir. Ubun-ubun (fontanel) anterior teraba
lunak akan menutup pada bulan ke 12-18. Lingkar kepala bervariasi 33-37 cm. vertebra
harus dicek adanya dimple (bengkok), mungkin berhubungan dengan spina bifida.
9. Sistem Reproduksi
Wanita
- Ovarium sudah berisi ribuan sel-sel primitive (folikel primordial).
- Peningkatan estrogen selama kehamilan didikuti dengan penurunan yang
tiba-tiba saat kelahiran menyebabkan terjadinya pengeluaran darah atau mucus dari vagina
disebut pseudomenstruasi.
- Genetalia eksterna edema dan hiperpigmentasi.
Pria
- Testis sudah turun kedalam scrotum pada 90 % bayi.
- Preputium bisa berisi smegma yaitu suatu substansi putih seperti keju
hormone ibu
- Sering terjadi hidroceles yaitu akumulasi cairan disekitar testis, bisa sembuh
sendiri.
Nomor RM Lampiran 2:
Nama Klien : By. R
Tanggal Lahir/usia
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN BAYI
: 9/5-2020
Tanggal Masuk : 16-5-2020
Nomor RM
Jenis Kelamin : Perempuan:
Nama Klien
Tanggal Pengkajian : By. R
: 18-05-2020
Cara Masuk Tanggal Lahir/usia : 9/5-2020
: IRJ (Instalasi Rawat Jalan)
Tanggal Masuk : 16-5-2020
Unit Emergency
Jenis Kelamin : Perempuan
Dokter Pribadi
Tanggal Pengkajian : 18-05-2020
Cara Masuk : IRJ (Instalasi Rawat Jalan)
Unit Emergency
1 RIWAYAT BAYI
. Dokter Pribadi
Apgar Score :8
Berat Badan : 2.900 gram
Panjang Badan
1 RIWAYAT: BAYI 48 cm
Komplikasi. : Tidak ada HR Fetus abnormal
Kelahiran
Apgar Score : Aspirasi : 8meconium Prolaps uteri
Berat Badan Lain –lain : 2.900 gram
Panjang Badan : 48 cm
………………………………………………………………………
Komplikasi : Tidak ada …………… HR Fetus abnormal
2 RIWAYAT IBU Kelahiran : Aspirasi meconium Prolaps uteri
. Lain –lain
Usia kehamilan : 39 Minggu → 4 hari
………………………………………………………………………
Gravida : 3 Para : 3 Abortus : 0 (G P A) ……………
Kelahiran 2 RIWAYAT IBU
: Spontant
. Operasi Sectio Saecaria
Usia kehamilan
Alasan : : 39 Minggu 4 hari
Komplikasi : Gravida
Tidak ada : 3 Para :3PreklamsiAbortus : 0 (G P A)
/toxemia
Kehamilan Kelahiran : Spontant Suspect sepsis
: Prenatal care
Operasi
Abortio/ placenta previaSectio Saecaria term
Pre/post
Lain lain: Alasan :
Komplikasi : Tidak ada Preklamsi /toxemia
Kehamilan : Prenatal care Suspect sepsis
Abortio/ placenta previa Pre/post term
3 PENGKAJIAN FISIK Lain lain:
.
Refleks-refleks :
: Kuat
Menangis 3 PENGKAJIAN FISIK Lemah Kelainan sebutan
Sucking ( .menghisap) : Kuat Lemah Kelainan sebutan
Rooting (menoleh) : Kuat Lemah Kelainan sebutan
Graps ( menggemgam) : Kuat Lemah Kelainan sebutan
Babinski : Kuat Lemah Kelainan sebutan
Moro : Kuat Lemah Kelainan sebutan
Tonic neck : Kuat Lemah Kelainan sebutan
Telinga /hidung/tenggorokan :
1. Telinga : Normal Abnormal
2. Hidung : Simetris obstruksi cuping hidung
3. Palate : Normal Abnormal
Abdomen : Lunak Keras Datar
Lingkar perut : 31 cm
Liver: dibawah < 2 cm batas rusuk kanan
dibawah > 2 cm batas rusuk kanan
4 RIWAYAT SOSIAL :
. a. Nama orang tua
Ibu : Ny. N Ayah : Tn. K
b. Alamat
: Lorong Jati , kendari
c. Telephone
: 0852 4132 8585
d. Pekerjaan
: Pedagang
e. Genogram
f. Informasi lain
: Bayi di rawat dengan foto terapi
5 PEMERIKSAAN PENUNJANG
.
Kadar bilirubin 15 mg/dl
Klasifikasi data
A. Data Subjektiv
-Ibu klien mengatakan bayi nya sulit menggerakan ekstremitas
-Ibu klien mengatakan bayi nya tidak bisa menggenggam dengan kuat
B. Data Objektiv
-Nampak ROM klien menurun
-Nampak gerakan ekstremitas terbatas dan lemah
-Kadar bilirubin 15mg/dl
-TTV
S : 37
Analisa Data
DO:
-Nampak refleks
menghisap bayi tidak
adekuat
-TTV
S: 37
3 DS : Bilirubin indirek meningkat Ikterik Neonatus
-Ibu klien mengatakan
bahwa bayinya mengalami
aspirasi meconium Hiperbilirubin
-Ibu klien mengatakan bayi
nya tidak bisa
menggenggam dengan kuat Dalam jaringan ekstavaskuler
-Ibu klien mengatakan (kulit,konjungtiva,mukosa dan alat tubuh
pergerakan ekstremitas lainnya)
bayi nya kurang
-Ibu klien mengatakan bayi
nya tidak menangis dengan Ikteru sNeonatus
kuat
DO:
-Nampak profil darah
abnormal (Bilirubin
serum>2mg/dl)
Diagnosa Keperawatan
Edukasi
-Anjurkan memberi kesempatan
bayi sampai lebih dari 1 jam
atau sampai bayi menunjukan
tanda tanda siap menyusui
3 Ikterik Neonatus b.d Setelah di lakukan tindakan Foto terapi neonatus
keterlambatan pengeluaran keperawatan selama 2x24 jam,
feses (meconium) maka organisasi perilaku bayi Observasi
meningkat dengan kriteria hasil -Monitor ikterik pada sklera dan
: kulit bayi
-Gerakan pada ekstremitas Monitor suhu dan TTV setiap 4
meningkat jam sekali
-Kemampuan jari jari -Monitor efek samping
menggenggam fototerapi (mis, hipertermi,
-Menangis meningkat diare, rush pada kulit, penurunan
-Refleks meningkat berat badan lebih dari 8-10%)
-Tonus motorik meningkat
-Kemampuan menyusu Terapiutik
membaik -Siapkan lampu fototerapi dan
inkubator atau kotak bayi
-Lepaskan pakaian bayi kecuali
popok
-Berikan penutup mata pada
bayi
-Ukur antara jarak antara lampu
dan permukaan kulit bayi (30cm
atau tergantung spesifikasi
lampufototerapi)
-Biarkan tubuh bayi terpapar
sinar fototerapi dan
berkelanjutan
-Ganti segera alas dan popok
bayi jika BAB/BAK
-Gunakan linen berwarna putih
agar memantulkan cahaya
sebanyak mugkin
Edukasi
-Anjurkan ibu menyusui 20-30
menit
-Anjurkan ibu menyusui
sesering mungkin
Kolaborasi
-Kolaborasi pemeriksaan darah
vena bilirubin direk dan indirek
Standart Operational Procedur (SOP)
FOTOTERAPI PADA BAYI
1. Pengertian
Pemberian terapi sinar pada bayi baru lahir dengan pajanan sinar
berintensitas tinggi dan berspektrum terlihat untuk mengurangi kadar
billirubin indireks
2. Tujuan
Mengurangi kadar billirubin
3. Indikasi
Anak dengan kadar billirubin indireks melebihi batas normal (normal
0.60-10.50 mg/dl)
4. Persiapan pasien
a. Pastikan identitas pasien
b. Kaji kondisi anak (adanya hambatan, riwayat perdarahan, fraktur)
c. Jaga privasi pasien
d. Jelaskan maksud dan tujuan pada anak/keluarga
e. Libatkan orang tua/pengasuh
5. Persiapan alat
a. Penutup mata
b. Penutup plastik
c. Lampu fluorense
d. Box bayi
e. Alas box bayi
6. Persiapan perawat
a. Lakukan pengkajian: umur, prematuritas, baca catatan keperawatan
dan medis
b. Rumuskan diagnosa terkait
c. Buat perencanaan tindakan (intervensi)
d. Kaji kebutuhan tenaga perawat, minta perawat lain membantu jika
perlu
e. Cuci tangan dan siapkan alat
7. Cara kerja
1) Berikan salam, perkenalkan nama dan tanggung jawab perawat
2) Jelaskan prosedur, tujuan dan lamanya tindakan pada keluarga
3) Berikan kesempatan keluarga untuk bertanya
4) Berikan petunjuk alternatif komunikasi jika keluarga merasa tidak
nyaman dengan prosedur yang dilakukan
5) Jaga privasi pasien
6) Cuci tangan dengan air mengalir dan keringkan tangan dengan handuk
7) Siapkan box dengan penutup plastik dibawahnya untuk menghindari cedera
apabila lampu pecah
8) Hangatkan ruangan box dengan menyalakan lampu sehingga suhu dibawah
sinar lampu hingga suhu 28-30C̊
9) Nyalakan lampu dan pastikan semua lampu fluorense menyala
10) Ganti tabung lampu yang sudah terbakar, pemakaian 2000 jam atau 3
bulan walaupun lampu masih bekerja
11) Pasang sprei putih/alas kasur pada pelbet, tempat tidur bayi atau incubator
dan letakkan tirai putih disekitarnya untuk memantulkan kembali sinar ke
bayi sebanyak mungkin
12) Letakkan bayi dibawah sinar fototerapi
13) Cahaya diberikan pada jarak 35-50 cm di atas bayi.
14) Jika berat bayi diatas 2 kg, letakkan bayi telanjang
15) Tutupi mata bayi dengan penutup mata
16) Ubah posisi bayi setiap 3 jam
17) Pastikan bayi juga diberi makan/minum
18) Ukur suhu bayi, bila lebih dari 37.5C̊
19) Cek kadar billirubin setelah 12 jam
20) Hentikan bila selama 3 hari billirubin tidak terukur
21) Rapikan alat
22) Cuci tangan
8. Evaluasi
a. Evaluasi respon klien
b. Berikan reinforcement positif
c. Lakukan kontak untuk tindakan selanjutnya
d. Akhiri pertemuan dengan cara yang baik
9. Dokumentasi
a. Catat tindakan yang sudah dilakukan, tanggal dan jam pelaksanaan pada
catatan keperawatan
b. Catat respon klien dan hasil pemeriksaan
c. Dokumentasikan evaluasi tindakan: SOAP
DAFTAR PUSTAKA
Khosim, M. Sholeh, dkk. 2008. Buku Ajar Neonatologi Edisi I. Jakarta : Perpustakaan
Nasional.
Markum, H. (1991). Ilmu Kesehatan Anak. Buku I. FKUI, Jakarta.
Mansyoer, Arid dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius.
Muslihatum, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Yogyakarta : Fitramaya.
Prawirohadjo, Sarwono. 1997. Ilmu Kebidanan Edisi 3. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Syaifuddin, Bari Abdul. 2000. Buku Ajar Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : JNPKKR/POGI dan Yayasan Bina Pustaka.