DISUSUN OLEH :
INTAN ANGRAINI PAPUTUNGAN
(01808010017)
A. DEFINISI
Ruptur Uteri adalah robekan atau diskontinuita dinding rahim akibat dilampauinya daya
regang miomentrium. ( buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal )
Rupture uteri adalah robeknya dinding uterus pada saat kehamilan atau dalam
persalinan dengan atau tanpa robeknya perioneum visceral. ( Obstetri dan Ginekologi )
B. ETIOLOGI
Riwayat pembedahan terhadap fundus atau korpus uterus
Induksi dengan oksitosin yang sembarangan atau persalinan yang lama
Presentasi abnormal ( terutama terjadi penipisan pada segmen bawah uterus ( Helen,
2001 )
D. KLASIFIKASI
Ruptur uteri dapat dibagi menurut beberapa cara :
1. Menurut waktu terjadinya
a) Ruptur Uteri Gravidarum
1) Waktu sedang hamil
2) Sering lokasinya pada korpus
a) Ruptur Uteri Durante Partum
1) Waktu melahirkan anak
2) Ini yang terbanyak
2. Menurut lokasinya
a) Korpus uteri, ini biasanya terjadi pada rahim yang sudah pernah mengalami operasi
seperti seksio sesarea klasik ( korporal ), miemoktomi
b) Segmen bawah rahim ( SBR ), ini biasanya terjadi pada partus yang sulit dan lama tidak
maju, SBR tambah lama tambah regang dan tipis dan akhirnya terjadilah ruptur uteri
yang sebenarnya
c) Serviks uteri ini biasanya terjadi pada waktu melakukan ekstraksi forsipal atau versi dan
ekstraksi sedang pembukaan belum lengkap
d) Kolpoporeksis, robekan-robekan di antara serviks dan vagina
3. Menurut robeknya peritoneum
a. Ruptur uteri Kompleta : robekan pada dinding uterus berikut peritoneumnya
( perimetrium ) ; dalam hal ini terjadi hubungan langsung antara rongga perut dan
rongga uterus dengan bahaya peritonitis
b. Ruptru Uteri Inkompleta : robekan otot rahim tanpa ikut robek peritoneumnya.
Perdarahan terjadi subperitoneal dan bisa meluas ke ligamentum latum
4. Menurut etiologinya
a. Ruptur uteri spontanea
F. PATWHAY RUPTUR UTERI
Jalan lahir
terlambat
SBR tertarik keatas dan
menyebabkan dinding uterus
bertambah tegang dan tipis Bayi sudah lahir
1
lingkaran bendl meningkat
.
Prokonge labour
dehidrasi
Perdarahan Tindakan
Nyeri akut pembedahan Syok hipovolemik
Kontraksi uterus
Nadi meningkat TD menurun bertambah Post SC
akreal dingin
Terputusnya jaringan
Robekan pada
kulit
jaringan kulit untuk
Syok kulit
hipovolemik Regangan abdomen menekan
post op
diafragma
Peningkatan
Syok hipovolemik postaglandin pada
Jahitan operasi
Apex paru tertekan jaringan kulit yang
terputus
Resiko terinvasi
Expansi dada terganggu bakteri
Terangsangnya saraf
fre nerve ending
Resiko infeksi
2
Nafas dangkal ,cepat RR >20 X / 2
MENIT
Peningkatan respon
Pola nafas tidak efektif
nyeri
Nyeri akut
Mengungkapkan
kecemasan secara
verbal
Ansietas
G.PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan umum
Takikardi dan hipotensi merupakan indikasi dari kehilangan darah akut, biasanya perdarahan
eksterna dan perdarahan intra abdomen
4. Laparoscopy : untuk menyikapi adanya endometriosis atau kelainan bentuk panggul / pelvis.
H. PENATALAKSANAAN
tindakan pertama adalah memberantas syok, memperbaiki keadaan umum penderita dengan
pemberian infus cairan dan tranfusi darah, kardiotinika, antibiotika, dsb. Bila keadaan umum
mulai baik, tindakan selanjutnya adalah melakukan laparatomi dengan tindakan jenis operasi :
1. Berikan segera cairan isotonic(ringer lakta atau garam fisiologi) 500ml dalam 15-20
menit dan siapkan laparatomy.
2. Lakukan laparatomi untuk melahirkan anak dan plasenta.
3. Bila konservasi uterus masih di perlukan dan kondisi jaringan memungkinkan,lakukan
reprarasi uterus
4. Bila luka mengalami nekrosis yang luas dan kondisi pasien mengkawatirkan lakukan
histerektomi
5. Lakukan bilasan peritoneal dan pasang drai dari kavum abdomen
6. Anti biotic dan serum anti tetanus, Bila terdapat tanda-tanda
infeksi(demam,mengigil,darah)
I. MANAJEMEN
1. Segera hubungi dokter, konsultan, ahli anestesi, dan staff kamar operasi
2. Buat dua jalur infus intravena dengan intra kateter no 16 : satu oleh larutan elektrolit,
misalnya oleh larutan rimger laktat dan yang lain oleh tranfusi darah. ( jaga agar jalur ini
tetap tebuka dengan mengalirkan saline normal, sampai darah didapatkan ).
3. Hubungi bank darah untuk kebutuhan tranfusi darah cito, perkiraan jumlah unit dan
plasma beku segar yang diperlukan
4. Berikan oksigen
5. Buatlah persiapan untuk pembedahan abdomen segera ( laparatomi dan histerektomi )
6. Pada situasi yang mengkhawatirkan berikan kompresi aorta dan tambahkan oksitosin
dalam cairan intra vena.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas : Sering terjadi pada ibu usia dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun
2. Keluhan utama : Perdarahan dari jalan lahir, badan lemah, limbung, keluar keringat
dingin, kesulitan nafas, pusing, pandangan berkunang-kunang.
3. Riwayat kehamilan dan persalinan : Riwayat hipertensi dalam kehamilan, preeklamsi /
eklamsia, bayi besar, gamelli, hidroamnion, grandmulti gravida, primimuda, anemia,
perdarahan saat hamil. Persalinan dengan tindakan, robekan jalan lahir, partus
precipitatus, partus lama/kasep, chorioamnionitis, induksi persalinan, manipulasi kala II
dan III.
4. Riwayat kesehatan : Kelainan darah dan hipertensi
5. Pengkajian fisik :
Tekanan darah : Normal/turun ( kurang dari 90-100 mmHg)
Nadi : Normal/meningkat ( 100-120 x/menit)
Pernafasan : Normal/ meningkat ( 28-34x/menit )
Suhu : Normal/ meningkat
Kesadaran : Normal / turun
Fundus uteri/abdomen : lembek/keras, subinvolusi
Kulit : Dingin, berkeringat, kering, hangat, pucat, capilary refill memanjan
Pervaginam : Keluar darah, robekan, lochea ( jumlah dan jenis )
Kandung kemih : distensi, produksi urin menurun/berkurang
4. Evaluasi 4. Kandung
kandung Kemih yang
kemih penuh
menghalangi
kontraksi
uterus
5. Lakukan 5. Massage
masage uterus
uterus merangsang
dengan satu kontraksi
tangan serta uterus dan
tangan membantu
lainnya pelepasan
diletakan placenta, satu
diatas tangan diatas
simpisis. simpisis
mencegah
terjadinya
inversio uteri
6. Batasi 6. rauma yang
pemeriksaan terjadi pada
vagina dan daerah vagina
rectum serta rektum
meningkatkan
terjadinya
perdarahan
yang lebih
hebat, bila
terjadi laserasi
pada serviks /
perineum atau
terdapat
hematom
Bila tekanan
darah semakin
turun, denyut
nadi makin
lemah, kecil
dan cepat,
pasien merasa
mengantuk,
perdarahan
semakin hebat,
segera
kolaborasi.
7. Berikan infus
atau cairan
intravena 7. Cairan
intravena
dapat
meningkatkan
8. Berikan volume
uterotonika intravascular
( bila
perdarahan
karena atonia
uteri )
8. Uterotonika
merangsang
kontraksi
uterus dan
9. Berikan mengontrol
antibiotic perdarahan
9. Antibiotik
mencegah
infeksi yang
mungkin
terjadi karena
perdarahan
4. Untuk
menghilang
kan rasa
nyeri
2. Tempatkan 2. Memaksim
klien pada alkan
posisi yang ekspansi
nyaman paru,
menurunka
n kerja
pernafasan
dan
menurunka
n resiko
aspirasi .
3. bantu 3. Membantu
dengan meningkatk
teknik nafas an difusi
dalam gas dan
ekspansi
jalan nafas
kecil.
D. EVALUASI
Semua tindakan yang dilakukan diharapkan memberikan hasil :
1. Tanda vital dalam batas normal :
a. Tekanan darah : 110/70-120/80 mmHg
b. Denyut nadi : 70-80 x/menit
c. Pernafasan : 20 – 24 x/menit
d. Suhu : 36 – 37 oc
2. Kadar Hb : Lebih atau sama dengan 10 g/dl
3. Gas darah dalam batas normal
4. Klien dan keluarganya mengekspresikan bahwa dia mengerti tentang komplikasi dan
pengobatan yang dilakukan
5. Klien dan keluarganya menunjukkan kemampuannya dalam mengungkapkan perasaan
psikologis dan emosinya
6. Klien dapat melakukan aktifitasnya sehari-hari
7. Klien tidak merasa nyeri
8. Klien dapat mengungkapkan secara verbal perasaan cemasnya
BAB 3
LAPORAN KASUS
RUPTUR UTERI PADA KEHAMILAN TRIMESTER DUA
PASKA LAPAROSKOPI MIOMEKTOMI
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien :
Nama pasien : Ni Luh Raka Suci
Umur : 32 Tahun
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan Pasien : Pedagang
Agama : Hindu
Alamat : Br. Silayukti Kerobokan
MRS Tanggal : 13/5/2015 Pkl. 20:10:51 Wita
No. RM : 15026469
Anamnesa
Pasien datang membawa pengantar dari dr. Sp.OG dengan diagnosis Susp. Kehamilan
Intra ekstra uterin + IUFD dengan saran evaluasi lebih lanjut di RSUP Sanglah. Pasien
datang dengan keluhan nyeri perut (+) sejak 2 hari sebelum MRS, riwayat perdarahan
flek pervaginam (+), buangair besar maupun buang air kecil dikatakan normal. Riwayat
telat haid (+)
HPHT : 11/12/14
TP : 18/9/15
Riwayat Menstruasi
Menarche umur 13 tahun
Volume ± 50cc
Siklus 28 hari, teratur, lama 3-5 hari
Keluhan saat haid tidak ada
Riwayat Penyakit :
•Kista endometrioma duplek
•Mioma uteri + adenomiosis
Riwayat Operasi :
•Operasi kistektomi bilateral ec kista endometrioma
duplek (13/10/2012)
•Operasi laparoskopi miomektomi ec mioma uteri (17/0
1/2014)
Pemeriksaan fisik
Status Present
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tensi : 110/70 mmHg
Respirasi : 20 kali per menit
Nadi : 80 kali/menit
Suhu Axila/Rektal : 36,7 / -
BB/TB : 83 kg/165 cm (BMI : 30,5)
Status General
Mata : anemis -/-
Thorak : cor : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-)
Po : ves +/+, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : Status obstetri
Ekstremitas : Hangat +/++/+
Status obstetri
Tinggi Fundus uteri : setinggi pusat (± 20cm)
DJJ (-), HIS (-)
Pemeriksaan dalam
PØ (-) Kesan Kepala
Pemeriksaan penunjang
oLab
oUSG
APTT
KONTROL APPT 30.9
APTT 27.7
USG :
Tampak gambaran fetus intra uterin, FHB(-), FM(-)
Tampak gambaran fetus ekstra uterin (cavum abdomen) FHB (-), F(-)
FL~21 minggu
Tampa gambaran massa bulat ukuran 16x7mm, hiperechoic, whore like
appereance (+) vaskularisasi (+), kesan mioma uteri.
Kesimpulan USG
1. Ruptur di anterior abdominal pregnancy
2. Uterus duplex + septus
3. Abdominal pregnancy
LAPORAN OPERASI
A. KESIMPULAN
Ruptur Uteri merupakan suatu robekan atau diskontinuita dinding rahim akibat
dilampauinya daya regang miomentrium. ( buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal
dan neonatal ) dimana yang menjadi penyebabnya adalah riwayat pembedahan terhadap fundus
atau korpus uterus, induksi dengan oksitosin yang sembarangan atau persalinan yang lama serta
presentasi abnormal ( terutama terjadi penipisan pada segmen bawah uterus ) ( Helen, 2001 )
dengan Tanda dan gejala ruptur uteri dapat terjadi secara dramatis atau tenang.
Ruptur uteri dapat dibagi menurut beberapa cara yaitu : Menurut waktu terjadinya,
Menurut lokasinya, Menurut robeknya peritoneum, Menurut etiologinya, dan Menurut simtoma
klinik
B. SARAN
1. Untuk Akademi
Diharapkan kepada akademi agar dapat lebih memperbanyak buku-buku yang dapat
menunjang perkuliahan, khususnya mata kuliah Keperawatan Maternitas dan mata kuliah
lainnya.
2. Untuk mahasiswa
Untuk dapat membaca dan memberikan masukan tentang makalah ini serta dapat
mempergunakan makalah ini sebagai bahan penunjang materi pembelajaran.
3. Untuk pembaca
Agar dapat membaca makalah dan menggunakan makalah ini sebagai bahan bacaan yang
bermanfaat bagi si pembaca dan juga yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Brunner & Suddart,s (1996), Textbook of Medical Surgical Nursing –2, JB. Lippincot
Company, Pholadelpia.
2. Klein. S (1997), A Book Midwives; The Hesperien Foundation, Berkeley, CA.
3. Lowdermilk. Perry. Bobak (1995), Maternity Nuring , Fifth Edition, Mosby Year Book,
Philadelpia.
4. Prawirohardjo Sarwono ; EdiWiknjosastro H (1997), Ilmu Kandungan, Gramedia, Jakarta.
5. RSUD Dr. Soetomo (2001), Perawatan Kegawat daruratan Pada Ibu Hamil, FK. UNAIR,
Surabaya
6. Subowo (1993), Imunologi Klinik, Angkasa, Bandung
7. Tabrani Rab 9 1998), Agenda Gawat Darurat, Alumni, Bandung.