Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PERSIAPAN DAN PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keterampilan Klinik Praktik Kebidanan

Dosen Pengampu : Ibu Yulianti Hayati, S.Tr.Keb., M.K.M

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2

1. Dila Apriliany 6. Mila Fauziah


2. Fahda Rezana 7. Ristiyanah
3. Intan Rosmalina 8. Salsabela Mayang
4. Ledia Amanda 9. Silpia Maulani
5. Mawar Agustin

PRODI D III KEBIDANAN

AKADEMI KEBIDANAN BAKTI INDONESIA BOGOR

Jl. Benteng No. 32, Benteng, Kec. Ciampea, Kab. Bogor, Jawa Barat 16620

2023
KATA PENGENTAR

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Keterampilan Klinik Praktik
Kebidanan dengan judul Persiapan dan Pemeriksaan Diagnostik.

Dalam penyusunan makalah ini kami meperoleh banyak bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itu, kami sebagai penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Yulianti Hayati, S.Tr.Keb., M.K.M. selaku dosen pengampu mata kuliah
Keterampilan Klinik Praktik Kebidanan dan semua pihak yang sudah membantu
dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih terdapat berbagai kesalahan, oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan menambah wawasan pada kita semua.

Bogor, 7 Maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................

DAFTAR ISI ...........................................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................................
1.3 Tujuan .................................................................................................................................

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Praktik Persiapan Pemeriksaan Darah ................................................................................

2.2 Praktik Persiapan Pemeriksaan Urine .................................................................................

2.3 Praktik Persiapan Pemeriksaan Feaces ...............................................................................

2.4 Praktik Persiapan Pemeriksaan Cairan Pervaginam dan Secret ........................................

2.5 Prkatik Persiapan Pemeriksaan Tranfuse Darah................................................................

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan........................................................................................................................

3.2 Saran...................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemeriksaan laboratorium/diagnostik merupakan pemeriksaan penunjang
yang dapat membantu dalam menentukan keputusan mengenai suatu diagnosis
penyakit. Kegiatan laboratorium sehari-hari meliputi kegiatan pra analitik,
analitik dan pasca analitik. Kegiatan tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan sehingga satu sama lain saling mempengaruhi hasil pelayanan
laboratorium. Laboratorium harus mempertimbangangkan bagaimana cara
menangani contoh spesimen melalui berbagai tahapan proses, mulai dari
pengiriman, penerimaan, dan penanganan spesimen di laboratorium. Penanganan
spesimen sangat penting agar hasil pemeriksaan terjamin ketepatan dan
ketelitiannya.
Pemeriksaan laboratorium/diagnostik adalah jenis pemeriksaan kesehatan
dengan menggunakan sampel darah, urine, atau jaringan tubuh. Dari hasil
pengambilan sampel ini, dokter atau ahli medis akan menganalisis sampel uji
untuk melihat apakah hasil pemeriksaan berada dalam kisaran normal.
Pemeriksaan laboratorium sering menjadi bagian dari pemeriksaan rutin untuk
mencari tahu kondisi kesehatan tubuh. Lewat hasil pemeriksaan laboratorium ini
dokter akan mendiagnosis kondisi medis, merencanakan atau mengevaluasi
perawatan, serta memantau penyakit.
Pemeriksaan laboratorium medis bertujuan untuk deteksi dini, diagnosis, dan
pengobatan penyakit pada pasien. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan
secara rutin diperlukan agar dokter dapat memberikan respons cepat dan
melakukan tindakan pencegahan kemungkinan terjadinya penyakit di masa depan.
Diperkirakan 60 sampai 70 persen dari semua keputusan mengenai diagnosis
pasien, termasuk pengobatan dan rawat inap pasien, dilakukan berdasarkan hasil

1
pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan Pengujian juga merupakan bagian
penting dari pemeriksaan lengkap untuk gangguan penggunaan zat atau obat-
obatan tertentu.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana persiapan praktik pemeriksaan darah?
2. Bagaimana persiapan praktik pemeriksaan urine?
3. Bagaimana persiapan praktik pemeriksaan Feaces?
4. Bagaimana persiapan praktik pemeriksaan cairan pervaginam dan secret?
5. Bagaimana persiapan praktik pemeriksaan Tranfuse darah?

1.3 Tujuan
1. Agar memahami persiapan praktik pemeriksaan darah.
2. Agar memahami persiapan praktik pemeriksaan urine.
3. Agar memahami persiapan praktik pemeriksaan Feaces.
4. Agar memahami persiapan praktik pemeriksaan cairan pervaginam dan secret.
5. Agar memahami persiapan praktik pemeriksaan Tranfuse darah.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Praktik Persiapan Pemeriksaan Darah


Tes darah adalah serangkaian pemeriksaan menggunakan sempel
darah melalui pembuluh darah pada bagian tubuh tertentu atau dari menusuk
salah satu jari dengan alat khusus.
a. Tempat Pengambilan Darah
1) Perifer (pembuluh darah tepi)
2) Vena
3) Arteri
4) Orang dewasa diambil pada ujung jari
5) Bayi dan anak kecil dapat diambil pada ibu jari kaki, tumit, atau
daerah kepala.
b. Macam-Macam Pemeriksaan dengan Menggunakan Specimen Darah
1) Serum glutamik piruvik transamine (SGPT)
Bertujuan untuk mendeteksi adanya kerusakan hepatiseluler.
2) Albumin
Bertujuan untuk mendeteksi kemampuan albumin yang disintesis oleh
hepar, menentukan adanya gangguan hepar seperti pada sirosis
hepatic, luka bakar, gangguan ginjal, atau kehilangan protein dalam
jumlah banyak.
3) Golongan darah
Bertujuan untuk mendeteksi golongan darah yang terdiri dari golongan
darah A, B, AB, dan O
4) Asam Urat
Bertujuan untuk mengetahui kadar asam urat dalam tubuh melalui
sempel darah. Tes ini juga bisa menjadi alat bantu untuk mendiagnosis

3
dan memantau berbagai penyakit, seperti penyakit asam urat dan batu
ginjal.
5) Bilirubin (total, direct, dan indirect)
Bertujuan untuk mendeteksi kadar bilirubin, Pemeriksaan ini ada
direct dilakukan untuk mendeteksi direct dan indirect. Pada dilirubin
direct dilakukan untuk mendeteksi adanya ikterik obstruktif yang
disebabkan oleh batu, neoplasms, hepatitis dan sinosis. Sedangkan
barbiniect dilakukan untuk mendetelos adanya anemia, malana dan
lain-lain.
6) Pemeriksaan darah rutin (Trombosit, Hemoglobin, Leukosit, Eritrosit)
Bertujuan untuk meninjau Kesehatan secara keseluruhan,
mendiagnosis suatu kondisi medis, untuk memantau kondisi medis,
untuk memantau perawatan medis.
c. SOP/ Daftar Tilik Pengambilan Sempel Darah

STANDARD PENYIAPAN SPESIMEN DARAH VENA


OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Mengambil dan menyiapkan darah vena untuk
pemeriksaan diagnostik.
TUJUAN Mendiagnosis suatu kondisi medis dan memantau
kondisi medis
KEBIJAKAN Pasien yang membutuhkan pemeriksaan darah vena
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Sarung Tangan 1 pasang
2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
3. Kapas alcohol dalam kom (secukupnya)
4. Desinfektan (salf atau cair)
5. Torniquet
6. Perlak dan pengalas

4
7. Botol wadah specimen dengan atau tanpa
koagula
8. Bengkok
9. Kassa dan plester
10. Lembar pemeriksaan laboratorium.
PROSEDUR A. Tahap Pra-Interaksi
PELAKSANAAN 1. Melakukan verifikasi data sebelumnya
bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan
benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberi salam sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur
Tindakan pada keluarga/pasien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Memakai handscoon
2. Mengatur posisi pasien dan pilih vena dari
arah distal
3. Memasang perlak dan alasnya
4. Membebaskan daerah yang akan diinjeksi
5. Meletakkan torniquet 5 cm proksimal
yang akan ditusuk
6. Membersihkan kulit dengan kapas alcohol
(melingkar dari arah dalam ke luar)
biarkan kering

5
7. Mempertahankan vena pada posisi stabil
8. Memegang spuit dengan sudut 30 derajat
dan lubang jarum menghadap ke atas
9. Menusuk vena
10. Melakukan aspirasi dan pastikan darsh
masuk spuit
11. Membuka torniquet
12. Mengambil darah secara perlahan
13. Mencabut spuit sambal menekan daerah
tusukan dengan kapas
14. Menutup daerah tusukan dengan plester
15. Memasukkan darah ke dalam botol
specimen
16. Merapikan alat
17. Merapikan pasien
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi Tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan.

2.2 Praktik Persiapan Pemeriksaan Urine


Tes urine adalah pemeriksaan yang menggunakan urine sebagai sempel untuk
membantu mendeteksi kondisi Kesehatan seseorang.
a. Fungsi tes urine
1) Mendeteksi zat berbahaya dalam tubuh
2) Menegakkan diagnosis penyakit
3) Memantau perkembangan penyakit

6
4) Memastikan kehamilan
5) Pemeriksaan rutin
b. Jenis pemeriksaan tes urine
Jenis pemeriksaan tes urine dibagi menjadi tiga, yaitu pemeriksaan visual,
dipstick dan mikroskopis.
1) Pemeriksaan Visual
Uji visual bertujuan untuk memeriksa tampilan urine yang meliputi
warna dan bau urine. Urine normal biasanya ditandai memiliki warna yang
jernih. Sementara itu, urine keruh dan berbau umumnya menandakan
adanya gangguan Kesehatan, salah satunya infeksi.
2) Pemeriksaan Dipstik
Pemeriksaan ini menggunakan stik plastic tipis yang dimasukkan ke
dalam sampel urine untuk mendeteksi kadar keasaman (pH) suatu zat
tertentu.
3) Pemeriksaan Mikroskopis
Pemeriksaan mikroskopis dilakukan dengan menganalisis endapan urine
melalui mikroskop. Tes ini akan direkomendasikan kepada pasien yang
mendapatkan hasil tes abnormal pada pemeriksaan visual dan dipstick.
Beberapa hal yang diperiksa dalam pemeriksaan mikroskopis adalah:
a) Sel darah merah
b) Sel darah putih
c) Sel silinder (casts)
d) Kristal
e) Bakteri atau jamur

7
c. SOP/Daftar Tilik Pengambailan Sempel Urine

STANDARD PENGAMBILAN SEMPEL URINE


OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Tes urine adalah pemeriksaan yang menggunakan
urine sebagai sempel untuk membantu mendeteksi
kondisi Kesehatan seseorang.
TUJUAN 1) Mendeteksi zat berbahaya dalam tubuh
2) Menegakkan diagnosis penyakit
3) Memantau perkembangan penyakit
4) Memastikan kehamilan
PROSEDUR 1. Beritahu kepada pasien cara penampungan
PELAKSANAAN urine yang benar
2. Menyarankan kepada pasien untuk mencuci
tangan lalu keringkan.
3. Bersihkan labia dan vulva menggunakan
tissue dari arah depan ke belakang
4. Selama proses ini berlangsung, labia harus
terbuka lebar dan jari tangan menyentuh
derah yang sudah bersih
5. Keluarkan urine, aliran urine pertama
dibuang, dan aliran berikutnya ditampung
dalam tabung urine yang tersedia, hindari
urine mengeai lapisan tepi luar tabung
6. Wadah ditutup rapat setelah mendapatkan
sempel urine yang diinginkan dan segera
serahkan ke petugas laboratorium
7. Persilahkan pasien untuk menunggu hasil,
atau

8
8. Melanjutkan pemeriksaan berikutnya

2.3 Praktik Persiapan Pemeriksaan Feaces


Pemeriksaan feses adalah prosedur untuk memeriksa feses yang bertujuan untuk
mendeteksi penyakit atau gangguan pada sistem pencernaan. Pemeriksaan feses
juga bertujuan untuk memeriksa keberadaan darah, gula, lemak, mikroorganisme
penyebab infeksi, cairan empedu, dan sel darah putih, serta mengukur tingkat
keasaman pada sempel tinja.
a. Pemeriksaan feses terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
1) Tes darah samar atau Fecal accult blood test (FOBT) untuk menemukan
ada atau tidaknya darah tinja dengan menggunakan zat kimia.
2) Kultur feses, untuk mendeteksi keberadaan bakteri yang menyebabkan
infeksi pada saluran pencernaan.
b. SOP/Daftar Tilik Pengambilan Sempel Feses

STANDARD PENGAMBILAN SEMPEL FESES


OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Pemeriksaan feses adalah prosedur untuk memeriksa
feses yang bertujuan untuk mendeteksi penyakit atau
gangguan pada sistem pencernaan.
TUJUAN Pemeriksaan feses juga bertujuan untuk memeriksa
keberadaan darah, gula, lemak, mikroorganisme
penyebab infeksi, cairan empedu, dan sel darah putih,
serta mengukur tingkat keasaman pada sempel tinja.
PROSEDUR 1. Mencuci tangan
PELAKSANAAN 2. Memakai sarung tangan / handscoon
3. Siapkan peralatan dan bahan untuk
pengambilan sempel feses
4. Pasien diberi pot penampung plastic, yang

9
diberi identitas
5. Menampung feses sedikit saja dengan
beralaskan plastik atau alas yang lain, lalu
feses diambil sedikit (sebesar biji jagung)
dimasukkan ke dalam pot plastic (bersih,
kering, tidak lengket), kemudia ditutup rapat.
Untuk feses cair (diare), terlebih dahulu
ditamapung dalam wadah plastic, lalu
dipindahkan ke dalam pot plastic. Sebaiknya
feses tersebut tidak mengenai kloset agar
tidak tercampur urine sehingga tidak
mengalami kontaminasi.
6. Pot yang sudah berisi feses diserahkan ke
petugas.
7. Merapikan dan membersihkan sesuai dengan
IK pemeriksaan feses.
8. Merapikan dan membersihkan alat yang telah
digunakan
9. Melepas sarung tangan atau handscoon

2.4 Praktik Persiapan Pemeriksaan Cairan Pervaginam dan Secret


a. Perbedaan Cairan pervaginam dan secret
Pengeluaran cairan pervaginam berupa keputihan. Sedangkan sekret/sputum
merupakan pendeteksian kuman seperti tuberkulosis pulmonal, pneumonia
bakteri, bronkhitis kronis, bronkhietaksis. Tujuan dari pengambilan cairan
pervagina dan sekret yaitu untuk mencegah terjadinya keputihan yang
abnormal dan mendeteksi adanya kuman yang berupa tuberculosis pulmonal,
pneumo nia bakteri, bronchitis kronis dan bronkhietaksis.
b. Tujuan

10
Tujuan dari pengambilan cairan pervagina dan sekret yaitu untuk mencegah
terjadinya keputihan yang abnormal dan mendeteksi adanya kuman yang
berupa tuberculosis pulmonal, pneumonia bakteri, bronchitis kronis dan
bronkhietaksis.
c. SOP/Daftar Tilik Pengambilan sempel Cairan pervaginam

STANDARD PENGAMBILAN SEMPEL CAIRAN


OPERASIONAL PERVAGINAM
PROSEDUR
PENGERTIAN Pengeluaran cairan pervaginam berupa keputihan.
TUJUAN Tujuan dari pengambilan cairan pervagina dan sekret
yaitu untuk men cegah terjadinya keputihan yang
abnormal dan mendeteksi adanya kuman yang berupa
tuberculosis pulmonal, pneumonia bakteri, bronchitis
kronis dan bronkhietaksis.
PERSIAPAN ALAT 1. Sarung tangan steril
2. Kapas lidi steril
3. Kassa steril
4. Larutan klorin 0,5%
5. Sapas sublimat
6. Krim antiseptic
7. Objek glass
8. 2 buah bengkok
9. Piring petri
10. Speculum
11. Perlak
12. Dua buah wadah
13. Stetoskop
14. Celemek
15. Kain sekali pakai

11
PROSEDUR 1. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
PELAKSANAAN kepada klien
2. Mempersiapkan alat dan bahan, mendekatkan
kepada pasien
3. Memasang sampiran
4. Membuka atau menganjurkan pasien
menanggalkan pakaian bawah (tetap jaga
privasi pasien)
5. Memasang perlak dibawah bokong pasien
6. Mengatur posisi pasien dengan kaki ditekuk
(dosal recumber)
7. Mencuci tangan dengan sabun dan mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
8. Gunakan sarung tangan yang tidak dominan
9. Buka labia mayora dengan ibu jari dan jari
telunjuk tangan yang tidak dominan
10. Mengambil secret vagina dengan kapas lidi
11. Menghapuskan secret vagina pada objek glass
yang disediakan
12. Membuang kapas lidi ke dalam bengkok
13. Masukkan objek glass dalam piring putri atau
kedalam tabung kimia dan ditutup
14. Memberi label dan mengisi formular
pengiriman specimen untuk dikirim ke
laboratorium
15. Membereskan alat
16. Mencuci sarung tangan: klorin 0,5%, lepas
sarung tangan secara terbalik dan redam
dalam klorin selama 10 menit.
17. Mencuci tangan dengan sabun da air

12
mengalir, mengeringkannya dengan handuk
bersih
18. Melakukan dokumentasi Tindakan yang telah
dilakukan.

d. SOP/Daftar Tilik Pengambilan sempel secret

STANDARD PENGAMBILAN SEMPEL SECRET


OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Pengambilan secret pasien secara aceptis sebagai
sempel pemeriksaan laboratorium.
TUJUAN Untuk mendapatkan secret pasien yang memenuhi
syarat sebagai sampel untuk pemeriksaan
laboratorium.
PERSIAPAN ALAT 1. Tissue
2. Kaca objek
3. Lidi steril
4. Sarung tangan
5. Kapas steril
6. NaCl
PROSEDUR 1. Persiapkan alat dan bahan
PELAKSANAAN 2. Identifikasi pasien, sesuaikan namadan
informasi data pasien lainnya dengan
formular permintaan.
3. Labeling pada objek glass dengan lebel berisi
data pasien tersebut.
4. Pasien dalam pengobatan, obat perlu
diberhentikan sehari sebelum pengambilan
specimen.

13
5. Sebaiknya pengambilan specimen pada pagi
hari sebelum buang air kecil
6. Pada Wanita gonorrhea kronis, specimen
sebaiknya diambil sebelum atau sesudah haid
7. Pasien berbearing terlentang, kedua lutut
ditekuk pada kursi obstetric (posisi litotomi)
8. Masukkan speculum steril dengan hati-hati
dan speculum dibuka
9. Masukkan ujung kapas lidi dan oleskan pada
daerah endoservik. Gerakkan lidi melingkar
ke kanan diamkan beberapa saat untuk
penyerapan.
10. Secret yang didapat dioleskan pada kaca
objek yang telah diberi nomor untuk dibuat
sediaan.
11. Merapikan pasien
12. Merapikan alat
13. Mencuci tangan
14. Mendokumentasikan Tindakan di catatan
dokumentasi.

2.5 Praktik Persiapan Transfuse Darah


Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari
satu orang ke sistem peredaran orang lainnya. 
a. Tujuan Transfuse Darah
1) Memelihara dan mempertahankan kesehatan donor.
2) Memelihara keadaan biologis darah atau komponen
3) komponennya agar tetapbermanfaat.
4) Memelihara dan mempertahankan volume darah yang normal pada
peredaran darah (stabilitas peredaran darah).
5) Mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah.

14
6) Meningkatkan oksigenasi jaringan.
7) Memperbaiki fungsi Hemostatis.
8) Tindakan terapi kasus tertentu.

b. Macam-macam komponen darah transfuse:


1) Whole blood (darah lengkap) biasanya disediakan hanya utuk transfusi
pada perdarahan massif.
2) Packed Red Blood Cell (PRBC), mengandung hemoglobin yang dengan
whole blood, bedanya adalah pada jumlah plasma, dimana PRBC lebih
sedikit mengandung plasma.
3) Plasma beku segar (Fresh Frozen Plasma/FFP) mengandung semua
protein plasma (faktor pembekuan)
4) Trombosit, transfuse trombosit diindikasikan pada pasien dengan
trombositopenia berat (<20.000 sel/mm3) disertai gejala klinis perdarahan.
5) Kriopresipitat, mengandung faktor VIII dan fibrinogen dalam jumlah
banyak. Kriopresipitat diindikasikan pada pasien dengan penyakit
hemofilia.
c. Macam-macam Tranfusi :
1) Transfusi PRC
Tujuan tranfusi PRC adalah untuk menaikkan Hb pasien tanpa menaikkan
volume darah secara nyata.
2) Transfusi suspensi trombosit, tujuan transfuse suspensi trombosit adalah
menaikkan kadar trombosit darah.
3) Transfusi dengan suspensi plasma beku (Fresh Frozen Plasma)
Plasma segar yang dibekukan mengandung sebagian besar faktor pembeku
disamping berbagai protein yang terdapat di dalamnya.
4) Transfusi dengan darah penuh (whole blood)
Transfusi dengan darah penuh diperlukan untuk mengembalikan dan
mempertahankan volume darah dalam sirkulasi atau mengatasi renjatan.
d. SOP/Daftar Tilik Transfusi Darah

STANDARD PENGAMBILAN SEMPEL SECRET


OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Tranfusi darah merupakan tindakan yang dilakukan
bagi klien yang memerlukan darah dengan
memasukkan darah melalui vena dengan
menggunakan set tranfusi.

15
TUJUAN 1. Meningkatkan volume darah sirkulasi (setelah
pembedahan, trauma, atau perdarahan).
2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan
untuk mempertahankan kadar hemoglobin
pada klien anemia berat.
3. Memberikan komponen selular tertentu
sebagai terapi sulih (misalnya, faktor
pembekuan untuk membantu mengontrol
perdarahan pada pasien hemofilia).
PERSIAPAN ALAT 1. Kateter besar (18G atau 19G)
2. Cairan IV salin normal (Nacl 0.9%)
3. Set infuse darah dengan filter
4. Produk darah yang tepat
5. Sarung tangan sekali pakai
6. Kapas alcohol
7. Plester
8. Manset tekanan darah
9. Stetoskop
10. Thermometer
11. Format persetujuan pemberian transfusi yang
ditanda tangani
PROSEDUR 1. Jelaskan prosedur kepada klien, kaji pernah
PELAKSANAAN atau tidak klien menerima transfusi
sebelumnya dan catat reaksi yang timbul.
2. Minta klien untuk melaporkan adanya
menggigil, sakit kepala, gatal-gatal atau ruam
dengan segera.
3. Pastikan bahwa klien telah menandatangani
surat persetujuan.

16
4. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan.
5. Pasang selang IV dengan menggunakan
kateter berukuran besar Lampiran 1 70.
6. Gunakan selang infuse yan memiliki filter
didalam selang.
7. Gantungkan botol larutan salin normal 0.9%
untuk diberikan setelah pemberian infuse
darah selesai.
8. Ikuti protokol lembaga dalam mendapatkan
produk darah dari bank darah.
9. Identifikasi produk darah dan klien dengan
benar.
10. Ukur tanda vital dasar klien.
11. Berikan dahulu larutan salin normal. Mulai
berikan transfuse secara perlahan diawali
dengan pengisian filter didalam selang.
12. Atur kecepatan sampai 2ml/menit untuk 15
menit pertama dan tetaplah bersama klien.
13. Monitor tanda vital setiap 5 menit selama 15
menit pertama transfuse, selanjutnya ukur
setiap jam.
14. Pertahankan kecepatan infuse yang di
programkan dengan menggunakan pompa
infuse.
15. Lepas dan buang sarung tangan, cuci tangan.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pemeriksaan laboratorium/diagnostik merupakan pemeriksaan
penunjang yang dapat membantu dalam menentukan keputusan mengenai
suatu diagnosis penyakit. Pemeriksaan laboratorium/diagnostik adalah jenis
pemeriksaan kesehatan dengan menggunakan sampel darah, urine, atau
jaringan tubuh. Dari hasil pengambilan sampel ini, dokter atau ahli medis
akan menganalisis sampel uji untuk melihat apakah hasil pemeriksaan berada
dalam kisaran normal. Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan
Spesimen darah, urine, feaces, cairan pervaginam, secret, dan lain sebagainya
tergantung kebutuhan pemeriksaan diagnostic.

3.2 Saran
Sebagai tenaga kesehatan yang perofesional kita harus mempersiapkan
dengan baik alat dan bahan apa saja yang akan digunakan untuk pemeriksaan
baik pengambilan specimen darah, urine, feaces, cairan pervaginam, secret
dan transfuse darah. Kita juga harus mampu melakukan tindakan yang sesuai
dengan prosedur kerja saat pemeriksaan dan pengambilan specimen darah,
urine, feaces, cairan pervaginam, secret dan transfuse darah.

18
DAFTAR PUSTAKA

S Vertygo, FS Inabuy, A Kono, E Ndoen, DE Li - Bakti, 2021-

Hesteria Friska Armynia Subratha, S.ST., M.Kes.

Poltekkes Surakarta – Gita Kostania, S.ST.,M.Kes.

Nursalam.2008. Prosesdan DokumentasiKeperawatan Konsep dan Praktik. Jakarta :


Salemba Medika Ambarwati, E R, dkk. 2009. KDPK Kebidanan Teori dan
Aplikasi.

Nuha Medika Eko, Nurul, dkk. 2010. KDPK (Keterampilan Dasar Praktik Klinik)
Kebidanan.Yogyakarta: Pustaka Rihamna Uliyah, Musrifatul, dkk. 2008.
Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan.

Kusmiyati, Yuni.2010.Penuntun Belajar Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan.


Yogyakarta:Fitramaya jhonson, Ruth.2004.Buku Ajar Praktek Kebidanan.
Jakarta:Buku Kedokteran EGC

19

Anda mungkin juga menyukai