Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keterampilan Klinik Praktik Kebidanan
Jl. Benteng No. 32, Benteng, Kec. Ciampea, Kab. Bogor, Jawa Barat 16620
2023
KATA PENGENTAR
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Keterampilan Klinik Praktik
Kebidanan dengan judul Persiapan dan Pemeriksaan Diagnostik.
Dalam penyusunan makalah ini kami meperoleh banyak bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itu, kami sebagai penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Yulianti Hayati, S.Tr.Keb., M.K.M. selaku dosen pengampu mata kuliah
Keterampilan Klinik Praktik Kebidanan dan semua pihak yang sudah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih terdapat berbagai kesalahan, oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan menambah wawasan pada kita semua.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................
3.2 Saran...................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan Pengujian juga merupakan bagian
penting dari pemeriksaan lengkap untuk gangguan penggunaan zat atau obat-
obatan tertentu.
1.3 Tujuan
1. Agar memahami persiapan praktik pemeriksaan darah.
2. Agar memahami persiapan praktik pemeriksaan urine.
3. Agar memahami persiapan praktik pemeriksaan Feaces.
4. Agar memahami persiapan praktik pemeriksaan cairan pervaginam dan secret.
5. Agar memahami persiapan praktik pemeriksaan Tranfuse darah.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
dan memantau berbagai penyakit, seperti penyakit asam urat dan batu
ginjal.
5) Bilirubin (total, direct, dan indirect)
Bertujuan untuk mendeteksi kadar bilirubin, Pemeriksaan ini ada
direct dilakukan untuk mendeteksi direct dan indirect. Pada dilirubin
direct dilakukan untuk mendeteksi adanya ikterik obstruktif yang
disebabkan oleh batu, neoplasms, hepatitis dan sinosis. Sedangkan
barbiniect dilakukan untuk mendetelos adanya anemia, malana dan
lain-lain.
6) Pemeriksaan darah rutin (Trombosit, Hemoglobin, Leukosit, Eritrosit)
Bertujuan untuk meninjau Kesehatan secara keseluruhan,
mendiagnosis suatu kondisi medis, untuk memantau kondisi medis,
untuk memantau perawatan medis.
c. SOP/ Daftar Tilik Pengambilan Sempel Darah
4
7. Botol wadah specimen dengan atau tanpa
koagula
8. Bengkok
9. Kassa dan plester
10. Lembar pemeriksaan laboratorium.
PROSEDUR A. Tahap Pra-Interaksi
PELAKSANAAN 1. Melakukan verifikasi data sebelumnya
bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan
benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberi salam sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur
Tindakan pada keluarga/pasien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Memakai handscoon
2. Mengatur posisi pasien dan pilih vena dari
arah distal
3. Memasang perlak dan alasnya
4. Membebaskan daerah yang akan diinjeksi
5. Meletakkan torniquet 5 cm proksimal
yang akan ditusuk
6. Membersihkan kulit dengan kapas alcohol
(melingkar dari arah dalam ke luar)
biarkan kering
5
7. Mempertahankan vena pada posisi stabil
8. Memegang spuit dengan sudut 30 derajat
dan lubang jarum menghadap ke atas
9. Menusuk vena
10. Melakukan aspirasi dan pastikan darsh
masuk spuit
11. Membuka torniquet
12. Mengambil darah secara perlahan
13. Mencabut spuit sambal menekan daerah
tusukan dengan kapas
14. Menutup daerah tusukan dengan plester
15. Memasukkan darah ke dalam botol
specimen
16. Merapikan alat
17. Merapikan pasien
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi Tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan.
6
4) Memastikan kehamilan
5) Pemeriksaan rutin
b. Jenis pemeriksaan tes urine
Jenis pemeriksaan tes urine dibagi menjadi tiga, yaitu pemeriksaan visual,
dipstick dan mikroskopis.
1) Pemeriksaan Visual
Uji visual bertujuan untuk memeriksa tampilan urine yang meliputi
warna dan bau urine. Urine normal biasanya ditandai memiliki warna yang
jernih. Sementara itu, urine keruh dan berbau umumnya menandakan
adanya gangguan Kesehatan, salah satunya infeksi.
2) Pemeriksaan Dipstik
Pemeriksaan ini menggunakan stik plastic tipis yang dimasukkan ke
dalam sampel urine untuk mendeteksi kadar keasaman (pH) suatu zat
tertentu.
3) Pemeriksaan Mikroskopis
Pemeriksaan mikroskopis dilakukan dengan menganalisis endapan urine
melalui mikroskop. Tes ini akan direkomendasikan kepada pasien yang
mendapatkan hasil tes abnormal pada pemeriksaan visual dan dipstick.
Beberapa hal yang diperiksa dalam pemeriksaan mikroskopis adalah:
a) Sel darah merah
b) Sel darah putih
c) Sel silinder (casts)
d) Kristal
e) Bakteri atau jamur
7
c. SOP/Daftar Tilik Pengambailan Sempel Urine
8
8. Melanjutkan pemeriksaan berikutnya
9
diberi identitas
5. Menampung feses sedikit saja dengan
beralaskan plastik atau alas yang lain, lalu
feses diambil sedikit (sebesar biji jagung)
dimasukkan ke dalam pot plastic (bersih,
kering, tidak lengket), kemudia ditutup rapat.
Untuk feses cair (diare), terlebih dahulu
ditamapung dalam wadah plastic, lalu
dipindahkan ke dalam pot plastic. Sebaiknya
feses tersebut tidak mengenai kloset agar
tidak tercampur urine sehingga tidak
mengalami kontaminasi.
6. Pot yang sudah berisi feses diserahkan ke
petugas.
7. Merapikan dan membersihkan sesuai dengan
IK pemeriksaan feses.
8. Merapikan dan membersihkan alat yang telah
digunakan
9. Melepas sarung tangan atau handscoon
10
Tujuan dari pengambilan cairan pervagina dan sekret yaitu untuk mencegah
terjadinya keputihan yang abnormal dan mendeteksi adanya kuman yang
berupa tuberculosis pulmonal, pneumonia bakteri, bronchitis kronis dan
bronkhietaksis.
c. SOP/Daftar Tilik Pengambilan sempel Cairan pervaginam
11
PROSEDUR 1. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
PELAKSANAAN kepada klien
2. Mempersiapkan alat dan bahan, mendekatkan
kepada pasien
3. Memasang sampiran
4. Membuka atau menganjurkan pasien
menanggalkan pakaian bawah (tetap jaga
privasi pasien)
5. Memasang perlak dibawah bokong pasien
6. Mengatur posisi pasien dengan kaki ditekuk
(dosal recumber)
7. Mencuci tangan dengan sabun dan mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
8. Gunakan sarung tangan yang tidak dominan
9. Buka labia mayora dengan ibu jari dan jari
telunjuk tangan yang tidak dominan
10. Mengambil secret vagina dengan kapas lidi
11. Menghapuskan secret vagina pada objek glass
yang disediakan
12. Membuang kapas lidi ke dalam bengkok
13. Masukkan objek glass dalam piring putri atau
kedalam tabung kimia dan ditutup
14. Memberi label dan mengisi formular
pengiriman specimen untuk dikirim ke
laboratorium
15. Membereskan alat
16. Mencuci sarung tangan: klorin 0,5%, lepas
sarung tangan secara terbalik dan redam
dalam klorin selama 10 menit.
17. Mencuci tangan dengan sabun da air
12
mengalir, mengeringkannya dengan handuk
bersih
18. Melakukan dokumentasi Tindakan yang telah
dilakukan.
13
5. Sebaiknya pengambilan specimen pada pagi
hari sebelum buang air kecil
6. Pada Wanita gonorrhea kronis, specimen
sebaiknya diambil sebelum atau sesudah haid
7. Pasien berbearing terlentang, kedua lutut
ditekuk pada kursi obstetric (posisi litotomi)
8. Masukkan speculum steril dengan hati-hati
dan speculum dibuka
9. Masukkan ujung kapas lidi dan oleskan pada
daerah endoservik. Gerakkan lidi melingkar
ke kanan diamkan beberapa saat untuk
penyerapan.
10. Secret yang didapat dioleskan pada kaca
objek yang telah diberi nomor untuk dibuat
sediaan.
11. Merapikan pasien
12. Merapikan alat
13. Mencuci tangan
14. Mendokumentasikan Tindakan di catatan
dokumentasi.
14
6) Meningkatkan oksigenasi jaringan.
7) Memperbaiki fungsi Hemostatis.
8) Tindakan terapi kasus tertentu.
15
TUJUAN 1. Meningkatkan volume darah sirkulasi (setelah
pembedahan, trauma, atau perdarahan).
2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan
untuk mempertahankan kadar hemoglobin
pada klien anemia berat.
3. Memberikan komponen selular tertentu
sebagai terapi sulih (misalnya, faktor
pembekuan untuk membantu mengontrol
perdarahan pada pasien hemofilia).
PERSIAPAN ALAT 1. Kateter besar (18G atau 19G)
2. Cairan IV salin normal (Nacl 0.9%)
3. Set infuse darah dengan filter
4. Produk darah yang tepat
5. Sarung tangan sekali pakai
6. Kapas alcohol
7. Plester
8. Manset tekanan darah
9. Stetoskop
10. Thermometer
11. Format persetujuan pemberian transfusi yang
ditanda tangani
PROSEDUR 1. Jelaskan prosedur kepada klien, kaji pernah
PELAKSANAAN atau tidak klien menerima transfusi
sebelumnya dan catat reaksi yang timbul.
2. Minta klien untuk melaporkan adanya
menggigil, sakit kepala, gatal-gatal atau ruam
dengan segera.
3. Pastikan bahwa klien telah menandatangani
surat persetujuan.
16
4. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan.
5. Pasang selang IV dengan menggunakan
kateter berukuran besar Lampiran 1 70.
6. Gunakan selang infuse yan memiliki filter
didalam selang.
7. Gantungkan botol larutan salin normal 0.9%
untuk diberikan setelah pemberian infuse
darah selesai.
8. Ikuti protokol lembaga dalam mendapatkan
produk darah dari bank darah.
9. Identifikasi produk darah dan klien dengan
benar.
10. Ukur tanda vital dasar klien.
11. Berikan dahulu larutan salin normal. Mulai
berikan transfuse secara perlahan diawali
dengan pengisian filter didalam selang.
12. Atur kecepatan sampai 2ml/menit untuk 15
menit pertama dan tetaplah bersama klien.
13. Monitor tanda vital setiap 5 menit selama 15
menit pertama transfuse, selanjutnya ukur
setiap jam.
14. Pertahankan kecepatan infuse yang di
programkan dengan menggunakan pompa
infuse.
15. Lepas dan buang sarung tangan, cuci tangan.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemeriksaan laboratorium/diagnostik merupakan pemeriksaan
penunjang yang dapat membantu dalam menentukan keputusan mengenai
suatu diagnosis penyakit. Pemeriksaan laboratorium/diagnostik adalah jenis
pemeriksaan kesehatan dengan menggunakan sampel darah, urine, atau
jaringan tubuh. Dari hasil pengambilan sampel ini, dokter atau ahli medis
akan menganalisis sampel uji untuk melihat apakah hasil pemeriksaan berada
dalam kisaran normal. Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan
Spesimen darah, urine, feaces, cairan pervaginam, secret, dan lain sebagainya
tergantung kebutuhan pemeriksaan diagnostic.
3.2 Saran
Sebagai tenaga kesehatan yang perofesional kita harus mempersiapkan
dengan baik alat dan bahan apa saja yang akan digunakan untuk pemeriksaan
baik pengambilan specimen darah, urine, feaces, cairan pervaginam, secret
dan transfuse darah. Kita juga harus mampu melakukan tindakan yang sesuai
dengan prosedur kerja saat pemeriksaan dan pengambilan specimen darah,
urine, feaces, cairan pervaginam, secret dan transfuse darah.
18
DAFTAR PUSTAKA
Nuha Medika Eko, Nurul, dkk. 2010. KDPK (Keterampilan Dasar Praktik Klinik)
Kebidanan.Yogyakarta: Pustaka Rihamna Uliyah, Musrifatul, dkk. 2008.
Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan.
19