Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMERIKSAAN PENUNJANG (LABORATORIUM)

DISUSUN OLEH:
WAHYUTI MOKOAGOW
220111040028
KELAS A2

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
1. Definisi
Pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan medis yang dilakukan atas indikasi
tertentu guna memperoleh keterangan yang lebih lengkap. Pemeriksaan penunjang yang
dapat dilakukan yaitu teraupetic, diagnostic, laboratorium, dll. Pemeriksaan penunjang
juga sebagai ilmu terapan yang berguna untuk membanmtu petugas Kesehatan dalam
mendiagnosis dan mengobati pasien (Basariadi,2016).
Pemeriksaan laboratorium adalah suatu prosedur pelaksanaan pemeriksaan yang dapat
membantu dokter menentukan diagnosa penyakit. Dalam sebuah pemeriksaan
laboratorium, bahan atauy sampel dari pasien diambil dan dianalisis. Bahan atau sampel
dapat berupa darah, urine, sputum, bahkan fases. Pemeriksaan elektrolit adalah tes medis
yang dilakukan untuk mengukur Konsentrasi elektrolit dalam darah seperti natrium,
kalium, klorida, bikarbonat dan ion lainnya.
Tes elektrolit atau panel elektrolit adalah tes darah yang berguna mengukur kadar tujuh
elektrolit dalam darah. Metode ini dapat memeriksa kondisi, termasuk dehidrasi,
penyakit kardiovaskular dan penyakit ginjal. Sebab, gangguan tersebut dapat
menyebabkan kadar elektrolit menjadi terlalu tinggi atau rendah dan dikenal juga dengan
ketidakseimbangan elektrolit
2. Tujuan
Pemeriksaan ini kerap menjadi bagian dari pemeriksaan darah rutin atau pemeriksaan
metabolic. Tes ini juga berguna untuk memastikan ketidakseimbangan cairan atau
kadar asam dan basa pada tubuh.
3. Indikasi
Indikasi pemeriksaan Hematologi:
a. hematosis adalah kemampuan alami untuk menghentikan peredarahan pada lokasi luka
pada spasme pembuluh darah, athesi trombosit dan keterlibatan aktif factor koagulasi,
adanya kordinasi dari endotel pembuluh darah, agregasi trombosit dan aktivitas jalur
koagulasi.
b. urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urin pasien untuk tujuan diagnosis
ISK, Batu ginjal, skrining dan evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal, memantau
perkembangan penyakit seperti diabetes melitus dan tekanan darah tinggi ( hipertensi),
dan skrining terhadap status Kesehatan umum.
c. faal ginjal
d. faal hati
merupakan pusat berbgai proses metabolisme, hal ini dimungkinkan sebab hati menerima
darah baik dari sirkulasi system dan juga dari system porta.
e. glukosa
glukosa adalah gula sederhana (Monosakarida) yang berfungsi sebagai sumber utama
energi didalam tubuh.
f. HbA 1C
merupakan hemoglobin jyang terikat dengan glukosa (terglikolasi).
g. profil lipit adalah gambaran lipit-lipit didalam darah.
h. indikasi pengambilan darah areteri pada pasien dengan penyakit paru, bayi prematur
dengan penyakit paru, diabetes melitus berhubungan dengan kondisi asidosisdibetic.
4. KONTRA INDIKASI
Kontra Indikasi pengambilan darah arteri pada pasien dengan penyakit perdarahan seperti
hemovilia trombosit rendah.

5. Cara Kerja
a. pengambilan darah vena
Pelaksanaan:
1. cuci tangan
2. pasang perlak / kain pengalas dibawah daerah/ tempat yang akan diambil darahnya
3. ikat bagian atas daerah yang akan diambil darahnya dengan tourniquet, pasien
dianjurkan mengepalkan tangannya
4. disinfeksi kulit yang akan ditusuk dengan kapas alcohol secara sirkuler
5. tegakkan kulit dengan tangan yang tidak dominan/ tangan kiri
6. tusukkan jarum ke dalam vena dengan tangan dominan, lalu aspirasi apakah jarum
sudah masuk vena
7. buka karet pembendung, lepaskan kepalan tangannya kemudian hisap sesuai
kebutuhan.
8. Tarik jarum Bersama spitnya lalu bekas tusukkan tekan dengan kapas alcohol dan
diplester
9. masukkan darah dalam spuit ke botol yang tersedia ( memasukkan agak miring dan
tidak terlalu keras saat menyemprotnya)
10. beri label pada botol dan siap dibawah di laboratorium untuk pemeriksaan
11. setelah selesai, penghisap spuit dikeluarkan dan diletakkan didalam bengkok 12 cuci
tangan.
6. KOMPLIKASI
faktor yang dapat dipengaruhi hasil laboratorium dapat di klasifikasikan menjadi tiga
jenis utama, yaitu praanalitik, analitik dan pascaanalitik. Faktor-faktor pranaanalitik meliputi
permintaan pemeriksaan, persiapan pasien, pengumpulan specimen, dan penanganan
specimen.
7. Peran Perawat dalam pemerikssan Laboratorium
Peran perawat dalam hal ini yaitu mempersiapkan kondisi fisik pasien dengan
mengumpulkan Riwayat Kesehatan, melakukan pemeriksaan fisik, mengontrol hemodinamik,
membanti pasien dalam pemeriksaan diagnostic (Analisis darah, rontgen,endoskopi, biopsi
jaringan, dan pemeriksaan fases dan urin)
DAFTAR PUSTAKA
Barus, Nuraini. Pemeriksaan elektrolit pada serum darah menggunakan Elektrolit
Analizer. Diss. Universitas sumatera Utara, 2017.
Darah, Pemeriksaan Kadar Elektrolit. “Aplikasi Elektrolit Analyzer Dalam Menunjang.”
Hendri,Hendri, Wulan Fitriani Safari, and Apriani Riyanti. “Analisis kadar elektrolit
(natrium, kalium, klorida) darah pada pasien diare di rumah sakit.” Jurnal Kesehatan
Tambusai 2.4 (2021): 105-110.

Anda mungkin juga menyukai