Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

“PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK/PENUNJANG”

Dosen Pengampu : Istianah S.kep.,Ners.,M.Kep


Disusun Oleh:Kelompok 4

1. Fadhilla Febriyanti Rahman 046STYC21


2. Desi Opra Isnaini 031STYC21
3. Ahmad Fauxan Arsi 004STYC21
4 Arini lestari 015STYC21
5. Algi arif 010STYC21
6. Era fasira 041STYC21
7. Dina puspayanti 036STYC21
8. Ayu lestari 020STYC21
9. Hairul Rizal 051STYC21

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG S1
MATARAM
2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia
dan izin-Nyalah kami dapat menyusun makalah yang berjudul “PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK/PENUNJANG”.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahiu lebih dalam terkait
bagaimana pemeriksaan Diagnostik/penunjang.
Kami sangat berharap makalah ini dapat diterma dengan segala kekurangannya.
Untuk itu kami menantikan kritik da saran guna memperbaiki masalah selanjutnya.
Terimakasih kepada ibu Istiana S.Kep.,Ners.,M.Kep yang telah membimbing kami.

Mataram,20 Mei.2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I .......................................................................................................................iii
A. Latar Belakang.......................................................................................................
B. Rumusan Masalah..................................................................................................
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................

A. Pengertian Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang..........................................


B. Jenis-Jenis Pemeriksaan Diagnostik / penunjang...........................................
C. Tahap-tahap Pemeriksaan Diagnostik / penunjang........................................
D. Alat-alat yang digunakan saat pengkajian penunjang....................................
E. Fungsi dan tujuan pemeriksaan penunjang....................................................

BAB III PENUTUP..................................................................................................

A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemeriksaan Diagnostik/penunjang merupakan bagian dari pemeriksaan medis yang


dilakukan oleh dokter untuk mendiagnosis penyakit tertentu. Pemeriksaan ini umumnya
dilakukan setelah pemeriksaan fisik dan penelusuran riwayat keluhan atau riwayat
penyakit pada pasien.

Pemeriksaan penunjang atau pemeriksaan diagnostik adalah pemeriksaan yang


dilakukan dokter untuk menentukan diagnosis penyakit pada pasien serta tingkat
keparahannya.

Pemeriksaan penunjang biasanya dilakukan saat pasien berkonsultasi ke dokter karena


adanya keluhan atau gejala tertentu, atau saat pasien menjalani pemeriksaan kesehatan
rutin (medical check-up).

Selain untuk mendiagnosis penyakit, pemeriksaan penunjang juga dilakukan untuk


menentukan langkah penanganan yang tepat serta memantau keberhasilan terapi pada
pasien.

Ada beberapa tujuan pemeriksaan laboratorium yang dilakukan dokter kepada


pasiennya, skrining/uji saring suatu penyakit, menunjang diagnosis, menyingkirkan suatu
diagnosis penyakit, memantau pengobatan/follow up terapi, menentukan pengobatan, dan
kekambuhan.
jenis pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan oleh dokter. Namun, ada beberapa
jenis pemeriksaan penunjang yang sering dilakukan, antara lain yaitu pemeriksaan darah,
pemeriksaan urine, pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG), Foto Rontgen, Ultrasonkgrafi
(USG), Computed tomography scan (CT Scan), Magnetic resonance imaging (MRI),
Fluoraskopi, Endoskopi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pemeriksaan diagnostik/penunjang?
2. Apa saja jenis-jenis pemeriksaan diagnlstik/penunjang?
3. Apa tahap-tahap pemeriksaan diagnostik/penunjang?
4. Apa saja alat-alat yang digunakan saat pemgkajian penunjang?
5. Apa Fungsi dan tujuan pemeriksaan diagnostik/penunjang?

4
C. Tujuan

1. Mengetahui apa itu pemeriksaan diagnostik/penunjang.


2. Mengetahui jenis-jenis pemeriksaan diagnostik/penunjang.
3. Mengetahui tahap-tahap pemeriksaan Diagnostik/ Penunjang.
4. Mengetahui alat-alat yang digunakan saat pengkajian penunjamg.
5. Mengetahui fungsi dan tujuan pemeriksaan diagnostik/penunjang.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK/PENUNJANG

A. Pengertian

Pemeriksaan Diagnostik/penunjang merupakan bagian dari pemeriksaan medis


yang dilakukan oleh dokter untuk mendiagnosis penyakit tertentu. Pemeriksaan ini
umumnya dilakukan setelah pemeriksaan fisik dan penelusuran riwayat keluhan atau
riwayat penyakit pada pasien.

Pemeriksaan penunjang atau pemeriksaan diagnostik adalah pemeriksaan yang


dilakukan dokter untuk menentukan diagnosis penyakit pada pasien serta tingkat
keparahannya.

Pemeriksaan penunjang biasanya dilakukan saat pasien berkonsultasi ke dokter


karena adanya keluhan atau gejala tertentu, atau saat pasien menjalani pemeriksaan
kesehatan rutin (medical check-up).

Selain untuk mendiagnosis penyakit, pemeriksaan penunjang juga dilakukan untuk


menentukan langkah penanganan yang tepat serta memantau keberhasilan terapi pada
pasien.

B. Jenis Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik

Ada sangat banyak jenis pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan oleh
dokter. Namun, ada beberapa jenis pemeriksaan penunjang yang sering dilakukan,
antara lain:

1. Pemerikaan darah

Pemeriksaan darah adalah jenis pemeriksaan penunjang yang paling umum


dilakukan. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengambil sampel darah pasien
untuk kemudian dianalisis di laboratorium.Pemeriksaan darah biasanya dilakukan
untuk mendeteksi penyakit atau kondisi medis tertentu, seperti anemia dan infeksi.
Melalui pemeriksaan penunjang ini, dokter dapat memantau beberapa komponen
darah dan fungsi organ, meliputi:

 Sel darah, seperti sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit atau keping
darah
 Plasma darah
 Zat kimia darah, seperti gula darah atau glukosa, kolesterol, asam urat, zat besi,
dan elektrolit
6
 Analisis gas darah
 Fungsi organ tertentu, seperti ginjal, hati, pankreas, empedu, dan kelenjar tiroid
 Tumor marker

Sebelum melakukan pemeriksaan darah, tanyakan dulu kepada dokter mengenai


persiapan apa yang harus dilakukan, tindakan sebelum melakukan pemeriksaan darah
adalah berpuasa, banyak minum,kenali vena pemalu, dan memar setelah pengambilan
darah.

Hal yang perlu dipersiapkan saat pemeriksaan darah yaitu alat diantaranya sebagai
berikut:

a) Lanset darah atau jarum khusus


b) Kapas Alkohol
c) Kapas kering
d) Alat pengukur Hb atau kaca objek atau botol pemeriksaan, tergantung macam
pemeriksaan
e) Bengkok
f) Hand scoon
g) Perlak dan pengalas

2. Pemeriksaan urine

Pemeriksaan urine adalah jenis pemeriksaan penunjang yang sering kali dilakukan
untuk mengetahui kondisi kesehatan, fungsi ginjal, serta apakah seseorang
mengonsumsi obat-obatan tertentu. Selain itu, pemeriksaan urine juga biasanya
dilakukan pada ibu hamil untuk memastikan kehamilan atau untuk mendeteksi
preeklamsia.

7
Pemeriksaan urine dapat dilakukan sebagai bagian dari medical check-up rutin
atau ketika dokter mencurigai adanya penyakit tertentu, seperti penyakit ginjal, infeksi
saluran kemih, atau batu ginjal.

Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum melakukan tes urine,
yaitu:

 Beri tahukan dokter mengenai obat-obatan dan suplemen yang sedang Anda
konsumsi. Beberapa jenis obat diketahui dapat memengaruhi hasil tes sehingga
dokter biasanya akan meminta Anda berhenti minum obat-obatan tersebut;
 Pemeriksaan urine biasanya dapat dilakukan tanpa puasa, namun ada beberapa
pemeriksaan yang memerlukan puasa terlebih dahulu;
 Hindari melakukan hubungan seksual minimal 1 hari sebelum Anda
melakukan tes urine karena dikhawatirkan dapat memengaruhi hasil.

Hal yang harus dipersiapkan sebelum melakukan pemeriksaan urin yaitu persiapan
alat berikut yang harus dipersiapkan

a) Formulir khusus Pemeriksaan urine


b) Wadah urine dengan tutupnya
c) Hand scoob
d) Kertas etiket
e) Bangkok
f) Buku ekspedisi untuk pemeriksaan laboratorium

8
3. Pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG)

Pemeriksaan penunjang ini sering digunakan untuk memantau kerja jantung,


khususnya irama detak jantung dan aliran listrik jantung. EKG juga dapat dilakukan
untuk mendeteksi kelainan jantung, seperti aritmia, serangan jantung, pembengkakan
jantung, kelainan pada katup jantung, dan penyakit jantung koroner.

pemeriksaan EKG bisa dilakukan di tempat praktik dokter, IGD rumah sakit,atau
diruang perawatan pasien, seperti di ICU atau di bangsal rawat inap. Saat menjalani
EKG, pasien akan diminta untuk berbaring dan melepaskan baju, serta perhiasan yang
dikenakan, selanjutnya dokter akan memasang elektroda di bagian dada, lengan, dan
tungkai pasien. Ketika pemeriksaan berlangsung. Pasien disarankan untuk tidak
banyak bergerak atau berbicara karena dapat mengganggu hasil pemeriksaan

Hal yang harus dipersiapkan sebelum melakukan pemeriksaan urin yaitu persiapan
alat berikut yang harus dipersiapkan yaitu:

a. Mesin EKG yang lengkap


b. Kabel untuk sumber listrik
c. Kabel untuk bumi (ground)
d. Kabel elektroda ekstremitas dan dada
e. Plat elektroda ekstremitas beserta karet pengikat
f. Balon penghisap elektroda dada
g. Jelly
h. Kertas tissue

9
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan tindakan EKG yaitu:

a. Beri tahu dokter jika anda menggunakan alat pacu jantung


b. Beri tahu dokter tentang obat-obatan dan suplemen, termasuk suplemen herba,
yang sedang anda konsumsi karena obat tersebut bisa memengaruhi hasil EKG
c. Bila terdapat bulu di dada, sebaiknya dicukur terlebih dahulu agar elektroda
tidak sulit menempel ditubuhd.
d. Hindari pemakaian losion, minyak,atau bedak pada tubuh, terutama dibagian
dada
e. Hindari minum air dingin atau olahraga sebelum menjalani EKG karena dapat
memengaruhi tes

4. Foto Rontgen

Foto Rontgen merupakan jenis pemeriksaan penunjang yang menggunakan radiasi


sinar-X atau sinar Rontgen untuk menggambarkan kondisi berbagai organ dan
jaringan tubuh. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan untuk mendeteksi:

 Kelainan tulang dan sendi, termasuk patah tulang, radang sendi, dan pergeseran
sendi (dislokasi)
 Kelainan gigi
 Sumbatan saluran napas atau saluran cerna
 Batu saluran kemih
 Infeksi, seperti pneumonia, tuberkulosis, dan usus buntu

Pada kasus tertentu, dokter mungkin akan memberikan zat kontras kepada pasien
melalui suntikan atau per oral (diminum), agar hasil foto Rontgen lebih jelas. Meski
demikian, zat kontras ini kadang bisa menimbulkan beberapa efek samping, seperti
reaksi alergi, pusing, mual, lidah terasa pahit, hingga gangguan ginjal.

1
Hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum melakukan tindakan yaitu:

a.) Puasa, setidaknya 4-6 jam sebelum pemeriksaan


b.) Minum obat penyeda nyeri, terutama pada pengidap patah tulang
c.) Lepas semua aksesoris yang menempel pada tubuh dan menggunakan pakaian
khusus yang disediakan
d.) Konsumsi cairan kontras yang diberikan sebelum pemeriksaan.

Berdasarkan jenis persiapan pemeriksaan terbagi atas :

a. Radiografi konvesional, pasien dapat langsung di foto


b. Radiogravi konvensional dengan persiapan yaitu :

 pada pemeriksaan saluran kemih anda akan diminta berbaring telentang denga
tangan menjauh dari tubuh.
 Pemeriksaan dada dilakukan proyeksi posterior (PA) dilakukan dengan posisi
berdiri, baju harus diturunkan sampai ke pinggang. Anda akan diminta untuk
menahan nafas saat foto di ambil.
 Pada daerah tengkorak, penjepit atau hiasan ra,but, kaca dan gigi palsu harus
dipindahkan

5. Ultrasonkgrafi (USG)

USG adalah pemeriksaan penunjang yang menggunakan gelombang suara untuk


menghasilkan gambar organ dan jaringan di dalam tubuh. Pemeriksaan penunjang ini
sering dilakukan untuk mendeteksi kelainan di organ dalam tubuh, seperti tumor, batu,
atau infeksi pada ginjal, pankreas, hati, dan empedu. Tak hanya itu, USG juga umum
dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan kehamilan untuk memantau kondisi janin
serta untuk memandu dokter saat melakukan tindakan biopsi.

Sebelum pemeriksaan USG dilakukan, dokter mungkin akan meminta pasien


untuk berpuasa serta minum air putih dan menahan buang air kecil untuk sementara
waktu. Pasien kemudian akan diperbolehkan buang air kecil dan makan kembali
setelah pemeriksaan USG selesai dilakukan.

Pemeriksaan USG biasanya menggunakan sebuah alat bernama transducer yang


ditempelkan pada kulit untuk memancarkan gelombang suara dengan frekuensi tinggi.
Namun, terdapat beberapa teknik USG yang perlu memasukkan transducer ke dalam
tubuh. Teknik ini membutuhkan transducer khusus.

2
6.Computed tomography scan (CT Scan)

CT scan adalah pemeriksaan penunjang yang memanfaatkan sinar Rontgen


dengan mesin khusus untuk menciptakan gambar jaringan dan organ di dalam tubuh.
Gambar yang dihasilkan oleh CT scan akan terlihat lebih jelas daripada foto Rontgen
biasa. Pemeriksaan CT scan biasanya berlangsung sekitar 20–60 menit. Untuk
menghasilkan kualitas gambar yang lebih baik atau lebih akurat dalam mendeteksi
kelainan tertentu, seperti tumor atau kanker, dokter dapat menggunakan zat kontras
saat melakukan pemeriksaan CT scan.

3
Ada beberapa persiapan yang perlu dilakuka sebelum proses prosedur CT scan
yaitu:

1. Menjalani pemeriksaan darah untuk melihat fungsi ginjal, jika akan melakukan
CT scan dengan zat kontras.
2. Tidak makan atau minum beberapa jam sebelum prosedur dilakukan, terutama
bagi pasien yang akan menggunakan zat kontras.

Peralatan yang Digunakan


 Alat pemindai. Alat pemeriksaan CT scan ini bundar seperti donat
 Meja periksa. Pasien berbaring pada meja ini selama pemeriksaan
 Cairan kontras
 Tabung sinar-X
 Komputer
 Tombol panggilan
 Interkom.

4
7. Magnetic resonance imaging (MRI)

MRI sepintas mirip dengan CT scan, tetapi pemeriksaan penunjang ini tidak
memanfaatkan sinar Rontgen atau radiasi, melainkan gelombang magnet dan
gelombang radio berkekuatan tinggi untuk menggambarkan kondisi organ dan

jaringan di dalam tubuh. Prosedur MRI biasanya berlangsung selama 15–90 menit.
Pemeriksaan MRI dapat dilakukan untuk memeriksa hampir seluruh bagian tubuh,
termasuk otak dan sistem saraf, tulang dan sendi, payudara, jantung dan pembuluh
darah, serta organ dalam lainnya, seperti hati, rahim, dan kelenjar prostat. Sama
seperti CT scan dan foto Rontgen, dokter juga terkadang akan menggunakan zat
kontras untuk meningkatkan kualitas gambar yang dihasilkan pada pemeriksaan MRI.

Persiapan Sebelum MRI

Pemeriksaan MRI memanfaatkan medan magnet yang kuat. Maka pasien harus
melepaskan semua aksesori yang terbuat dari logam. Adapun pasien yang memiliki
implan logam, misalnya alat pacu jantung, tidak diperkenankan menjalani MRI
kecuali atas arahan dari dokter.

Kunci utama dalam pemeriksaan MRI adalah ketenangan. Pasien harus tenang
sebelum, saat, hingga sesudah MRI agar proses berjalan lancar dan hasilnya dapat
dimanfaatkan. Bila merasa gugup, pasien harus memberi tahu dokter. Kadang
diperlukan obat penenang agar pasien merasa relaks.

Ini terutama bagi pasien yang memiliki klaustrofobia atau ketakutan berlebih
terhadap ruangan yang sempit dan tertutup. Sebab, dalam proses MRI, pasien akan
berada di dalam mesin tertutup yang bisa memantik klaustrofobia.

Tidak ada aturan pasti harus puasa sebelum MRI. Namun dokter umumnya akan
memberitahukan aturan makan dan minum ketika konsultasi sebelum MRI
5
berlangsung. Pasien juga sebaiknya bersiap dengan datang lebih awal ke lokasi
pemeriksaan setidaknya 30 menit sebelum jadwal pemeriksaan.

Sebelum melakukan pemeriksaan MRI, ada beberapa persiapan yang


penting dilakukan oleh pasien, yakni:

 Melepaskan benda logam yang menempel pada tubuh. Pasien umumnya akan
diberikan pakaian khusus selama pemeriksaan.
 Tidak membawa ponsel dan benda elektronik lainnya saat dilakukan MRI

8.fluoroskopi

Fluoroskopi adalah metode pemeriksaan radiologis yang memanfaatkan sinar


Rontgen untuk menghasilkan serangkaian gambar menyerupai video. Pemeriksaan
penunjang ini umumnya dikombinasikan dengan zat kontras, agar gambar yang
dihasilkan lebih jelas.

Fluorokospi biasanya digunakan untuk mendeteksi kelainan tertentu di dalam


tubuh, seperti kerusakan atau gangguan pada tulang, jantung, pembuluh darah, dan
sistem pencernaan. Fluoroskopi juga bisa dilakukan untuk membantu dokter ketika
melakukan kateterisasi jantung atau pemasangan ring jantung.

Persiapan Menjelang Fluoroskopi,Tidak ada persiapan khusus menjelang fluoroskopi.


Kamu hanya dianjurkan perbanyak minum air putih, lepas semua aksesori yang
digunakan (seperti gelang, anting, kalung), gunakan pakaian khusus yang sudah
disiapkan, serta tidak makan dan minum pada malam hari sebelum pemeriksaan.Saat
pemeriksaan dokter akan memberikan zat pewarna kontras sesuai area yang diamati.
6
 Zat pewarna kontras oral diberikan untuk mengatasi kondisi kerongkongan dan
lambung. Efek sampingnya adalah mual dan rasa tidak nyaman pada
kerongkongan.

 Zat pewarna kontras enema diberikan melalui anus. Efek sampingnya berupa
perut kembung dan rasa tidak nyaman pada perut.

 Zat pewarna kontras suntik. Diberikan melalui suntikan ke dalam pembuluh


darah, bertujuan untuk mengatasi kondisi kantung empedu, saluran
kemih, pembuluh darah, dan organ hati. Efek sampingnya berupa tubuh terasa
hangat dan ada rasa logam dalam mulut.

9. Endoskopi

Endoskopi bertujuan untuk memeriksa organ dalam tubuh dengan endoskop, yaitu
alat berbentuk selang kecil yang elastis dan dilengkapi kamera di ujungnya. Alat ini
terhubung dengan monitor atau layar TV, sehingga dokter dapat melihat kondisi organ
dalam tubuh. Pemeriksaan endoskopi biasanya dilakukan untuk memantau kondisi
saluran cerna dan mendiagnosis penyakit tertentu, seperti gastritis atau peradangan
pada lambung, tukak lambung, GERD, kesulitan menelan, perdarahan saluran

pencernaan, serta kanker lambung.

Selain beberapa jenis pemeriksaan penunjang di atas, ada beberapa jenis


pemeriksaan penunjang lainnya yang juga sering dilakukan dokter, seperti:

 Ekokardiografi
 Biopsi
 Elektroensefalografi (EEG)
 Pemeriksaan tinja
 Pemeriksaan cairan tubuh, seperti cairan otak, cairan sendi, dan cairan pleura
 Pemeriksaan genetik
7
Persiapan sebelum melakukan Tindakan Endoskopi
1. Pasien perlu memberikan informasi kepada dokter atau perawat jika memiliki
kondisi medis seperti diabetes, kencing manis, hipertensi, atau sedang
mengonsumsi obat-obatan atau memiliki alergi.
2. Pasien harus berpuasa (tidak boleh makan dan minum) selama 6 hingga 8
jam sebelum dilakukan tindakan.

10. audiometri
Audiometri bertujuan mengetahui adanya gangguan pendengaran sehingga diketahui
antara lain: jenis ketulian (tuli kondusif atau tuli sensoneural) dan derajat ketulian
(gangguan dengar)menggunakan alat yang dinamakan audiometri.

Ada beberapa persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan


pemeriksaan audiometri. Persiapan tersebut, antara lain:.

 Sebelum melakukan pemeriksaan, pastikan peserta mencopot perhiasannya


terlebih dulu.

 Peserta sebaiknya tidak berada ditempat bising selama 12 jam sebelum


melakukan pemeriksaan.

 Pastikan ruangan pemeriksaan memiliki penerangan yang cukup, sehingga


peserta pemeriksaan dengan keluhan gangguan pendengaran yang berat bisa
tetap berkomunikasi menggunakan bahasa tubuh dengan pemeriksa.

1
 Sebaiknya matikan AC atau kipas, agar suara tidak mengganggu proses
pemeriksaan.

 Tempatkan kursi pada posisi yang sesuai, pastikan peserta tidak melihat tangan
pemeriksa sewaktu menekan tombol-tombol pada audiometer dan layar
monitor.

2
11. Panoramic Radiology

Panoramic Radiology merupakan adalah salah satu fasilitas penunjang yang di


sediakan untuk mendapatkan gambar gigi secara keseluruhan dari berbagai sudut
dengan radiasi yang sangat kecil.

Apa yang harus dipersiapkan sebelum menjalani prosedur pemeriksaan


panoramic?

Tidak ada pemeriksaan khusus yang perlu dilakukan sebelum Anda menjalani
pemeriksaan mengguunakan rontgen panoramic. Biasanya Anda hanya akan
diminta untuk memakai celemek khusus yang terbuat dari bahan timbal
sebagai tindakan pencegahan keselamatan untuk melindungi bagian tubuh
Anda dari paparan radiasi, yang mungkin tersebar dari alat rontgen panoramic.

Saat pemeriksaan, Anda akan diminta untuk melepaskan perhiasan, kacamata


atau benda berbahan logam lainnya yang mungkin dapat mengganggu hasil
rontgen.

Pasien wanita harus memberi tahu dokter jika sedang hamil atau
merencakanan kehamilan. Sebab, banyak tindakan rontgen yang sebaiknya
tidak dilakukan selama kehamilan agar janin tidak terpapar radiasi. Jika
rontgen sangat diperlukan, langkah pencegahan akan diambil untuk
meminimalkan paparan radiasi pada bayi.

Apa yang dilakukan dokter pada prosedur pemeriksaan panoramic?

Berikut ini langkah-langkah dalam pemeriksaan panoramic atau rontgen gigi.

Pertama, Anda akan diinstruksikan untuk duduk menghadap alat rontgen dan
teknisi akan dengan hati-hati mengatur posisi serta mengamankan kepala
Anda.
1
Bite holder atau alat pelindung gigitan kemudian ditempatkan di mulut Anda
untuk memastikan keselarasan gigi. Penempatan gigi dan kepala dengan benar
sangat penting untuk mendapatkan gambar yang jelas.

Selama pemeriksaan, tabung rontgen akan berputar mengelilingi kepala, mulai


dari satu sisi rahang dan berakhir di sisi rahang yang lain. Proses Ini biasanya
dapat berlangsung selama 12-20 detik.

Anda akan diminta untuk tetap diam saat lengan alat berputar di sekeliling
kepala, ketika gambar sedang diambil.

Setelah pemeriksaan rontgen selesai dilakukan, petugas akan mengambil film


dari dalam alat dan memprosesnya. Proses tersebut bisa dilakukan secara
manual maupun digital. Anda akan diinstruksikan untuk menunggu sebentar
sampai hasil rontgen selesai diproses.

Setelah hasil rontgen keluar, maka film rontgen akan dimasukkan ke dalam
amplop dan biasanya akan langsung diberikan pada Anda. Untuk bisa
membaca hasil rontgen, Anda perlu membawa hasil tersebut kembali ke dokter
gigi.

Setelah melihat gambaran susunan gigi dan rahan secara keseluruhan, dokter
gigi bisa membuat diagnosis dan rencana perawatan yang paling efektif untuk
kondisi Anda.

12. Radiologi

Untuk mendiagnosa kelainan pada organ tubuh seperti paru – paru , retak pada
tulang.(Foto Thorak, BNO-IVP, HSG )

2
hal apa saja yang mesti dilakukan sebelum menjalani pemeriksaan ini?

Sebelum melakukan pemeriksaan ini, cobalah untuk selalu mengikuti saran


yang dokter berikan. Tujuannya simpel, agar pemeriksaan radiologi bisa
memberikan hasil yang optimal. Lalu, hal apa saja yang mesti dilakukan
sebelum melakukan pemeriksaan ini? Sebenarnya syarat-syaratnya bergantung
pada jenis pemeriksaan.,

berikut beberapa persiapan yang akan disarankan dokter:

1. Puasa

Beberapa jenis pemeriksaan radiologi menggunakan cairan kontras. Nah,


sebelum melakukan pemeriksaan ini dokter akan meminta pengidap berpuasa
selama 4–6 jam. Selain itu, puasa selama 8–12 juga harus dijalani oleh
pengidap yang akan menjalani USG perut. Alasannya, pemeriksan tak bisa
menghasilkan gambar yang jelas bila masih ada makanan yang belum tercerna.

2. Menahan Berkemih

Untuk pemeriksaan USG panggul, pengidap akan diminta untuk mengonsumsi


banyak air hingga kandung kemih penuh, dan menahan untuk tidak buang air
kecil.

3. Konsumsi Obat

Pemeriksaan radiologi jenis tertentu bisa menimbulkan rasa nyeri dan tidak
nyaman. Contohnya, pemeriksaan rontgen pada kondisi patah tulang. Apalagi
ketika diminta dokter untuk menahan posisi tertentu saat pengambilan gambar.
Untuk mengatasi rasa nyeri ini, dokter biasanya akan memberikan painkiller
sebelum pemeriksaan berlangsung.

4. Melepas Aksesoris

Dalam pemeriksaan radiologi kita akan diminta untuk melepas semua


aksesoris logam yang dikenakan. Misalnya jam tangan, kacamata, atau gigi
palsu. Bagi yang menggunakan implan logam dalam tubuh, cobalah beri tahu
dokter sebelum pemeriksaan. Sebab magnet dari pemeriksaan MRI sangat
kuat, keberadaan implan logam di dalam tubuh bisa membahayakan tubuh.

5. Pakaian Khusus

Kita akan diminta untuk mengenakan pakaian khusus yang telah disediakan
sebelum memasuki ruangan.

3
13. Spirometri

Untuk mengukur volume dan kapasitas paru – paru seseorang, dan biasanya
dilakukan pada karyawan yang lingkungan kerjanya terpapar/ terpajan debu secara
ekstrim.

Ada berbagai persiapan yang harus dilakukan sebelum menjalani pemeriksaan


spirometri. Antara lain:

1. Jangan Merokok

Perokok aktif menjadi salah satu golongan yang dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan ini. Sebab, risiko penyakit paru-paru menjadi lebih besar pada
orang yang merokok. Saat akan menjalani tes ini, pastikan untuk tidak
merokok, setidaknya selama satu hari sebelum pemeriksaan spirometri.

2. Batasi Alkohol

Agar hasil pemeriksaan sempurna dan kondisi paru-paru bisa dipantau dengan
menyeluruh, hindari mengonsumsi minuman beralkohol sebelum melakukan
pemeriksaan ini. Sama seperti rokok, sebaiknya konsumsi minuman beralkohol
dihentikan beberapa hari sebelum menjalani tes spirometri.

3. Makan Secukupnya

Kamu juga tidak disarankan makan berlebihan sebelum menjalani tes ini.
Sebab, hal itu hanya akan menyebabkan gangguan pada pernapasan dan
menyulitkan jalannya pemeriksaan.

4
4. Pakaian yang Sesuai

Hindari mengenakan pakaian yang terlalu ketat saat akan menjalani


pemeriksaan spirometri. Ini bertujuan untuk menghindari gangguan
pernapasan dan membuat kamu bisa bernapas dengan lebih mudah. Sebab,
kamu akan diminta bernapas sebanyak beberapa kali selama pemeriksaan ini
berlangsung.

5. Perhatikan Aktivitas Fisik

Karena pemeriksaan ini bertujuan untuk memantau kondisi paru, maka


sebaiknya hindari melakukan aktivitas terlalu berat atau berolahraga sebelum
menjalani spirometri. Hal itu bertujuan agar selama pemeriksaan, paru-paru
berada pada kondisi normal dan hasil yang ditunjukkan pun bersifat akurat.

14. Treadmill

Untuk mengetahui kemampuan maksimal kerja jantung saat melakukan aktifitas ,


sehingga dideteksi antara lain : Resiko Penyakit Jantung Koroner ( PJK )Berat atau
tidaknya PJK seseorang, Dosis aktivitas / olahraga bagi penderita PJK.

Persiapan Sebelum Pemeriksaan Treadmill

Sebelum melakukan pemeriksaan treadmill, sebaiknya ikuti persiapan berikut ini.

 Beritahu dokter semua obat, vitamin, herbal, atau suplemen


yang dikonsumsi.
 Beritahu dokter jika kamu sedang hamil.
 Pastikan kamu tidur cukup sebelum menjalani tes stres
EKG.

5
 Hindari konsumsi makanan dan minuman apapun (kecuali
air putih) selama empat jam sebelum tes.
 Hindari konsumsi minuman yang mengandung kafein
selama 12 jam sebelum tes.
 Hindari konsumsi obat jantung pada hari pemeriksaan,
kecuali dokter mengizinkan.
 Gunakan sepatu yang nyaman dan celana longgar.
 Gunakan kemeja lengan pendek dengan kancing depan agar
memudahkan dokter saat menempelkan elektroda EKG ke
dada.
 Bawa inhaler saat pemeriksaan jika kamu mengidap
penyakit asma atau masalah pernapasan lainnya.

Biasanya, dokter akan menyarankan pemeriksaan penunjang untuk


memastikan diagnosis penyakit setelah melakukan anamnesa (tanya jawab)
dan pemeriksaan fisik pada pasien. Jenis pemeriksaan penunjang yang
dilakukan akan disesuaikan dengan penyakit yang dicurigai oleh dokter dan
kondisi pasien secara umum.

C. Tahap-tahap Pemeriksaan penunjang

Tahap-tahap pemeriksaan penunjang meliputi:

1. Persiapan alat

Dalam mempersiapkan alat yang akan digunakan selalu diperhatikan


instruksi dokter sehingga tidak salah persiapan dan berkesan profesional dalam
bekerja.

2. Persiapan pasien

Dalam mempersiapkan pasien yang perlu diperhatikan yaitu puasa, obat yang
diminum pasien saat menjalani pengobatan, Waktu Pengambilan dan Posisi
pengambilan sampel.

D. Alat-alat yang Digunakan untuk Melakukan Pengkajian Penunjang

1. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Digunakan untuk mendiagnosa bagian struktur tubuh manusia dengan


gelombang electromagnetic, yang tidak memberi efek radiasi seperti sinar
X. Alat ini sangat berguna untuk pemeriksaan saraf, jaringan otot, jantung
6
dan pembuluh darah dan tumor. Semakin besar teslanya atau kekuatan
magnetiknya semakin baik kualitas gambarnya.

2. Lightspeed MSCT (MultiSlice Computer Tomography)

Lightspeed MSCT (MultiSlice Computer Tomography) Scanner adalah


alat diagnosa yang menggunakan sinar X untuk memberikan
gambar 3 dimensi organ dalam tubuh. Kelebihan alat ini memiliki sistem
yang membantu mengurangi dosis sinar X pada pasien sampai dengan
30%

3. Angiograph
Alat Angiografi ini digunakan sebagai alat diagnosa dan pengobatan.
Alat ini menggunakan sinar X untuk melihat bagian dalam pembuluh
darah yang tersumbat dan dengan bantuan alat lainnya untuk tindakan
balonisasi atau pemasangan penyangga pembuluh darah/stent.
4. Mobile Fluorostar C-Arm
Adalah alat penting yang diggunakan dokter dalam kamar operasi atau
tindakan medis.
5. Roentgen
alat rontgen merupakan suatu metode diagnostik dengan menggunakan
gelombang elektromagnetik berupa Sinar-X.
6. Mammografi

Alat Mammografi digunakan untuk mendiagnosa kanker payudara


pada wanita, alat ini menggunakan sinar X untuk menciptakan gambarnya
yang dapat membedakan sel sehat dan sel ganas/kanker.

7. Roentgen Paronamic
panoramik adalah pemeriksaan rontgen gigi dua dimensi (2-D) yang
menangkap seluruh mulut dalam satu gambar tunggal, termasuk gigi,
rahang atas dan bawah, sinus, struktur dan jaringan di sekitarnya. Rahang
adalah struktur melengkung yang mirip dengan tapal kuda.
8. UltraSonoGraphy (USG)

7
Rumah sakit menyediakan USG 2-D, 3-D and 4-D. USG digunakan
untuk memeriksa organ bagian dalam dengan gelombang suara.
Pemeriksaan kehamilan, medical chek up dan keadaan organ bagian
dalam,dsb.
9. ElectroKardioGrafi (EKG)
Pemeriksaan untuk mengetahui fungsi jantung dan mengecek
kesehatan jantungnya.
10. EEG (ElectroEncephaloGrafi)
Pemeriksaan untuk mengetahui gelombang listrik dalam otak 11. EMG
(ElectroMyoGrafi) Pemeriksaan Aktivitas listrik pada otot disaat istirahat
dan bergerak. 12. Audiometri Alat deteksi fungsi pendengaran dengan
beberapa level intensitas gelombang suara.

E. Fungsi dan Tujuan Pemeriksaan Penunjang


Fungsi dalam pemeriksaan penunjang, yaitu:
1. Skrining atau uji saring adanya penyakit subklinis, dengan tujuan
menentukan resiko terhadap suatu penyakit dan mendeteksi dini
penyakit terutama bagi individu beresiko tinggi (walaupun tidak ada
gejala atau keluhan).
2. Konfirmasi pasti diagnosis, yaitu untuk memastikan penyakit yang
diderita seseorang, berkaitan dengan penanganan yang akan diberikan
dokter serta berkaitan erat dengan komplikasi yang mungkin saja dapat
terjadi.
3. Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan gejala
klinis.
4. Membantu pemantauan pengobatan.
5. Menyediakan informasi prognosis atau perjalanan penyakit, yaitu
untuk memprediksi perjalanan penyakit dan berkaitan dengan terapi
dan pengelolaan pasien selanjutnya.
6. Memantau perkembangan penyakit, yaitu untuk memantau
perkembangan penyakit dan memantau efektivitas terapi yang

8
dilakukan agar dapat meminimalkan komplikasi yang dapat terjadi.
Pemantauan ini sebaiknya dilakukan secara berkala.
7. Mengetahui ada tidaknya kelainan atau penyakit yang banyak dijumpai
dan potensial membahayakan.
8. Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak
didapati penyakit.
Tujuan dalam pemeriksaan penunjang yaitu:

1. Untuk menambah data penunjang selain data pemeriksaan


fisikUntuk memberi kejelasan dan kepastian tentang kesungguhan
penyakit yang diderita oleh pasien
2. Untuk memudahkan dokter dalam melakukan diagnosis.

F. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan Pemeriksaan


Diagnostik/Penunjang (Laboratorium)

Tujuan pemeriksaan laboratorium, diantaranya untuk mendeteksi


adanya penyakit, menentukan faktor risiko penyakit, memantau perkembangan
penyakit dan memantau efektivitas pengobatan. Hasil pemeriksaan
laboratorium memiliki peranan penting dalam pengambilan keputusan medis,
karena itu akurasi hasil menjadi suatu keharusan. Hasil pemeriksaan yang
tidak akurat dikarenakan persiapan pemeriksaan yang kurang optimal akan
menyebabkan tujuan pemeriksaan tidak tercapai dan dapat mengakibatkan
diagnosa yang kurang tepat dan berujung pada penanganan medis yang kurang
tepat pula.

Persiapan pasien tergantung dari jenis pemeriksaan yang akan dilakukan. Berikut ini,
kami sampaikan beberapa persiapan pemeriksaan yang umum dianjurkan :

1. Pasien harus puasa minimal selama 10 jam sebelum pengambilan darah, kecuali
untuk pemeriksaan glukosa puasa minimal 8 jam. Untuk pemeriksaan trigliserida,
sebaiknya pasien puasa selama 12 jam.

2. Selama puasa, pasien tidak diperbolehkan makan dan minum, kecuali air putih.

9
3. Hindari merokok, makan permen karet, minum kopi dan teh (tanpa gula), alkohol,
addictive drugs (seperti amphetamine, morphine, heroin, cannabis) karena akan
mempengaruhi hasil pemeriksaan.

4. Jangan berpuasa lebih dari 14 jam.

5. Jangan melakukan aktivitas berat seperti berolahraga sebelum pengambilan darah.

6. Pengambilan darah sebaiknya dilakukan pagi hari, antara pukul 07.00 - 09.00. Hal
ini karena pagi hari merupakan keadaan basal tubuh dimana pada umumnya belum
melakukan banyak aktivitas.

Terkadang sebagian pasien masih mengabaikan anjuran tersebut, baik karena lupa,
terlalu sulit dilakukan ataupun karena kesibukan yang tidak memungkinkan pasien
mengikuti anjuran tersebut. Padahal persiapan pemeriksaan ini dibuat berdasarkan
berbagai pertimbangan yang fokus pada keselamatan pasien (patient safety).

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan Pemeriksaan penunjang merupakan penelitian
perubahan yang timbul pada penyakit, perubahan ini bisa berupa
penyebab. Yang menggunakan alat bantu untuk pelaksanaanya yaitu
USG, MRI, CT Scan dll, dengan menggunakan spesimen yang diambil
dari pasien atau pasien itu sendiri. Hasil pemeriksaan digunakan untuk
melengkapi pemeriksaan vital karena, jika hanya mengandalkan
pemeriksaan vital, maka hasilnya sangat tidak akurat.

spesimen yang diambil dari pasien atau pasien itu sendiri. Hasil
pemeriksaan digunakan untuk melengkapi pemeriksaan vital karena,
jika hanya mengandalkan pemeriksaan vital, maka hasilnya sangat
tidak akurat.

B. Saran
Saran Dalam penyusun makalah ini sangat jauh dari
penyempurnaan maka saran, kritikal, idea dari mahasiswa atau
mahasiswi yang bersifat menambah dan membangun maka penulis
sangat mengharapkan demi penyempurnaan makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/kenali-9-jenis-pemeriksaan-penunjang-yang-
umum-dilakukan
https://pdfcoffee.com/makalah-pemeriksaan-penunjang-pdf-free.html

12

Anda mungkin juga menyukai