“PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK/PENUNJANG”
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia
dan izin-Nyalah kami dapat menyusun makalah yang berjudul “PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK/PENUNJANG”.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahiu lebih dalam terkait
bagaimana pemeriksaan Diagnostik/penunjang.
Kami sangat berharap makalah ini dapat diterma dengan segala kekurangannya.
Untuk itu kami menantikan kritik da saran guna memperbaiki masalah selanjutnya.
Terimakasih kepada ibu Istiana S.Kep.,Ners.,M.Kep yang telah membimbing kami.
Mataram,20 Mei.2022
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I .......................................................................................................................iii
A. Latar Belakang.......................................................................................................
B. Rumusan Masalah..................................................................................................
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pemeriksaan diagnostik/penunjang?
2. Apa saja jenis-jenis pemeriksaan diagnlstik/penunjang?
3. Apa tahap-tahap pemeriksaan diagnostik/penunjang?
4. Apa saja alat-alat yang digunakan saat pemgkajian penunjang?
5. Apa Fungsi dan tujuan pemeriksaan diagnostik/penunjang?
4
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK/PENUNJANG
A. Pengertian
Ada sangat banyak jenis pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan oleh
dokter. Namun, ada beberapa jenis pemeriksaan penunjang yang sering dilakukan,
antara lain:
1. Pemerikaan darah
Sel darah, seperti sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit atau keping
darah
Plasma darah
Zat kimia darah, seperti gula darah atau glukosa, kolesterol, asam urat, zat besi,
dan elektrolit
6
Analisis gas darah
Fungsi organ tertentu, seperti ginjal, hati, pankreas, empedu, dan kelenjar tiroid
Tumor marker
Hal yang perlu dipersiapkan saat pemeriksaan darah yaitu alat diantaranya sebagai
berikut:
2. Pemeriksaan urine
Pemeriksaan urine adalah jenis pemeriksaan penunjang yang sering kali dilakukan
untuk mengetahui kondisi kesehatan, fungsi ginjal, serta apakah seseorang
mengonsumsi obat-obatan tertentu. Selain itu, pemeriksaan urine juga biasanya
dilakukan pada ibu hamil untuk memastikan kehamilan atau untuk mendeteksi
preeklamsia.
7
Pemeriksaan urine dapat dilakukan sebagai bagian dari medical check-up rutin
atau ketika dokter mencurigai adanya penyakit tertentu, seperti penyakit ginjal, infeksi
saluran kemih, atau batu ginjal.
Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum melakukan tes urine,
yaitu:
Beri tahukan dokter mengenai obat-obatan dan suplemen yang sedang Anda
konsumsi. Beberapa jenis obat diketahui dapat memengaruhi hasil tes sehingga
dokter biasanya akan meminta Anda berhenti minum obat-obatan tersebut;
Pemeriksaan urine biasanya dapat dilakukan tanpa puasa, namun ada beberapa
pemeriksaan yang memerlukan puasa terlebih dahulu;
Hindari melakukan hubungan seksual minimal 1 hari sebelum Anda
melakukan tes urine karena dikhawatirkan dapat memengaruhi hasil.
Hal yang harus dipersiapkan sebelum melakukan pemeriksaan urin yaitu persiapan
alat berikut yang harus dipersiapkan
8
3. Pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG)
pemeriksaan EKG bisa dilakukan di tempat praktik dokter, IGD rumah sakit,atau
diruang perawatan pasien, seperti di ICU atau di bangsal rawat inap. Saat menjalani
EKG, pasien akan diminta untuk berbaring dan melepaskan baju, serta perhiasan yang
dikenakan, selanjutnya dokter akan memasang elektroda di bagian dada, lengan, dan
tungkai pasien. Ketika pemeriksaan berlangsung. Pasien disarankan untuk tidak
banyak bergerak atau berbicara karena dapat mengganggu hasil pemeriksaan
Hal yang harus dipersiapkan sebelum melakukan pemeriksaan urin yaitu persiapan
alat berikut yang harus dipersiapkan yaitu:
9
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan tindakan EKG yaitu:
4. Foto Rontgen
Kelainan tulang dan sendi, termasuk patah tulang, radang sendi, dan pergeseran
sendi (dislokasi)
Kelainan gigi
Sumbatan saluran napas atau saluran cerna
Batu saluran kemih
Infeksi, seperti pneumonia, tuberkulosis, dan usus buntu
Pada kasus tertentu, dokter mungkin akan memberikan zat kontras kepada pasien
melalui suntikan atau per oral (diminum), agar hasil foto Rontgen lebih jelas. Meski
demikian, zat kontras ini kadang bisa menimbulkan beberapa efek samping, seperti
reaksi alergi, pusing, mual, lidah terasa pahit, hingga gangguan ginjal.
1
Hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum melakukan tindakan yaitu:
pada pemeriksaan saluran kemih anda akan diminta berbaring telentang denga
tangan menjauh dari tubuh.
Pemeriksaan dada dilakukan proyeksi posterior (PA) dilakukan dengan posisi
berdiri, baju harus diturunkan sampai ke pinggang. Anda akan diminta untuk
menahan nafas saat foto di ambil.
Pada daerah tengkorak, penjepit atau hiasan ra,but, kaca dan gigi palsu harus
dipindahkan
5. Ultrasonkgrafi (USG)
2
6.Computed tomography scan (CT Scan)
3
Ada beberapa persiapan yang perlu dilakuka sebelum proses prosedur CT scan
yaitu:
1. Menjalani pemeriksaan darah untuk melihat fungsi ginjal, jika akan melakukan
CT scan dengan zat kontras.
2. Tidak makan atau minum beberapa jam sebelum prosedur dilakukan, terutama
bagi pasien yang akan menggunakan zat kontras.
4
7. Magnetic resonance imaging (MRI)
MRI sepintas mirip dengan CT scan, tetapi pemeriksaan penunjang ini tidak
memanfaatkan sinar Rontgen atau radiasi, melainkan gelombang magnet dan
gelombang radio berkekuatan tinggi untuk menggambarkan kondisi organ dan
jaringan di dalam tubuh. Prosedur MRI biasanya berlangsung selama 15–90 menit.
Pemeriksaan MRI dapat dilakukan untuk memeriksa hampir seluruh bagian tubuh,
termasuk otak dan sistem saraf, tulang dan sendi, payudara, jantung dan pembuluh
darah, serta organ dalam lainnya, seperti hati, rahim, dan kelenjar prostat. Sama
seperti CT scan dan foto Rontgen, dokter juga terkadang akan menggunakan zat
kontras untuk meningkatkan kualitas gambar yang dihasilkan pada pemeriksaan MRI.
Pemeriksaan MRI memanfaatkan medan magnet yang kuat. Maka pasien harus
melepaskan semua aksesori yang terbuat dari logam. Adapun pasien yang memiliki
implan logam, misalnya alat pacu jantung, tidak diperkenankan menjalani MRI
kecuali atas arahan dari dokter.
Kunci utama dalam pemeriksaan MRI adalah ketenangan. Pasien harus tenang
sebelum, saat, hingga sesudah MRI agar proses berjalan lancar dan hasilnya dapat
dimanfaatkan. Bila merasa gugup, pasien harus memberi tahu dokter. Kadang
diperlukan obat penenang agar pasien merasa relaks.
Ini terutama bagi pasien yang memiliki klaustrofobia atau ketakutan berlebih
terhadap ruangan yang sempit dan tertutup. Sebab, dalam proses MRI, pasien akan
berada di dalam mesin tertutup yang bisa memantik klaustrofobia.
Tidak ada aturan pasti harus puasa sebelum MRI. Namun dokter umumnya akan
memberitahukan aturan makan dan minum ketika konsultasi sebelum MRI
5
berlangsung. Pasien juga sebaiknya bersiap dengan datang lebih awal ke lokasi
pemeriksaan setidaknya 30 menit sebelum jadwal pemeriksaan.
Melepaskan benda logam yang menempel pada tubuh. Pasien umumnya akan
diberikan pakaian khusus selama pemeriksaan.
Tidak membawa ponsel dan benda elektronik lainnya saat dilakukan MRI
8.fluoroskopi
Zat pewarna kontras enema diberikan melalui anus. Efek sampingnya berupa
perut kembung dan rasa tidak nyaman pada perut.
9. Endoskopi
Endoskopi bertujuan untuk memeriksa organ dalam tubuh dengan endoskop, yaitu
alat berbentuk selang kecil yang elastis dan dilengkapi kamera di ujungnya. Alat ini
terhubung dengan monitor atau layar TV, sehingga dokter dapat melihat kondisi organ
dalam tubuh. Pemeriksaan endoskopi biasanya dilakukan untuk memantau kondisi
saluran cerna dan mendiagnosis penyakit tertentu, seperti gastritis atau peradangan
pada lambung, tukak lambung, GERD, kesulitan menelan, perdarahan saluran
Ekokardiografi
Biopsi
Elektroensefalografi (EEG)
Pemeriksaan tinja
Pemeriksaan cairan tubuh, seperti cairan otak, cairan sendi, dan cairan pleura
Pemeriksaan genetik
7
Persiapan sebelum melakukan Tindakan Endoskopi
1. Pasien perlu memberikan informasi kepada dokter atau perawat jika memiliki
kondisi medis seperti diabetes, kencing manis, hipertensi, atau sedang
mengonsumsi obat-obatan atau memiliki alergi.
2. Pasien harus berpuasa (tidak boleh makan dan minum) selama 6 hingga 8
jam sebelum dilakukan tindakan.
10. audiometri
Audiometri bertujuan mengetahui adanya gangguan pendengaran sehingga diketahui
antara lain: jenis ketulian (tuli kondusif atau tuli sensoneural) dan derajat ketulian
(gangguan dengar)menggunakan alat yang dinamakan audiometri.
1
Sebaiknya matikan AC atau kipas, agar suara tidak mengganggu proses
pemeriksaan.
Tempatkan kursi pada posisi yang sesuai, pastikan peserta tidak melihat tangan
pemeriksa sewaktu menekan tombol-tombol pada audiometer dan layar
monitor.
2
11. Panoramic Radiology
Tidak ada pemeriksaan khusus yang perlu dilakukan sebelum Anda menjalani
pemeriksaan mengguunakan rontgen panoramic. Biasanya Anda hanya akan
diminta untuk memakai celemek khusus yang terbuat dari bahan timbal
sebagai tindakan pencegahan keselamatan untuk melindungi bagian tubuh
Anda dari paparan radiasi, yang mungkin tersebar dari alat rontgen panoramic.
Pasien wanita harus memberi tahu dokter jika sedang hamil atau
merencakanan kehamilan. Sebab, banyak tindakan rontgen yang sebaiknya
tidak dilakukan selama kehamilan agar janin tidak terpapar radiasi. Jika
rontgen sangat diperlukan, langkah pencegahan akan diambil untuk
meminimalkan paparan radiasi pada bayi.
Pertama, Anda akan diinstruksikan untuk duduk menghadap alat rontgen dan
teknisi akan dengan hati-hati mengatur posisi serta mengamankan kepala
Anda.
1
Bite holder atau alat pelindung gigitan kemudian ditempatkan di mulut Anda
untuk memastikan keselarasan gigi. Penempatan gigi dan kepala dengan benar
sangat penting untuk mendapatkan gambar yang jelas.
Anda akan diminta untuk tetap diam saat lengan alat berputar di sekeliling
kepala, ketika gambar sedang diambil.
Setelah hasil rontgen keluar, maka film rontgen akan dimasukkan ke dalam
amplop dan biasanya akan langsung diberikan pada Anda. Untuk bisa
membaca hasil rontgen, Anda perlu membawa hasil tersebut kembali ke dokter
gigi.
Setelah melihat gambaran susunan gigi dan rahan secara keseluruhan, dokter
gigi bisa membuat diagnosis dan rencana perawatan yang paling efektif untuk
kondisi Anda.
12. Radiologi
Untuk mendiagnosa kelainan pada organ tubuh seperti paru – paru , retak pada
tulang.(Foto Thorak, BNO-IVP, HSG )
2
hal apa saja yang mesti dilakukan sebelum menjalani pemeriksaan ini?
1. Puasa
2. Menahan Berkemih
3. Konsumsi Obat
Pemeriksaan radiologi jenis tertentu bisa menimbulkan rasa nyeri dan tidak
nyaman. Contohnya, pemeriksaan rontgen pada kondisi patah tulang. Apalagi
ketika diminta dokter untuk menahan posisi tertentu saat pengambilan gambar.
Untuk mengatasi rasa nyeri ini, dokter biasanya akan memberikan painkiller
sebelum pemeriksaan berlangsung.
4. Melepas Aksesoris
5. Pakaian Khusus
Kita akan diminta untuk mengenakan pakaian khusus yang telah disediakan
sebelum memasuki ruangan.
3
13. Spirometri
Untuk mengukur volume dan kapasitas paru – paru seseorang, dan biasanya
dilakukan pada karyawan yang lingkungan kerjanya terpapar/ terpajan debu secara
ekstrim.
1. Jangan Merokok
Perokok aktif menjadi salah satu golongan yang dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan ini. Sebab, risiko penyakit paru-paru menjadi lebih besar pada
orang yang merokok. Saat akan menjalani tes ini, pastikan untuk tidak
merokok, setidaknya selama satu hari sebelum pemeriksaan spirometri.
2. Batasi Alkohol
Agar hasil pemeriksaan sempurna dan kondisi paru-paru bisa dipantau dengan
menyeluruh, hindari mengonsumsi minuman beralkohol sebelum melakukan
pemeriksaan ini. Sama seperti rokok, sebaiknya konsumsi minuman beralkohol
dihentikan beberapa hari sebelum menjalani tes spirometri.
3. Makan Secukupnya
Kamu juga tidak disarankan makan berlebihan sebelum menjalani tes ini.
Sebab, hal itu hanya akan menyebabkan gangguan pada pernapasan dan
menyulitkan jalannya pemeriksaan.
4
4. Pakaian yang Sesuai
14. Treadmill
5
Hindari konsumsi makanan dan minuman apapun (kecuali
air putih) selama empat jam sebelum tes.
Hindari konsumsi minuman yang mengandung kafein
selama 12 jam sebelum tes.
Hindari konsumsi obat jantung pada hari pemeriksaan,
kecuali dokter mengizinkan.
Gunakan sepatu yang nyaman dan celana longgar.
Gunakan kemeja lengan pendek dengan kancing depan agar
memudahkan dokter saat menempelkan elektroda EKG ke
dada.
Bawa inhaler saat pemeriksaan jika kamu mengidap
penyakit asma atau masalah pernapasan lainnya.
1. Persiapan alat
2. Persiapan pasien
Dalam mempersiapkan pasien yang perlu diperhatikan yaitu puasa, obat yang
diminum pasien saat menjalani pengobatan, Waktu Pengambilan dan Posisi
pengambilan sampel.
3. Angiograph
Alat Angiografi ini digunakan sebagai alat diagnosa dan pengobatan.
Alat ini menggunakan sinar X untuk melihat bagian dalam pembuluh
darah yang tersumbat dan dengan bantuan alat lainnya untuk tindakan
balonisasi atau pemasangan penyangga pembuluh darah/stent.
4. Mobile Fluorostar C-Arm
Adalah alat penting yang diggunakan dokter dalam kamar operasi atau
tindakan medis.
5. Roentgen
alat rontgen merupakan suatu metode diagnostik dengan menggunakan
gelombang elektromagnetik berupa Sinar-X.
6. Mammografi
7. Roentgen Paronamic
panoramik adalah pemeriksaan rontgen gigi dua dimensi (2-D) yang
menangkap seluruh mulut dalam satu gambar tunggal, termasuk gigi,
rahang atas dan bawah, sinus, struktur dan jaringan di sekitarnya. Rahang
adalah struktur melengkung yang mirip dengan tapal kuda.
8. UltraSonoGraphy (USG)
7
Rumah sakit menyediakan USG 2-D, 3-D and 4-D. USG digunakan
untuk memeriksa organ bagian dalam dengan gelombang suara.
Pemeriksaan kehamilan, medical chek up dan keadaan organ bagian
dalam,dsb.
9. ElectroKardioGrafi (EKG)
Pemeriksaan untuk mengetahui fungsi jantung dan mengecek
kesehatan jantungnya.
10. EEG (ElectroEncephaloGrafi)
Pemeriksaan untuk mengetahui gelombang listrik dalam otak 11. EMG
(ElectroMyoGrafi) Pemeriksaan Aktivitas listrik pada otot disaat istirahat
dan bergerak. 12. Audiometri Alat deteksi fungsi pendengaran dengan
beberapa level intensitas gelombang suara.
8
dilakukan agar dapat meminimalkan komplikasi yang dapat terjadi.
Pemantauan ini sebaiknya dilakukan secara berkala.
7. Mengetahui ada tidaknya kelainan atau penyakit yang banyak dijumpai
dan potensial membahayakan.
8. Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak
didapati penyakit.
Tujuan dalam pemeriksaan penunjang yaitu:
Persiapan pasien tergantung dari jenis pemeriksaan yang akan dilakukan. Berikut ini,
kami sampaikan beberapa persiapan pemeriksaan yang umum dianjurkan :
1. Pasien harus puasa minimal selama 10 jam sebelum pengambilan darah, kecuali
untuk pemeriksaan glukosa puasa minimal 8 jam. Untuk pemeriksaan trigliserida,
sebaiknya pasien puasa selama 12 jam.
2. Selama puasa, pasien tidak diperbolehkan makan dan minum, kecuali air putih.
9
3. Hindari merokok, makan permen karet, minum kopi dan teh (tanpa gula), alkohol,
addictive drugs (seperti amphetamine, morphine, heroin, cannabis) karena akan
mempengaruhi hasil pemeriksaan.
6. Pengambilan darah sebaiknya dilakukan pagi hari, antara pukul 07.00 - 09.00. Hal
ini karena pagi hari merupakan keadaan basal tubuh dimana pada umumnya belum
melakukan banyak aktivitas.
Terkadang sebagian pasien masih mengabaikan anjuran tersebut, baik karena lupa,
terlalu sulit dilakukan ataupun karena kesibukan yang tidak memungkinkan pasien
mengikuti anjuran tersebut. Padahal persiapan pemeriksaan ini dibuat berdasarkan
berbagai pertimbangan yang fokus pada keselamatan pasien (patient safety).
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan Pemeriksaan penunjang merupakan penelitian
perubahan yang timbul pada penyakit, perubahan ini bisa berupa
penyebab. Yang menggunakan alat bantu untuk pelaksanaanya yaitu
USG, MRI, CT Scan dll, dengan menggunakan spesimen yang diambil
dari pasien atau pasien itu sendiri. Hasil pemeriksaan digunakan untuk
melengkapi pemeriksaan vital karena, jika hanya mengandalkan
pemeriksaan vital, maka hasilnya sangat tidak akurat.
spesimen yang diambil dari pasien atau pasien itu sendiri. Hasil
pemeriksaan digunakan untuk melengkapi pemeriksaan vital karena,
jika hanya mengandalkan pemeriksaan vital, maka hasilnya sangat
tidak akurat.
B. Saran
Saran Dalam penyusun makalah ini sangat jauh dari
penyempurnaan maka saran, kritikal, idea dari mahasiswa atau
mahasiswi yang bersifat menambah dan membangun maka penulis
sangat mengharapkan demi penyempurnaan makalah ini.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.alodokter.com/kenali-9-jenis-pemeriksaan-penunjang-yang-
umum-dilakukan
https://pdfcoffee.com/makalah-pemeriksaan-penunjang-pdf-free.html
12