Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

PROSEDUDUR PERIKSAAN FISIK DAN TTV

Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Praktik Kebutuhan Dasar Manusia

Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan

Disusun oleh:
Nama : Destriana Ekha Prastiwi
NIM : PO.62.24.2.307

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN

Telah Disahkan Tanggal: Juni 2022

Mengesahkan,

Pembimbing Institusi ,

Sofia Mawaddah, SST ., M.Keb


NIP. 19811105 200212 2 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Sarjana Koordinator Mata Kuliah


Terapan Kebidanan dan Ketrampilan Dasar Manusia
Pendidikan Profesi Bidan

Erina Eka Hatini ,SST., MPH Yeni Lucin, S.Kep. MPH


NIP. 19800608 200112 2 001 NIP 19650727 198602 2 001
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan karuniaNya
sehingga panduan pelaksanaan pembuatan laporan pendahuluan Kebutuhan Dasar Manusia
mahasiswa Sarjana Terapan Kebidanan Angkatan VII Semester II Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Palangka Raya ini dapat diselesaikan.
Penyusunan panduan ini dimaksud sebagai acuan bagi mahasiswa dan juga teman-
teman semua dalam melaksanakan pembuatan laporan pendahuluan yang pelaksanaannya
ditatanan pelayanan Rumah Sakit dengan mematuhi aturan dan protokol kesehatan menuju
transis endemic kegiatan praktik sesuai dengan capaian pembelajaran.
Kami menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan pedoman ini sehingga kami
terbuka terhadap saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan panduan ini dan
semoga panduan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam proses
pembelajaran ini.

DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Latar belakang Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari
seorang ahlimedis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil
pemeriksaan akandicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan
membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien. Biasanya,
pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala danberakhir pada
anggota gerak. Setelah pemeriksaan organ utama diperiksa dengan inspeksi,palpasi, perkusi,
dan auskultasi, beberapa tes khusus mungkin diperlukan seperti test neurologi. Dengan
petunjuk yang didapat selama pemeriksaan riwayat dan fisik, ahli medis dapatmenyususn
sebuah diagnosis diferensial,yakni sebuah daftar penyebab yang
mungkinmenyebabkan gejala tersebut. Beberapa tes akan dilakukan untuk meyakinkan
penyebab tersebut.Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan terdiri diri penilaian kondisi
pasien secara umum dansistem organ yang spesifik. Dalam prakteknya, tanda vital atau
pemeriksaan suhu, denyut dantekanan darah selalu dilakukan pertama kali.
B. TUJUAN
Tujuan Pemeriksaan FisikSecara umum, pemeriksaan fisik yang dilakukan bertujuan:
1. Untuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan klien.
2. Untuk menambah, mengkonfirmasi, atau menyangkal data yang diperoleh dalam
riwayatkeperawatan.
3. Untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosa keperawatan.
4. Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien
danpenatalaksanaan.
5. Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan.Namun demikian, masing-masing
pemeriksaan juga memiliki tujuan tertentu yang akan dijelaskan nanti di setiap bagian
tibug yang akan di lakukan pemeriksaan fisik.
C. MANFAAT
Manfaat Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik memiliki banyak manfaat, baik bagi
perawat sendiri, maupun bagiprofesi kesehatan lain, diantaranya:
1. Sebagai data untuk membantu perawat dalam menegakkan diagnose keperawatan.
2. Mengetahui masalah kesehatan yang di alami klien.
3. Sebagai dasar untuk memilih intervensi keperawatan yang tepat
4. Sebagai data untuk mengevaluasi hasil dari asuhan keperawatan.
5. Indikasi Mutlak dilakukan pada setiap klien, tertama pada :1. Klien yang baru masuk ke
tempat pelayanan kesehatan untuk di rawat. 2. Secara rutin pada klien yang sedang di
rawat. 3. Sewaktu-waktu sesuai kebutuhan klien.
BAB II
TINJAUAN PUASTAKA

A. PENGERTIAN
Pemeriksaan fisik adalah salah satu prosedur yang biasa dilakukan dokter untuk
mendiagnosis penyakit. Hasil pemeriksaan ini kemudian digunakan untuk merencanakan
perawatan lanjutan. Pemeriksaan fisik biasanya dilakukan secara sistematis. Mulai dari
kepala hingga kaki (head to toe) yang dilakukan dengan empat cara, yaitu inspeksi, palpasi,
auskultasi, dan perkusi.
Ruang lingkup pemeriksaan fisik terdiri dari: Pemeriksaan tanda vital, seperti suhu,
denyut nadi, kecepatan pernapasan, dan tekanan darah. Pemeriksaan fisik head to toe.
1. Tekanan Darah (TD) normalnya 100-120/60-80 mmHg
Tekanan darah memiliki 2 komponen yaitu sistolik dan diastolik. Pada waktu ventrikel
berkonstraksi, darah akan dipompakan ke seluruh tubuh. Keadaaan ini disebut sistolik, dan
tekanan aliran darah pada saat itu disebut tekanan darah sistolik. Pada saat ventrikel sedang
rileks, darah dari atrium masuk ke ventrikel, tekanan aliran darah pada waktu ventrikel
sedang rileks disebut tekanan darah diastolik. Kategori tekanan darah pada dewasa
(Keperawatan Klinis, 2011), Kategori TD Sistolik (mmHg) TD Diastolik (mmHg), Normal
<120 <80, Prahipertensi 120-139 80-89, Hipertensi (derajat 1) 140-159 90-99, Hipertensi
(derajat 2) >160 >100.
2. Nadi
Frekuensi denyut nadi dihitung dalam 1 menit, normalnya 60-100 x/menit Takikardi jika
> 100 x/menit dan Bradikardi jika < 60 x/menit. Lokasi pemeriksaan denyut nadi
diantaranya :
a. Arteri radialis
b. Arteri ulnaris
c. Arteri brachialis
d. Arteri karotis
e. Arteri temporalis superfisial
f. Arteri maksiliaris eksterna
g. Arteri femoralis
h. Arteri dorsalis pedis
i. Arteri tibialis posterior Skala ukuran kekuatan/kualitas nadi (Keperawatan Klinis, 2011)
Level Nadi 0, Tidak ada 1+ Nadi menghilang, hampir tidak teraba, mudah menghilang, 2+
Mudah teraba, nadi normal, 3+ Nadi penuh, meningkat, 4+ Nadi mendentum keras, tidak
dapat hilang
3. Suhu
Lokasi pemeriksaan suhu tubuh : mulut (oral)  tidak boleh dilakukan pada anak/bayi,
anus (rectal)  tidak boleh dilakukan pada klien dengan diare, ketiak (aksila), telinga
(timpani/aural/otic) dan dahi (arteri temporalis).  Hipotermia (<35° C)  Normal (35-37°
C)  Pireksia/febris (37-41,1° C)  Hipertermia (>41,1° C). LOKASI PENGUKURAN
SUHU PERBEDAAN HASIL TEMPERATUR : Suhu Aksila Lebih rendah 10 C dari suhu
oral, Suhu rektal Lebih tinggi 0,4-0,50, C dari suhu oral, Suhu aural/timpani Lebih tinggi 0,80
C dari suhu oral
4. Respiration Rate (RR) Yang dinilai pada pemeriksaan pernafasan adalah : tipe
pernafasan, frekuensi, kedalaman dan suara nafas.
Respirasi normal disebut eupnea (laki-laki : 12 – 20 x/menit), perempuan : 16-20
x/menit)
RR > 24 x/menit : Takipnea
RR < 10 x/menit : Bradipnea
5. Nadi, RR, dan tekanan darah (TD) berdasarkan usia (Keperawatan Klinis, 2011)
Usia Nadi (kali/menit) RR (kali/menit) TD sistolik (mmHg)
Dewasa (>18 tahun) 60-100 12-20 100-140
Remaja (12-18 tahun) 60-100 12-16 90-110
Anak-anak (5-12 tahun) 70-120 18-30 80-110
Pra sekolah (4-5 tahun) 80-140 22-34 80-100
Bawah 3 tahun/Toddler (1-3 tahun) 90-150 24-40 80-100
Bayi (1 bulan – 1 tahun) 100-160 30-60 70-95
Baru lahir/infant (0-1 bulan) 120-160 40-60 50-70
Pemeriksaan fisik (Head to Toe) adalah pemeriksaan tubuh pasien secara keseluruhan
atau hanya beberapa bagian saja yang dianggap perlu oleh dokter yang bersangkutan.
Pemeriksaan fisik menggunakan pendekatan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
B. TUJUAN
Tujuan Pemeriksaan Fisik Secara umum, pemeriksaan fisik yang dilakukan bertujuan :
1.Untuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan klien
2.Untuk menambah, mengkonfirmasi, atau menyangkal data yang diperoleh dalam
riwayatkeperawatan.4 / 25
3.Untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosa keperawatan.
4.Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien
danpenatalaksanaan.
5.Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan.Namun demikian, masing-masing
pemeriksaan juga memiliki tujuan tertentu yang akan dijelaskan nanti di setiap bagian tibug
yang akan di lakukan pemeriksaan fisik
C. INDIKASI
Indikasi Mutlak dilakukan pada setiap klien, tertama pada.klien yang baru masuk ke
tempat pelayanan kesehatan untuk di rawat.Secara rutin pada klien yang sedang di
rawat.Sewaktu-waktu sesuai kebutuhan klien.
D. KONTRA INDIKASI
Belum ada kontraindikasi khusus untuk pemeriksaan fisik abdomen. Pemeriksaan fisik
abdomen merupakan bagian dari prosedur pemeriksaan fisik umum yang penting dilakukan
pada pasien dengan atau tanpa keluhan pada area abdomen. Pemeriksaan fisik abdomen
sederhana, cepat, dan relatif aman dilakukan, sehingga tidak menimbulkan risiko komplikasi
yang bermakna.
E. PERSIAPAN ALAT
Alat tersedia, siap pakai dan tersusun bersurutan sesuai dengan kebutuhan. Alat-alat
pemeriksaan fisik antara lain : Stetoskop, othoskop, spignomanometer, termometer,
Spikulum, sudip lidah, Garputala, perkusi hamer, snelen cart, senter ( pen light ), penutup
( selimut kerja ), pita pengukur, jam tangan, sarung tangan, dll.
F. PROSEDUR KERJA
Dalam prosedur pemeriksaan head to toe, dokter terlebih dahulu akan melakukan
anamnesis, yaitu tanya jawab seputar keluhan Anda, seperti menanyakan riwayat kesehatan
Anda, serta keluhan yang mungkin Anda rasakan. Gaya hidup Anda juga akan ditanyakan,
misalnya kebiasaan Anda merokok, minum alkohol, kehidupan seksual, diet, olahraga,
hingga status vaksinasi.
Bila Anda memiliki anggota keluarga dengan penyakit tertentu, katakan kepada dokter
yang menangani Anda. jangan menyembunyikan informasi yang berhubungan dengan
kesehatan karena alasan apa pun karena itu bisa jadi membuat hasil pemeriksaan Anda
menjadi tidak akurat.
Setelah itu, dokter akan memeriksa tanda-tanda vital pada tubuh Anda, seperti: Tekanan
darah: level normal tekanan darah adalah kurang dari 120/80, sedangkan Anda dikatakan
menderita hipertensi bila tekanan darah lebih dari 130/80. Detak jantung: level detak jantung
yang normal adalah 60-100. Rasio pernapasan: orang dewasa normal bernapas sekitar 12-16
kali per menit. Jika Anda bernapas lebih dari 20 kali per menit, dokter dapat menduga ada
masalah pada jantung atau paru-paru Anda. Suhu tubuh: suhu normal tubuh adalah sekitar
36,1-37,2 derajat celcius.
Pada dasarnya pemeriksaan fisik akan meliputi:
 Inspeksi: melihat adakah kelainan pada organ tubuh yang hendak diperiksa.
 Palpasi: menyentuh dengan teknik tertentu untuk memeriksa adakah benjolan, tulang
yang patah, atau kelainan lainnya.
 Perkusi: tubuh akan mengeluarkan suara tertentu walaupun dalam kondisi normal,
misalnya pada paru akan terdengar sonor karena berisi udara, dan pada lambung akan
terdengar timpani karena berisi gas. Tujuan pemeriksaan ini adalah mendeteksi
adakah cairan atau massa pada tubuh seseorang, contohnya jika paru-paru ketika
diketuk malah terdengar redup, maka kemungkinan adanya massa pada organ
tersebut.
 Auskultasi: pada pemeriksaan ini dibutuhkan stetoskop untuk mendengarkan adakah
kelainan pada organ, seperti pada pemeriksaan jantung, paru-paru, dan lambung.
 Pemeriksaan jantung termasuk dalam auskultasi
Selain memeriksa tanda-tanda vital pada tubuh, dokter akan mulai memeriksa kondisi
fisik Anda secara keseluruhan. Seperti namanya, pemeriksaan fisik head to toe akan
mengecek kesehatan Anda secara detail sebagai berikut:
 Pemeriksaan kepala dan leher
Anda akan diminta membuka mulut lebar-lebar karena dokter ingin memeriksa
kondisi tenggorokan dan amandel. Kualitas gigi dan gusi juga akan diperiksa, begitu
pula kesehatan kuping, hidung (termasuk sinus), mata, dan kelenjar getah bening.
 Pemeriksaan dada
Pada prosedur pemeriksaan ini dokter akan melakukan inspeksi, yaitu melihat adakah
kelainan pada dinding dada, penyakit kulit di area dada, serta adanya tarikan napas
yang tampak abnormal atau tidak. Dokter kemudian akan melakukan palpasi dan
perkusi, atau pemeriksaan dengan melakukan ketukan pada dada untuk mengetahui
adanya cairan atau massa pada rongga paru dan pembesaran jantung. Selanjutnya,
dokter akan melakukan auskultasi atau mendengarkan bunyi napas dan detak jantung
dengan stetoskop.
 Pemeriksaan perut
Dalam pemeriksaan fisik head to toe yang satu ini, dokter akan menggunakan
beberapa teknik pemeriksaan, misalnya menepuk-nepuk perut untuk mendeteksi ada
atau tidaknya pembengkakan hati dan cairan di lambung, mendengar suara perut
dengan stetoskop, serta menekan-nekan perut untuk mengecek munculnya rasa nyeri
atau tidak.
 Pemeriksaan neurologis
Sistem saraf, kekuatan otot, refleks, keseimbangan, dan kondisi kejiwaan adalah tes
yang termasuk dalam pemeriksaan neurologis.
 Pemeriksaan dermatologis
Dalam pemeriksaan dermatologis, kondisi kulit dan kuku Anda juga akan diperiksa
untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit pada kedua bagian tubuh tersebut.
 Pemeriksaan ekstremitas
Pemeriksaan fisik head to toe ini bertujuan mendeteksi ada atau tidaknya perubahan
dalam kemampuan fisik maupun sensorik Anda. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan
di bagian sendi pada lengan maupun kaki.
DAFTAR PUSTAKA

eviesetya. (2012, Maret 04). PEMERIKSAAN FISIK. Diambil kembali dari pemeriksaan-
fisik/: https://eviesetya.wordpress.com/2012/03/04/pemeriksaan-fisik/
Fadli, D. R. (2022, mei 05). Pemeriksaan Fisik. Diambil kembali dari
kesehatan/pemeriksaan-fisik: https://www.halodoc.com/kesehatan/pemeriksaan-
fisik
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE (3). (t.thn.). Diambil kembali dari pemeriksaan-
fisik-head-to-toe:
https://web.whatsapp.com/send?text=https://123dok.com/document/lzg6grvq-
pemeriksaan-fisik-head-to-toe.html

Anda mungkin juga menyukai