Anda di halaman 1dari 15

PEMERIKSAAN FISIK RAMBUT

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Ajar pemeriksaan fisik kepala dan leher
Oleh Dosen Pengampu Ns. Happy Indri Hapsari , M.Kep.

Di Susun Oleh :
1. Retno Tri Untari ( S15084 )
2. Rio Fajar Ardiana ( S15085 )

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015/2016

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Manajemen Keperawatan yang berjudul
PEMERIKSAAN FISIK RAMBUT
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ns. Happy Indri Hapsari , M.Kep. yang
membimbing kami untuk membuat makalah dengan lebih mudah dan sederhana. Selanjutnya
kami ucapkan terima kasih kepada kepala STIKES Kusuma Husada Surakarta yang telah
memberikan sarana dan prasarana.
Kami menyadari dalam menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
kritik dan saran kami harapkan demi kesempurnaan makalah. Semoga makalah ini berguna
bagi yang telah membacanya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Surakarta , juni 2016

Penyusun

ii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................

KATA PENGANTAR...............................................................................................

ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................

A. Latar belakang.................................................................................................

B. Rumusan masalah............................................................................................

C. Tujuan ............................................................................................................

C. Manfaat............................................................................................................
2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
A. pengertian pemeriksaan fisik.........................................................................

B. Tujuan pemeriksaan fisik...............................................................................

C. Manfaat pemeriksaan fisik.............................................................................

D. Prinsip pemeriksaan fisik...............................................................................

E. Indikasi pemeriksaan fisik.............................................................................

F. Teknik pemeriksaan fisik rambut...................................................................

G. Pemeriksaan Sistem integumen.....................................................................

BAB III PENUTUP..................................................................................................


A. Kesimpulan....................................................................................................

B. Saran ............................................................................................................

10

iii

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

iv

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli
medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil
pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan
membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien. Biasanya,
pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan berakhir pada
anggota gerak. Setelah pemeriksaan organ utama diperiksa dengan inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi, beberapa tes khusus mungkin diperlukan seperti test neurologi.
Dengan petunjuk yang didapat selama pemeriksaan riwayat dan fisik, ahli medis
dapat menyususn sebuah diagnosis diferensial,yakni sebuah daftar penyebab yang
mungkin menyebabkan gejala tersebut. Beberapa tes akan dilakukan untuk meyakinkan
penyebab tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pemeriksaan Fisik pada system Integumen yang terdiri dari
pemeriksaan rambut ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum

Setelah mempelajari pemeriksaan fisik pada manusia, mahasiswa


diharapkan mampu memahami pemeriksaan fisik pada manusia
2 Tujuan Khusus
a. Sistem Integumen

: Untuk mengetahui cara pemeriksaan rambut

D. Manfaat
Manfaat dari pembuatan tugas ini adalah :
1. Menambah pengetahuan kita sebagai mahasiswa perawat tentang pemeriksaan
fisik pada manusia.
2. Dapat menjadi inspirasi kita dalam praktik keperawatan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian

Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai ujung kaki
pada setiap system tubuh yang memberikan informasi objektif tentang klien dan
memungkinkan perawat untuk mebuat penilaian klinis. Keakuratan pemeriksaan fisik
mempengaruhi pemilihan terapi yang diterima klien dan penetuan respon terhadap terapi
tersebut.(Potter dan Perry, 2005)
Pendekatan pengkajian fisik dapat menggunakan :
1. Head to toe (kepala ke kaki)
Pendekatan ini dilakukan mulai dari kepala dan secara berurutan sampai ke
kaki. Mulai dari : keadaan umum, tanda-tanda vital, kepala, wajah, mata, telinga,
hidung, mulut dan tenggorokan, leher, dada, paru, jantung, abdomen, ginjal,
punggung, genetalia, rectum, ektremitas.
2. ROS (Review of System / sistem tubuh)
Pengkajian yang dilakukan mencakup seluruh sistem tubuh, yaitu : keadaan
umum, tanda vital, sistem pernafasan, sistem kardiovaskuler, sistem persyarafan,
sistem perkemihan, sistem pencernaan, sistem muskuloskeletal dan integumen, sistem
reproduksi. Informasi yang didapat membantu perawat untuk menentukan sistem
tubuh mana yang perlu mendapat perhatian khusus.

3. Pola fungsi kesehatan Gordon, 1982


Perawat mengumpulkan data secara sistematis dengan mengevaluasi pola
fungsi kesehatan dan memfokuskan pengkajian fisik pada masalah khusus meliputi :
persepsi kesehatan-penatalaksanaan kesehatan, nutrisi-pola metabolisme, pola
eliminasi, pola tidur-istirahat, kognitif-pola perseptual, peran-pola berhubungan,
aktifitas-pola latihan, seksualitas-pola reproduksi, koping-pola toleransi stress, nilaipola keyakinan.
4. Doenges (1993)
Mencakup : aktivitas / istirahat, sirkulasi, integritas ego, eliminasi, makanan
dan cairan, hygiene, neurosensori, nyeri / ketidaknyamanan, pernafasan, keamanan,
seksualitas, interaksi sosial, penyuluhan / pembelajaran.

B. Tujuan pemeriksaan fisik


Secara umum, pemeriksaan fisik yang dilakukan bertujuan:
1. Untuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan klien.
2. Untuk menambah, mengkonfirmasi, atau menyangkal data yang diperoleh dalam
riwayat keperawatan.
3. Untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosa keperawatan.
4. Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan
penatalaksanaan.
5. Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan.

C. Manfaat pemeriksaan fisik


Pemeriksaan fisik memiliki banyak manfaat, baik bagi perawat sendiri, maupun
bagi profesi kesehatan lain, diantaranya:
1. Sebagai data untuk membantu perawat dalam menegakkan diagnose keperawatan.
2. Mengetahui masalah kesehatan yang di alami klien.
3. Sebagai dasar untuk memilih intervensi keperawatan yang tepat
4.

Sebagai data untuk mengevaluasi hasil dari asuhan keperawatan

D. Prinsip pemeriksaan fisik


Dalam melakukan pemeriksaan fisik, ada prinsip-prinsip yang harus di
perhatikan, yaitu sebagai berikut:
1.

Kontrol infeksi
Meliputi mencuci tangan, memasang sarung tangan steril, memasang masker, dan
membantu klien mengenakan baju periksa jika ada

2.

Kontrol lingkungan
Yaitu memastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat, dan cukup penerangan
untuk melakukan pemeriksaan fisik baik bagi klien maupun bagi pemeriksa itu sendiri.
Misalnya menutup pintu/jendala atau skerem untuk menjaga privacy klien

3. Komunikasi (penjelasan prosedur)


4. Privacy dan kenyamanan klien
5. Sistematis dan konsisten ( head to toe, dr eksternal ke internal, dr normal ke abN)
6. Berada di sisi kanan klien
7. Efisiensi

8. Dokumentasi

E. Indikasi
Mutlak dilakukan pada setiap klien, terutama pada:
1. klien yang baru masuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk di rawat.
2. Secara rutin pada klien yang sedang di rawat.
3.

Sewaktu-waktu sesuai kebutuhan klien

F. Teknik pemeriksaan fisik rambut


Teknik-teknik pemeriksaan fisik yang digunakan adalah:
1. Inspeksi
Inspeksi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera penglihatan,
pendengaran dan penciuman. Inspeksi umum dilakukan saat pertama kali bertemu
pasien. Suatu gambaran atau kesan umum mengenai keadaan kesehatan yang di
bentuk. Pemeriksaan kemudian maju ke suatu inspeksi local yang berfokus pada suatu
system tunggal atau bagian dan biasanya mengguankan alat khusus seperto
optalomoskop, otoskop, speculum dan lain-lain. (Laura A.Talbot dan Mary Meyers,
1997)
Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh, warna,
bentuk, posisi, kesimetrisan, lesi, dan penonjolan/pembengkakan. Setelah inspeksi
perlu dibandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh satu dengan bagian
tubuh lainnya.
2. Palpasi

Palpasi adalah teknik pemeriksaan yang menggunakan indera peraba ; tangan


dan jari-jari, untuk mendeterminasi ciri2 jaringan atau organ seperti: temperatur,
keelastisan, bentuk, ukuran, kelembaban dan penonjolan.(Dewi Sartika,2010). Hal
yang di deteksi adalah suhu, kelembaban, tekstur, gerakan, vibrasi, pertumbuhan atau
massa, edema, krepitasi dan sensasi.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan selama palpasi :
1. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan santai.
2. Tangan perawat harus dalam keadaan hangat dan kering
3. Kuku jari perawat harus dipotong pendek.
4. Semua bagian yang nyeri dipalpasi paling akhklien
.
G. Pemeriksaan Sistem Integumen
Teknik pengkajian penting untuk mengevaluasi integumen yang mencakup teknik
inspeksi dan palpasi.
1. Pemeriksaan Rambut
Pemeriksaan rambut dilakukan untuk menilai adanya warna, kelebatan,
distribusi, dan karakteristik rambut lainnya. Dalam keadaan normal, rambut menutupi
semua bagian tubuh kecuali telapak tangan kaki, dan permukaan labia sebelah dalam.
Rambut yang kering, rapuh, dan kekurangan pigmen dapat menunjukkan adanya
kekurangan gizi. Rambut yang jarang atau tumbuh kurang subur dapat menunjukkan
adanya malnutrisi, penyakit hipotiroidisme, efek obat dan lain-lainnya.
Inspeksi dan palpasi rambut.

a. Perhatikan
1) Kuantitas
2) Distribusi
3) Tekstur

: tipis, tebal
: alopesia sebagian atau total
: halus, kasar

4) penyebaran, bau, rontok ,warna.


5) Distribusi merata atau tidak, adakah alopesia, daerah penyebaran
6) Quality, Hirsutisme ( pertumbuhan rambut melebihi normal ) pada sindrom
chasing, polycistik ovarii, dan akromrgali, penurunan jumlah dan
pertumbuhan rambut seperti pada penderita hipotiroitisme ( alopesia ).
7) Warna : putih sebelum waktunya terjadi pada penderita anemia perniciosa,
8) Warna : merah dan mudah rontok pada malnutrisi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai ujung kaki
pada setiap system tubuh yang memberikan informasi objektif tentang klien dan
memungkinkan perawat untuk mebuat penilaian klinis.
Pemeriksaan rambut dilakukan untuk menilai adanya warna, kelebatan, distribusi,
dan karakteristik rambut lainnya. Dalam keadaan normal, rambut menutupi semua bagian
tubuh kecuali telapak tangan kaki, dan permukaan labia sebelah dalam. Rambut yang
kering, rapuh, dan kekurangan pigmen dapat menunjukkan adanya kekurangan gizi.
Rambut yang jarang atau tumbuh kurang subur dapat menunjukkan adanya malnutrisi,
penyakit hipotiroidisme, efek obat dan lain-lainnya.
1. Secara umum, pemeriksaan fisik yang dilakukan bertujuan:
a. Untuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan klien.
b. Untuk menambah, mengkonfirmasi, atau menyangkal data yang diperoleh dalam
riwayat keperawatan.
c. Untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosa keperawatan.
d. Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan
penatalaksanaan.
e. Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan.
2. Teknik-teknik pemeriksaan fisik rambut adalah ispeksi dan palpasi

3. Indikasi mutlak dilakukan pada setiap klien, terutama pada:


a. klien yang baru masuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk di rawat.

b. Secara rutin pada klien yang sedang di rawat.


c. Sewaktu-waktu sesuai kebutuhan klien.

B. Saran
Diharapkan kepada perawat agar dapat melakukan pemeriksaan fisik head to toe
secara benar, sesuai dengan persiapan, teknik, dan prosedur yang telah ditentukan.

DAFTAR PUSTAKA

Harris R, Wilson-Barnett J, Griffiths P, et al. Patient assessment: validation of a nursing


instrument. Int J Nurs Stud 1998;35: 303-313.

National Institute of Occupational Safety and Health (NIOSH). Recommendations for the
Prevention of Natural Rubber Latex Al lergy. Cincinnati, OH: National Institute
ofOccupational Safety and Health, 1998. NIOSH Publication No. 98-113.
Pomeranz A. Physical assessment. Pediatr Cl in North Am 1998;45: xi,1.Seidel H, Ball J, Dains
J, et al. Mosby's Gui de to Physical Examination, 6th ed. St. Louis: Mosby-Year
Book, 2006.
U.S. Department of Health and Human Services. Healthy People 2010: National Health
Promotion and Disease Prevention Objectives. Washington, DC: Public Health
Services, 1999.

Anda mungkin juga menyukai