I.DEFINISI
Suatu presentasi kepala dimana bagian terendahnya yaitu ubun-ubun besar
(OBSOS Tindakan Pembedahan Kebidanan )
Suatu presentasi kepala dimana ubun-ubun besar lebih rendah daripada
UUK,sehingga pada putaran paksi,UUBlah yang memutar kedepan kearah
symphisis sedangkan UUK bergerak ke belakang.(Obstetri Fisiologi 1983:245)
Presentasi kepala dimana diameter terendahnya adalah diameter
occipitofrontalis yang panjangnya 11 cm dengan penunjuk yaitu UUB sebagai
bagian terendah.(Ilmu Kebidanan Patologi Dan Fisiologi Persalinan 1996:192)
Bagian terbawah adalah puncak kepala,pada pemeriksaan dalam teraba
UUB paling rendah dan UUB sudah berputar ke depan.(Sinopsis Obstetri Jilid I
1998:339)
KESIMPULAN
Letak puncak kepala adalah suatu presentasi kepala dimana yang menjadi bagian
terendahnya adalah UUB.
II.ETIOLOGI
1. Kesempitan panggul,terutama pemendekan pada CV,dimana diameter
yang akan melewati jalan lair adfalah diameter bitemporalis yang lebih kecil dari
8 cm
2. Kerusakan dasar panggul
3. Kelainan bentuk kepala janin,misalnya kepala yang ecil,hodramnion,dll
4. Kematian janin
5. Kelainan his dan mengedan
IV.PROGNOSA
Pada Ibu: partus lama dan robekan jalan lahir
Pda bayi : tejadi kematian janin karena partus lama dan moulage hebat
V.PENATALAKSANAAN
a) Pada dasarnya perawatan untuk letak puncak mkepala adalah
ekspektatif,dengan harapan perslinan spontan
b) Diusahakan agar fleksi kepala bertambah supaya UUK merupakan bagian
terendah,dengan menidurkan ibu miring ke ar4ah punggung bayi
c) Bila usaha tersebut gagal dan terjadi kemacetan persalinan maka dibantu
dengan vakum ekstraksi dan forcep ekstraksi
VI.PENANGANAN KHUSUS
Rotasi secara spontan menjadi oksiput anterior terjadi pada 90% kasus
VII.MEKANISME PERSALINAN
Kepala masuk PAP dengan sutura sagitalis melintang dan pada saat masuk
kedalam bidang luas panggul tidak terjadi fleksi,sehingga UUB tetap merupakan bagian
kepala yang terendah.Di PBP terjadi putar paksi dalam sedemikian rupa sehingga UUB
kedepan sedangkan occiput berputar ke belakang dan muka anak menghadap kearah
symphisis.Dalam keadaan ini,maka diameter kepala yang melewati PAP adalah diameter
fronto occipitalis (11,5 cm ).Sesudah kepala mencapai dasar panggul dan glabella berada
dibawah symphisis,kepala mengadakan fleksi sehingga bagian kepala lahir melalui
perineum dengan glabella sebagai hipomoklion.Kemudian terjadi ekstensi dan lahir
bagian muka melewati symphisis.
LETAK MUKA
I. DEFINISI
Kepala berada dalam posisi hiperekstensi sehingga oksiput
menempel pada punggung bayi dan bagian dagu (mentum) merupakan
presenting part.(obstetric William : 412)
Letak kepala tengadah (defleksi), sehingga bagian kepala yang
terletak paling rendah ialah muka.(sinopsis obstetri : 340)
Letak kepala dengan defleksi maksimal, sehingga oksiput
mengenai punggung dan muka terarah kebawah, punggung terdapat dalam
lordose dan biasanya terdapat di belakang.(obstetri patologi : 162)
Letak janin memanjang, bagian rendah janin muka, sikap ekstensi
sempurna, petunjuknya adalah dagu dan diameter pada saat masuk
panggul adalah diameter submento bregmatika (9,5 cm).bagian
terendahnya adalah bagian antara glabella dan dagu, sedang pada
presentasi dahi bagian antara glabella dan bregma tetapi sering juga
dijumpai kedudukan diantara keduanya.(ilmu kebidanan patologi dan
fisiologi persalinan : 157)
Adalah suatu presentasi kepala dimana kepala mengadakan
defleksi maksimal sehingga dagu atau muka janin merupakan bagian
terendah.(OBSOS Tindakan pembedahan kebidanan : 215)
Adalah kepala dalam posisi hiperekstensi sehingga oksiput
menempel pada punggung bayi menjadi bagian terbawah janin.pada janin
aterm, kemajuan biasanya terhalang oleh presentasi muka mentum
posterior yang berubah spontan menjadi presentasi mentum anterior pada
tahap akhir persalinan.(Duff : 1981)
Disebabkan oleh terjadinya ekstensi yang penuh dari kepala janin
sehingga teraba muka bayi yaitu mulut, hidung, pipi, pada saat
pemeriksaan dalam.(Panduan Pelayanan Kesehatan Maternal &Neonatal )
KESIMPULAN
Letak muka : adalah suatu keadaan dimana kepala janin mengadakan defleksi
maksimal (hiperekstensi) sehingga oksiput menempel pada punggung bayi dan
yang menjadio bagian terendahnya adalah muka.
II. ETIOLOGI
b) Sekunder
a. Panggul sempit
b. Tangan menumbung disamping kepala
c. Anak sangat besar
d. Plasenta previa atau plasenta letak rendah
e. Grandemultipara
f. Pergerakan anak bebas, misalnya pada hidramnion
g. Posisi uterus miring
(menurut Sinopsis Obstetri : 340)
III. DIAGNOSIS
Pemeriksaan
Palpasi
Sumbu memanjang janin sejajar
dengan sumbu ibu
Teraba kepala sangat
menengadah diatas sympisis
Bokong ada di fundus
Belakang kepala menonjol
Tahanan terbesar pada Leopold II
terletak pada bagian terkecil janin
Sudut fabrae (lekukan antara
oksiput dan punggung) teraba lebih kecil dari 90
Dagu didepan punggung janin
dan oksiput ada dibelakang
Ada puncak kepala yang bulat,
rata dank eras
Sumbu panjang muka ada pada
diameter ablique dekstra panggul ibu
Auskultasi
Djj ditransmisikan melalui dinding depan thoraks janin dan
terdengar jelas dan paling keras
Pemeriksaan dalam (VT)
Teraba dagu yang runcing, mulut, hidung,dan orbita.(Sinopsis
Obstetri : 342)
Teraba hidung, pipi dan tulang orbita, mulut bayi dalam keadaan
hiperekstensi dan tulang muka yang berada pada atau sedikit dibawah
pintu atas apanggul.(Obtetri William : 413)
Teraba 3 titik tulang yaitudagu dan kedua tulang pipi yang
membentuk segitiga.ditengah-tengah segitiga terdapat mulut yang
bersifat menghiasap dan teraba tulang gigi.(OBSOS Tindakan
Pembedahan Kebidanan : 218)
Foto rongtgen
Kepala bayi dalam keadaan menengadah atau hiperekstensi dan tulang muka
yang berada pada atau sedikit dibawah pintu atas panggul merupakan
gambaran yang cukup khas.
IV. PROGNOSIS
Pada ibu :
Partus lebih lama, mudah terkena infeksi intra partum/infeksi nifas
Pada bayi :
Bayi yang dilahirkan dengan letak muka sering mengalami oedem pada
daerah leher yang menyebabkan obstruksi jalan nafas.pada bagian atas, bila
dipaksakan mengadakan fleksi dengan menidurkan terlentang, maka
obstruksinya akan menjadi lebih parah dan bayi dapat meninggal.
Dapat terjadi caput pada daerah muka, kepala seperti mulut babi
(dollychephal) perdarahan antracranial
V. PENATALAKSANAAN
Obtetri harus teliti karena
biasanya 80-90 % dapat lahir secara biasa, pada penempatan dahi dilakukan
reposisi untuk menjadi letak muka, kemudian dilanjutkan partus pervaginam.
Merubah letak :
Reposisi mento anterior menjadi posterior
Cara SCHATZ
Cara THORN
Posisi dagu anterior
Bila pembukaan lengkap
Lahirkan dengan persalinan spomtan pervaginam
Bila kemajuan persalinan lambat lakukan oksitosin drip
Bila penurunan kurang lancer, lakukan forcep
Posisi dagu posterior
Bila pembukaan lengkap atau belum lengkap, lakukan SC.
Bila janin mati lakukan kraniotomi
I.PENGERTIAN
Kebanyakan persalinan dengan Positio occipito posterior mengalami putaran
paksi sehingga anak lahir dengan occiput di bawah simpisis. Karena sudut pemutaran
besar,maka kala II biasanya sedikit lebih panjang. Putaran paksi ini baru terjadi di Hodge
IV. Kalau pada position occipito posterior putaran paksi tidak terjadi maka di sebut
Positio Occipito Posterior Persistens. ( Obstetri patologi .FK Padjajaran Bandung 1984 :
160 )
Pada persalinan belakang kepala, kepala janin turuin melalui PAP dengan sutura
sagitalis melintang, kanan melintang ,kiri depan, kanan depan, kiri belakang, atau kanan
belakang. Meskipun UUK berada di kiri dan kanan belakang pada umumnya tidak akan
terjadi kesulitan perputarannya kedepan yaitu bila kepala janin dalam keadaan fleksi dan
panggul mempunyai bentuk serta ukuran normal. Dalam keadaan fleksi, bagian kepala
yang pertama mencapai dasar panggul adalah occiput. Occiput akan memutar ke depan
karena dasar panggul dengan muskulus levator ani-nya membentuk ruang yang lebih luas
did depan, sehingga memeberikan tempat yang lebih sesuai bagi occiput. Dengan
demikian keberadaan ubun-ubun kecil di belakang masih dapat dianggap sebagai variasi
persalinan biasa. Pada kurang dari 10% keadaan,kadand-kadang UUK tidak berputar ke
depan sehingga tetap dibelakang. Keadaan ini dinamakan posisi occipito posterior
persistens. ( Sarwono ,2006:595 )
Pada letak belakang kepala biasanya UUK akan memutar ke depan dengan
sendirinya dan janin lahir secara spontan. Kadang –kadang UUK tidak berputar ke depan
tetapi tetap berada di belakang yang disebut position occipito posterior persistens.
Dalam menghadapi persalinan dimana UUK terdaoat di belakang kita Rustam,
Obstetri jilid I : 346 )harus sabar, sebab rotasi kedepan kadang- kadang baru terjadi di
dasar panggul. (Rustam, Obstetri Jilid I:595)
II. ETIOLOGI
Sebab-sebab terjadinya putaran paksi adalah panggul anthropoid, panggul
android, persempitan panggul tengah, ketuban pecah sebelum waktunya, fleksi kepala
kurang, inertia uteri simpisis. Ini terutama terjadi kalau fleksi kurang. ( obstetric
patologi : 160 )
Ada kala occiput berputar ke belakang dan anak lahir dengan muka di bawah
- Sering kita jumpai pada panggul anthropoid ,android dan kesempitan midpelvis.
- Letak punggung janin dorso posterior
- Putar paksi salah satu tidak berlangsung pada:
1. perut gantung
2. janin kecil atau janin mati
3. arkus pubis sangat luas
4. doli chocepali
5. panggul sempit
Akibatnya partus akan menjadi lama dan lebih sukar sehingga dapat terjadi
perlukaan pada perineum.
Pada posisi occiput posterior persistens masih ada kemungkinan janin lahir
spontan yaitu UUB berada di bawah simpisis, terjadi hiperfleksi untuk melahirkan
belkang kepala melewati perineum, kemudian menjadi defleksi untuk melahirkan muka
di bawah simpisis. Pada letak ini hanya kira- kira 4 % yang memerlukan pertolongan
khusus untuk melehirkan janin. ( synopsis obstetric : 347- 348 )
Salah satu sebab terjadinya posisi occiput posterior persistens tersebut adalah
penyesuaian kepla terhadap bentukn ukuran pangguk . sebagai contoh misalnya apbila
diameter antero-posterior lebih panjang dari pada diameter trasversa seperti panggul
anthropoid atu segmen depan menyempit seperti panggul android, maka UUK akn
mengalami kesulitan memutar ke depan . sebab-sebab lain ialah otot-otot dasar panggul
yang sudah lembek pada multipara atau kepala janin yang kecil dan bulat sehingga tidak
ada paksaan pada belakang kepala janin yang yang memutar ke depan. ( sarwono 2006 :
595-596 )
IV . DIAGNOSIS
UUK Pada pemeriksaan dalam teraba di belakang ,putar paksi terhalang atau tidak
terjadi. ( synopsis obstetric jilid 1 : 348)
V. PROGNOSIS
Jalannya persalinan pada posisi occiput posterior sulit diramalkan hal ini
disebabkan karena kemungkinan timbulnya kesulitan selalu ada. Persalinan pada
umumnya berkangsung lebih lama ,kemungkinan kerusakan jalan lahir lebih besar ,
sedangkan kematian perinatal lebih tinggi bila di bandingkan dengan keadaan dimana
UUK barada di depan .( sarwono 2006, 597 )
VII.MEKANISME PERSALINAN
Bila hubungan antara panggol denga kepala janin cukup longgar, persalinan pada
posisi occipitalis posterior persistens dapat berlangsung secara spontan tapi pada
umumnya lebih lama. Kepala jan in akan lahir dalam keadaan muka di bawah simpisis
dengan mekanisme sbb.
Setelah kepala mencapai dasar panggul dan UUB berada di bawah
simpisis, dengan UUB trsbt sebagai hipomoklion , occiput akan lahir melalui perineum ,
di ikuti bagian kepala lain. Kelahiran janin dengan UUK di belakang akan menyebabkan
regangan yang besar pada vagina dan perineum, hal ini disebabkan karena kepala yang
sudah dalam keadaan fleksi maksimal tidak dapat menambah fleksinya lagi. Selain itu
sering kali fleksi kepala tidak dapat maksimal sehingga kepala lahir melalui PBP dengan
sirkumferentia fronto occopitalis yang lebih besar di bandingkan dengan sirkumferentia
subooccipito bregmatika . kedua keadaan tersebut dapat menimbulkan kerusakan pada
vagina dan perineum yang luas. ( sarwono 2006 : 596 )
VIII.PENATALAKSANAAN
Dalam menghadapi persalinan dengan ubun-ubun kecil dibelakang sebaiknya
dilakukan pengawasan persalinan dengan seksama dengan harapan terjadinya persalinan
secara spontan.Tindakan untuk mempercepat jalannya persalinan dilakukan apabila kala
II terlalu lama atau adanya tanda-tanda bahaya pada janin.
Karena ekstraksi cunam pada persalinan letak belakang kepala akan lebih
mudah apabila UUK berada di depan,maka harus diusahakan lebih dahulu apakah UUK
dapat diputar ke depan.Perputaran kepala tersebut dapat dilakukan dengan tangan
penolong yang dimasukkan kedalam vagina atau dengan cunam.Apabila dalam
perputaran dapat dilakukakan dengan mudah,maka janin dilahirkan dengan UUK
didepan.Tetapi bila hal tersebut atau yang melakukan pembedahan tidak
berpengalaman,hendaknya putran tersebut tidak dilksanakan dan janin dilahirkan dengan
cunam dalam keadaan UUK tetap di belakang.Untuk itu perlu dilakukan episiotomi
medio lateral yang cukup luas.Tetapi pada waktu dilakukan tarikan ada kalanya terjadi
perputaran secara spontan sehingga UUK berada didepan
Pada presentasi belakang kepala kadang-kadang kala II mengalami kemacetan
dengan kepala janin sudah berada di dasar panggul dan posisi UUK melintang.Keadaan
ini dinamakan posisi lintang tetap rendah.Apabila ada alamat untuk menyelesaikan
persalinan dapat dilakukan ekstraksi cunam yang dipasang miring terhadap panggul.
(Sarwono,2006:597)
I.DEFINISI
Adalah keadaan dimana kedudukan kepala berada diantara fleksi
maksimal dan defleksi maksimal sehingga dahi merupakan bagian terendah.(Ilmu
Kebidanan :603)
Adalah keadaan dimana bagian kepala janin berada diantara tonjolan
orbita dan fontanel anterior tampak pada pintu atas panggul.(Obstetri William :
415)
Adalah letak kepala dengan defleksi yang sedang hingga dahi menjadi
bagian terendah.(Obsttri Patologi:167)
Adalah keadaan dimana posisi antara fleksi dan defleksi,dahi berada pada
posisi terendah dan tetap paling depan (Sinopsi Obstetri Jilid I:344)
Adalah presentasi dimana kepala dalam keadaan defleksi sehingga dahi
merupakan bagian terendah dari kepala.(OBSOS Tindakan Pembedahan
Kebidanan :211)
KESIMPULAN:
Letak dahi adalah keadaan dimana kepala dalam keadaan defleksi dengan bagian
terendahnya dahi
II.ETIOLOGI
Disebabkan oleh ekstensi partial dari kepala janin sehingga oksiput lebih
tinggi dari sinsiput.(Buku Acuan Nasional,Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal:194)
Sebab terjadinya presentasi dahi pada dasarnya sama dengan sebab
terjadinya presentasi muka.Semua presentasi muka biasanya melewati fase
presentasi dahi terlebih dahulu.(Ilmu Kebidanan :604)
Pada umumnya presentasi dahi tidak stabil dan akan berubah menjadi
presentasi muka atau presentasi oksiput.Misal:melihat adanya 2/3 kasus yang
mula-mula dengan presentasi dahi dapat terjadi fleksimenjadi presentasi oksiput
atau ekstensi menjadi presentasi kepala.(Obstetri William:415)
Anak kecil atau sudah meninggal
Penempatan dahi yang persisten
III.DIAGNOSIS
Pemeriksaan Abdominal:
Kepala janin lebih separuhnya diatas pelvis
DJJ jauh lebih besar didengar dibagian dada yaitu disebelah yang
sama dengan bagian-bagian kecil
Pemeriksaan Vagina:
Oksiput lebih tinggi dari sinsiput,terba fontanela anterior dan orbita
Bagian kepala yang masuk PAP adalah antara tulang orbita dan daerah
UUB.Ini adalah diameter yang psaling besar sehingga sulit lahir secara
pervaginam
Kelainan presentasi ini harus di curigai apabila dalam persalinan,kepala
janin tidak dapat turun kedalam rongga panggul pada wanita yang pada persalinan
sebelumnya tiadak pernah mengalami kesulitan.Pada pemeriksaan dalam dapat
diraba sutura frontalis,yang bila diikuti pada ujung yang satu diraba UUB dan
pada ujung yang lain teraba pangkal hidung dan lingkaran orbita.Pada presentasi
dahi ,mulut dan dagu tidak teraba
Palpasi:tonjolan kepala teraba pada pihak punggung anak (bertentangan
dengan bagian-bagian kecil)
Foto Rontgen:dapat ditemukan letak dahi atau letak muka
Biasnya letak dahi baru dapat didiagnosa waktu persalinan jika
pembukaanya cukup besar,maka teraba sutura frontalis,UUB,dan tidak terba
dagu,pingir orbita,dan pangkal hidung
Jika dagu dapat diraba maka diagnosanya adalah letak muka
Biasanya penurunan (engagement)tidak terjadi dan persalinan
macet.Konversi spontan kearah verteks atau kea rah muka jarang terjadi.Hal ini
dapat terjadi bila janin kecil atau mati dengan maserasi.
IV.PROGNOSA
Bagi Ibu: partusnya menjadi lebih lama dan lebih sulit,terjadi
robekan jalan lahir,perdarahan dan infeksi yang meningkat
Bagi Bayi: mortalitasnya lebih tinggi,asfiksia jauh lebih besar
V.PENATALAKSANAAN
1) Bila janin hidup dan panggul normal,maka diusahakan reposisi ke letak
muka dan jika tidak berhasil lakukan tindakan SC
2) Bila janin mati → pembukaan belum lengkap,lakukan tindakan SC
Pembukaan lengkap,lakukan kraniotomi
3) Pada janin yang kecil atau mati dengan panggul yang normal dapat
dilahirkan pervaginam
4) Bila ada indikasi dan syarat terpenuhi lakukan vakum atau forcep
ekstraksi
5) Dalamkehamilan dapat dicoba perasat:
SCHATZ:disini tindakan dilakukan dengan tangan dari
luar,dilakukan bila pembukaan masih kecil sehingga tangan tidak bias
masuk kedalam itrauterin dan kepala masih diatas PAP.Satu tangan
mendorong bokong ke anterior, tangan yang lain mendorong dada janin ke
posterior.Bila ada pembantu,mendorong fundus uteri.Sedangkan penolong
mendorong kepala janin dari belakang ke depan
THORN: satu tangan dimsukkan ke jalan lahir dan melakukan
fleksi kepala.tangan yang lain mendorong dada dari luar,asisten
mendorong fundus uteri kea rah depan janin.konversi hanya boleh
dilakukan bila causa defleksinya adalah sekunder.
VI.MEKANISME PERSALINAN
Kepala masuk PAP dengan sutura sagitalis melintang.Diameter kepala yang
melewati PAP adalah diameter mento oksipitalis (35-36 cm).Pada waktu di PBP terjadi
putar paksi dimana dahi memutar kedepan.Fosa kanina atau maksila sebagai hipomoklion
berada dibwah symphisis.Kepala menengadah fleksi sehingga UUB dan oksiput lahir
melalui perineum.Kemudian defleksi maka lahirlah mulut dan dagu dibawah symphisis.
ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU G….P….HAMIL….MINGGU INPARTU KALA…..
DENGAN PRESENTASI…..
(LETAK MUKA, LETAK PUNCAK, PRESENTASI OKSIPITO
POSTERIOR PERSISTENS)
Tanggal :……..
Waktu :……..
Tempat :…….
I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Pendidikan : Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang kesehatan kehamilan
dan persiapan persalinan
Pekerjaan : Apakah pekerjaan mempengaruhi aktivitas ibu dan pemenuhan
nutrisinya
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan hamil….bulan anak ke….mengeluh kenceng-kenceng
sejak jam…tanggal…dan disertai keluar lender bercampur darah dari
kemaluannya jam….tanggal….
6. Riwayat menstruasi
HPHT :……
HTP :……
7. Riwayat perkawinan
-
8. Riwayat obstetric
Umumnya terjadi pada wanita grandemultipara atau wanita dengan
riwayat SC karena CPD
12. Riwayat KB
-
B. DATA OBJEKTIF
1.Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kasadaran : composmentis
TTV : TD : 120/80 mmHg (dalam batas normal)
RR : 16-20 x/menit (dalam batas normal)
Nadi: 60-80 x/menit(dalam batas normal)
Suhu :36,5-37,5 C (dalam batas normal)
2.Pemeriksaan fisik
Muka : dbn
Mata : dbn
Gilut : dbn
Leher : dbn
Dada : dbn
Abdomen : pembesaran perut menonjol sesuai usia kehamilan (sumbu
panjang janin sejajar dengan sumbu panjang ibu)
LI : Teraba lunak kurang bulat dan kurang melenting
LII :
Letak puncak : Punggung terba pada satu sisi dan bagian-bagian
kecil terdapat pada sati sisi yang berlawanan
Letak muka : Disamping kanan/kiri teraba dada. Dada akan
teraba seperti punggung, didaerah dada dapat pula teraba bagian
kecil janin, punggung janin ekstensi. Teraba lekukan antara oksiput
dan punggung(susut fabre)
LIII :
Letak puncak : Tidak teraba dengan jelas adanya tonjolan kepala
pada sisi yang satu maupun sisi yang lain karena tidak ada fleksi
maupun ekstensi
Auskultasi
Letak puncak : DJJ terdengar lebih jelas di kuadran bawah perut
ibu pada sisi yang sama pada punggung janin
Genetalia :
Letak puncak : VT : Teraba UUB sebagai denominator. Pada saat
kepala memasuki PAP dengan sutura sagitalis melintang. Pada saat
kepala memasuki PBP teraba UUB dan sedikit sutura sagitalis dan
sedikit sutura frontalis
3. Pemeriksaan penunjang
Letak puncak : -
3. PRESENTASI OKSIPITO
POSTERIOR PERSISTEN
Dx : Ibu G….P….hamil….minggu I/T/H inpartu kala satu fase aktif
dilatasi maksimal dengan presentasi oksipito posterior persisten
Ds : Ibu mengatakan hamil …bulan anak ke…mengeluh kenceng-
kenceng sejak jam….tanggal…disertai keluar lendir bercampur
darah dari kemaluannya jam…tanggal….
HPHT :….
Do : TTV : TD: 120/80 mmHg
RR : 20 x/menit
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,5 C
V. RENCANA INTERVENSI
1. Jelaskan tentang kondisi ibu dan janinnya
R/ Ibu mengerti dan kooperatif
2. Berikan asupan nutrisi pada ibu
R/ Memberikan energi dan tenaga pada ibu saat persalinan
3. Anjurkan keluarga untuk memberikan
motivasi pada ibu
R/ Perbaikan psikologis pada ibu dan meringankan beban ibu dalam
menjalani persalinan
4. Ajarkan pada ibu teknik destraksi dan
relaksasi
R/ Mengurangi rasa nyeri
5. Ajarkan ibu cara meneran yang baik dan
benar
R/ Mempercepat proses persalinan dan mencegah pembuangan tenaga
yang sia-sia
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dari intervensi tanggal 13 Mei 2008, jam 07.00 WIB
VII. EVALUASI
1. LETAK PUNCAK
Tanggal : 13 Mei 2008
Jam : 10.00 WIB
P : - Persiapan persalinan
- Pimpin ibu meneran saat ada his dan dorongan meneran
- Observasi DJJ dan nadi saat tidak ada his
-Mekanisme persalinan letak puncak
2. LETAK MUKA
Tanggal : 13 Mei 2008
Jam : 10.00 WIB
P : - Persiapan persalinan
- Pimpin ibu meneran saat ada his dan dorongan meneran
- Observasi DJJ dan nadi saat tidak ada his
-Mekanisme persalinan letak muka :
Saat kepala bayi membuka vulva 5-6 cm,oshyioid sebagai
hipomoklion. Tanagn kiri penolong membantu defleksi maksimal sampai
deagu lahir. Kemudian tangan kiri penolong membantu kepala bayi fleksi
untuk melahirkan bagian belakang kepala sampai oksipito, dengan leher
bagian atas sebagai hipomoklion. Sehingga lahir berturut-turut hidung,
mata, dahi, UUB, UUK, sampai oksipito
3. PRESENTASI OKSIPITO
POSTERIOR PERSISTEN
S : Ibu mengatakan lega dan bahagia karena bayinya telah lahir dan
mengatakan nyeri di daerah perut
O: K/U : baik
TD : 110/80 mmHg
RR : 18 x/menit
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36,5 C
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal : 13 Mei 2008
Jam : 10.00 WIB
O: K/U : baik
TD : 110/80 mmHg
RR : 18 x/menit
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36,5 C
Abdomen : TFU : setinggi pusat, UC baik, kandung kemih kosong.
Genetalia : Fluksus +,sebanyak 50 cc
A : Ibu P……kala IV
P : Observasi TTV
- TD dan nadi tiap 15 menit pada 1 jam pertama, 30 menit
pada 1 jam kedua
- Suhu tiap 30 menit pada 1 jam pertama, dan tiap 1 jam
pada 1 jam kedua
Observasi TFU, UC, kandung kemih dan perdarahan tiap 15 menit
selama 2 jam PP
- Ajarkan pada ibu untuk menilai kontraksi uterus yang baik
- Berikan salep mata profilaksis pada bayi
- Injeksi Vit. K 1 mg pada paha kiri bayi
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal : 13 Mei 2008
Jam : 12.40 WIB
UC : Baik
Kandung kemih : Kosong
Genitalia : Fluksus (+) sebanyak 25 cc
Tanggal :
Jam :
Tempat :
Pengkaji :
I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBJEKTIF
1. BIODATA
Pendidikan : mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang kesehatan
kehamilan dan persiapan persalinan
Pekerjaan : mempengaruhi kegiatan atau aktivitas ibu dan pemenuhan
nutrisinya
2. KELUHAN UTAMA
Ibu mengatakan hamil 9 bulan anak ke…., mengeluh kenceng-kenceng sejak
jam…(tgl…) dan keluar lender bercampur darah sejak jam…(tgl…)
7. RIWAYAT PERKAWINAN
_
8. RIWAYAT OBSTETRI
Umumnya terjadi pada wanita multi paritas / wanita dengan panggul sempit
12. RIWAYAT KB
_
B. DATA OBJEKTIF
1. PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis – Samnolen
TTV : TD : 120/80 mmHg (DBN)
Rr : 16-20 x / menit (DBN)
N : 80-100 x / menit (DBN)
S : 36,5-37,5 ºC (DBN)
2. PEMERIKSAAN FISIK
Muka : normal
Mata : DBN
Gilut : DBN
Leher : DBN
Dada : c/p DBN
Abdomen :
Inspeksi : Pembesaran perut memanjang sesuai dengan usia
kehamilan
Palpasi :
LI : Teraba lunak, kurang bundar, dan kurang lenting
(bokong)
LII : Di samping kanan atau kiri sebelah dada. Dada akan
teraba seperti punggung, di daerah dada dapat pula
teraba bagian kecil janin, punggung janin ekstensi.
Teraba lekukan antara oksiput dan punggung
(sudufabre)
LIII : Benjolan kepala teraba berada di daerah punggung,
kepala agak menengadah
LIV : -
Kandung kemih :
Auskultasi : DJJ : Jauh lebih besar terdengar di bagian dada
yaitu di sebelah yang sama dengan bagian-
bagian kecil
Genetalia :
VT : Teraba UUB oksiput lebih tinggi dari sinsiput, teraba
glabela, fontanela anterior, orbita dan pangkal hidung
Anus : -
Ekstremitas : -
Pemeriksaan panggul : Distansia spinarum :23-26 cm/< 23 cm
Distansia cristarum :26-29 cm/< 26 cm
Conjugata eksterna :18-20 cm/< 18 cm
Ukuran lingkar panggul: 80-90 cm/< 80 cm
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG : Terlihat gambaran kepala dan punggung dalam bagian yang sama
LII : Di samping kanan atau kiri sebelah dada. Dada akan teraba
seperti punggung, di daerah dada dapat pula teraba bagian
kecil janin, punggung janin ekstensi. Teraba lekukan antara
oksiput dan punggung (sudut fabre)
LIII : Benjolan kepala berada di daerah punggung, kepala agak
menengadah
L IV : -
B. Bagi Bayi :
1. Caput succedonium
2. Dolicochepal (muka seperti babi)
3. Perdarahan otak
4. Mortalitas
V. RENCANA INTERVENSI
1. Jelaskan pada ibu tentang keadaannya dan janinnya
R/ ibu mengerti tentang keadaannya dan janinnya sehingga ibu lebih
kooperatif
5. Observasi TTV
R/ Mengantisipasi komplikasi persalinan
6. Observasi C, H, P, B
R/ Mengetahui kemajuan persalinan
7. Rujuk
R/ Persalinan presentasi dahi bukan wewenang bidan
Persiapan rujukan : B : Bidan
A : Alat (partus set, alat TTV, alat resusitasi,
oksigen jika ada)
K : Keluarga
S : Surat rujukan (tindakan yang sudah dilakukan,
alas an, persetujuan keluarga)
O : Obat (oksitosin, infus set, cairan infus)
K : Kendaraan
U : Uang
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dari intervensi
VII. EVALUASI
Di BPS
Tanggal :
Jam :
S : Ibu mengatakan kenceng-kenceng semakin sering dan ada
perasaan ingin meneran seperti orang mau BAB
O :
TTV : TD : 110/70 mmHg
Rr : 18 x / menit
N : 80 x / menit
S : 36,5 ºC
HIS : 4 x 10 menit lama 40 detik
DJJ : 136 x / menit
L IV: -
VT : v/v taa, portio lunak, eff 75%, Φ 8 cm, ket (+), teraba UUB,
orbita, glabela, pangkal hidung, tidak ada bagian yang
menumbung, tidak ada bagian kecil di samping janin.
Tangaal :……..
Waktu :……..
Tempat :…….
VIII. PENGKAJIAN
A. DATA SUBJEKTIF
14. Biodata
Pendidikan : Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang kesehatan kehamilan
dan persiapan persalinan
Pekerjaan : Apakah pekerjaan mempengaruhi aktivitas ibu dan pemenuhan
nutrisinya
25. Riwayat KB
-
B. DATA OBJEKTIF
1.Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kasadaran : composmentis
TTV : TD : 120/80 mmHg (dalam batas normal)
RR : 16-20 x/menit (dalam batas normal)
Nadi: 60-80 x/menit(dalam batas normal)
Suhu :36,5-37,5 C (dalam batas normal)
2.Pemeriksaan fisik
Muka : dbn
Mata : dbn
Gilut : dbn
Leher : dbn
Dada : dbn
Abdomen : pembesaran perut menonjol sesuai usia kehamilan (sumbu
panjang janin sejajar dengan sumbu panjang ibu)
LI : Teraba lunak kurang bulat dan kurang melenting
LII :
Letak puncak : Punggung terba pada satu sisi dan bagian-bagian
kecil terdapat pada sati sisi yang berlawanan
LIII :
Letak puncak : Tidak teraba dengan jelas adanya tonjolan kepala
pada sisi yang satu maupun sisi yang lain karena tidak ada fleksi
maupun ekstensi
Auskultasi
Letak puncak : DJJ terdengar lebih jelas di kuadran bawah perut
ibu pada sisi yang sama pada punggung janin
Genetalia :
Letak puncak : VT : Teraba UUB sebagai denominator. Pada saat
kepala memasuki PAP dengan sutura sagitalis melintang. Pada saat
kepala memasuki PBP teraba UUB dan sedikit sutura sagitalis dan
sedikit sutura frontalis
3. Pemeriksaan penunjang
Letak puncak : -
2. LETA MUKA
Dx : Ibu G….P….hamil….minggu I/T/H inpartu kala satu fase aktif
dilatasi maksimal dengan letak muka
Ds : Ibu mengatakan hamil …bulan anak ke…mengeluh kenceng-kenceng
sejak jam….tanggal…disertai keluar lendir bercampur darah dari
kemaluannya jam…tanggal….
HPHT :….
Do: TTV : TD: 120/80 mmHg
RR : 20 x/menit
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,5 C
Abdomen: pembesaran perut menonjol sesuai usia kehamilan (sumbu panjang
janin sejajar dengan sumbu panjang ibu)
LI : Teraba lunak kurang bulat dan kurang melenting
LII :Disamping kanan/kiri teraba dada. Dada akan teraba seperti
punggung, didaerah dada dapat pula teraba bagian kecil janin,
punggung janin ekstensi. Teraba lekukan antara oksiput dan
punggung(sudut fabre)
LIII :Bagian kepala yang menonjol (belakang kepala) terdapat disebelah
yang berlawanan dengan letak dada, teraba kepala sangat
menengadah diatas simpisis
LIV : Masuk PAP
HIS :3x dalam 10 menit lama 40 detik
Auskultasi : 12-12-12 (144 x/menit)
Genetalia : VT : v/v taa, portio terba lunak, eff 70%, Ø8 cm, ket (-), teraba
hidung, tulang pipi, tulang orbita, dagu dan mulut bayi membentuk
sudut-sudut sebuah segitiga. Saat meraba bagian mulut, bersifat
menghisap, moulage (-), HII +, tidak teraba bagian kecil janin.
Pemeriksaan penunjang :
Foto rontgen : menunjukkan kepala bayi dalam posisi
hiperekstensi(menengadah)dan tulang-tulang muka berada pada /
sedikit dibawah PAP merupakan gambaran yang tegas
USG : Pada persentasi janin terlihat sudut fabre lebih kecil dari 90
3. PRESENTASI OKSIPITO
POSTERIOR PERSISTEN
Dx : Ibu G….P….hamil….minggu I/T/H inpartu kala satu fase aktif
dilatasi maksimal dengan presentasi oksipito posterior persisten
Ds : Ibu mengatakan hamil …bulan anak ke…mengeluh kenceng-kenceng
sejak jam….tanggal…disertai keluar lendir bercampur darah dari
kemaluannya jam…tanggal….
HPHT :….
Do: TTV : TD: 120/80 mmHg
RR : 20 x/menit
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,5 C
XIII. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dari intervensi tanggal 13 Mei 2008, jam 07.00 WIB
XIV. EVALUASI
1. LETAK PUNCAK
Tanggal : 13 Mei 2008
Jam : 10.00 WIB
P : - Persiapan persalinan
- Pimpin ibu meneran saat ada his dan dorongan meneran
- Observasi DJJ dan nadi saat tidak ada his
-Mekanisme persalinan letak puncak
2. LETAK MUKA
Tanggal : 13 Mei 2008
Jam : 10.00 WIB
P : - Persiapan persalinan
- Pimpin ibu meneran saat ada his dan dorongan meneran
- Observasi DJJ dan nadi saat tidak ada his
-Mekanisme persalinan letak muka :
Saat kepala bayi membuka vulva 5-6 cm,oshyioid sebagai
hipomoklion. Tanagn kiri penolong membantu defleksi maksimal sampai
deagu lahir. Kemudian tangan kiri penolong membantu kepala bayi fleksi
untuk melahirkan bagian belakang kepala sampai oksipito, dengan leher
bagian atas sebagai hipomoklion. Sehingga lahir berturut-turut hidung,
mata, dahi, UUB, UUK, sampai oksipito
3. PRESENTASI OKSIPITO
POSTERIOR PERSISTEN
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal : 13 Mei 2008
Jam : 10.00 WIB
S : Ibu mengatakan lega dan bahagia karena bayinya telah lahir dan
mengatakan nyeri di daerah perut
O: K/U : baik
TD : 110/80 mmHg
RR : 18 x/menit
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36,5 C
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal : 13 Mei 2008
Jam : 10.00 WIB
O: K/U : baik
TD : 110/80 mmHg
RR : 18 x/menit
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36,5 C
Abdomen : TFU : setinggi pusat, UC baik, kandung kemih kosong.
Genetalia : Fluksus +,sebanyak 50 cc
A : Ibu P……kala IV
P : Observasi TTV
- TD dan nadi tiap 15 menit pada 1 jam pertama, 30 menit
pada 1 jam kedua
- Suhu tiap 30 menit pada 1 jam pertama, dan tiap 1 jam
pada 1 jam kedua
Observasi TFU, UC, kandung kemih dan perdarahan tiap 15 menit
selama 2 jam PP
- Ajarkan pada ibu untuk menilai kontraksi uterus yang baik
- Berikan salep mata profilaksis pada bayi
- Injeksi Vit. K 1 mg pada paha kiri bayi
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal : 13 Mei 2008
Jam : 12.40 WIB
UC : Baik
Kandung kemih : Kosong
Genitalia : Fluksus (+) sebanyak 25 cc