Anda di halaman 1dari 77

PRINSIP

PEN C EGAHAN
INFEKSI
INFEKSI :
• Berkembang biaknya penyakit pada
hospes disertai timbulnya respon
imunologik dengan gejala klinik atau
tanpa gejala klinik
• Manusia host / penjamu
• Penyakit agent
• Transmisi kuman adalah :
Proses masuknya kuman ke dalam
penjamu sehingga timbul radang /
penyakit
Cara penularan infeksi :
1. Kontak
Langsung, tidak langsung, droplet
2. Udara
Debu, kulit lepas
3. Alat
Darah, makanan, cairan intra vena
4. Vektor / serangga
Nyamuk, lalat
A. P R O S E S I NFEKSI
Masuknya kuman penyakit ke dalam tubuh
hingga menimbulkan gejala – gejala penyakit

Primer Sekunder
• Terjadi secara • Terjadi oleh
langsung sesuatu sebab
sebagai akibat (kelemahan
dari proses tubuh,
yang kelaparan,
ditimbulkan kelelahan, luka
mikroorganisme dsb) 3
sendiri
Tujuan Pencegahan Infeksi

Mencegah Menghindari

2
1

terjadinya terjadinya
komplikasi penularan
infeksi penyakit
pasca infeksi
tindakan berbahaya

4
Prinsip Pencegahan Infeksi

Setiap individu dianggap berpotensi menularkan penyakit


Cuci tangan  prosedur praktis dalam menghindari
kontaminasi silang
Gunakan sarung tangan setiap akan terjadi kontak dengan
bagian atau bahan berpotensi menularkan penyakit
Gunakan pelindung fisik untuk menghindari percikan
secret atau cairan tubuh
Gunakan bahan antiseptic
Prinsip Pencegahan Infeksi

 Buang bahan-bahan terinfeksi setelah terpakai


dengan aman
 Bekerja hati-hati
 Gunakan wadah yang aman untuk alat tajam
 Menggunakan jarum dan alat suntik yang benar
 Keterbatasan sumber daya bukan merupakan alasan
bagi petugas untuk merubah prosedur atau bahan-
bahan yang dipergunakan untuk pencegahan infeksi
6
Istilah dal am Proses Pencegahan
Infeksi

 Mikroorganisme: jasad renik yang dapat


menyebabkan infeksi (bakteri, virus, jamur
dan parasit)
 Tindakan antiseptic: upaya-upaya untuk
mencegah terjadinya infeksi dengan jalan
membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme pada
permukaan atau jaringantubuh

7
Istilah dal am Proses Pencegahan
Infeksi

 Tindakan asepsis: upaya-upaya untuk


menghilangkan/mengurangi jumlah
mikroorganisme (permukaan/benda/instrument)
hingga tingkat aman bagi kesehatan manusia agar
dapat mencegah terjadinya infeksi/penyakit
akibat masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh

8
B. K EWASPADAAN U MUM

• Suatu cara untuk mencegah


penularan penyakit dari
Wiryawan cairan tubuh, baik dari
pasien ke petugas kesehatan
(2007) dan sebaliknya juga dari
pasien ke pasien lainnya

• Suatu cara penanganan baru


untuk meminimalkan
Saroso pajanan darah dan cairan
tubuh dari semua pasien,
(2006) tanpa memperdulikan status
infeksi 9
Upaya Kewaspadaan Umum Standar
Mencuci tangan Setelah menyentuh darah, cairan tubuh, sekresi dan benda
terkontaminasi; segera setelah melepas sarung tangan; sebelum dan
setelah memeriksa pasien satu ke pasien lain

Sarung tangan Untuk kontak: darah, cairan tubuh, sekresi, bahan terkontaminasi; untuk
kontak: membrane mukosa dan kulit tidak utuh (koyak,terkelupas)
Masker, kaca mata, Melindungi membrane mukosa mata, hidung dan mulut ketika terjadi
pelindung wajah kontak dengan darah dan cairan tubuh
Gaun operasi Melindungi kulit dari percikan darah dan cairan tubuh lain; mencegah
agar pakaian tidak terkontaminasi darah mupun cairan tubuh selama
melakukan tindakan

Kain linen Tangani linen yang telah terkontaminasi sedemikian rupa agar tidak
menyentuh kulit atau membrane mukosa; jangan melakukan pembilasan
awal untuk kain linen yang telah terkontaminasi

10
Upaya Kewaspadaan Umum/Standar
Peralatan perawatan Tangani alat yang telah terkontaminasi sedemikian rupa sehingga tidak
pasien menyentuh kulit atau membrane mukosa dan untuk mencegah agar baju
maupun lingkungan tidak terkontaminasi; bersihkan peralatan pakai
ulang sebelum digunakan kembali
Membersihkan Perawatan rutin, membersihkan dan desinfeksi perlengkapan dan
lingkungan perabotan di ruang asuhan pasien

Benda-benda tajam Jangan memasang kembali tutup jarum suntik yang telah digunakan;
jangan melepas jarum dari alat suntik/semprit sekali pakai; jangan
membengkokkan dan mematahkan jarum bekas pakai dengan tangan;
letakkan benda tajam yang telah digunakan ke dalam wadah anti
tusukan

Resusitasi pasien Gunakan pelindung mulut, kantung resusitasi atau alat pernapasan
lainnya untuk menghindari pemberian resusitasi dari mulut ke mulut
Penempatan pasien Tempatkan pasien yang dapat mengkontaminasi lingkungan maupun
yang tidak terjamin kebersihannya pada ruang khusus/terpisah
11
C. M ETODE PI

Teknik Isolasi

Cuci Tangan Medis

Cuci Tangan Bedah

12
Teknik Isolasi

Teknik yang digunakan untuk


mengurangi atau mencegah
suatu penyebaran infeksi yang
diakibatkan oleh oleh
mikroorganisme tertentu

13
Barier Protektif

Membuat barier atau halangan fisik,


mekanik atau kimiawi di antara antara
mikroorganisme dan individu
Merupakan upaya efektif untuk mencegah
transmisi penyakit
15 10/6/2013
Barier protektif
dalam mencegah infeksi:

Cuci tangan
Menggunakan sarung tangan
Penggunaan larutan antiseptic
Menggunakan pelindung (masker, kaca mata, apron)
Dekontaminasi, cuci-bilas,DTT/sterilisasi
Menggunakan kain penutup, alas bokong dan pengatur alur
cairan darah atau secret selama tindakan
CuciTangan
Indikasi Cuci Tangan

 Sebelum dan setelah kontak dengan kulit pasien wanita atau


bayi atau cairantubuh
 Sebelum melakukan teknikaseptic
 Sebelum memegang makanan
 Saat terlihat menjadikotor
 Setelah keluar dari kamar kecil
 Setelah kontak dengan alat-alat yang kotor dan berpotensi
tercemar/terkontaminasi
 Setelah melepas sarungtangan

18
Prinsip Cuci Tangan

Mempertimbangkan semua peralatan sebagai hal


yang tercemar
Menghindari memakai perhiasan
Menggunakan air mengalir
Menggunakan sabun yang sesuai dan berbusa
Menggunakan gerakan yang melingkar,
menganjurkan menggosok dan menggesek
Menggunakan handuk kertas disposibel untuk
mengeringkan tangan

19
Gita Kostania-PI 10/6/2013

Peran dan Tanggung Jawab Bidan

Mengenali kapan harus cuci


tangan
Mampu melakukan medical atau
surgery scrub dengan tepat

20
Prosedur Cuci Tangan Biasa
(Medical Scrub)

Untuk cuci tangan yang berlaku di


masyarakat/rumah tangga, pada
umumnya cukup menggunakan
sabun, tangan dicuci minimal 30
detik. Untuk cuci tangan aseptic,
cairan antiseptic yang digunakan :
4% clorhexidine solution, dengan
mencuci sedikitnya 1 menit.

21
Lepas per hi asan yang menempel
di j a r i dan tangan

22
Basahi kedua t angan dengan menggunakan a i r
mengalir, gunakan sabun secara mer at a pada kedua
tangan

23
Gosok kedua t angan dan j ar i

24
Gosok punggung tangan secara bergantian

25
Gosok sela j ar i dengan j a r i - j ar i t angan yang
berlawanan, lakukan secara bergantian

26
Gosok punggung j a r i secar a ber gant i an

27
Gosok ibu j a r i secara bergantian

Gita Kostania-PI 10/6/2013


28
Gosok ujung j ar i pada telapak t angan secara
bergantian

29
Genggam per gel angan tangan dengan menggosok-
gosok d i sekitar pergelangan tangan secara
bergantian

30
Bilas kedua t angan dengan ai r ber si h
yang mengalir

31
Mat i kan kr an dengan menggunakan si ku

32
Keringkan tangan
dengan handuk bersih atau tisyu

33
Prinsip : hampir sama dg
cuci tangan medis
Bahan yg perlu disiapkan :
Sabun antimicrobial (misal:
Iodofor)
Sikat tangan sekali pakai
Pengikir kuku sekali pakai
Wastafel / air mengalir

34
D. PEMROSESAN ALAT

35
SKEMAPROSEDURPEMROSESANALAT
DEKONTAMINASI

CUCI & BILAS

Metode Metode
Terbaik Alternatif

STERILISASI DESINFEKSITINGKAT
TINGGI

Otoklaf Oven Rebus Kimiawi


- 20 menit - 60 menit - 20 menit - 20 menit
- 30 menit -120 menit

Dinginkan, siap pakai atau simpan


36
Keterangan Kerangka Gambar
Prosedur Pemrosesan Alat

Otoklaf tanpa terbungkus 20 menit, terbungkus 30


menit. 106 Kpa 1210 C (2500 F)
Oven 1700 C (3400 F) selama 60 menit, 1600 C
(3200 F) selama 120 menit
Instrumen yang terbungkus dalam keadaan steril
dapat disimpan dalam wadah steril atau DTT
dengan tutup rapat selama 2 minggu, atau segera
dipakai.

37
Menyimpan dan Merakit Ulang
• Peralatan Steril
• Peralatan yang Diproses dengan DTT

38
Istilah dalam Proses Pencegahan
Infeksi

Dekontaminasi: upaya untuk menghilangkan


dekontaminan/cemaran pada instrument atau peralatan medic
Penyucian: proses fisik untuk menghilangkan darah, cairan
tubuh atau bahan-bahan lain yang mencemari instrument atau
permukaan tubuh/kulit
Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT): proses dilakukan untuk
menghilangkan hampir semua mikroorganisme (kecuali
mikroorganisme dengan endospora)
Sterilisasi: proses yang dilakukan untuk menghilangkan semua
mikroorganisme, termasuk organism dengan endospora.

39
Tabel : Jumlah Mikroorganisme
yang dapat dihilangkan pada setiap tahapan Proses
Eradikasi
Keterangan Dekontaminasi Pembilasan Pencucian DTT Sterilisasi
Tingkat Terutama virus 50% 80% 95% 100%
Eradikasi pathogen
Mikroorgan (Hepatitis B dan
isme HIV/AIDS)

Proses Rendam dalam Siram dengan Pakai sabun Rebus/ Panas 1700C &
larutan klorin air larutan kukus 20 panas 1210 C,
0,5% antiseptic dan menit uap 106 Kpa 60
air menit dan 20-30
menit

Hasil Inaktivasi dan Hilangkan Pembersihan Sisa kuman Menghilangkan


membunuh virus mikroorganis dengan semua
pathogen dan me secara fisik endospor mikroorganism
beberapa dengan a e
mikroorganisme pembersihan

40
Proses dekontaminasi menggunakan larutan klorin 0,5%
Gunakan sarung tangan untuk mengumpulkan dan
memasukkan instrument ke dalam larutan
Siapkan wadah khusus dan bahan anti karat
Jumlah cairan harus cukup untuk merendam seluruh
instrument
Rendam selama 10 menit
Setelah semua instrument direndam, bersihkan sarung
tangan di dalam larutan klorin tersebut, lepaskan secara
terbalik, kemudian rendam dalam larutan yang sama
Cuci tangan dengan sabun/larutan antiseptic, bilas dengan
air bersih hingg bersih

41
10/6/2013 Gita Kostania-PI 42
Pencucian tidak dianjurkan menggunkan air panas
Menggunakan sabun atau detergen
Gunakan sarung tangan tebal/rumah tangga
Buka semua instrument yang mempunyai engsel dari
kunci
Masukkan instrument dari wadah dekontaminasi ke
dalam wadah yang berisi air dan sabun
Bersihkan bagian-bagian instrument yang kotoratau
dicemari darah/cairan tubuh

44
Pencucian
 Lakukan penyikatan di dalam air rendaman
 Sikat dan seka hingga jelas tampak bersih
 Bilas dengan air mengalir
 Letakkan instrument di atas kain bersih

45
Panas Basah Autoclave
Kimiawi Oven
Sterilisasi Kimiawi /
Sterilisasi Dingin

46
E. Pengelolaan Sampah

Pengolahan Limbah
(medis / non medis

Terinfeksi atau tidak, basah atau


kering, tajam atau tidak

47
Mencegah penyebaran infeksi
ke petugas pengelola
limbah/masyarakat
Melindungi pengelola limbah
dari cedera yang tidak
disengaja
Menciptakan citra bersih
lingkungan

48
Pet unj uk Penanganan Sampah
 Gunakan tempat tahan karat, mudah dibersihkan dan
bertutup
 Letakkan tempat sampah di tempat yang mudah dijangkau
 Gunakan peralatan khusus pembawa dan tempat sampah
 Bersihkan kembali semua tempat sampah yang telah
digunakan, kemudian bilas dengan larutan
desinfektan/dekontaminasi
 Pisahkan jenis sampah menurut :
 Sampah yang dapat dibakar : kertas, karton, sampah
terkontaminasi seperti kassa dan pembalut bekas pakai
 Sampah yang tidak dapat dibakar: kaca, logam, dan plastic
tahan api
 Pakailah sarungtangan
 Cuci tangan setelah menangani sampah

49
PRINSIP
PENCEGAHAN
INFEKSI
Pengertian prinsip pencegahan
infeksi :
• Suatu usaha yang dilakukan untuk
mencegah terjadinya resiko penularan
infeksi mikro organisme dari lingkungan
klien dan tenaga kesehatan ( Nakes )
Tujuan :
• Mengurangi terjadinya infeksi
• Memberikan perlindungan terhadap
klien, nakes
6 komponen proses terjadinya
penyakit :
1. Reservoir
2. Penyebab penyakit
3. Jalan masuk
4. Cara keluarnya penyebab penyakit dari
host
5. Kepekaan penjamu
Tindakan pencegahan
penyakit :
1. Cuci tangan
2. Memakai sarung tangan
3. Memakai perlengkapan pelindung
4. Menggunakan tehnik aseptik
5. Memproses alat bekas pakai
6. Menangani peralatan tajam dengan aman
7. Menjaga kebersihan dan kerapihan
lingkungan serta pembuangan sampah secara
benar
CUCI TANGAN :
aspek yang paling penting
Ada 2 kategori organisme yang ada di
1. Organisme residen ( flora normal )
S. aureus, diphteroids ( tidak hilang
secara permanen )
2. Organisme transien
Karena kontak, contoh : E. Colli (mudah
dihilangkan dengan cuci tangan efektif)
Mengapa kita perlu mencuci tangan :
• Penanganan pasien dengan kontak tangan
• Kontaminasi flora normal pasien kontak
perubahan flora normal patogen

Apa yang harus digunakan untuk mencuci tangan :


• Dekontaminasi tangan rutin dengan sabun dan
air mengalir
• Desinfeksi kulit ( hibiscrub, handyclean )
Kapan kita harus mencuci tangan :
Sebelum dan sesudah melakukan
tindakan
Setelah kontak dengan cairan tubuh
Setelah memegang alat yang
terkontaminasi ( jarum, cucian )
Sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien di ruang isolasi
Setelah menggunakan kamar mandi
Sebelum melayani makan dan minum
Pada saat akan tugas dan akhir tugas
PELINDUNG DIRI
1. Cuci tangan
2. Pemakaian sarung tangan
 Sarung tangan steril
 Sarung tangan DTT
 Sarung tangan bersih
 Sarung tangan rumah tangga
3. Pemakaian masker
4. Pemakaian gaun
 Steril kamar bedah
 Non Steril ICU, kamr bayi, KB
 Skort Celemek plastik
5. Pemakaian kacamata pelindung
6. Pemakaian sepatu boot / sepatu tertutup
7. Kap
8. Duk
ASEPSIS dan TEKHNIK ASEPTIK

Istilah umum yang digunakan untuk


menggambarkan upaya kombinasi untuk
mencegah masuknya mikroorganisme ke
dalam area tubuh manapun yang sering
menyebabkan infeksi
Tujuan asepsis adalah : membasmi
jumlah mikroorganisme pada permukaan
hidup (kulit dan jaringan) dan obyek mati
(alat-alat bedah dan barang-barang yang
lain)
ANTISEPSIS
 Proses menurunkan jumlah
mikroorganisme pada kulit, selaput
lendir atau jaringan tubuh lainnya
dengan menggunakan bahan
antimikrobial (antiseptik)
KRITERIA PEMILIHAN ANTISEPTIK :
1. Aksi yang luas (menghambat mikroorganisme
secara luas gram positif. Negatif, Tb, fungi,
endospora)
2. Efektivitas
3. Kecepatan aktivitas awal
4. Efek residu
Aksi yang lama setelah pemakaian untuk
meredam pertumbuhan
5. Tidak mengakibatkan iritasi kulit
6. Tidak menyebabkan alergi
7. Efektif sekali pakai, tidak perlu diulang.
Contoh larutan antiseptik :
• Alkohol (60%- 90%)
• Setrimid/klorheksidin Glukonat (2-4%)
contoh : Hibiscrub, Hibitane
• Klorheksidin Glukonat (2%)
Contoh : Savlon
• Heksaklorofen (3%)
Contoh : pHisoHex tidak boleh digunakan pada selaput lendir
seperti mukosa vagina
• Kloroksilenol (Para-kloro-metaksilenol atau PCMX)
Contoh : Dettol tidak bisa digunakan untuk antisepsis vagina karena
dapat membuat iritasi pada selaput lendir yang akan mempercepat
pertumbuhan mikroorganisme dan tidak boleh digunakan pada bayi baru lahir
• Iodofor (7,5-10%)
Contoh : Betadine
• Larutan yang berbahan dasar alkohol (tingtur) seperti iodin
Contoh : Yodium tinktur
• Triklosan (0,2-2%)
Mikroorganisme :
• Agen penyebab infeksi
• Termasuk didalamnya :bakteri, virus, fungi,
parasit
• Untuk tujuan pencegahan infeksi bakteri
dibagi menjadi 3 kategori :
1. Vegetatif contoh : stafilokokus
2. Mikobakteria, contoh : tuberkolosis
3. Endospora, contoh : tetanus
• Endospora paling sulit dibunuh disebabkan oleh
lapisan pelindungnya
Sterilisasi
Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan
semua mikroorganisme (bakteri, jamur, parasit
dan virus) termasuk endospora bakteri pada
benda mati atau instrumen dengan cara uap air
panas tekanan tinggi (otoklaf), panas kering
(oven), sterilan kimia atau radiasi

DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT) :


Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan
semua mikroorganisme kecuali endospora bakteri
pada benda mati dengan cara merebus, mengukus
atau penggunaan desinfektan kimiawi
DESINFEKTAN :
Adalah bahan kimia yang membunuh atau
menginaktivasi mikroorganisme
Contoh larutan desinfektan :
Klorin pemutih 0,5%
untuk dekontaminasi permukaan yang lebar
Klorin 0,1%
Untuk DTT kimia
Glutaraldehida 2%
mahal harganya biasa digunakan untuk DTT kimia
atau sterilisasi kimia
Fenol, klorin
tidak digunakan untuk peralatan/bahan yang akan
dipakaikan pada bayi baru lahir
DEKONTAMINASI :
 Proses yang membuat objek mati lebih
aman ditangani staf sebelum dibersihkan
(menginaktifasi serta menurunkan HBV,
HIV tetapi tidak membasmi)
 Peralatan medis dan permukaan harus di
dekontaminasi segera setelah terpapar
darah atau cairan tubuh

PEMBERSIHAN (Mencuci dan membilas) :


 Tindakan yang dilakukan untuk
menghilangkan semua darah, cairan, tubuh,
benda asing dari kulit atau instrumen.
DEKONTAMINASI
Rendam dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit

CUCI DAN BILAS


Gunakan deterjen dan sikat
Pakai sarung tangan tebal untuk menjaga agar tidak terluka oleh benda tajam

Metode yang dipilih Metode alternatif


Sterilisasi DESINFEKSI TINGKAT TINGGI

OTOKLAF PANAS KERING KIMIAWI REBUS / KUKUS KIMIAWI


106 kPa 170 ˚C Rendam Panci tertutup Rendam
121 ˚C 60 menit 10-24 jam 20 menit 20 menit
30 menit jika
Terbungkus
20 menit jika Tidak terbungkus

DINGINKAN DAN KEMUDIAN SIAP DIGUNAKAN


Peralatan yang sudah diproses bisa disimpan dalam wadah tertutup yang didisinfeksi tingkat tinggi
Sampai satu minggu jika wadahnya tidak dibuka
STERILISASI :
1. STERILISASI UAP
 121 ˚C , tekanan pada 106 kPa
 20 ' untuk alat tidak terbungkus
 30 ' untuk alat yang dibungkus
2. STERILISASI PANAS KERING (OVEN)
 170 ˚C selama 1 jam. Waktu penghitungan dimulai
setelah suhu yang diinginkan tercapai
 160 ˚C untuk alat tajam (gunting, jarum) selama 2 jam
3. STERILISASI KIMIA
 Glutaraldehid 2-4 %(cydex), Direndam sekurang-
kurangnya 10 jam
 Formaldehid 8 %, direndam 24 jam
 Bilas dengan air steril sebelum digunakan kembali atau
sebelum disimpan
DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT) :
1. DTT dengan merebus
 Mulai menghitung waktu saat air mulai mendidih
 Merebus 20‘ dalam panci tertutup
 Seluruh alat harus terendam
 Jangan menambah alat apapun ke air mendidih
 Pakai alat sesegera mungkin atau simpan wadah
tertutup dan kering yang telah di DTT, maksimal 1
minggu
2. DTT dengan mengukus
 Selalu kukus 20‘ dalam kukusan
 Kecilkan api sehingga air tetap mendidih
 Waktu dihitung mulai saat keluarnya uap
 Jangan pakai lebih dari 3 panci uap
 Keringkan dalam kontainer DTT
3. DTT dengan kimia :
Desinfektan kimia untuk DTT
klorin 0,1%, Formaldehid 8%, Glutaraldehid 2%
Langkah-langkah DTT Kimia :
DEkontaminasi Cuci+bilas keringkan
Rendam semua alat dalam larutan desinfektan
selama 20‘
Bilas dengan air yang telah direbus dan
dikeringkan di udara
Segera dipakai atau disimpan dalam kontainer
yang kering dan telah di DTT
CARA MEMBUAT LARUTAN KLORIN :
• Jumlah bagian (JB) air = % larutan konsentrat – 1
% larutan yang diinginkan

• JB air = 5,0% - 1 = 10 – 1 = 9
0,5%

• Jadi tambahkan 9 bagian air (air tidak perlu dimasak)


kedalam 1 bagian larutan klorin konsentrat
• Terdapat rumus 9 : 1
Air : Klorin
Contoh soal :
1. Buat larutan klorin 0,5% sebanyak 500 cc
2. Buat larutan klorin 0,5% sebanyak 1 liter
Jawab :
1. Air = 9 x 500 cc = 450 cc
10
Klorin = 1 x 500 cc = 50 cc
10 500 cc

2. 1 liter = 1000 cc
Air = 9 x 1000 cc = 900 cc
10
Klorin = 1 x 1000 cc = 100 cc
10 1000 cc
PENANGANAN SAMPAH / LIMBAH
Tujuan :
 Melindungi petugas pembuangan sampah dari
perlukaan
 Melindungi penyebaran infeksi terhadap para
petugas kesehatan
 Mencegah penularan infeksi terhadap para
petugas kesehatan
 Mencegah penularan infeksi pada masyarakat
sekitarnya
 Membuang bahanbahan berbahaya (bahan toksik
dan radioaktif) dengan aman
Sampah medis terbagi 2 :
1. Tidak terkontaminasi
 Tidak memberikan resiko infeksi
 Contoh : kertas, kardus, botol, wadah plastik
yang digunakan didalam klinik
 Dapat dibuang ditempat sampah umum
2. Terkontaminasi
 Membawa mikroorganisme yang mempunyai
potensi menularkan infeksi kepada orang yang
kontak baik nakes maupun masyarakat
 Contoh : bekas pembalut luka, sampah dari
kamar operasi (jaringan, darah, nanah,kasa,
kapas,dll), dari laboratorium (darah, tinja,
nanah, dahak, dll), alat-alat yang dapat melukai
(jarum suntik, pisau)
3. Sampah lain yang tidak mengandung bahan
infeksius tetapi digolongkan berbahaya karena
mempunyai potensi berbahaya pada lingkungan
 Bahan kimia atau farmasi (misal kaleng atau
botol yang mengandung obat kadaluwarsa,
vaksin, reagen desinfektan)
 Sampah sitotoksik (misal obat-obat untuk
kemoterapi)
 Sampah yang mengandung logam berat (misal
air raksa dari termometer yang pecah, bahan
bekas gigi,dll)
 Wadah bekas berisi gas dan tidak dapat
didaur ulang (misal kaleng penyembur) yang
dapat meledak bila dibakar.
SAMPAH KERING SAMPAH BASAH
Jarum, kapas, kasa, pembalut Darah, duh tubuh lain,
Pisau skapel, botol obat, dll jaringan plasenta, bagian
janin

DIBAKAR DALAM Dirumah sakit


INSINERATOR dikumpulkan
dalam wadah
terpisah

Abunya (berisi gelas / benda Dibuang dalam lubang


Yang tidak terbakar) ditanam yang dalam dan tertutup
Dalam lubang tertutup
PENGGUNAAN PERAALATAN TAJAM SECARA AMAN
 Hati-hati saat melakukan penjahitan agar tidak tertusuk
jarum secara tidak sengaja
 Jangan menutup kembali, memelengkungkan, mematahkan
atau melepaskan jarum yang akan dibuang
 Buang benda-benda tajam dalam wadah anti bocor dan
segel dengan perekat jika sudah dua pertiga penuh
wadah benda tajam tadi harus dibakar dalam insinerator
 Jika tidak dapat dibakar dalam insinerator maka jarum
harus dibilas 3x dengan larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi. Tutup lagi ujung jarum dengan
penutupnya menggunakan tehnik satu tangan (one hand
tehnik) lalu ditanam dalam tanah.
 Tempat sampah hitam sampah tidak kontaminasi
 Tempat sampah kuning sampah terkontaminasi

Anda mungkin juga menyukai

  • Jurnal Surya 20112017-1
    Jurnal Surya 20112017-1
    Dokumen10 halaman
    Jurnal Surya 20112017-1
    Surya Dewi Puspita Purnomo
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Surya 20112017-1
    Jurnal Surya 20112017-1
    Dokumen10 halaman
    Jurnal Surya 20112017-1
    Surya Dewi Puspita Purnomo
    Belum ada peringkat
  • Booklet Sempro
    Booklet Sempro
    Dokumen44 halaman
    Booklet Sempro
    Surya Dewi Puspita Purnomo
    Belum ada peringkat
  • RPP Anatomi 2016 (Ganjil)
    RPP Anatomi 2016 (Ganjil)
    Dokumen10 halaman
    RPP Anatomi 2016 (Ganjil)
    Surya Dewi Puspita Purnomo
    Belum ada peringkat
  • Rps Ikm 2018
    Rps Ikm 2018
    Dokumen10 halaman
    Rps Ikm 2018
    Surya Dewi Puspita Purnomo
    Belum ada peringkat
  • Lembar Konsultasi Mentor-1
    Lembar Konsultasi Mentor-1
    Dokumen23 halaman
    Lembar Konsultasi Mentor-1
    Surya Dewi Puspita Purnomo
    Belum ada peringkat
  • Tumbang
    Tumbang
    Dokumen31 halaman
    Tumbang
    Surya Dewi Puspita Purnomo
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Surya 20112017-1
    Jurnal Surya 20112017-1
    Dokumen10 halaman
    Jurnal Surya 20112017-1
    Surya Dewi Puspita Purnomo
    Belum ada peringkat
  • Manoscript Skripsi Pita
    Manoscript Skripsi Pita
    Dokumen6 halaman
    Manoscript Skripsi Pita
    Surya Dewi Puspita Purnomo
    Belum ada peringkat
  • Materi Pencegahan Infeksi
    Materi Pencegahan Infeksi
    Dokumen13 halaman
    Materi Pencegahan Infeksi
    Surya Dewi Puspita Purnomo
    Belum ada peringkat
  • Sidang Tesis Surya (160118)
    Sidang Tesis Surya (160118)
    Dokumen50 halaman
    Sidang Tesis Surya (160118)
    Surya Dewi Puspita Purnomo
    Belum ada peringkat
  • Rps KDK 2018
    Rps KDK 2018
    Dokumen8 halaman
    Rps KDK 2018
    Surya Dewi Puspita Purnomo
    Belum ada peringkat
  • Materi Kuliah
    Materi Kuliah
    Dokumen77 halaman
    Materi Kuliah
    Surya Dewi Puspita Purnomo
    Belum ada peringkat
  • RPS KDM 2017
    RPS KDM 2017
    Dokumen10 halaman
    RPS KDM 2017
    Surya Dewi Puspita Purnomo
    Belum ada peringkat
  • Materi Injeksi
    Materi Injeksi
    Dokumen4 halaman
    Materi Injeksi
    Surya Dewi Puspita Purnomo
    Belum ada peringkat
  • Instumen Dalam Praktek Kebidanan
    Instumen Dalam Praktek Kebidanan
    Dokumen47 halaman
    Instumen Dalam Praktek Kebidanan
    Surya Dewi Puspita Purnomo
    Belum ada peringkat
  • Letak Puncak Kepala
    Letak Puncak Kepala
    Dokumen42 halaman
    Letak Puncak Kepala
    Surya Dewi Puspita Purnomo
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Psikologi Post Partum
    Gangguan Psikologi Post Partum
    Dokumen40 halaman
    Gangguan Psikologi Post Partum
    Surya Dewi Puspita Purnomo
    Belum ada peringkat
  • Penanganan Malaria
    Penanganan Malaria
    Dokumen30 halaman
    Penanganan Malaria
    Surya Dewi Puspita Purnomo
    Belum ada peringkat
  • Rps Ikm 2018
    Rps Ikm 2018
    Dokumen10 halaman
    Rps Ikm 2018
    Surya Dewi Puspita Purnomo
    Belum ada peringkat
  • Rps KDK 2018
    Rps KDK 2018
    Dokumen8 halaman
    Rps KDK 2018
    Surya Dewi Puspita Purnomo
    Belum ada peringkat
  • Letak Puncak Kepala
    Letak Puncak Kepala
    Dokumen42 halaman
    Letak Puncak Kepala
    Surya Dewi Puspita Purnomo
    Belum ada peringkat
  • Hidrocefalus
    Hidrocefalus
    Dokumen67 halaman
    Hidrocefalus
    Surya Dewi Puspita Purnomo
    Belum ada peringkat
  • Program KB Di Indonesia
    Program KB Di Indonesia
    Dokumen15 halaman
    Program KB Di Indonesia
    Surya Dewi Puspita Purnomo
    Belum ada peringkat
  • Keluarga Berencana
    Keluarga Berencana
    Dokumen48 halaman
    Keluarga Berencana
    Surya Dewi Puspita Purnomo
    Belum ada peringkat
  • Keluarga Berencana
    Keluarga Berencana
    Dokumen48 halaman
    Keluarga Berencana
    Surya Dewi Puspita Purnomo
    Belum ada peringkat
  • ASKEP Tetanus Neonatorum
    ASKEP Tetanus Neonatorum
    Dokumen21 halaman
    ASKEP Tetanus Neonatorum
    Surya Dewi Puspita Purnomo
    Belum ada peringkat
  • TUGAS EPIDEMIOLOGI B.sri
    TUGAS EPIDEMIOLOGI B.sri
    Dokumen2 halaman
    TUGAS EPIDEMIOLOGI B.sri
    Surya Dewi Puspita Purnomo
    Belum ada peringkat
  • Sejarah KB Di Indonesia
    Sejarah KB Di Indonesia
    Dokumen23 halaman
    Sejarah KB Di Indonesia
    Surya Dewi Puspita Purnomo
    Belum ada peringkat