Abstrak: Asfiksia merupakan penyebab ke-3 kematian bayi baru lahir di Indonesia. Sekitar 24%
asfiksia disebabkan karena preeklampsia berat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui
hubungan derajat asfiksia bayi baru lahir dengan ibu riwayat preeklampsia berat di RSD dr.
Soebandi Jember tahun 2012. Desain penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan
pendekatan retrospective dengan menggunakan data sekunder bayi asfiksia tahun 2012 . Sampel
dalam penelitian ini sebanyak 235 respondent. Dalam penelitian ini digunakan Uji Statistik
Koefisien Kontingensi dan data diolah menggunakan tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian
didapatkan 37,9% responden dengan ibu riwayat preeklampsia berat dan bayi baru lahir yang
paling banyak mengalami asfiksia neonatorum sedang yaitu 28,53%. Uji statistik Chi Square
didapatkan (13,22 > 3,841) dengan koefisien kontingensi sebesar 0,23 maka dapat disimpulkan
ada hubungan yang lemah tapi pasti antara derajat asfiksia bayi baru lahir dengan ibu riwayat
preeklampsia berat. Adanya hubungan yang lemah antara derajat asfiksia bayi baru lahir
dengan ibu riwayat preeklampsia berat disebabkan asfiksia tidak hanya terjadi pada
preeklampsia berat namun juga bisa disebabkan karena ketuban pecah dini, partus lama,
persalinan preterm, persalinan kala I lama. Oleh karena itu, persalinan dengan resiko tinggi
perlu dilakukan di RS untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi baru lahir.
PENDAHULUAN
Kemampuan pelayanan kesehatan Menurut World Health Organization
suatu negara ditentukan dengan perbandingan (WHO) setiap tahunnya kira-kira 3% (3,6
tinggi rendahnya angka kematian ibu dan juta) dari 120 juta bayi baru lahir mengalami
angka kematian perinatal. Dikemukakan asfiksia, hampir 1 juta bayi ini meninggal. Di
bahwa angka kematian perinatal lebih Indonesia, dari seluruh kematian bayi ,
mencerminkan kesanggupan satu negara sebanyak 57% meninggal. Penyebab kematian
untuk memberikan pelayanan kesehatan. bayi baru lahir di Indonesia adalah berat
Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal bayi lahir rendah (29%), asfiksia (27%),
merupakan salah satu unsur penentu status trauma lahir, tetanus neonatorum, infeksi lain
kesehatan. Pelayanan kesehatan neonatal dan kelainan kongenital (Wiknjosastro, 2010).
dimulai sebelum bayi dilahirkan, melalui Menurut data Survei Demografi dan
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007
ibu hamil. Pertumbuhan dan perkembangan angka kematian bayi sebesar 34
bayi periode neonatal merupakan periode kematian/1000 kelahiran hidup. Angka
yang paling kritis karena dapat menyebabkan kematian bayi ini sebanyak 47% meninggal
kesakitan dan kematian bayi seperti berat bayi pada masa neonatal, setiap lima menit
lahir rendah, kematian neonatal, kelainan terdapat satu neonatus yang meninggal.
kongenital, dan asfiksia neonatorum. Adapun penyebab kematian bayi baru lahir di
Indonesia, salah satunya asfiksia yaitu sebesar
27% dan untuk provinsi Jawa Timur
mencapai 19 % yang merupakan penyebab
ke-2 kematian bayi baru lahir setelah Bayi Indonesia telah menggeser perdarahan
Berat Lahir Rendah (BBLR) (Depkes RI, sebagai penyebab utama kematian maternal.
2008). Preeklampsia dapat terjadi pada 30%
Asfiksia neonatorum adalah keadaan kehamilan ganda, 30% pada pasien hamil
bayi yang tidak dapat bernafas, sehingga dengan diabetes, dan 20% pasien dengan
dapat menurunkan O2 dan makin hipertensi kronis, walaupun pada dua pertiga
meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat kasus terjadi pada wanita nullipara yang
buruk dalam kehidupan lebih lanjut sebelumnya sehat (Agustriyani dkk, 2011).
(Manuaba, 2010). Asfiksia berarti hipoksia Dari penelitian yang dilakukan oleh
yang progresif, penimbunan CO2 dan Agustriyani dkk tahun 2011 menyebutkan
asidosis. Bila proses ini berlangsung terlalu bahwa kejadian asfiksia lebih banyak terjadi
jauh dapat mengakibatkan kerusakan otak pada ibu yang mengalami PEB (83,33%)
atau kematian. Asfiksia juga dapat dibandingkan dengan yg tidak PEB (16,67%).
mempengaruhi fungsi organ vital lainnya Serta penelitian oleh Sunarto, dkk (2010) di
(Prawirohardjo, 2009). RSU dr. Harjono S. Ponorogo tahun 2009,
Asfiksia neonatorum terjadi ketika bayi yang dilahirkan ibu preeklamsia 82,1%
bayi tidak cukup menerima oksigen mengalami asfiksia. Berdasarkan data diatas
sebelumnya, selama atau setelah kelahiran. menunjukkan bahwa ibu yang mengalami
Faktor yang menyebabkan asfiksia preeklampsia cenderung akan melahirkan
neonatorum antara lain faktor keadaan ibu, bayi yang asfiksia.
faktor keadaan bayi, faktor plasenta dan Data kejadian Asfiksia neonatorum di
faktor persalinan. Faktor keadaan ibu meliputi RSD dr. Soebandi Jember tahun 2012
hipertensi pada kehamilan (preeklampsia dan sebanyak 568 kasus dari 2.462 total
eklampsia) (24%), perdarahan antepartum persalinan. Dari studi pendahuluan didapatkan
(plasenta previa, solusio plasenta) (28%), hasil dari 40 ibu bersalin dengan preeklamsia
anemia dan Kekurangan Energi Kronis (KEK) berat terdapat 25 ibu melahirkan bayi dengan
berkisar kurang dari 10 %, infeksi berat Asfiksia (Data Laporan Rekam Medik RSD
(11%), dan kehamilan 3% postdate dr.soebandi Jember, 2012).
(Prawirohardjo, 2008). Pada umumnya timbulnya
Salah satu penyebab dari asfiksia preeklampsia berat dapat dicegah atau
neonatorum adalah karena ibu mengalami frekuensinya dapat dikurangi. Usaha untuk
preeklampsia berat. Preeklampsia berat menurunkan frekuensi preeklampsia berat
adalah penyakit yang mempuyai dua atau misalnya dengan meningkatkan jumlah balai
lebih gejala seperti tekanan darah sistolik pemeriksaan antenatal dan mengusahakan
160 mmHg, tekanan darah diastolik 110 agar semua wanita hamil memeriksakan diri
mmHg, proteinuria > 5 g dalam 24 jam, sejak hamil muda, tiap pemeriksaan mencari
Oliguaria < 400 ml/24 jam, keluhan serebral, tanda preeklampsia berat dan segera
nyeri epigasrtium, edema paru-paru atau mengobatinya apabila ditemukan
sianosis. Pada kasus preeklampsia dapat (Wiknjosastro, 2005).
menyebabkan perubahan pada plasenta yaitu
menurunnya aliran darah ke plasenta METODE PENELITIAN
mengakibatkan gangguan fungsi plasenta. Hal
ini menyebabkan terjadinya gawat janin, Desain penelitian yang digunakan
asfiksia sampai kematian karena kekurangan dalam penelitian ini adalah survei analitik
oksigenasi (Wiknjosastro, 2007). dengan menggunakan metode studi
Angka kejadian preeklampsia di retrospective dan data yang digunakan
Indonesia berkisar antara 3-10%. Di menggunakan data sekunder bayi asfiksia
Indonesia preeklamsia dan eklampsia tahun 2012.
merupakan penyebab dari 30-40% kematian Populasi dalam penelitian ini adalah
perinatal sementara dibeberapa rumah sakit di semua kasus asfiksia di RSD dr. Soebandi
pada bulan Januari-Desember Tahun 2012 sebanyak 78 orang (33,2%), 20-35 tahun 92
yaitu sebanyak 568 kasus dengan jumlah orang (39,1%) dan usia > 35 tahun sebanyak
sampel sebanyak 235 responden. Dalam 65 orang (27,7%).
penelitian ini teknik sampling menggunakan
teknik random sampling yang diambil secara Tabel 4.2 Distribusi frekuensi karakteristik
undian (lottery technique) sehingga responden berdasarkan paritas
didapatkan sampel sebanyak 235 dari 568 ibu bersalin di RSD dr. Soebandi
kasus asfiksia yang diambil secara acak. Jember Tahun 2012
Variabel independent dalam penelitian ini
adalah ibu riwayat preeklampsia berat dan Paritas Jumlah Persentase (%)
variabel dependen derajat asfiksia bayi baru Primipara 117 49,8%
lahir. Tempat penelitian dilakukan di Ruang Multipara 105 44,7%
Rekam Medik RSD dr. Soebandi Jember pada Grandemultipara 13 5,5%
bulan Juli 2013. Total 235 100%
Instrumen penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini melalui Rekam Medik Berdasarkan tabel di atas
pasien lalu dicatat di lembar checklist. menunjukkan bahwa ibu bersalin berdasarkan
Pengumpulan data riwayat preeklampsia berat paritas yaitu primipara sebanyak 117 orang
menggunakan kode tidak=1, ya=2 dan data (49,8%), multipara sebanyak 105 orang
riwayat asfiksia menggunakan kode (44,7%), grandemultipara sebanyak 13 orang
sedang=1, berat=2. Kemudian hasil dari data (5,5%).
dikumpulkan dan di kelompokkan sesuai
dengan data yang diinginkan ke dalam tabel- Tabel 4.3 Distribusi frekuensi karakteristik
tabel sesuai kriteria yang telah ditentukan responden berdasarkan usia
berdasarkan data yang telah diperoleh. Dalam kehamilan ibu bersalin di RSD
penelitian ini peneliti menggunakan analisis dr. Soebandi Jember Tahun 2012
hubungan (korelasi). Penelitian ini
menggunakan klasifikasi skala pengukuran Usia Jumlah Persentase (%)
nominal ordinal sehingga dalam penelitian ini Kehamilan
digunakan Uji Statistik Chi Square/ chi <37 38 16,1%
kuadrat. Untuk mengetahui analisis keeratan 37-42 156 66,4%
(kekuatan) hubungan antar dua variabel >42 41 17,5%
menggunakan rumus koefisien kontingensi.
Total 235 100%