Disusun Oleh :
TINGKAT II
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Obstetri Ginekologi ini
dengan lancar tanpa halangan suatu apapun. Makalah ini terdiri dari materi kuliah tentang
“Distosia Kelainan Panggul ”. Tugas ini dibuat agar dapat menambah pengetahuan dalam ilmu
bagi penyusun dan mahasiswi lainnya.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusunan bahasanya maupun dari segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang
dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi
saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki tugas ini. Semoga tugas ini
bermanfaat bagi kita semua khususnya para mahasiswi. Akhirnya penyusun mengharapkan
semoga dari tugas ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan
inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................
1.3 Tujuan..................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................
2.1 Pengertian.............................................................................................................................
2.2 Etiologi.................................................................................................................................
2.3Patofisiologi..........................................................................................................................
2.4 Dampak................................................................................................................................
2.5 Penatalaksanaan...................................................................................................................
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................................
4.2 Kesimpulan..........................................................................................................................
4.3 Saran.....................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan normal suatu keadaan fisiologis, normal dapat berlangsung sendiri
tanpa intervensi penolong. Kelancaran persalinan tergantung 3 faktor ”P” utama yaitu
kekuatan ibu (power), keadaan jalan lahir (passage) dan keadaan janin (passanger).
Faktor lainnya adalah psikologi ibu (respon ibu ), penolong saat bersalin, dan posisi ibu
saat persalinan. Dengan adanya keseimbangan atau kesesuaian antara faktor-faktor “P”
tersebut, persalinan normal diharapkan dapat berlangsung. Bila ada gangguan pada satu
atau lebih faktor “P” ini, dapat terjadi kesulitan atau gangguan pada jalannya persalinan.
Kelambatan atau kesulitan persalinan ini disebut distosia. Salah satu penyebab dari
distosia karena adalah kelainan jalan lahir lunak seperti vulva, vagina, serviks dan uterus.
Distosia berpengaruh buruk bagi ibu maupun janin. Pengenalan dini dan penanganan
tepat akan menentukan prognosis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Distosia Kelainan Panggul?
2. Bagaimana etiologi Distosia Kelainan Panggul?
3. Bagaimana tanda gejala Distosia Kelainan Panggul?
4. Bagaimana penatalaksanaan Distosia Kelainan Panggul?
5. Apa dampak Distosia Kelainan Panggul bagi ibu dan janin?
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Distosia adalah kelambatan atau kesulitan dalam jalannya persalinan. Distosia
karena kelainan jalan lahir dapat disebabkan adanya kelainan pada jaringan keras / tulang
panggul, atau kelainan pada jaringan lunak panggul.
Dystocia berasal dari bahasa Latin yaitu tokos yang berarti kelahiran bayi.
Dystocia yaitukeabnormalan atau kesulitan dalam melahirkan. Menurut Sinelair,
Constance (2009), distosia merupakan persalinan yang tidak normalatau pelahiran yang
sulit, disebabkan oleh malposisi kepala janin ( asinklitisme atau ekstensi),dorongan
eksplus yang tidak adekuat, ukuran atau presentasi janin, panggul yang mengalami
kontraksi atau kelainan jalan lahir.
Distosia merupakan indikasi paling umum dilakukannya persalinan seksio
sesarea, yangdiperkirakan terjadi pada sekitar 50% pelahiran dengan pembedahan (Sokol
et al., 1994)Partus lama adalah fase laten lebih dari 8 jam. Persalinan telah berlangsung
12 jam ataulebih, bayi belum lahir. Dilatasi serviks di kanan garis waspada persalinan
aktif (Syaifuddin,2002). Persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primi dan
lebih dari 18 jam pada multi(Manuaba, 2010).
Distosia karena kelainan panggul adalah persalinan yang sulit yang disebabkan
adanya kelainan dari bentuk panggul atau ukuran panggul atau distosia karena kelainan
jalan lahir dapat disebabkan adanya kelainan pada jaringan keras / tulang panggul, atau
kelainan pada jaringan lunak panggul. Dalam keperawatan panggul sempit berarti ada
ketidaksesuaian antara keadaan luas pintu panggul dengan besar bayi (terutama ketidak
sesuaian antara luas pintu panggul dengan bagian kepala bayi).
B. Etiologi
a. Kelainan karena gangguan pertumbuhan
- Panggul sempit seluruh
Semua Ukuran panggul kecil
- Panggul Picak Ukuran
Muka belakang sempit, ukuran melintang biasa
- Panggul sempit Picak
Semua ukuran panggul sempit terutama ukuran muka belakang
- Panggul Corong
Pintu atas panggl biasa, pintu bawah panggul sempit
- Panggul belah Sympisis terbuka
b. Karena penyakit tulang panggul atau sendi sendinya
- Rachitis
Panggul picak , panggul sempit, seluruh bagian panggul picak
- Panggul Osteomalaci
Panggul sempit melintang
- Radang articulation sacroiliaka
Panggul sempit miring
c. Kelainan Panggul disebabkan kelainan tulang belakang
- Kyfose di daerah tulang pinggang menyebabkan panggul corong
- Scoliose di daerah tulang pungung menyebabkan panggul sempit miring
C. Patofisiologi
Menurut Caldwell dan Moloy bentuk panggul di bagi dalam empat jenis pokok. Jenis –
jenis panggul ini dengan cirri – ciri penting nya ialah :
1. Panggul Gynecoiid
- Panggul yang paling ideal.
- Bulat dan merupakan jenis panggul tipikal wanita.
2. Panggul Android
Yaiutu bentuk PAP (Pintu Atas Panggul) seperti segitiga, merupakan jenis
panggul tipikal pria.
3. Panggul Anthropoid
Yaitu bentuk Pap seperti elips, agak lonjong seperti telur
4. Panggul Platypelloid
Yaitu bentuk PAP seperti kacang atau ginjal, picak, menyempit arah muka
belakang (panggul picak).
D. Dampak
a. Pada Kehamilan
- Dapat menimbulkan retrofexio uteri gravidi incarcerata.
- Karena kepala tidak dapat turun, terutama pada primigravida fundus lebih
tinggi daripada biasa dan menimbulkan sesak napas atau gangguan
peredaran darah.
- Kadang-kadang fundus menonjol ke depan hingga perut menggantung.
- Perut yang menggantung pada seorang primigravida merupakan tanda
panggul sempit (abdomen pendulum).
- Kepala tidak turun ke dalam rongga panggul pada bulan terakhir.
- Dapat menimbulkan letak muka, letak sungsang, dan letak lintang.
- Biasanya anak seorang ibu dengan panggul sempit lebih kecil daripada
ukuran bayi (rata-rata).
b. Pada Persalinan
Kesempitan panggul bukan factor satu – satunya yang menentukan apakah
persalinan normal bisa lancer. Semuanya itu tergantung dari dimana kesempitan
itu terjadi. Berikut mekanisme persalinan sesuai dengn tingkat kesempitan :
a) Kesempitan pada pintu atas panggul
Pintu atas panggul dianggap sempit apabila konjugatavera kurang
dari 10 cm atau diameter transversal kurang dari 12 cm.
Seperti kita ketahui bahwa pada pintu atas panggul ditentukan tiga
ukuranpenting yaitu ukuran muka belakang ( konjugata vera = 11 cm ).
Ukuran lintang yaitu jarak kedua linea terminalis ( dimeter transversa =
12,5 cm ). Ukuran oblique ( jarak antara artikulasio sacroiliaca menuju
tuberkulum pubikum yang bertentangan dan tidak bisa diukur ).
Pada proses persalinan karena panggul sempit, kepala tertahan oleh
pintu atas panggul sehingga servik kurang mengalami tekanan kepala. Ini
bisa menimbulkan inersia uteri serta lambannya pedataran dan pembukaan
serviks. Apabila pada panggul sempit pintu atas panggul tidak tertutup
dengan sempurna oleh kepala janin, ketuban bis pecah pada pembukaan
kecil dan bahaya Prolapsus Funikuli. Pada panggul picak turunnya
belakang kepala bisa tertahan sehingga bisa terjadi defleksi kepala. Ini
merupakan penyebab presentasi kepala. Moulase kepala yang berlebihan
akan menimbulkan cedera intra cranial.
b) Kesempitan panggul tengah
Dengan sacrum melengkung sempurna, dinding – dinding panggul
tidak berkonvergensi, foramen iskiadikum mayor cukup luas, dan spina
iskhiadika tidak menonjol kedalam, dapat diharapkan bahwa panggul
tengah tidak akan menyebabkan rintangan bagi lewatnya kepala janin.
Ukuran terpenting yang hanya dapat ditetapkan secara pasti dengan
pelvimetri rontgenologik ialah distantia interspinarum, Apabila kurang
dari 9,5 cm kemungkinan sukar. Pada panggul tengah yang sempit, sering
ditemukan posisi oksipitalis posterior atau presentasi kepala dalam posisi
lintang tetap.
c) Kesempitan pintu bawah panggul
Kesempitan pintu bawah panggul biasanya diartikan sebagai
keadaan dimana distantia tuberum 8 cm atau lebih kecil. Agar bayi dapat
lahir diperlukan ruangan yang lebih besar pada bagian belakang pintu
bawah panggul. Dengan diameter sagitalis posterior cukup panjang
persalinan pervaginam bisa terjadi dengan pembukaan. Bila ukuran kurang
dari 15 cm bisa timbul kemacetan bila bayi normal.
d) Kesempitan panggul umum
Karena kesempitan panggul melibatkan semua bagian dari rongga
panggul, persalinan tidak cepat selesai setelah kepala janin melewati pintu
atas panggul. Pemanjangan persalinan ini bukan hanya terjadi karena
tekanan oleh panggul tapi karena banyak kedaan yang abnormal dari
panggul.
c. Pada ibu
- Partus lama disertai dengan pecahnya ketuban pada pembukaan kecil
dapat menimbulkn dehidrasi serta asidosis.
- Dengan his kuat, sedang kemajuan janin tertahan, timbul regangan segmen
bawah rahim dan lingkaran Bandl bisa timbul rupture uteri.
- Dengan persalinan tidak maju karena CPD, jalan lahir pada suatu tempat
mengalami tekanan lama. Timbul gangguan sirkulasi sampai terjadi
iskemia dan kemudian nekrosis. Setelah pest parum timbul; fistula
vesikoservikalis atau fistula vesikovaginalis dan fistula rektovaginalis.
d. Pada janin
- Partus lama bisa menimbulkan kematian pevinatal
- Prolalpsu Funikulli
Prolalpsu funikulli adalah keadaan di mana tali pusat berada di samping
atau melewati bagian terendah janin di dalam jalan lahir setelah ketuban
pecah.
- Moulage yang berlebihan bisa terjadi sobekan pada tentorium merebeili
dan perdarahan intracranial.
- Tekanan oleh promontorium/simfisis pada panggul picak menyebabkan
permukaan pada jaringan di atas tulang kepala janin sampai fraktur os
parietalis.
E. Penatalaksanaan
1. Seksio sesarea
Seksio sesarea dapat dilakukan secar elektif atau primer, yakni sebelum
persalinan mulai atau pada awal persalinan, dan secara sekunder, yakni sesudah
persalinan berlangsung selama beberapa waktu.
Seksio sesarea elektif direncanakan lebih dahulu dan dilakukan pada
kehamilan cukup bulan karena kesempitan panggul yang cukup berat, atau karena
terdpat disproporsi sefalopelvik yang nyata. Selain itu seksio tersebut
diselenggarakan pada kesempitan ringan apabila ada factor-faktor lain yang
merupakan komplikasi, seperti primigrvida tua, kelainan letak janin yang tidak
dapat diperbaiki, kehamilan pada wanita yang mengalami masa infertilitas yang
lama, penyakit jantung dan lain-lain. Seksio sesarea sekundar dilakukan karena
persalinan percobaan dianggap gagal, atau karena timbul indikasi untuk
menyelesaikan persalinan selekas mungkin, sedang syarat-syarat untuk persalinan
per vaginam tidak atau belum dipenuhi.
2. Persalinan percobaan
Setelah pada panggul sempit berdasarkan pemeriksaan yang teliti pada
hamil tua diadakan penilaian tentang bentuk serta ukuran-ukuran panggul dalam
semua bidang dan hubungan antara kepala janin dan panggul, dan setelah dicapai
kesimpulan bahwa ada harapan bahwa persalinan dapat berlangsung per vaginam
dengan selamat, dapat diambil keputusan untuk menyelenggarakan persalinan
percobaan. Dengan demikian persalinan ini merupakan suatu test terhadap
kekuatan his dan daya akomodasi, termasuk moulage kepala janin; kedua fakto ini
tidak dapat diketahui sebelum persalinan berlangsung selama beberapa waktu.
Pemilihan kasus-kasus untuk persalinan percobaan harus dilakukan
dengan cermat. Di atas sudah dibahas indikasi-indikasi untuk seksio sesarea
elektif; keadaan-keadaan ini dengan sendirinya merupakan kontra indikasi untuk
persalinan percobaan. Selain itu, janin harus berada dalam presentasi kepala dan
tuanya kehamilan tidak lebih dari 42 minggu. Karena kepala janin bertambah
besar serta lebih sukar mengadakan moulage, dan berhubung dengan
kemungkinan adanya disfungsi plasenta, janin mungkin kurang mampu mengatasi
kesukaran yang dapat timbul pada persalina percobaan. Perlu disadari pula bahwa
kesempitan panggul dalam satu bidang, seperti pada panggul picak, lebih
menguntungkan daripada kesempitan dalam beberapa bidang.
3. Simfisiotemi
4. Kraniotomi
Pada persalinan yang dibiarkan berlarut –larut dan dengan janin dudah
meninggal, sebaiknya persalinan diselesaikan dengan kraniotomi dan kranioklasi.
Tetapi apabila panggulnya sempit harus dilakukan seksio sesaria.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Ny. A umur 28 tahun G1P0A0 hamil 40 minggu + 1 hari, inpartu kala I, fase aktif, dengan partus
lama, dan kesempitan PAP(CPD), KU:baik ,TD :120/80 mmHg ,RR : 20x/menit Nadi: 85x /
menit, Suhu : 37,5 ºC, BB : 52 kg, TB : 150 cm
2. Anamnesa
a. Keluhan utama : Ibu merasa kenceng-kenceng dan ibu mengeluh sesak, sulit bernafas &
terasa penuh di ulu hati
b. Alasan datang : Ibu mengatakan hamil 40 mgg kehamilan pertama, ibu mengatakan ingin
memeriksakanya dan ingin mengetahui apakah sudah masuk masa persalinan
c. Riwayat perkawinan :
Kawin 1 kali kawin pertama usia 25 tahun dengan suami sudah 3 tahun
d. Riwayat Menstruasi
Menarche umur :16 tahun
Siklus :28 hari
Lama :7 hari
Konsistensi : encer
Bau :amis darah
Flour albus :tidak ada
HPHT : 2 juli 2012
HPL : 9 april 2013
e. Riwayat Obstetri : G1 P0 A0 AH0
Hamil Persalinan Nifas
ke Th lahir Umur Jenis Penolong Jenis BB lahir
kehamilan persalinan kelamin
1.
f. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan KB jenis apapun
h. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat penyakit menular/menurun : -
2. Riwayat melahirkan kembar : -
3. Riwayat melahirkan cacat : -
Data obyektif
a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum : baik
2) Kesadaran : compos mentis
3) Tanda-tanda vital
· TD : 120/80 mmHg
· RR : 20x/menit
· Nadi : 85x / menit
· Suhu : 37,5 ºC
· BB : 52 kg
· TB : 150 cm
b. Pemeriksaan fisik
1) Rambut : bersih berwarna hitam
2) Muka : tidak terdapat cloasma gravidarum
3) Mata : simetris kanan kiri, sklera tidak ikterik, konjungtiva agak pucat
4) Hidung : bersih, berfungsi dengan baik, tidak ada polip
5) Mulut : bersih, gigi tidak terdapat caries dan tidak ada stomatitis
6) Telinga : bersih, fungsi pendengaran baik, tidak ada sekret
7) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, limfe dan vena jugularis
8) Dada : simetris, pergerakan nafas teratur
9) Mamae : simetris kanan kiri, tidak ada benjolan yang abnormal, puting susu
menonjol, hyperpigmentasi, pada aerola mamae, kolostrum keluar
10) Perut : tidak ada bekas operasi
11) Punggung : baik
12) Ekstremitas : atas : pergerakan baik, simetris kanan kiri, tidak ada oedema, letih
dan jari-jari lengkap dan bawah : pergerakan baik, kram, pegal-pegal, simetris kanan
kiri, tidak ada oedema dan jari-jari lengkap
c. Pemeriksaan Kebidanan
Pemeriksaan pada tanggal 24 November 2011, pukul 10.00 WIB
1) Inspeksi
· Pada genetalia perineum elastis, tidak haemoroid, masih tebal, masih tebal,
belum menonjol.
· Vagina tidak ada varises, tidak ada oedema
· Terlihat kontur seperti kepala menonjol diatas simfisis.
2) Palpasi
· Leopold I : TFU 1 jari bawah px, teraba teraba bulat, luak, tidak melenting (bokong)
· Leopold II : Bagian kanan teraba bagian-bagian kecil janin(ekstremitas)
Bagian kiri teraba tahanan kuat, keras, seperti papan (punggung)
· Leopold III : teraba bulat keras,melenting, (kepala), masih dapat digoyangkan.
· Leopold IV : tidak dilakukan karena bagian terendah belum masuk PAP
MC. Donald : TFU : 35 cm
TBJ : 3565 gram
4) Pemeriksaan panggul:
Pemeriksaan panggul luar
Distasia cristarum : 26,5 cm
Distasia spinarum : 24 cm
Boudelogue : 17 cm
Lingkar panggul : 77,5 cm
Pemeriksaan dalam (VT)
Promotorium teraba
Ukuran CD : 11 cm
Ukuran CV : 11 – 1,5 = 9,5 cm
5) Pemeriksaan dalam :
· Indikasi : keluar lendir darah
· Hasil : vulva/anus terbuka, dinding vagina licin, uretra tenang, portio menonjol,
perinium tipis, presentasi kepala, pembukaan 4 cm, belum ada penurunan kepala, uuk di
jam 12 molase (2), selaput ketuban utuh, ada STLD
6) Pemeriksaan penunjang:
Darah : Gol darah : AB
HB :11,5 gr %
Urine : Protein : -
Gula : -
INTERPRESTASI DATA DASAR
Diagnosa :
Ny. A umur 25 tahun G1P0A0 hamil 40 minggu + 1 hari,tunggal, intauteri, hidup, preskeb,
inpartu kala I, fase aktif, dengan kesempitan PAP
Masalah :
Ibu mengeluh sesak, sulit bernafas dan terasa penuh di ulu hati, usia kehamilannya cukup
bulan, ukuran CD : 11 cm, pembukaan lambat tidak ada penurunan kepala
Kebutuhan :
1. Menganjurkan ibu relaksasi
2. Menganjurkan ibu tidak stres
3. Menganjurkan ibu untuk miring kiri
4. Memberikan infus
5. Observasi
DIAGNOSA POTENSIAL
1. Potensial terjadinya kematian janin
2. Partus lama
3. Perdarahan intrakranial
IDENTIFIKASI/TINDAKAN SEGERA
Kolaborasi dengan dokter ahli kebidanan untuk dilakukan partus percobaan atau SC
PERENCANAAN
1. Menjelaskan pada ibu tentang keadaannya saat ini
2. Meyiapkan perlengkapan (partus set, hecting set, resusitasi set,dan obat-obatan esnsial)
3. Memasang infus
4. Mengajarkan teknik relaksasi
5. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum serta mengosongkan kandung kemih selama 2
jam sekali
6. Mendampingi ibu untuk berikan dukungan fisik dan mental
7. Mempersiapan untuk melakukan partus percobaan
8. Melaakukan observasi
PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan kepada ibu tentang keadaannya saat ini
a. Ibu memasuki inpartu dengan kehamilan cukup bulan tetapi pembukaan serviks
belum lengkap dan belum ada penurunan kepala.
2. Menyiapkan ibu dan alat-alat
a. Menempatkan ibu di ruangan yang nyaman
b. Baringkan ibu pada posisi miring kiri
3. Pasang infus
4. Mengajarkan teknik relaksasi dengan mensrik nafas panjang dan mengeluarkanya
melalui mulut
5. Menganjurkan ibu untuk makan dan minm disela kontraksi dan mengosongkan
kandung kemihnya
6. Memberikan suport fisik dengan memijat punggung ibu dan menghusap kulit ibu dan
suport mental dengan memberi ibu motivasi
7. Melakukan partus percobaan dengan didampingi dokter
8. Melakukan observasi dengan mencatat semua pengamatan pada partograf tiap 4 jam untuk
pembukaan, keadaan selaput ketuban dan penurunan kepala, tiap 30 menit untuk frekuensi
dan lamanya kontraksi, Denyut jantung janin, dengar DJJ tiap 30 menit dan selalu
langsung setelah kontraksi, dan nadi ibu, juga pantau suhu serta keterangan lain
EVALUASI
BAB IV
PENUTUP
A. Daftar Pertanyaan
1. Apakah jika bayi terdampak prolapsus funikilli bisa disembuhkan dan bagaimana
cara penanganannya? (Octaviana Giacesita N.A)
Jawab : Bisa, dengan posisi bokong diganjal setinggi – tingginya sehingga posisi
bokong lebih tinggi daripada posisi perut. Dengan posisi itu diharapkan tali pusat
bisa masuk kembali.
B. Kesimpulan
Persalinan tidak selalu berjalan lancar, terkadang ada kelambatan dan kesulitan
yang dinamakan distosia. Salah satu penyebab distosia itu adalah kelainan pada jalan
lahir. Kelainan jalan lahir dapat terjadi di vulva, vagina, serviks dan uterus. Peran bidan
dalam mengangani kasus ini adalah dengan kolaborasi dan rujukan ke tempat pelayanan
kesehatan yang memilki fasilitas yang lengkap.
C. Saran
Peran perawat dalam menangani kelainan jalan lahir hendaknya dapat dideteksi
secara dini melalui ANC yang berkualitas sehingga tidak ada keterlambatan dalam
merujuk. Dengan adanya ketepatan penanganan perawat yang segera dan sesuai dengan
kewenangan Perawat, diharapkan akan menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
DAFTAR PUSTAKA
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/download/8145/7705
https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2017/03/MODUL-3-DISTOSIA.pdf
http://lp3m.thamrin.ac.id/upload/jurnal/JURNAL-1519702237.pdf
http://eprints.undip.ac.id/15334/1/TESIS__YULI_KUSUMAWATI.pdf
https://aisyah.journalpress.id/index.php/jika/article/download/WSY/5